Banjarmasin Post edisi Kamis, 27 Oktober 2011

Page 24

F

24 Fashion & ashion Style

Banjarmasin Post KAMIS 27 OKTOBER 2011

Exhibition

& Style

Tenun dan Batik di Woman Heritage Expo

KOMPAS IMAGES

KOLEKSI batik dan tenun dalam berbagai rancangan busana siap pakai, maupun aplikasi batik pada aksesoris, kini semakin beragam dan kreatif rancangannya. Setidaknya itulah yang terlihat dari koleksi batik dan tenun yang dipamerkan di ajang Woman Heritage Expo 2011 di Gandaria City, Jakarta, berlangsung sampai Ahad (23/10) lalu. Koleksi 10 perancang busana dan satu perancang aksesori dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ikut menyemarakkan pameran yang diadakan untuk mengangkat produk lokal buatan 27 Usaha Kecil Menengah (UKM) ini. Perancang APPMI memamerkan koleksinya di area khusus desainer, dan dalam peragaan busana. Sebanyak 20 busana bertema Indonesia, dengan nuansa batik dan tenun, ditampilkan dalam konsep trunk show di area pameran UKM di Mainstreet Gandaria City, Jakarta, Sabtu (22/10/2011). Tak ketinggalan, satu label aksesori Aarti yang menghadirkan aksesori topi dari tenun. Pada peragaan busana, sebagian besar desainer menampilkan busana perempuan dengan aplikasi batik, selain juga jumputan yang menjadi ciri khas perancang muda Dian Pelangi. Busana muslim perempuan mendominasi, dengan pilihan warna

cerah. Model coat yang feminin, terusan batik pendek kasual elegan, serta busana batik untuk pria menjadi pemandangan lain di peragaan busana yang digelar APPMI untuk memeriahkan pameran ini. Sebelas perancang APPMI yang berpartisipasi dalam kegiatan ini di antaranya Hannie Hananto, Monika Jufry, Tuty Adib, Merry Pramono, Ida Leman, Ida Royani, Dian Pelangi, Handy Hartono, Defrico Audy, Poppy Karim, dan Ariani Pradjasaputra dengan label aksesori Aarti yang didirikannya bersama desainer busana lukis Agnes Budhisurya. “Pameran yang mengangkat tema batik dan tenun ini kebanyakan menghadirkan produk fashion, sekitar 60 persen, dan 40 persennya kerajinan. Sepanjang tahun ini, pameran seperti ini sudah diadakan empat kali di Gandaria City, dan beberapa kali diadakan di beberapa mal lainnya,” kata Ketua Relief Indonesia Nurul Qomar-

il, penyelenggara pameran. Menurut Nurul, pameran produk lokal dan hasil karya UKM Indonesia merupakan jembatan bagi pengusaha kecil untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Produk lokal buatan UKM binaan Relief Indonesia cenderung digemari pengunjung mal di Jakarta Selatan. “Produk batik dan kerajinan lokal, termasuk dari UKM, lebih digemari dan diapresiasi oleh pengunjung mal di kawasan Jakarta Selatan,” jelasnya menambahkan, dari 27 UKM yang terlibat pada pameran kali ini, 85 persennya adalah pengusaha kecil perempuan yang juga menyasar pasar perempuan. Di bawah koordinasi Dinas UMKM DKI Jakarta, Relief Indonesia membina sekitar 70 UKM yang kebanyak berasal dari Jakarta. Selain Jakarta, Relief Indonesia juga membina UKM dari Cirebon, Jepara, Solo yang kebanyakan adalah bisnis berskala industri rumahan. “Mereka dilibatkan tak hanya dalam pameran, namun juga pelatihan dan seminar. Selain juga UKM baru yang menjadi anggota kami, berkesempatan mempromosikan produknya melalui talkshow bersama Woman Radio,” tambahnya. Produk yang dipamerkan di ajang ini dipasarkan mulai harga Rp 24.000.(wardah fazriyati/kompas female)

FOTO-FOTO:KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI

DESAINER Vera Abi kembali menunjukkan kelasnya sebagai desainer busana siap pakai papan atas Tanah Air melalui peragaan busana siap pakai bertajuk Econic di Pacific Place, Jakarta, Sabtu (22/10) malam lalu. Warna-warna busana yang ditampilkan dalam peragaan kali ini menggunakan bahan dasar dari alam sehingga terlihat begitu menarik dan beda. Busana-busana yang dia hadirkan bernuansa segar dengan didominasi warna-warna cerah menggoda. Pada salah satu koleksinya, gaun terusan panjang menjuntai warna ungu dengan bahu terbuka yang diperagakan seorang model misalnya, terlihat begitu anggun jika dikenakan untuk dinner atau cocktail party. Pas jika dipadu dengan perhiasan atau aksesoris silver, emas putih atau mutiara dan high heels warna gelap. Tengok pula busana santai di atas lutut motif bunga oranye dan merah muda. Sentuhan kasual pada busana ini membuat pemakainya pas untuk mengenakannya buat acara liburan. Vera Abi memang piawai bermain-main dengan gaun motif bunga. Misalnya terlihat di salah satu koleksinya yang menampilkan gaun anggun model halter neck dengan motif bungabunga ukuran besar.

Tak semua koleksi Vera Abi menampilkan warnawarna cerah yang menonjolkan aksen ceria pemakainya. Dia juga memamerkan rancangannya dalam warna-warna lebih kalem seperti cokelat dan silver. Vera Abi yang seharihari juga dikenal sebagai sosialita ini memang memiliki passion yang bagus di bidang fashion. Tak heran jika banyak selebriti Indonesia menjadi pelanggan desainer lulusan American College, Los Angeles jurusan Fashion Merchandising ini . Satu di antaranya adalah presenter dan koki

cantik Farah Quinn. Tak beda dengan koleksi yang dia pamerkan terdahulu, di koleksi yang dipajang kali ini Vera Abi banyak mengekspor sisi sensual wanita, seperti bahu, dada, dan pinggul. Vera Abi meluncurkan label busana REVA by Vera Abi sejak 2009. Sebelumnya, dia meluncurkan koleksi dengan label Vera Ina, berkolaborasi dengan desainer Ina Thomas. Sejak usia 17 tahun, Vera hijrah dari Indonesia ke Los Angeles, California untuk menimba ilmu tentang dunia fashion dan

bisnis fashion di sana. Enam tahun kemudian dia menyelesaikan pendidikannya dan merilis produk pertamanya, sebuah tas yang diberi nama Jelly Bag, yang dijual secara komersial dan dikenakan sosialita tenar Paris Hilton. Tak lama setelah itu dia berpikir untuk merancang busana. Untuk membedakan rancangannya dengan karya desainer lain, Vera berusaha mengeksplor cita rasanya sendiri. Vera memproduksi gaun-gaun mulai untuk mereka yang belia sampai wanita muda.(fin)

Ethnic Touch

Updates

Keren dengan Kain Sarung

Ashley Greene di Kampanye DKNY

KERAGAMAN budaya Indonesia begitu luas, sayangnya masih banyak yang belum banyak diekspos. Sarung, misalnya, meskipun merupakan salah satu item busana yang bisa ditemukan di berbagai daerah, namun belum banyak dimanfaatkan dalam tren mode. Kini para perancang seperti Musa Widyatmodjo, Lenny Agustin, dan beberapa desainer lain yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bertekad akan mengusung sarung sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Bukan tak mungkin Indonesia bisa menjadi pusat mode dunia karena Indonesia memiliki warisan budaya yang begitu kaya. Tenun, batik, sarung, songket, sampai perhiasan, semuanya bisa ditemukan di berbagai wilayah.

Agar warisan budaya ini menjadi terangkat dan populer di seluruh dunia, tergantung pada kreativitas masyarakat Indonesia untuk mengolah dan mengembangkannya. “Banyak orang yang masih belum sadar kalau sarung itu bisa dimodifikasi menjadi fashion yang unik, orang masih tertarik untuk memakai fashion barat,” ungkap desainer Musa Widyatmodjo, salah satu pembicara di acara focus group discussion bertajuk Road to Indonesia Fashion Week 2012 di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (20/11) lalu. Sarung sebenarnya bukan merupakan hal yang asing untuk masyarakat Indonesia, karena rata-rata setiap keluarga Indonesia pasti memiliki sarung. Namun kadang kala, orang hanya menganggap sarung hanya bisa digunakan untuk kegiatan tertentu

seperti ibadah, bahkan tidur. Padahal sebenarnya dengan suatu kreativitas sarung bisa dibuat menjadi sebuah busana yang utuh, menjadi sebuah fashion. Dengan berbagai motif, corak, dan warna yang beragam, ditambah dengan sedikit sentuhan kreativitas si pemakai, seharusnya sarung juga bisa populer layaknya batik. Banyak kreasi yang bisa diaplikasikan dari sarung untuk digunakan dalam berbagai kesempatan.(christina andhika setyanti/kompas female)

Identitas Bangsa Juga, Lho! DALAM diskusi ini, para desainer juga menyinggung tentang kurang pedulinya masyarakat Indonesia terhadap budaya dan warisan gaya berbusana Tanah Air. Bila dibiarkan, secara tak langsung hal ini bisa membuat rasa kebanggaan pada jati diri bangsa semakin pudar. Banyak orang yang mengganggap sepele sarung, yang lama-kelamaan akan mematikan industri kecil sarung tradisional, dan akhirnya membuat sarung punah. Namun, satu permasalahan klasik lain yang sering ditemui adalah kurangnya kepercayaan diri masyarakat Indonesia memakai sarung untuk berbagai acara. “Karena image sarung yang sudah terlanjur melekat di masyarakat, akhirnya menjadi pembatas sarung

untuk bisa tampil lebih trendi, misalnya untuk dipakai ke mal atau jalan-jalan,” beber Musa Widyatmodjo. Rasa malu, tidak pede, dan takut dianggap kuno, juga menjadi kendala mengapa dunia fashion Indonesia yang berasal dari warisan tradisional sulit untuk berkembang. Misalnya saja, ketika batik belum sepopuler sekarang, banyak orang yang malu untuk memakai batik untuk jalan-jalan karena identik dengan busana untuk menghadiri acara resmi atau acara pernikahan. Hal yang sama terjadi pada sarung. Musa menambahkan, ketika orang Indonesia sendiri malu untuk menggunakan barang produksi dalam negeri, tak mungkin dunia mode dalam negeri

akan bisa berkembang dan bisa membanggakan. Mentalitas bangsa Indonesia dinilainya masih belum mampu menghargai jati diri bangsanya sendiri, karena masih berkiblat pada mode barat. Jika Anda belum merasa percaya diri untuk mengenakan sarung dalam berbagai acara, dan meledek orang lain yang memakai sarung, Musa memberi saran sebagai berikut, “Hargailah mereka, karena mereka berusaha untuk menghargai jati diri bangsanya. Kalau Anda sendiri belum berani pakai, lebih baik jangan mengejek, atau paling tidak jangan pernah mengejek karena mereka (cas/ berani tampil beda,” tukas Musa.(cas/ kps)

MODEL seksi Ashley Greene kini punya kesibukan baru. Dia resmi dikontrak menjadi model untuk meng-endrose produk-produk fashion DKNY sejak 19 Oktober lalu. Label busana ternama ini resmi mengumumkan pemain di film Twilight tersebut sebagai modelnya setelah menandatangani kontrak eksklusif selama satu tahun untuk mewakili DKNY Jeans dalam iklamiklan promosinya sekaligus menjadi brand ambassador DKNY.

“Menjadi bagian dari kampanye DKNY sangat menyenangkan buat saya karena terasa pas secara alami karena DKNY sangat selaras dengan gaya hidup saya, baik ketika saya di New York, Los Angeles maupun saat di perjalanan untuk keperluan pekerjaan saya,” kata Ashley. Patti Cohen, Donna Karan Executive Vice President, mengatakan, Ashley bertindak mewakili semua sisi DKNY. Energinya, jiwanya, dan gaya pribadinya yang

ekletik. Wajah cantik Ashley akan mulai hadir di semua kampanye DKNY edisi musim semi 2012. (fin/gb)

Ashley Greene

FLYNET PICTURES

Steinfeld Tak Lagi Dikontrak Miu Miu HAILEE Steinfeld sedang tidak beruntung. Dia kini tak lagi dikontrak rumah mode Miu Miu sebagai modelnya untuk kampanye koleksi terbaru mereka lantaran Hailee dianggap terlalu muda untuk mewakili brand sekelas Miu Miu. Posisi Hailee Steinfeld digantikan model lebih senior berusia 20 tahun lebih tua darinya, yakni Guinevere van Seenus. Guinevere sudah eksis di dunia model sejak 1990an. Dia pernah tampil sebagai sampul di majalah W tahun 1996. Penampilan Guinevere van Seenus di kampanye terbaru Miu Miu lebih

menekankan citra pemasaran dengan suasana yang lebih klasik. Model cantik kelahiran Washington difoto oleh fotografer David Sims dengan latar belakang merah dengan mengenakan lace dress dipadu aksesoris pada

Hailie Steinfeld

JASON MERRITT

leher, pergelangan tangan dan kepala. Wajahnya yang mirip boneka menjadi benang merah antara campaign Miu Miu sebelumnya yang disutradari fotografer Mert & Marcus. Kemunculan Hailee Steinfeld di kampanye Miu Miu pertama kali pada musim panas lalu sebenarnya sudah jadi kontroversi. Sosoknya banyak dipertanyakan para pemerhati busana karena rasa sangsi mereka terhadap usia Hailee yang saat itu baru berumur 14 tahun bakal bisa meyakinkan kalangan wanita dewasa membeli koleksikoleksi Miu Miu.(fin/gb)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.