19 Bumi Antasari
Banjarmasin Post
RABU 20 JULI 2011
Tak Tahu Ibunya Dijemput Polisi ■ Anak Cuan Sempat Dijaga Warga KOTABARU,BPOST - Dugaan keterlibatan Yuliani (34) sebagai penggagas skenario pembunuhan suaminya, Cuandrasah alias Cuan, membuat warga kaget. Warga RT 18, Jalan Anggrek, Desa Semayap, Kecamatan Pulaulaut Utara, Kotabaru, semula sempat menduga pembunuhan itu dilatarbelakangi persaingan bisnis. Mereka tak menyangka pembunuhan itu justru melibatkan istri korban. “Kami benar-benar tidak menyangka, Ibu Yuliani yang selama ini kami kenal baik terlibat dalam kasus pembunuhan itu,” kata Zainal, tetangga Yuliani, Selasa (19/7). Warga juga menyangkan, akibat keterlibatan Yuliani itu, membuat empat buah hati mereka harus kehilangan ayah sekaligus berpisah dengan ibunya. “Saat Yuliani dijemput polisi malam hari, karena di rumah tidak ada siapa-siapa, warga yang menjaga anakanak mereka. Saat itu anaknya sedang tidur. Pagi harinya, baru mereka dibawa ke rumah kenalan bapaknya (Cuan). Mungkin kakak Cuan yang telefon langsung dari Banjarmasin,” kata Zainal. Selain Zainal, warga lainnya juga merasa tak percaya pembunuhan itu melibatkan Yuliani. Pasalnya, selama ini Yuliani dikenal sebagai orang yang pendiam. Selain itu Yuliani juga jarang ke luar rumah.
BPOST/SAH
Yuliani
“Ketika Abah Budi (panggilan Cuan) ditemukan di dalam mobil, kami memang tidak menyangka. Setelah polisi menemukan seprai berlumuran darah, mulai ada dugaan kejadian di dalam rumah, seperti kecugaan polisi,” katanya. Terlepas dari komentar warga, polisi telah menetap-
kan Yuliali sebagai perencana pembunuhan keji tu. Yualini kini menjalani pemeriksaan di Mapolsek Pulaulaut Utara. Yuliani ditangkap terkait pengakuan pembantunya, Maimunah yang menjadi penghubung mencari eksekutor. Kapolres Kotabaru AKBP Rosyanto Yudha Hermawan melalui Kapolsek Pulaulaut Utara, Ipda Budi Guna mengatakan, Yuliani hingga kemarin belum mengakui keterlibatannya dalam aksi itu. “Yuliani hanya mengakui bahwa ia mengetahui rencana pembunuhan itu. Namun proses penyidikan masih dilakukan,” ujarnya Budi. Sementara tiga orang lainnya, Maimunah, Syamsudin dan istri salah satu tersangka, M Irwan, sudah selesai diperiksa. Budi menambahkan, saat ini Yuliani sedang hamil tiga bulan. “Benar, dia sedang hamil,” katanya. Seorang penyidik lain mengatakan, sejak Yuliani ditahan di Rutan Mapolres Kotabaru, baru dibesuk kakak iparnya, Suriansyah. “Selain Suriansyah, tidak ada orang lain yang membesuknya,” kata penyidik. (sah)
BANJARMASIN POST GROUP/DONNY SOPHANDI
SANTAI - Seorang bocah duduk bersantai bersama orangtuanya sambil melihat binatang di Taman Idaman, Banjarbaru, Senin (18/7). Kawasan ini cukup teduh sehingga nyaman digunakan untuk bersantai.
2.630 Guru Bingung
PASCAPENANGKAPAN YULIANI ❍ ❍ ❍ ❍ ❍
Yuliani dijemput polisi Minggu malam Empat anaknya sedang tertidur Warga jaga rumah dan anak Cuan Senin pagi empat anak Cuan dititipkan kenalan Dibawa keluarga Cuan
Polisi Pun Terharu DITEMUI di rumahnya, di Jalan Anggrek Desa Semayap, Pulaulaut Kotabaru, kakak korban, Suriansyah membantah adiknya terlalu mengekang Yuliani. Menurut dia, selama berkeluarga dengan Yuliani, Cuan tidak pernah membatasi kebebasannya. “Pagi Yuliani mengantar anak sekolah, siangnya menjemput. Bahkan kalau hendak bejalan dia bebas, kemana saja boleh. Pokoknya berjalan seperti biasa,” kata Suriansyah, Selasa (19/7). Begitu juga dengan aset keluarga, sempat disebut-sebut semuanya atas nama Cuan. Hal itu, katanya, bukan alasan Yuliani untuk sakit hati. Pasalnya, kalaupun dijual, harus sepengetahuan Yuliani. “Jadi semua itu bukan masalah. Apalagi, semua aset di rumah ini, hibah dari adik saya yang nomor enam untuk Cuan,” jelasnya. Tak hanya itu, selama berumah tangga 10 tahun, Cuan tidak pernah bertengkar
dengan Yuliani. “Tapi kalau bertengakar biasa, mungkin pernah saja. Layaknya orang berumah tangga,” ucapnya. Lantas bagaimana dengan keempat anak korban. Dia mengatakan, Budi (9) dan ketiga adiknya diboyong ke Banjarmasin, Selasa (19/7). “Kalau soal ayahnya yang meninggal, mereka sudah tahu. Kalau soal keterlibatan ibunya, mereka tidak tahu. Keluarga masih merahasiakan. Belum waktunya mereka mengetahui,” katanya. Sebelum diboyong ke Banjarmasin, Suriansyah telah mempertemukan mereka dengan ibunya. Pertemuan itu membuat suasana sangat haru. “Bahkan polisi yang menyaksikan sempat meneteskan air mata. Saat itu, Budi bilang ke ibunya, memintanya untuk pulang. Namun Yuliani bilang kepada anak-anaknya, kalau dia masih ada urusan di Kotabaru,” kata Suriansyah. (sah)
■ Gaji Ke-13 Telat Dibayar KOTABARU, BPOST - Banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Kotabaru sudah menikmati gaji ke-13 pada 14 Juli lalu. Namun 2.630 guru di seluruh kecamatan di daerah ini belum menerimanya. “Sampai saat ini kami belum terima. Kabar dari Dinas Pendidikan Kotabaru, Senin (18/7) cair, kenyataannya sampai kemarin belum,” ujar salah seorang guru SMP Negeri, Selasa (19/7). Dia mengaku, belum menerima kepastian kapan gaji
ke-13 itu dibayarkan. Terlebih alasan Disdik belum mencairkan, juga tidak diketahui secara pasti. “Kalau PNS lainnya sudah menerima semua, tinggal guru. Tak tahu apa masalahnya,” katanya. Seorang guru SMA, yang minta namanya tidak dikorankan mengatakan, ia bingung belum dicairkannya gaji ke-13 itu. Padahal waktu pencairan semestinya dilakukan 11 Juli lalu. “Sementara PNS lain di luar jabatan fungsional sudah menikmati. Padahal peme-
KOTABARU, BPOST - Bantuan pupuk cair dari Dinas Pertanian kepada petani di Desa Berangas, Kotabaru mubazir. Pasalnya, sebagian besar petani tidak memanfaat-
kan pupuk itu karena menilai kualitasnya tidak baik. “Sembilan puluh persen petani di Sungai Limau ini tidak menggunakan pupuk bantuan yang diberikan,” ka-
■ Pemkab Tak Punya Aturan Larang Sakadup ka warung makan hingga jam tertentu. Kasat Pol PP Adi Soetomo mengatakan, ia tak hanya melarang warung sekadup yang melayani pelanggan siang hari. Tapi juga melakukan pemantauan tempat hiburan malam yang dilarang beroperasi selama Ramadan. Karaoke Keluarga New City, kata Adi, merupakan satu-satunya THM di daerah ini. THM itu diimbau tidak membuka usaha selama Ramadan sejak H-1 hingga H+5. Termasuk cafe-cafe atau kegiatan yang bersifat hiburan malam. “Untuk surat imbauan New City tidak beroperasi sudah disiapkan. Setelah surat edaran diberikan, awal puasa sudah tutup sampai lima hari setelah puasa baru diboleh-
kan beroperasi lagi,” jelasnya, Selasa (19/7). Adi menambahkan, terkait imbauan yang dikeluarkan Pemkab Kotabaru, pihaknya tidak bisa mengambil tindakan tegas. Alasannya, surat edaran tersebut tidak mempunyai dasar hukum yang mengikat. Antara lain seperti Pertauran Daerah (Perda), Keputusan Bupati atau Peraturan Bupati. “Meski demikian, kita tetap memantau warung-warung yang buka siang hari. Kita hanya meminta mereka untuk menghormati yang sedang puasa,” ujar Adi. Titik yang menjadi sasaran pemantauan, kata Adi, antara lain warung makan di depan pelabuhan, Pasar Kemakmuran, dan warung di daerah Semayap. (sah)
nas Pendidikan Murdianto, kepada wartawan membenarkan adanya keterlambatan pencairan gaji ke-13 untuk guru yang tersebar di 20 Kecamatan di Kotabaru. “Memang sampai sekarang gaji ke-13 untuk para guru belum cair, namun rencananyaRabu (19/7) cair,” katanya. Kendala keterlambatan pencairan dana itu lantaran keterlambatan rekap data di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). (sah)
Bantuan Pupuk Cair Mubazir
Hanya Bisa Mengimbau KOTABARU, BPOST - Ramadan tinggal dua pekan lagi. Untuk memberikan kenyamanan bagi umat muslim melaksanakan ibadah, Satpol PP mulai melakukan persiapan. Salah satunya penegakan aturan selama satu bulan yang dikeluarkan Pemkab Kotabaru. Peraturan itu hanya berupa surat edaran. Isinya seruan menghargai bagi yang melaksanakan ibadah puasa. Aturan itu ditandatangani Bupati Kotabaru, Departemen Agama, Majelis Ulama Indonesia dan Satpol PP. Kini, aturan itu telah diserahkan ke Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Rencananya seruan itu diedarkan kepada pemilik warung makan (sekadup). Mereka diminta hanya membu-
rintah pusat memprogramkan gaji ke-13 untuk meringankan baban para guru,” katanya. Karena itu ia berharap pencairan gaji ke-13 itu segera dicairkan untuk keperluan sekolah anak. Selain itu juga akan digunakan untuk persiapan menghadapi Ramadan dua pekan lagi. “Isu yang berkembang di kalangan guru, 25 Juli ini sudah dicairkan. Tapi belum pasti, karena infonya baru dari mulut ke mulut,” ujarnya. Sementara Sekretaris Di-
BANJARMASIN POST GROUP/HELRIANSYAH
BERSIHKAN PADI - Seorang petani warga Desa Berangas Kotabaru, Fiah membersihkan padi hasil panen, Selasa (19/7). Hasil panen padi petani setempat kian merosot karena sawah mereka teraliri air asin.
ta H Asran, Ketua Kelompok Tani Melati saat ditemui, Sabtu (16/7). Pupuk organik cair Prima Cap Kuda Laut yang disalurkan, selama ini hanya dijadikan petani untuk uji coba. “Kami tidak pernah menggunakannya untuk tanaman padi, hanya untuk tanaman yang luasnya beberapa meter. Itu pun untuk mengetahui kualitas pupuk itu, bagus atau tidak,” katanya. Menurut Asran, ia enggan menggunakan pupuk organik kemasan botol kaca, karena buah padi kering dan isi padi banyak kosong. Justru petani minta bantuan pupuk urea ke Dinas Pertanian. “Saya bingung, pupuk urea atau pupuk SP-36 yang diminta, tapi pupuk cair cap kuda laut yang diberikan Dinas Pertanian,” ujarnya. Petani lainnya, Fiah mengatakan, dalam 10 borong lahan pertanian yang digarap, setiap panen menghasilkan padi tidak lebih dari 10 kaleng. “Padi yang ditanam jenis Ciherang. Setiap panen isinya banyak kosong. Karena tidak pernah menggunakan pupuk, apalagi organik cair. Selain itu tanaman sering terendam air asin,” kata Fiah. Selain pupuk cair, petani juga menghadapi masalah
mesin penggilingan. Penggilingan padi yang dibangun pemerintah daerah di Kecamatan Pulaulaut Timur tidak banyak beroperasi. Asran mengatakan, mesin penggilingan dan pengeringan banyak menganggur, sebab terkendala bahan baku padi dari petani di wilayah kecamatan itu. Menurut Asran, ratusan hektare lahan pertanian yang terhampar di Desa Sungailimau itu, hanya cukup untuk melayani lima orang pengumpul padi dari petani. “Bukan jarang operasi lagi, tapi dasar memang menganggur. Padi yang mana yang hendak dibawa ke pabrik. Untuk mencukupi kebutuhan pengumpul saja, petani tidak mampu,” ujarnya. Kepala Dinas Pertanian Juhairil saat dikonfirmasi terkait penggilingan yang tidak difungsikan membantahnya. Menurut dia, pabrik penggilingan padi itu memiliki target dan menghasilkan pemasukan daerah puluhan juta per tahun. Hasil pertanian yang terus merosot disinyalir menjadi penyebab penggilingan itu jarang beroperasi, juga ditampik Juhairil. “Lahan pertanian yang terendam air asin itu, hanya tiga sampai empat hektare,” katanya. (sah)
2007/B19