MINGGU, 11 JULI JULI 2012 MINGGU 2012
HALAMAN 228 Halaman
Banjarmasin Post
Battle of Europe
Del Bosque Bidik Sejarah SATU langkah lagi, Spanyol akan menorehkan sejarah di persepakbolaan Eropa dan dunia. Jika La Furia Roja menang atas Italia pada final Euro 2012, juara bertahan akan mempertahankan trofi untuk pertama kalinya dalam sejarah. Tak hanya itu, Spanyol akan menyempurnakannya dengan menyandingkannya bersama tropi Piala Dunia yang diraihnya pada 2008 lalu. Itulah yang menjadi mimpi Pelatih Spanyol, Vicente del Bosque, di Piala Eropa 2012 Poalndia-Ukraina. Tiket final memberikan angin segar kepadanya untuk melanjutkan mimpi menorehkan sejarah. Pelatih bernama lengkap Vicente del Bosque González sebelumnya telah mencatat sejarah besar untuk bangsa Spanyol. Pada 11 Juli 2010, Del Bosque menjadi pelatih pertama yang mengantarkan tim Matador sebagai juara dunia setelah di partai final Piala Dunia mengalahkan Belanda dengan skor 1-0 lewat gol Andres Iniesta. Sebagian besar karier kepelatihan mantan pesepakbola ini dihabiskan di Real Madrid. Pelatih berusia 61 tahun ini ditahbiskan sebagai pelatih paling sukses dalam sejarah klub ibukota Spanyol tersebut. Penyerang Palsu Bersama Tim Matador, Del Bosque sukses menyatukan dua kekuatan klub terbesar di Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Ia pun menyatukan gaya permainan tiki-taka ala Barca dengan tipikal Madrid yang strong. Yang mengejutkan, selama perhelatan Euro 2012, Del Bosque tak tertarik memainkan penyerang murni di lini depan. Ia menurunkan strategi 4-3-3 tanpa striker sehingga bisa disebut sebagai 4-6-0. Meski mendapat banyak kritikan dan kecamanan, Del Bosque bergeming. Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah yang paling tepat bagi tim. Baginya, kemampuan para gelandang serang Spanyol tak kalah dengan penyerang yang dibawanya ke PolandiaUkraina, yakni Fernando Torres, Alvaro Negredo, dan Fernando Llorente. Menurutnya, dengan memainkan penyerang palsu, permainan Spanyol akan sempurna. Jika ia menurunkan
0107/B08
Ubah Filosofi Cattenaccio
penyerang asli, Torres, lini depan tidak akan mampu mempertahankan bola lebih lama seperti keinginannya. Dengan begitu, tiki-taka tak berjalan sempurna. Kekuatan Spanyol memang pada penguasaan bola yang dominan. Dengan memainkan enam gelandang, Del Bosque menilai strateginya itu akan berjalan dengan baik. Mengenai gol, keenam gelandang tak perlu lagi diragukan kemampuannya. Ia mengakui performa timnya belum maksimal. Namun Del Bosque meyakini timnya layak tampil di final. “Spanyol boleh saja dinilai tidak spektakuler, tapi jangan lupa kami bisa mendominasi semua pertandingan yang dilalui,” paparnya. (Tribunnews/wid)
CESARE Prandelli membuktikan ucapannya akan membuat Italia menjadi tim yang sama sekali berbeda dari label strategi negatif, catenaccio. Perjalanan Azzurri hingga final membuktikan bahwa juara dunia 2006 itu telah mengadopsi sepakbola modern. Sejak laga perdana melawan Spanyol di penyisihan grup C, anak asuh Prandelli telah memperlihatkan permainan cantik. Keberhasilan menahan imbang juara bertahan 1-1 menjadi indikasi kekuatan dan kebangkitan Italia setelah kegagalan mereka di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 lalu. Mengesampingkan permasalahan nonteknik, perjuangan Italia hingga mencapai final Euro 2012 patut diacungi
Biofile z Nama: Vicente del Bosque
Prestasi
z TTL: Spanyol 23 Desember 1950
Real Madrid
z Posisi: Pelatih Spanyol
z La Liga (2): 2000-01, 2002-03
Biofile z Nama: Cesare Claudio Prandelli z TTL: Orzinuovi, Italia, 19 Agustus 1957 (54) Karier Pelatih: z 1990-1997
Atalanta
z Piala Super Spanyol (1): 2001
z 1997-1998
Lecce
z Liga Champions (2): 19992000, 2001-02
z 1998-2000
Verona
z 2000-2001
Venezia
z Piala Super Eropa (1): 2002
z 2002-2004
Parma
z 1999-2003 Real Madrid
z Piala Interkontinental (1): 2002
z 2004
Roma
z 2004-2005 Besiktas
Timnas Spanyol
z 2005-2010
Fiorentina
z 2008- Spanyol
z Piala Dunia (1): 2010
z 2010-
Italia
z Kewarganegaan: Spanyol Karier Pelatih: z 1987-1990 Real Madrid B z 1994 Real Madrid z 1996 Real Madrid
jempol. Dengan materi pemain yang sebenarnya tidak terlalu istimewa, Prandelli berhasil mengubah Italia menjadi tim yang sulit dikalahkan lawan lewat permainan istimewa. Semua lini dalam tim mencoba bermain seefektif mungkin. Yang pasti, Italia tidak menerapkan strategi bertahan alias cattenaccio yang selama ini menjadi trade mark. Prandelli membuat permainan Italia lebih menyerang. Ia justru menjadi sebagian kecil dari pelatih di Euro 2012 yang tetap mengusung pola dengan dua striker, plus seorang centrocampista -gelandang yang bermain di belakang penyerang. Strategi ofensif Prandelli berjalan sempurna dengan diimbangi lini tengah yang kuat dengan menempatkan dua gelandang pekerja keras yang biasa diperankan Claudio Marchisio, Daniele de Rossi, atau Thiago Motta, plus seorang dirijen lapangan pada sosok Andrea Pirlo. Kekuatan Italia makin kuat dengan pertahanan alami yang sangat kokoh. Italia memang terlahir dengan karakter bertahan yang mumpuni. Yang menjadi kekuatan strategi Prandelli adalah permainan efektif tim dari lini ke lini. Andrea Pirlo sebagai nyawa tim akan selalu menjadi inspirator Italia, tak hanya saat mengawali serangan, tapi juga saat mendapat tekanan lawan. Strategi Prandelli akan diuji kembali Vicente Del Bosque, yang pada laga pertama tampil tanpa penyerang saat melawan Italia. Mencapai final adalah pencapaian yang luar biasa bagi Prandelli, yang menangi Italia sejak 2010 menggantikan Marcello Lippi usai Gli Azzurri babak belur di Piala Dunia 2010. Kini mantan pelatih Fiorentina ini berharap bisa melanjutkan kinerja positif dengan meraih trofi Euro 2012. Ini akan menjadi pencapaian fantastis bagi Prandelli yang baru kali pertama menanangi tim nasional. Pelatih berusia 54 tahun ini pun meminta tim untuk menunjukkan semangat bermain yang pantang menyerah. Italia tak punya pilihan lain, kecuali mengalahkan Spanyol untuk merebut trofi dari juara bertahan.(Tribunnews.com/wid)