14 Etalase
Banjarmasin Post
MINGGU 15 AGUSTUS 2010
Tujuhbelasan PADA 19501960-an acara peringatan 17 Agustus yang lebih populer dengan tujubelasan selalu dirayakan dengan gegap gempita. Rakyat menyambut dengan berbagai aneka kegiatan. Mulai menghias rumah, pagar halaman sampai upacara di alun-alun. Begitu menggairahkan, membanggakan dan membangkitkan rasa kebangsaan yang tinggi. Bayangkan, mulai desa sampai kota, setiap rumah dihiasi dengan gapura (umumnya dari bambu) dan dipercantik dengan berbagai hiasan, mulai daun, janur kuning melengkung sampai lampion. Janur kuning bukan hanya monopoli orang yang mau mantu, tapi juga ciri khas tujuhbelasan.
Karena waktu itu listrik belum sampai ke desa (di kota pun jalannya gelap), maka setiap malam terlihat pemandangan indah dari lampion-lampion yang warnawarni. Benar-benar semarak. Pada saat hari H, anak-anak sekolah dengan pakaian seragam biru putih atau putih-putih yang terbuat dari belacu atau mori dan celana dari bahan dril, mengikuti upacara di lapangan, satu kecamatan dikumpulkan menjadi satu. Karena waktu itu belum ada motor atau angkot, sarana angkutannya menggunakan truk bantuan para pengusaha lokal, tanpa imbalan. Mereka dijemput dari sekolahannya dan dikembalikan setelah acara usai. Untuk makan siang, sekolah minta murid membawa takir yaitu nasi dengan lauk pauk yang diwadahi daun pisang yang dibentuk se-
perti mangkok. Setelah acara selesai mereka makan bersama. Peristiwa ini sangat berkesan bagi mereka. Di Istana Merdeka Jakarta juga diadakan acara serupa. Acara ini dinanti-nantikan rakyat karena ada pidato Presiden Soekarno yang pasti menggelegar dan menggetarkan hati. Orang akan berduyun-duyun datang ke rumah tetangga yang punya radio untuk ikut mendengarkan pidato Bung Karno. Waktu itu belum ada televisi, radio masih menjadi barang mewah sekaligus langka. Keramaian juga ada, mulai balap karung, tarik tambang, dan berbagai lomba lain. Tak ketinggalan panjat pinang yang menjadi ciri khas tujuhbelasan. Malam harinya digelar pentas hiburan, mulai yang modern seperti orkes sampai tradisional seperti wayang. Itulah cara kita membangkitkan semangat nasionalisme. Eforia kemerdekaan waktu itu me-
Tercata, Tottenham menciptakan empat tembakan akurat pada babak pertama. Untung bagi City, performa sang kiper Joe Hart mampu menutupi kelemahan timnya yang belum padu. Pada menit kesebelas misalnya, Jermaine Defoe menyambut umpan Peter Crouch dengan sebuah tendangan first time akurat, yang sayangnya mentah di tangan Hart. Hart sempat gagal mengantisipasi peluang Tottenham, yaitu tendangan Gareth Bale pada menit 31. Namun,
bola hanya karena membentur tiang. Tak berkutik selama 45 menit pertama, City mencoba meredam gempuran lawan di babak kedua dengan penguasaan bola. Usaha ini cukup mampu mengurangi agresivitas tuan rumah, tetapi City sendiri tetap kesulitan membahayakan gawang lawan. Dalam sejumlah kesempatan, pemain-pemain City mencoba memecah kebuntuan dengan tembakan jarak jauh. Namun, rapatnya pagar betis musuh dan buruknya eksekusi, membuat usaha
Minus Torres Sambungan hal 1
Liverpool tentunya ingin kembali merebut posisi empat besar, sementara Arsenal ingin konsisten di posisinya. Tidak menutup kemungkinan keduanya mengincar posisi juara Liga Inggris. Penting bagi kedua tim untuk memenangi laga perdana sebagai pemicu semangat untuk mengumpulkan poin di laga selanjutnya. Liverpool menargetkan tiga angka. “Kami ingin fokus sejak awal kick off kompetisi. Konsentrasi utama kami tetap di Liga,” kata Manajer Liverpool Roy Hodgson dilansir Reuters, Sabtu (14/8). The Reds mendatangkan
pemain anyar seperti Joe Cole, Milan Jovanovic, dan Christian Poulsen. Namun, mereka melepas Yossi Benayoun dan (mungkin) Javier Mascherano. Di barisan penyerang ada Dirk Kuyt, Fernando Torres, dan David Ngog. Sayangnya Hodgson belum bisa menjamin menurunkan Torres di laga perdana ini. Striker timnas Spanyol itu masih berkutat dengan cedera. Praktis Hodgson mengandalkan ‘Pangeran Anfield’ Steven Gerrard sebagai motor serangan sekaligus penyambung asa untuk meraih kemenangan pertamanya. Gerrard akan berduet dengan Joe Cole di tengah.
itu nyaris gagal merepotkan Gomes. Pada menit 72, misalnya, Tevez melepaskan sebuah tembakan, yang melenceng dari sasaran. Tottenham sendiri meski tak segalak babak pertama, masih tampil lebih efektif. Namun, Hart terus menjadi halangan bagi terciptanya gol, sehingga skor 0-0 bertahan sampai akhir laga. Selama 90 menit, Tottenham menguasai bola sebanyak 39 persen dan melepaskan delapan tembakan akurat dari 20 percobaan. Adapun, City menciptakan dua peluang emas dari 14 percobaan. (kps/ap)
Cedera pemain tak hanya menghampiri Liverpool. Manajer Arsenal Arsene Wenger juga dituntut berpikir lebih keras di awal kompetisi. Mereka diprediksi tidak diperkuat Johan Djourou (cedra hamstring) dan Nicklas Bendnter (cedera pangkal paha). Sementara kondisi Denilson (cedra abdominal/perut) dan Abou Diaby (cedera betis) masih meragukan. Wenger juga tengah menunggu keputusan soal Robin Van Persie atau Cesc Fabregas. Kedua pemain ini masih ditunggu kondisi kebugarannya. Tapi Wenger memiliki striker baru Maroune Chamakh yang bisa diandalkan jika Persie absen. (tribunnews/cen)
Robot Ondel-ondel Lihai Menari Sambungan hal 1
“Sekolah pun tidak tahu kalau kami ikut kegiatan ini,” kata Richard saat ditemui di lokasi acara IRO 2010, Gedung Badan Penelitian Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Sabtu (14/8). Ide unik tersebut berasal dari Richard yang telah mempelajari robotik dengan berbahan baku lego selama dua tahun. Murid SD Dian Kasih, Jakarta ini mengajak dua temannya untuk mewujudkan idenya. Robot karya tiga bocah itu
bisa bergerak maju dan mundur layaknya ondel-ondel. Selain itu tangannya bisa bergerak-gerak ke samping, depan, belakang, dan atas. “Gerakan-gerakan tersebut dielaborasi sehingga robot bisa menari disertai musik Betawi,” kata Richard. Tak mau kalah, seorang siswa SMP dari Sidoarjo, Azzah Ambarani menunjukkan karyanya yakni robot dalang wayang kulit. “Sebelum membuat dalang wayang kulit ini, saya dan teman-teman merancang robot pembuat batik, namun a-
*** Sekarang peringatan kemerdekaan sudah terasa lain. Memang lebih akbar karena perbaikan ekonomi dan kemajuan teknologi memungkinkan untuk membuat peringatan yang megah. Tapi apakah semegah itu pula hati kita? Di Istana Merdeka peringatan detik-detik proklamasi terasa rutin, dari tahun ke tahun seperti itu, seperti tidak ada roh yang membuat peringatan terasa hidup dan bergairah. Di kota-kota, orang memperingati dengan hati yang kering, lebih baik pergi ke tempat peristirahatan atau tempat hiburan
gak kesulitan. Kami ganti dengan robot dalang dalam waktu tiga minggu. Idenya muncul saat menyaksikan pementasan wayang kulit di Sidoarjo,” kata Azzah. Ada kesulitan saat merancang robot itu? Azzah yang didampingi dua teman, Farghani Achmiardhika dan Caleb Emmanuel kompak mengatakan sulit memprogram aransemen musik gamelan. “Kami kesulitan mencari lagu-lagu Jatim dengan aransemen gamelan, serta pembuatan programnya,” kata Farghani. (tribunnews)
Sambungan hal 1
Juga, sejumlah jenderal yang diduga terlibat kasus ‘rekening gendut’, mendapat promosi jabatan. Dikonfirmasi tentang hal ini, Edward membantahnya. Menurutnya, semua surat keputusan sudah ditandatangani. “Tidak benar itu. Hanya tinggal upacara sertijab. Semua posisi tidak ada revisi. Sama dengan pemindahan anggota yang telah ditentukan,” katanya, Sabtu (14/8). Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha juga membantah informasi itu. “Tidak benar informas itu. Itu bukan kewenangan presiden,” ujarnya. Manusia Biasa Kemarin melalui Kastorius, Bambang menegaskan dirinya hanya manusia biasa yang bisa sakit. “Dia sambil tertawa mengatakan, saya sakit kok dihubungkan masalah internal. Katanya, saya manusia biasa, bisa sakit,” ujar Kastorius. “Pukul 09.45 WIB, saya menelepon. Dari nada suaranya sudah lebih baik. Saya tanyakan sudah sembuh atau belum. Kapolri katakan sudah lebih baik, segera pulih,”
Kaluar Daun Lapat banam iwak, manyanga bawang atawa bau pirikan sambal acan. Lalu mulailah ricusricus inya baludah sambil riguk-riguk rakungannya. “Lui, amun ikam kada tahan puasa baiknya umpati aku ka warung sakadup,” ujar Garbus. “Aku supan kalihatan urang, asa kasisipuan bila tatamu kakawalan. Katahuan banar kita kada pamuasa,” sahut Palui. “Kalu ikam kada hakun tapaksa ai aku mambawai Tulamak karna kami sudah bajanji hari ini,” ujar Garbus. Wayah bubuhannya tulakan, Palui bapikir-pikir lalu maumpati bubuhannya matan balakang, inya masih ragu-ragu handak tarus puasa atawa umpat ka warung sakadup. “Supan aku...... sudah talanjur kusambat aku indah pacah puasaku,” ujarnya dalam hati. Wayah bubuhannya masukan ka warung sakadup, Palui babiluk ka pasar wadai
lalu manukar dua hapat lapat lawan hintalu jaruknya. Imbah itu inya langsung bulik takutan katahuan bubuhannya. Sambil bajalan bulik Palui bapikir kamana mamakan lapat wan hintalu ini, asa kacar banar liur, awak asa makin uyuh ujarnya. “Kalu kaya itu aku mamakan di dalam jamban sungai di balakang rumah Garbus haja,” ujarnya. Imbah parak jamban papalingau Palui kahulu kahilir kalu-kalu pina ada urang nang malihatnya. Karna sunyi haja maka inya langsung masuk jamban, mangunci lawangnya lalu mulai mambuka bungkusan, manguyak lapat wan mangupas ku l i t h i n t a l u l a n g s u n g mamakannya. “Biarlah hari ini pacah puasaku taguda Garbus, tapi aku kada supan kalihatan urang di pasar kaya bubuhannya,” ujar Palui mahabisakan lapat dua balah sama lawan sapiring nasi, sampai mariga kakanyangan mahabisakan hintalunya. Kada lawas rami kadangaran garunuman bubuhannya
sambil berbuat anarki, pedagang kaki lima digusur mengamuk. Perilaku aparatnya juga berubah, korupsinya merajalela, mafia peradilan tak pernah berhenti dan lain lain. Hanya acara lomba panjat pinang yang dari dulu sampai sekarang masih ramai karena orang mau berebut hadiah. Dulu hadiahnya cukup buku, rokok, bedak, saputangan atau kain, sekarang motor pun ada. Tanpa iming-iming sulit mengajak orang untuk berpartisipasi. Panjat pinang yang ada sejak zaman kolonial sebagai tontonan tuan-tuan dan nyonya-nyonya Belanda mengandung falsafah, yang di bawah akan menjadi injakan yang di atas untuk mendapatkan keuntungan seperti yang dilakukan Belanda. Setelah Belanda pergi falsafah itu berlaku untuk kita, orang-orang yang di bawah selalu tergencet oleh yang di atas dalam berebut rezeki. Inikah merdeka? (*)
datangan badirian dipinggir sungai ampah ka jamban, sambil bakisah kanyamanan makan karih kambing di warung sakadup. “Hadangi aku satumat handak ka jamban, parutku sakit banar,” ujar Garbus. “Tapi siapa urang di jamban itu mulai tadi lawas banar kada saling kaluaran,” ujar Garbus. “Bus, Bus ujar Tulamak mangiyau. Cuba itihi napa nang bajurut larut matan bawah jamban itu, pinanya kaya daun bakas pambungkus lapat,” ujar Tulamak. “Mungkin urang bahira daun kalu,” sahut Garbus manyahuti sambil maurut parut kasakitan handak bahira. “Uuuiii... urangnya siapa di jamban pina lawas banar, kalu pina siup,” ujarnya. Lalu kadangaran bunyi urang batuk, aham....aham.... “Hau....bunyi suara Palui,” ujar Garbus. “Nah..... katahuanku, sakalinya sama haja. Kami ka warung sakadup, sakalinya Palui kakanyangan, bahira daun lapat di jamban,” sambung Tulamak. (tam)
lanjutnya. Menyinggung ketidaktahuan jajaran polri, Kastorius menegaskan Bambang memang sengaja beristirahat tanpa memberitahu institusinya. “Prinsip dia, sakit itu hal privat dan tidak diumumkan. Dugaan saya dia menahan tidak memberitahukan kepada institusi, nanti kalau semua berkunjung, dia tidak bisa istirahat,” katanya. Mengenai kabar Yudhoyono tidak setuju dengan mutasi bahkan ada ancaman pemecatan, dia membantahnya. “Itu dugaan saja yang ditimbulkan. Faktanya dia sakit,” tegasnya. Kapan Bambang masuk kerja? “Senin, kita akan bertemu di kantor untuk diskusi seperti biasa. Soal sertijab mungkin setelah 17 Agustus 2010,” kata Kastorius. Pernyataan ini langsung disangkal Edward. “Yang resmi kan saya. Saya sudah cek, saya sudah hubungi. (Soal kapolri sakit) Tanya ke orang yang bilang. Saya sudah bantah,” tegasnya. Berdasar pantauan BPost, dari pagi hingga sore, rumah dinas kapolri di Jalan Pattimura Nomor 37, Jakarta Selatan, sepi. Di rumah ber-
lantai dua berwarna putih itu hanya terparkir tiga mobil di dalam garasi. Sejumlah penjaga saat ditanya mengaku tidak mengetahui ada tidaknya Bambang di dalam rumah. Mereka pun mengatakan tidak mengetahui bosnya sakit atau sehat.
“Waduh nggak tahu. Saya kan hanya petugas di luar,” ujar seorang provos. Informasi yang diperoleh penjaga tetangga Bambang, sekitar pukul 12.00 WIB, mobil yang biasa digunakan istri Bambang masuk ke rumah itu. (tribunnews/roy/kps/dtn)
Meniru Soeharto Sambungan hal 1
Kepada pers di Jakarta, Sabtu (14/8), dia menilai model komunikasi ‘tertutup’ itu sangat membingungkan publik. Imbasnya, kepercayaan publik terhadap polri kian memudar. “Dia (kapolri) kan mau pensiun, makanya harus meninggalkan sesuatu yang menimbulkan ketidakpercayaan publik. Kalau meninggalkan ‘bom waktu’, polri kewalahan untuk mengembalikannya,” tegas Nasir. Solusinya, Bambang harus memberikan keterangan secara langsung kepada publik. “Dia harus menjelaskan yang terjadi. Jangan
diwakilkan,” ucapnya. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menilai peristiwa itu merupakan preseden buruk bagi kepolisian. “Ini kali pertama terjadi. Seharusnya jika dia berhalangan ditugaskan kepada wakapolri (Komjen Yusuf Manggabarani),” ucapnya. Neta yakin ‘menghilangnya’ Bambang dan wakapolri dikarenakan dipanggil Yudhoyono. “Saya mendapat informasi, dia dan wakapolri dipanggil presiden. Logikanya, yang bisa membatalkan acara kapolri ya presiden,” kata Neta. (tribunnews/roy/kps/dtn)
serius menerima dan menangkis bola yang diterimanya. Yang terjadi adalah bukan lagi sebuah game yang menyenangkan karena tidak ada lagi aspek playfull dan fun. Dengan permainan seperti itu, bukan saja tidak menyenangkan dan membosankan tapi juga sesungguhnya kemungkinan besar dia pun akan kalah. Berbicara memang lebih mudah daripada mendengarkan. Karena ketika berbicara kita cenderung untuk melepaskan ego, sedangkan ketika mendengarkan, kita harus menahan dan mengendalikan ego. Sehingga ada pepatah mengatakan big egos have little ears. Orang yang egonya besar, memiliki te-
linga kecil. Tentu saja telinga kecil di sini tidak untuk dimaknai literal, namun untuk menunjukkan kekikiran atau keengganan orang yang berego besar untuk membuka telinganya untuk mendengar orang lain. Saking lebih bernilainya mendengar daripada berbicara, dikatakan bahwa kalau berbicara itu perak, maka mendengarkan itu emas. Namun, ada juga mendengar tapi sesungguhnya tidak mendengar, dalam Bahasa Inggris dibedakan antara hearing dan listening. Hearing adalah mendengar tanpa ada kesungguhan untuk memahami apa yang didengarnya, sedangkan listening adalah mendengar dengan kesungguhan, bukan basa basi. (*)
Belajar Mendengar Sambungan hal 1
Ada pepatah lidah tidak bertulang untuk menunjukkan betapa lentur dan tidak ada strukturnya dia, sehingga mengatur dan mengendalikannya bukanlah perkara mudah. Ada kecenderungan anggota tubuh kita yang satu ini lebih dominan dan aktif dibanding yang lain: tangan, kaki, kepala atau telinga. Ketika tangan memberi satu kali, maka lisan terkadang sudah mengeluarkan woro-woro tentang pemberian itu 10 kali lipat banyaknya. Ketika kaki baru lima langkah menuju masjid, bisa jadi lisan kita sudah berbicara 50 kata dengan kawan kita yang bertemu di jalan, yang kadang-kadang isinya berbau
riya dan ghibah. Ketika ngobrol pun, saat telinga kita baru menangkap lima kalimat dari lawan bicara, kadang lisan kita dengan tak sabar langsung menyambar berbicara dan lupa mendengarkan isi pembicaraan lawan bicara. Ketika orang lain berbicara, telinga kita bukannya mendengarkan dan mencoba memahami apa yang didengarnya. Tapi justru kepala kita sibuk memikirkan yang akan diucapkan sehingga yang terjadi adalah bukan sebuah komunikasi yang fair, dua arah, tetapi yang satu mendominasi yang lain. Ibarat main pingpong, yang satu hanya peduli memasukkan bolanya ke meja lawan tanpa mau
Meski Manual, Tetap Enak Sambungan hal 1
Sambungan hal 1
daripada mengikuti upacara di RT atau RW. Di kompleks perumahan mewah malam tirakatan seperti pesta, dengan hidangan makanan lezat tapi menyanyikan lagu Indonesia Raya harus dengan teks karena banyak yang tak hafal. Makna 17 Agustus memang makin jauh dari cita-cita kemerdekaan, yaitu membangun sebuah negara yang adil dan makmur, membangun persaudaraan dari Sabang sampai Merauke, membangun kehidupan yang aman dan damai, bebas dari rasa takut. Sekarang orang asing datang ke sini berani mengobok-obok atau membuat onar seperti Noordin M Top. Para pedagang narkoba atau obat terlarang dari berbagai negara bisa masuk seenaknya. Penangkapan sering dilakukan tapi obat terlarangnya muncul terus. Orang Indonesia sekarang juga gampang marah, demo sambil merusak, menuntut ini dan itu
Kapolri: Saya Manusia Biasa
City Tak Terbukti Sambungan hal 1
mang masih terasa kental, nasionalisme belum luntur. Orang dari partai apa pun akan berbaur tanpa komando untuk menyemarakkan peringatan hari kemerdekaan. Tidak perlu pakai seragam hitam-hitam, merah-merah, kuning, biru dan entah apa lagi.
Meski demikian, dengan terampil Mulyono yang ditemani sang istri Yanti Wahyuni memotong adonan itu lalu ditata di wadah yang terbuat dari anyamam bambu. Potongan adonan itu lantas dijemur di bawah terik matahari. Sembari membantu suami, Yanti membersihkan ikan yang dibelinya dari pasar. Setelah itu, ikan dibawa ke pabrik untuk dihaluskan, karena mereka tidak mempunyai mesin penghalus. Daging ikan yang sudah halus itu dicampur adonan tepung yang sudah dicampur
bawang putih, bawang merah, garam, penyedap rasa, air, telur dan tepung kanji. Bila daging ikan sudah bercampur, adonan dibentuk memanjang dengan ukuran 20 sentimeter dan diameter 10 sentimeter. Kemudian, dimasukkannya ke panci untuk direbus selama 2,5 jam. Adonan yang telah mengeras didinginkan, sebelum dipotong. “Memang prosesnya terlihat mudah, tapi panjang sekali. Belum lagi proses penjemuran. Kendalanya, saat ini hujan sering turun,” kata Mulyono. Untuk penjemuran diperlukan waktu dua sampai tiga
hari, sebelum kerupuk dan amplang itu dimasukan ke dalam kemasan yang per kilogram dijual Rp 40 ribu. Bisnis membuat kerupuk juga digeluti Lia. Karena kendala hujan, dia hanya memproduksi 10 kilogram kerupuk tiap harinya. Pangsa pasarnya pun terbatas. “Selain Kotabaru juga Tanahbumbu. Untuk Banjarmasin masih belum,” ucapnya. Lia mengaku usaha itu warisan keluarganya. Dia hanya meneruskan “Bisnis ini peninggalan kakek yang diturunkan ke ibu saya. Saya sudah sepuluh tahun lebih menggeluti bisnis ini,” katanya.
Usaha serupa dalam skala lebih besar digeluti Syamsul Bahri. Amplang produksinya sudah mengindonesia bahkan mendunia karena bak menjadi oleh-oleh wajib jika usai bepergian ke Kotabaru. Untuk menggapai kesuksesan itu, bukanlah hal mudah. Warga Jalan Kaca Piring, Desa Sungai Taib itu harus bekerja keras selama tiga belas tahun. Berbeda dengan Mulyono, Syamsul memiliki sekitar 50 pekerja. Pasalnya, setiap hari dia memproduksi ribuan kilogram amplang dan kerupuk. Sebanyak 75 persen produksinya didistribusikan ke Banjarmasin. (sah)
Kawasan Permukiman KENDALA utama bagi Mulyono dan Yanti Wahyuni mengembangkan usahanya adalah tempat tinggal sekaligus ‘pabrik’ mereka berada di permukiman. Aroma ikan yang sangat menyengat menimbulkan radiasi bau bagi tetangga. Oleh karena itu pula, mereka tidak berani membeli mesin penghalus ikan. Padahal, Dinas Koperasi dan UKM Ko-
tabaru, pernah menawari pinjaman uang usaha Rp 50 juta. “Kami takut mengganggu tetangga baik oleh suara atau bau ikan yang dihaluskan. Juga karena data listrik rumah kami tidak mencukupi,” ujar Yanti kepada BPost, kemarin. Ada lain kendala yang mereka hadapi untuk memperbesar bisnis. Apa itu? Bahan baku ikan sangat tergantung pada hasil tangkapan nela-
yan. “Yang lain punya kapal dan nelayan sendiri,” ujarnya. Meski banyak kendala, usaha itu terus berjalan untuk memenuhi pesanan. Pemkab Kotabaru pun ikut campur tangan agar usaha rumahan itu tidak gulung tikar. Kabid UKMI Dinas Koperasi, UKM dan Industri Kotabaru, H Ahmad Kusairin mengungkapkan wilayah pemasaran kerupuk dan amplang
ikan Kotabaru, selain seluruh provinsi di Kalimantan juga menembus Jawa. Untuk memperluas wilayah pemasaran, Dinas Koperasi, UKM dan Industri memberi bantuan seperti kemasan berbahan almunium foil beserta alat pres. “Sebenarnya masih banyak program bantuan hendak kita berikan kepada UKM di Kotabaru tetapi terkendala dana,” ucapnya. (sah)