2 Banjarmasin Bungas
Banjarmasin Post
JUMAT 12 NOVEMBER 2010
BANJARMASIN POST/BUDI ARIF RH
KESURUPAN - Kesurupan massal terjadi di SMA PGRI 6 Banjarmasin, Kamis (11/11). Kesurupan massal ini terjadi dalam dua hari terakhir.
Mereka Berontak dan Berteriak Guru Harus Teliti WAJAH Sanah masih terlihat lelah. Keringat mengalir di dahi siswa kelas XI IPS 3 SMA PGRI 6 itu. Dalam posisi duduk, dia memegangi tangan temannya. Ketika disuruh masuk kelas untuk mengikuti pelajaran kembali, Sanah sempat menolak dengan alasan takut. “Saya takut karena orang itu masih ada di dalam kelas,” tutur Sanah. Sementara itu, Kepala SMA PGRI 6 Banjarmasin, Mardiana mengatakan, para siswi yang kesurupan hanya mengalami stres. “Sebetulnya tidak terjadi masalah serius, mereka stres saja. Buktinya, beberapa siswi yang dibopong ke ruang guru setelah didekati oleh pacarnya langsung sembuh,” kata Mardiana. Menurut Mardiana, kegiatan belajar mengajar pada Jumat (12/11) tetap berjalan seperti biasa. Sementara itu, psikolog Rifqoh Ihdayati mengatakan, dari sisi psikologis, belum ada penelitian yang bisa menjelaskan secara rinci mengenai fenomena kesurupan. “Terlepas dari sudut pandang agama, dan dilihat dari tinjauan psikologisnya,
fenomena kesurupan itu bisa terjadi karena adanya pikiran negatif yang muncul pada seseorang. Namun hal itu juga perlu ada penelitian lebih lanjut yang bisa menjelaskannya,” kata Rifqoh. Berdasarkan pengamatan Rifqoh, fenomena terjadinya kesurupan massal juga cenderung terjadi terhadap pribadi yang bermasalah dan orang yang kurang fokus atau tidak perhatian. “Seperti saya perhatikan sendiri, kesurupan itu terjadi pada individu yang bermasalah, karena ada sesuatu yang dipikirkannya. Jadi menyendiri, kemudian tidak fokus, akibatnya mudah kesurupan,” katanya. Rifqoh mengatakan, pihak sekolah juga harus jeli memperhatikan kejadian kesurupan massal tersebut. Siapa tahu ada unsur kesengajaan, dilakukan karena ingin dapat perhatian. “Bisa juga fenomena kesurupan massal itu kemungkinan dijadikan motif aji mumpung. Pasalnya dengan kejadian itu, proses belajar mengajar di sekolah jadi terganggu, bahkan pihak sekolah memulangkan siswanya,” ujarnya. (ncl/qq/gep)
Kesurupan Massal di SMA PGRI 6 BANJARMASIN, BPOST - Soleha tiba-tiba ambruk saat mengikuti pelajaran di kelasnya, Kamis (11/11) siang. Tubuh siswi SMA PGRI 6 Banjarmasin ini mengejang di lantai. Dia juga tak henti-hentinya menangis dan meraung. Apa yang terjadi pada remaja putri warga Jalan Belitung Darat, Simpang Anem, Banjarmasin ini tentu saja bikin teman-teman sekelasnya panik. Sebagian lari ke luar karena takut dan sebagian lagi mencoba memegangi tubuh Soleha yang terus meronta. Beberapa guru mencoba menenangkan, tapi Soleha tak henti menangis serta meronta dengan kedua mata yang terpejam dan cuma sesekali mendelik. Semua benda yang ada di dekatnya, seperti kursi dan meja tergeser karena terkena tendangan siswi berambut
panjang tersebut. Bebebarapa temannya pun ada yang kesakitan karena terkena tendangan maupun pukulan Soleha. Kurang lebih sekitar setengah jam Soleha mengalami hal tersebut. “Kesurupan itu terjadi setelah dia telpon-telponan. Sepertinya dia berkelahi dengan pacarnya,” kata salah seorang teman Soleha. Sebelum Soleha kesurupan, ada sekitar 10 siswi SMA PGRI 6 yang mengalami kejadian serupa. Kesurupan massal dimulai dari Kelas X1. Seorang siswi bernama Maria tiba-tiba ambruk dan mengalami kesurupan.
“Sudah dua hari kejadian seperti ini menimpa sekolah kami. Supaya siswa tenang, saya mengajak siswa untuk mengaji” SAHRANI Guru SMA PGRI 6
Kejadian ini kemudian menular ke kelas X-2. Yulia ikut-ikutan ambruk dan mengejang. Kemudian diikuti oleh Vivi yang juga mengalami hal yang sama. Kesurupan pun menyebar dan menjangkit ke beberapa siswi yang berada di kelas lain. Beberapa siswi yang terkulai lemas usai mengalami kesurupan, dibaringkan pada kursi yang disusun berjajar di
depan kelas. Masing-masing dipegangi beberapa temannya. Peristiwa kesurupan massal ini tentu saja membuat kegiatan belajar dan mengajar di SMA PGRI 6 terganggu. Menurut siswa kelas X, Abdurrahmani, sehari sebelumnya juga terjadi hal yang sama di sekolah itu. “Tapi yang kemarin itu cuma tiga siswi yang kena,” katanya. “Ada yang minta carikan mainan kelerengnya yang hilang, setelah dibelikan di warung kelereng itu pun langsung dimainkan dan digenggam erat oleh yang kesurupan,” cerita Abdurrahmani. Guru Agama SMA PGRI 6, Sahrani yang seharusnya mengajar pelajaran Agama Islam, terpaksa membatalkan proses belajar. Dia menyuruh siswa dan siswi membaca kitab suci Alquran. (ncl/qq)
BPost Bagikan 39 Sapi Sembunyikan Dextro dalam Sepatu Anak BANJARMASIN, BPOSTHari Raya Idul Adha 1431 Hijriah tinggal menghitung hari. Kesempatan emas bagi umat Islam yang mampu untuk beribadah kurban. Tahun ini, Banjarmasin Post Group akan melakukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. BPost akan menyembelih sebanyak 39 ekor sapi. “Jumlah ini sesuai dengan usia BPost yang telah mencapai 39 tahun,” ucap Manajer Promosi Banjarmasin Post Group, Suharyanto, Kamis (11/11). Acara penyembelihan hewan kurban ini diberi nama Gebyar Idul Adha 1431 Hijriah 39 Ekor Sapi, digelar atas kerja sama dengan Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, Bank Bukopin, Travellindo, Indosat, Waroeng Pondok Bahari, Citra Garden, Sharp, Kaltrabu, Banjar TV dan Jago Print. Menurut Suharyanto, BPost mengundang penerima hewan qurban bagi musala
dan mesjid yang terpilih untuk hadir pada 13 November pukul 16.00 Wita di Aula Palimasan, lantai V Gedung Djok Mentaya (kantor Banjarmasin Post Group). Adapun acara Gebyar Idul Adha 1431 Hijriah 39 Ekor Sapi dilaksanakan di halaman Kantor Bank Mandiri Jalan R Suprapto, Rabu (17/11) sekitar pukul 09.00 Wita. Pada kesempatan itu, juga digelar pengambilan kupon pemenang yang telah dikumpulkan sebelumnya. “Hadiahnya tidak sembarangan yakni Umroh ke Tanah Suci Makkah,” ucap Suharyanto. Pengundian hadiah ini, dikhususkan bagi masyarakat yang telah mengikuti arisan Kurban yang diadakan oleh Banjarmasin Post Group. “Arisan itu dilaksanakan sejak Juni sampai November. Masyarakat yang ikut program ini mengangsur uang tiap bulan,” ujarnya. (ll)
BANJARMASIN, BPOST Uang Rp 100 ribu bikin Susiana (28) tergoda. Janda satu anak yang tinggal di Jalan Pekapuran Raya Jembatan Tujuh RT 8 itu, nekat mencoba menyelundupkan 1.000 pil Dextro ke Lapas Teluk Dalam Banjarmasin, Kamis (11/11) pukul 10.00 Wita. Dia juga tak menghiraukan rengekan dan tangisan anaknya, Riza (2) menangis kesakitan karena kedua kakinya harus menekan pil terlarang yang sengaja dimasukkan ke dalam sepatunya. Tapi upaya Susiana gagal. Polsuspas yang berjaga di gerbang menemukan ribuan butir pil berwarna kuning itu. Bersama anaknya, Susiana langsung diamankan kemudian diserahkan ke Satun Narkoba Polresta Banjarmasin bersama barang bukti. Informasi diperoleh, Susiana berpura-pura sebagai pembesuk salah satu tahanan bernama Rudi yang mendekam di Lapas tersebut karena kasus kepemilikan senjata tajam. Sebelum masuk lapas, dia harus menjalani pemeriksaan
riksaan curiga terhadap tingkah laku Susiana. “Saat mau masuk anaknya sudah menangis, makanya petugas juga curiga. Ternyata setelah diperiksa, di dalam
sepatunya ada pil dextro sebanyak dua kantong yang dimasukkan di sepatu kanan dan kiri,” kata Lukman. Kasat Narkoba Polresta Banjarmasin, Kompol Chris-
tan Rony mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap Susiana untuk mengetahui asal pil mengandung psikotropika golongan III itu. (coi)
BPOST GROUP/CHOIRUMAN
Susiana
di gerbang oleh Polsuspas. Ketika anak Susiana diperiksa, ditemukan ribuan butir pil koplo itu. Ternyata cara menyelundupkan pil dextro itu atas saran teman Rudi bernama Aris. Dia menitipkan pil-pil itu agar diserahkan ke Rudi dengan imbalan uang sebesar Rp 100 ribu. “Rupanya karena tidak terbiasa, anak saya menangis terus. Sebab kakinya sakit harus menekan pil itu,” ucap Susiana. Sementara itu, Kasi keamanan dan ketertiban Lapas Teluk Dalam Banjarmasin Lukman mengatakan, Susiana diamankan karena petugas yang melakukan peme-
1211/B02