18 Etalase
Banjarmasin Post
SENIN 7 MEI 2012
Kami Biasa Bertemu Babi Hutan Sambungan hal 1
Hasil MotoGP Portugal ● Casey Stoner (Australia) ● Jorge Lorenzo (Spanyol) ● Dani Pedrosa (Spanyol) ● Andrea Dovizioso (Itali) ● Cal Crutchlow (Inggris) ● Alvaro Bautista (Spanyol) ● Valentino Rossi (Itali) ● Ben Spies (AS) ● Stefan Bradl (Jerman) ● Hector Barbera (Spanyol)
Honda 45.37.513 Yamaha 45.38.934 Honda 45.41.134 Yamaha 45.51.359 Yamaha 45.54.203 Honda 45.59.397 Ducati 46.04.310 Yamaha 46.10.775 Honda 46.13.380 Ducati 46.30.876 AP PHOTO/FRANCISCO SECO
MENANG - Pembalap Casey Stoner (bertopi) usai memenangi balapan MotoGP di Sirkuit Estoril, Portugal, Minggu (6/5).
Penjara Menunggu Mayweather Sambungan hal 1
Aksi tukar pukulan terus berlangsung hingga ronde kelima,. Namun Cotto lebih banyak menyarangkan pukulan daripada Mayweather, yang terus berlindung di balik kedua lengannya. Satu pukulan telak Cotto berhasil mendarat di pipi kanan Mayweather, sebelum dilanjutkan dengan pukulan beruntun ke arah badan. Pada ronde kesembilan, Mayweather gantian memegang kendali serangan. namun, dia kecolongan sehing-
ga terkena pukulan yang membuat sedikit darah menetes dari hidungnya. Duel terus berlanjut hingga ronde kesebelas. Junito (julukan Cotto) berhasil berhasil mendaratkan pukulan ke wajah Mayweather yang sudah berusia 35 tahun itu. Namun Pretty Boy Money (julukan Mayweather) membalasnya dengan pukulan beruntun ke kepala Cotto yang berusia empat tahun lebih muda. Mayweather berusaha memanfaatkan ronde pamungkas dengan sebaik mungkin. Pukulan bertubi-tubi dilan-
carkan ke kepala Cotto. Combo jab dan uppercut-nya beberapa kali menembus pertahanan bahkan membuat sang juara bertahan goyah. Cotto agak kewalahan di ronde pamungkas ini, meski berhasil menyarangkan sejumlah pukulan. Darah mengucur dari hidung Cotto di akhir ronde ke-12. Mayweather akhirnya dinobatkan sebagai juara dunia baru setelah ketiga juri kompak memutuskan dia menang angka 117-111, 117111 dan 118-110. (tribunnews/kps/inh)
Paris Selintas Sambungan hal 1
Sepagi itu, jalan menuju Kota Paris sudah macet. Aku bosan, dan mencoba lagi bicara dengan sopir. “I am from Indonesia. Where are you from?” tanyaku. “Algeria,” jawabnya. “O, yes. Tatakalam `Arabiyyah? (Anda berbahasa Arab?). Dia langsung menjawab, “na’am” (ya). Meski Bahasa Arabnya campur aduk dengan Bahasa Berber, percakapan kami akhirnya berjalan lancar. Namanya Rachid. Ia merantau ke Paris sudah 5 tahun, beristeri dan punya satu anak. Orang-orang Magribi (Aljazair, Maroko dan Tunisia), mantan koloni Perancis, banyak yang menjadi imigran Muslim di sini. Selebihnya berasal dari wilayah Sub-sahara Afrika, Turki, Timur Tengah dan Asia. Jumlah Muslim Perancis diperkirakan 5-6 juta jiwa. Islam adalah agama kedua terbesar setelah Katolik di Perancis. “Benarkah sekarang Perancis terkena krisis ekonomi?” tanyaku. “Betul. Mencari kerja makin sulit. Mungkin ini akibat krisis Eropa secara umum. Kini orang-orang Eropa Timur banyak yang datang ke sini mencari kerja,” katanya.
“Berapa harga minyak kendaraan per liter di sini?” “Mahal sekali, 1 Euro 20 sen,” katanya. “Kalau di negeri kami, masih Rp 4.500, sekitar 38 sen Euro saja,”kataku bangga. Setelah satu jam berlalu, aku akhirnya tiba di tujuan. Profesor Andree telah menungguku. Aku diantar ke sebuah apartemen, tempat menginap. Ia lalu minta diri, dan memintaku menemuinya usai seminar di kampus EFO. Ia memberi petunjuk jalur kereta bawah tanah, yang cukup rumit. “Hati-hati dengan dompetmu. Ini kota besar. Banyak copet, dan orang Indonesia sering kecopetan,” katanya. Esok harinya, aku ditemani Ayang Utriza, mahasiswa Indonesia program doktor bidang filologi. Ayang adalah alumni UIN Jakarta, sempat studi di Al-Azhar, lalu ke Perancis. Bahasa Perancisnya nyaris sempurna. Ayang membantuku membeli kartu telepon dan tiket transportasi kota. Kami makan di restoran mahasiswa yang murah, dan salat Jumat di sebuah gedung apartemen, tak jauh dari EHESS, lembaga yang mengundangku. Jemaahnya mayoritas Muslim kulit hitam asal Afrika.
Usai salat, kami berjalan menuju perpustakaan nasional yang diberi nama Francois Mitterand, perdana menteri yang menggagas gedung megah itu. Bentuknya seperti siku-siku di empat sudut, dengan tinggi 79 meter, terdiri atas 20 lantai (belum termasuk yang di bawah tanah). Perpustakaan ini dibangun 1995, dan mulai operasi 1996, lalu 1998. Koleksinya mencapai 30 juta item, dan 14 juta di antaranya adalah buku, majalah dan dokumen. Tersedia 3314 tempat duduk untuk pengunjung. “Pernah, jam 8 pagi, saat salju turun, saya ke sini. Ternyata banyak sekali orang yang sudah antre mau masuk. Ketika itu, tak terasa airmata saya mengalir. Begitu besar cinta dan penghargaan orang Perancis pada ilmu. Di negeri kita, yang cuacanya enak, hampir tak pernah banyak orang yang antre ke perpustakaan. Perpustakaan sering sepi,” keluh Ayang. Rupanya, dalam hal macet, krisis ekonomi dan copet, kita agak mirip dengan Perancis, sementara harga minyak di kita jauh lebih murah. Tapi dalam hal etos keilmuan, kita tertinggal. Padahal, perintah Tuhan yang paling awal kepada umat Islam adalah membaca (Iqra’), bukan? (*)
Kada Cincin Sambarang Cincin Sambungan hal 1
cincin. Pasti haja Palui selaku katua RT diundang. “Ui...abahnya, napa nang kita sumbangkan gasan acara pambakal itu?” ujar bini Palui kabingungan. “Ada rencanaku, umanyaai. Kita ma-ulah kajutan,” jawab Palui sambil lihum-lihum. “Kajutan napa?” takun nang bini pulang. “Sini dangarkan!” ujar Palui mambisiki bininya. Cukup lawas bisikan itu, akhirnya bini Palui takarinyum sambil baunggut-unggut. Palui laki bini lalu tulak kapasar pawadaian. Wayah buliknya, inya mambawa kutak kardus wan kantung-kantung plastik habang hijau. Isuknya, Palui wan bininya naik bica ka rumah pambakal membawa kardus itu. Kada
lawas rumbungan pangantar patalian bajurut datangan kaya mengantar pangantin. Palui Katua RT laki bini mendampingi pembakal jua laki bini. Para undangan sudah siap dudukan bakuliling. Imbah kata pambukaan wan tarima kasih tuan rumah acara dimulai. “Kami ma-atar ini patalian. Saraba sadikit, haraga murah, Randah gunung, tinggi harapan, Mudahan ditarima sebagai hikmah”. Lalu Pihak tuan rumah menyahut: “Burung takukur bagus bunyinya. Basahutan tinjau di tangah padang, Kami kada ma-ukur amas intannya, Nang panting, ruhui tuntung pandang”. Samuaan hadirin badarau kasukaan. Hadang dulu, hadang dulu, ulun minta maap, ulun handak
umpat jua bapantun, ujarnya Palui manyala. “Manisnya utas dijari manis, Himungnya kami didalam hati, Biar tatawa atau manangis, janji badua sahidup samati,” Rami hadirin ba-ampik kasukaan, tapi si Palui masih gatal ilat, lalu menyambung lagi pantunnya: “Hari ini ulun mambawa sumbangan, Sumbangan murah kada ba-arti, bukan cincin harga juataan, Tapi, hanya cincin wadaibahari.” ujar Palui sambil manyurung wadai cincin nang dua kardus tadi. “Umai hibatnya pa RT,” ujar Pembakal kahimungan sambil manyalami Palui laki binian, tarima kasih.” “Kami pa-ai batampah cincin dua nyiru gasan nyumbang salamatan ini.” ujar Palui babisik ka pambakal. (bpt/aan)
Enam tahun sudah, Jamhuri dan rekan-rekannya menjalani perjuangan itu, Kini, mereka sudah duduk di bangku kelas VI. Para bocah yang mulai hari ini melaksanakan ujian nasional (UN) itu harus berjalan jauh karena tidak ada sekolah yang dekat dengan dusun mereka yang dihuni 60 kepala keluarga. Pada 2010, Pemkab Tanah Laut membangunkan sekolah untuk mereka. Namun, bangunan berukuran 30x15 meter itu hingga kini tak kunjung jadi, bahkan pembangunanya mangkrak. Bangunan setengah jadi itu dipenuhi ilalang. “Kalau hanya bertemu babi hutan di jalan itu sudah biasa. Justru babinya yang takut melihat kami,” ujar Jamhuri kepada BPost, kemarin. Karena jumlah murid kelas VI kurang dari 20 orang, Jamhuri dan tiga temannya itu harus mengerjakan UN di SDN Padang Panjang. Lucunya, mereka tidak tahu lokasi sekolah tersebut. Yang pasti, hari ini mereka harus lebih pagi tiba di sekolah lalu diantar seorang guru. Salah seorang warga, Rifani menyayangkan terhentinya pembangunan sekolah tersebut. Belum kelarnya persoalan tapal batas menjadi salah satu penyebab mangkraknya pembangunan sekolah. Namun, terlepas dari persoalan itu, dia menilai keberadaan sekolah di kampungnya sangat diperlukan karena ada puluhan bocah yang berada dalam usia sekolah, khususnya SD. Menurut dia, karena keberadaan SD terdekat cukup
jauh dengan kondisi medan yang sulit, membuat para orangtua kebingungan. Jika membiarkan anak berjalan kaki ke sekolah, mereka khawatir terjadi sesuatu di jalan atau kelelahan. Apabila naik sepeda ontel, kondisi jalan rawan kecelakaan. Pun bila mengendarai sepeda motor. “Kami sangat berharap ada sekolah yang lebih dekat,” tegas dia. Harapan serupa diungkapkan Kepala Desa Bentokdarat, Mohammad Saleh.
● News Analysis
“Apa pun hasil keputusan tapal batas, ya akan kami hormati tetapi jangan sampai merugikan warga karena masih sama-sama di Indonesia,” katanya. Demikian pula Pembakal Desa Kiram, Abdul Halil. Dia berharap persoalan segera beres sehingga bocah di kawasan itu bisa bersekolah. Berdasar pantauan BPost, di dekat bangunan itu, terdapat bangunan lain yang kabarnya juga untuk sekolah. Namun, bangunan itu dikerjakan oleh
Pemkab Banjar. Bangunan dua ruang yang menyedot anggaran Rp 177 juta dari APBD 2011 itu sudah rampung, tetapi belum difungsikan. Informasi yang diperoleh dari warga Dusun Sungai Tabuk, Ahmad, kemungkinan proses belajar mengajar di sekolah itu akan dimulai pada Juli atau Agustus 2012 ini. “Selama ini masih di SDN Kiram di Dusun Jarak atau SMPN 4 Karangintan. Semoga saja sekolah itu cepat berfungsi,” ucap dia. (coi/nic/gep)
H Ahmad HB, Dosen STIKIP PGRI Banjarmasin
Bukan Batas Negara BERATNYA medan yang harus ditempuh muridmurid di daerah perbatasan dua kabupaten itu seharusnya tidak perlu terjadi. Apalagi sampai membuat terbengkalainya bangunan sekolah di kawasan tersebut. Walau sampai kini belum ada penyelesaian masalah tapas batas, kedua pemerintah daerah sebaiknya tetap menyelesaikan pembangunan sekolah sehingga para bocah di kawasan tersebut, bisa lebih nyaman mengikuti proses belajar mengajar. Itu sesuai amanah Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 yang berbunyi: Tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan pendidilkan. Jadi, jangan campur adukkan antara masalah pendidikan dan politik, apalagi yang bersengketa itu sama-sama masih
berada di Kalsel. Sebaiknya Dinas Pendidilkan Banjar dan Tanahlut duduk satu meja untuk berembuk membahas masalah tersebut. Mencari solusi, bagaimana baiknya proses belajar mengajar di kawasan tersebut bisa jalan. Tentang adanya dua sekolah yang masih-masing dibangun Pemkab Banjar dan Pemkab Tanahlaut, tidaklah masalah. Bahkan lebih bagus karena warga bisa memilih sekolah yang terdekat dan terbaik untuk anaknya. Pemkab Banjar dan Pemkab Tanahlaut bisa belajar ke Pemko Banjarmasin. Sebenarnya, ada beberapa sekolah di perbatasan Banjarmasin dan daerah lain, tetapi sampai sekarang tak ada gejolak atau permasalahan dalam pengelolaan sekolah. Kalau sekolahnya
letaknya di Banjarmasin, pengelolaan sekolahnya dilakukan Dinas Pendidikan Banjarmasin, sedangkan muridnya ada yang dari Banjarmasin dan Banjar. Demikian pula sebaliknya. Lain halnya jika itu berada di perbatasan dua negara, karena sistem pendidikannya jelas berbeda dan tidak mungkin disamakan. Jadi, masalah bangunan sekolah di tapal batas itu tak perlu terjadi jika kedua daerah tak mementingkan ego masing-masing. Utamakan dulu pendidikan, karena para bocah itu merupakan anak bangsa dan calon penerus generasi muda. Jangan sampai hanya masalah sengketa tapal batas oleh elite politik, anak-anak di sana menjadi korban. Itu namanya merampas hak mereka yang diamanahkan UUD 1945. (ful)
900 Hakim Melawan Lewat Facebook Sambungan hal 1
karena aksi rencananya digelar Agustus 2012. Menurut Juru Bicara Gerakan Hakim Progresif Indonesia (GHPI), Abdurrahman Rahim menegaskan, aksi akan dilakukan jika tuntutan mereka tidak kunjung dipenuhi pemerintah. Saat ini, para hakim memilih cooling down dan berjuang di ‘udara’ karena menunggu perkembangan dari Tim Kecil yang membahas tuntutan mereka. Tim itu beranggotakan perwakilan Mahkamah Agung (MA), Komisi Yudisial (KY), Kementerian Keuangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Sekretariat Negara. Pembentukan tim sempat menghibur hati para hakim, akan tetapi hingga kini belum terdengar hasil kerjanya. Adapun tuntutan mereka antara lain, meminta hak-hak hakim yang belum dipenuhi segera direalisasikan, meng-
adopsi draf hak-hak hakim, serta merekomendasikan Presiden dan DPR menerbitkan peraturan pemerintah (PP) yang khusus mengatur fasilitas hakim sebagai pejabat negara yudikatif. Fasilitas tersebut mencakup protokoler, gaji pokok, tunjangan, biaya dinas, pensiun, rumah jabatan milik negara, jaminan kesehatan, sarana transportasi, serta jaminan keamanan. Saat ini, pembayaran remunerasi untuk masih 70 persen. “Kami berikan waktu hingga Agustus 2012, jika tidak ada progress, kemungkinan akan heboh lagi,” kata Abdurrahman. Menyikapi itu, Sekretaris MA Nurhadi mengungkapkan, pada Mei 2012 ini, semua unsur dalam Tim Kecil akan kembali membahas tuntutan para hakim. “Tuntutan itu sudah ada di meja Presiden,” ujar dia. Nurhadi mengungkapkan, selain Tim Kecil, ada Tim Asistensi yang mempersiapkan bahan-bahan materi untuk
Tim Kecil. Tim Asistensi terdiri atas para pejabat eselon II, terutama dari Biro Perencanaan dan Biro Keuangan. Sejak dibentuk, Tim Kecil telah melaksanakan dua kali pertemuan. Namun, permasalahan gaji, tunjangan, dan protokoler masih belum menemukan titik temu. “Kami akan melakukan kajian perbandingan perihal tuntutan para hakim. Caranya, mengambil sampel dari negara-negara tetangga terkait kesejahteraan hakim,” katanya. Ketua Komisi Yudisial Komisi Yudisial meminta agar para hakim bersabar menunggu kenaikan gaji hingga awal tahun depan. Alasannya, mekanisme anggaran yang berlaku tidak memungkinkan untuk menaikkan gaji para hakim pada tahun ini. Sedangkan Ketua KY, Eman Suparman mengungkapkan tim akan mengkaji dan menyusun Peraturan Presiden mengenai kenaikan gaji hakim. Dia berharap peraturan tersebut bisa mulai di-
terapkan pada Januari 2013. “Kami tidak memberi angin surga, tapi kami berharap Januari 2013 besok sudah running well,” kata Eman. Dengan itu, dia berharap para hakim membatalkan rencananya melakukan aksi mogok. “Kami sebenarnya tidak akan mempermasalahkan aksi mogok karena itu bagian dari tuntutan pemenuhan hak. Aksi mogok bukan pelanggaran kode etik,” kata Eman. Saat ini, masih banyak perkara yang menumpuk di pengadilan. “Jika mereka mogok, tumpukan (perkara) akan makin banyak. Kondisi tersebut akan menyusahkan masyarakat yang sedang berupaya mencari keadilan,” tegas dia. Isyarat kenaikan gaji sebenarnya juga sudah disuarakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar. “Kenaikannya berapa, saya lupa. Yang jelas ada kenaikan mulai Januari 2013,” kata Azwar. (tik/kps/tbn/fcb)
Semula Hanya Bikin Pelana Kuda Sambungan hal 1
Dia mengaku dalam pertemuan sosialitas di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Nunun pernah memamerkan tas kotak merah muda bertali halus: mereknya Hermes, modelnya Birkin. Harganya? “Hampir sama dengan harga satu rumah!” kata Nunun. Untuk kelas Nunun, rumah yang dimaksud tentu bukan rumah sederhana. Masih menurut putri mantan presiden itu, Nunun, mengaku sering bepergian ke luar negeri untuk membeli tas Hermes. Biasanya di Singapura, Hong Kong dan Perancis. Saat dikonfirmasi, Adang menyangkal istrinya adalah kolektor tas hermes. “Ada, tetapi jumlah tidak banyak,” ucapnya beberapa waktu lalu. Terlepas dari cerita itu, Hermes memang merek kondang tas yang bisa mengatrol derajat sosial seseorang. Oleh karena itu, merek itu paling kerap dipalsu. Hermes buatan Prancis. Model terpopuler saat ini adalah Kelly dan Birkin, diambil dari nama Putri Grace Kelly dari Monaco dan Jane Birkin, penyanyi Perancis. Banyak selebritas papan atas menjadi pelanggan tetap butik ini. Victoria Beckham, istri bintang sepak bola David Beckham, memiliki koleksi seratus tas yang total nilainya sekitar Rp 20 miliar. Koleksi
termahalnya, hadiah ulang tahun dari sang suami, model Birkin bertabur berlian Himalaya seharga Rp 948 juta. Banyak pertanyaan saat melihat desain khas Hermès. Tas kulit sederhana tanpa banyak aksesori menghiasi. Tapi apa yang membuat label dari Peransis yang sudah berusia 175 tahun itu berharga mahal? Tempat penghasil Hermès hanya workshop kecil di pinggiran Paris. Berdesain minimalis. Di dalamnya penuh dengan potong-potongan meterial kulit, gulungan kapas, dan kertas desain. Seorang blogger asal Inggris, Shini Park of Park & Cube yang pernah mengunjungi workshop itu mengatakan pembuatan satu tas Birkin, pekerja berpengalaman membutuhkan waktu 48 jam menjahitnya. “Hermès memerlukan keahlian, keterampilan, dan etos kerja untuk membuat sebuah tas berkualitas. Belum lagi, label ini selalu menggunakan kulit pilihan,” ujar Shini, dikutip Daily Mail. Hermès didirikan pada 1837 oleh Thiery Hermes. Awalnya, dia hanya membuat harness, sabuk pengaman yang diikatkan di pinggang dan paha hewan peliharaan, dan pelana kuda. Namun, seiring perkembangannya, rumah mode ini juga mengembangkan aksesori yang terbuat dari kulit,
PARK&CUBE
SALAH satu sudut workshop Hermes di Pantin, pinggiran Paris, Perancis.
termasuk tas. Untuk Hermes Kelly, ada ada lima ukuran berbeda yang biasanya dibuat dari kulit buaya, aligator, kulit burung unta, atau sapi. Kelly bag dapat diidentifikasi dari ujung gesper logam yang dapat dikunci dengan sebuah gembok kecil. Terbalut kulit, kunci tersebut bersembunyi di dalam gesper yang menggantung di pegangan. Setelah material kulit dipilih dan dipotong manual, lembaran kulit tersebut ditata dan dijahit menggunakan tangan. Bagian bawah kemudian dibuat dengan menggunakan benang linen lilin dan jahitan ganda yang rumit. Bisa dibayangkan susahnya jarum menembus material kulit tersebut.
Lain lagi Birkin. Meski memiliki desain yang hampir serupa, Birkin bag lazimnya memiliki tepi bergelombang di bagian penutup. Birkin yang diciptakan berdasarkan keingianan artis Jane Birkin ini juga dijual dalam berbagai ukuran. Masing-masing dapat dibuat sesuai pesanan material kulit, warna, hingga hardware seperti pemasangan butir-butir berlian pada gagang tas. Sama seperti Kelly, Birkin juga terbuat dari pilihan kulit anak sapi, burung unta, buaya, dan kadal. Salah satu yang paling mahal adalah kulit buaya air asin. Uniknya, tas berukuran kecil lebih mahal karena proses pembuatannya yang lebih sulit dan rumit serta memerlukan ketelitian luar biasa. (kps/tik/vin/dlm)