Banjarmasin Post edisi cetak Minggu, 17 Juni 2012

Page 28

Banjarmasin Post

Women

MINGGU

17JUNI 2012/ 27 RAJAB 1433 H

www.banjarmasinpost.co.id

PEREMPUAN berbisnis makanan, itu biasa. Lumrah. Namun kalau roti dan cake yang notabene khas Eropa, apalagi orang Banjar, pastinya sangat jarang yang menggeluti. Padahal, roti (bakery) sudah menjadi makanan pilihan masyarakat. Bahkan, sebagian orang memilih sarapan dengan roti daripada nasi. Roti tak lagi sekadar pengganjal perut, juga bagian gaya hidup masyarakat. Nah, itulah yang membuat Hj Laitina, awalnya cobacoba berbisnis roti. Pemilik Arsila Bakery di Jalan S

Parman, Banjarmasin, ini mengaku, perlahan tapi pasti bisnisnya berkembang cukup pesat. “Belajar bisnis ini sih otodidak, mulai 2003. Meski saya ada keahlian, tapi bukan roti, cenderungnya ke cake karena berkembang terus seperti menghias dan lainnya,” aku Laitina, mengenang.

Namun lama-lama, lanjut ibu muda berputra dua ini, dia pun menjadi enjoy dan sangat menikmati pekerjaannya. Terlebih, pada dasarnya dia juga suka membuat kue. Perkembangan Arsila Bakery pun tak main-main. Hingga saat ini tercatat telah ada sembilan cabang di berbagai daerah, termasuk di Kualakapuas, Amuntai, Banjarbaru, Tanahbumbu, hingga Bekasi. “Rata-rata dikelola oleh kerabat. Memang belun ada francise (waralaba),” beber istri dari H Ibnu Muchlis. Tak ditampiknya, perkembangan bisnisnya cukup pesat dan hal itu tidak terlepas karena faktor lucky atau keberuntungan juga. “Produk kita juga sama seperti orang, bentuknya juga. Namun, terus terang selain faktor lucky, juga produk yang selalu fresh untuk dikonsumsi,” paparnya. Meski belum membikin francise, dia pun berencana membuat usahanya lebih besar. Pemikiran tersebut bukan karena dia khawatir mulai marak ma-

Harga Terjangkau MENJAMURNYA toko roti, terutama di Banjarmasin, tak terlepas dari mulai senangnya masyarakat mengkonsumsi roti. Namun kehadiran gerai dan toko roti francise dari luar pulau, tak membuat roti lokal tersingkir. Bahkan di antaranya ada juga yang sudah membuka cabang ke luar daerah, macam Arsila Bakery dan Shireen Bakery. Toko roti lokal pun punya kiat dan strategi dalam membuat dan memasarkan produknya. Hj Nurdiah atau yang kerap disapa Hj Diah Aceng, mengakui mereka tak menganggap ada persaingan dengan toko roti yang telah punya nama. Sebab, Shireen Baker miliknya, memiliki pangsa pasar sendiri dan juga variasi produk seperti roti yang berbentuk tokoh animasi atau kartun. Di antaranya Shaun The Sheep, kura-kura dan lainnya. Bentuknya yang unik, membuat anakanak suka dan mereka antusias menikmatinya. “Tentunya dengan bahanbahan roti berkualitas, harga kita juga terjangkau,” kata Diah Aceng. Demikian pula diungkapkan Noorlaily, pemilik Lily Cake Shop, untuk menarik minat pembeli dia membuat produk kue yang khas. Macam kue ulang tahun DOK bentuk beraneka Noorlaily di antaranya bentuk mobil-mobilan, sepatu, tas, robot dan lainnya. Harganya bervariasi sesuai bentuk, dari Rp 100 ribu hingga jutaan rupiah. “Kita membuat produk yang khas atau spesifik, sehingga kita tidak terlalu khawatir persaingan. Kita punya klien tersendiri,” ujarnya. (dwi)

BANJARMASIN POST GROUP/AYA SUGIANTO

suknya francise roti-roti luar. Apalagi mereka juga sudah punya pelanggan sendiri, dan tentu citarasa produknya juga khas dan berbeda. Senada, Hj Nurdiah yang di-

Produk kita juga sama seperti orang. Namun terus terang, selain faktor keberuntungan juga produk yang selalu fresh

28

Smart

HJ LAITINA Pemilik Arsila Bakery

kenal dengan nama Hj Diah Aceng mengaku ketertarikannya berusaha di bidang bakery karena senang dengan kuliner. “Saya senang memasak juga membuat kue, itulah yang biasa saya lakukan ditengah kesibukan,” kata Hj Diah Aceng, pemilik Shireen Bakery di Jalan Sutoyo S Banjarmasin. Kemudian, urainya, dia juga melihat pola makan masyarakat yang ingin tidak ribet soal makanan misal makan pagi dengan roti. Hal itu membuatnya makin tertarik dan serius menggeluti bisnis ini. Pada 2010, dia pun membuka Shireen Bakery dicsamping rumahnya. Meski cukup ahli

membuat kue, Diah Aceng tetap membeli resep kue untuk jualannya. Dua tahun sudah berjalan bisnisnya, perkembangannya pun menggembirakan. Sekarang sudah dua toko dia miliki, di Jalan Sutoyo dan di Banjarbaru. Dalam waktu dekat, dia pun berencana membuka toko di Jalan A Yani kilometer 3,5 Banjarmasin. Diakuinya bisnis kue pun saat ini cukup menjanjikan. “Sekarang ini masyarakat ingin simple, seperti makan pagi dengan roti,” ujarnya sembari tersenyum. Dia pun tak khawatir dengan menjamurnya atau adanya cabang-cabang toko roti yang telah punya nama di seluruh Indonesia hadir di Kalsel. Menjadi senjata andalannya, karena rasa masing-masing berbeda. “Selain rasa roti dan cake yang dijual, kebersihan sangat dijaga. Kebersihan yang utama bagi kita,” beber Diah Aceng. Noorlaily, pemilik Lily Cake Shop juga mengakui awal dia berbisnis kue karena senang lalu mulai coba-coba. Saat dia bekerja di Dinas Pendidikan di Kota Banjarbaru pada 2008, temannya sedikit memaksanya untuk membikinkan kue ulang tahun. Dari situlah dia termotivasi lebih mengembangkan hobinya tersebut. Dia pun semakin kerap mencoba-coba membikin kue. Dilakukannya secara otodidak, yakni melalui buku-buku dan menonton video compact disc (VCD). Dan akhirnya, sejak beberapa tahun terakhir dia sudah terjun berbisnis kue dengan membuka toko di Pertokoan Stadion Lambung Mangkurat Jalan A Yani kilometer 5 no 7 A Banjarmasin. “Meski awalnya belepotan, tapi akhirnya jadi juga. Nah dari sana seperti ada kepuasan tersendiri,” pungkas Noorlaily. (dwi)

BANJARMASIN POST GROUP/AYA SUGIANTO


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.