14 Etalase
Banjarmasin Post
RABU 14 JULI 2010
Minum Obat Seumur Hidup Sambungan hal 1
Obat itu untuk menghindari penolakan tubuh terhadap organ baru. “Terus terang, biaya obat ini menjadi pikiran saya,” ujar Jaini. Ini karena penghasilannya sebagai sopir bajaj tidak menentu. Dalam sehari dia hanya dapat Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu. Dokter spesialis bedah anak RS dr Soetomo, Poerwadi, yang bakal mengoperasi Citra, mengaku belum tahu pasti biaya menebus obat tersebut. “Tapi kalau dibandingkan dengan di Malaysia dan Singapura, bisa dikalkulasi sekitar Rp 24 juta per tahun,” ujarnya. Meski berpengalaman menangani Ramdan, bayi asal Jawa Timur yang juga menderita penyakit tersebut, Poerwadi mengaku tidak tahu pasti biaya totalnya.
“Kalau yang masuk Jamkesmas, sudah pasti dijamin. Sedangkan yang tidak termasuk Jamkesmas, berdasarkan pengalaman kami menangani Ramdan dulu, biayanya ditanggung sendiri. Dalam hal ini sponsor,” jelasnya. Sama dengan kasus Citra, menurut Poerwadi, untuk yang di luar Jamkesmas harus ditanggung sendiri atau sponsor. “Demikian pula pengiriman data Citra ke luar negeri,” jelasnya. Humas RSUD Ulin Banjarmasin, Muhammad Yusuf, menyatakan pihaknya siap menangani masalah pengobatan. “Itu sudah menjadi kewajiban kami untuk menanggulangi biaya obat pasien di luar Jamkesmas,” katanya. Sedang Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Rosihan Adhani, mengatakan Jamkesmas untuk Citra sedang diproses. Ini karena anak warga
Jalan Soetoyo S Gang 20 Banjarmasin itu belum termasuk dalam peserta Jamkesmas. “Belum tahu kapan jadinya. Saya tidak bisa memastikan karena operasi Citra juga belum pasti,” ujarnya. Rosihan juga akan berkoordinasi dengan PT Asuransi Kesehatan (Askes), P2JK Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Sedangkan biaya di luar tanggungan Jamkesmas, seperti peralatan medis habis pakai, transpor dan akomodasi di Surabaya, Rosihan mengatakan akan berkoordinsi dengan pihak-pihak terkait di pemprov dan dermawan. Sementara ini suhu badan dan hemoglobin darah Citra stabil. Kendati demikian dia masih sering rewel. Saat dikunjungi, Citra terlelap di pangkuan ibunya, Sri Rahayu. (nn/coi)
Sambal Pun Tak Lagi Pedas Sambungan hal 1
Sedangkan cabai merah besar Rp 35 ribu per kilogram dan cabai hijau Rp 30 ribu per kilogram. Diduga kenaikan harga itu dikarenakan minimnya pasokan dari Jawa. Pasalnya, banyak petani cabai di sana yang mengalami gagal panen akibat tingginya curah hujan. “Kami terpaksa mendatangkan cabai dari Makassar. Selain itu, dari Pelaihari (Tanahlaut) dan Pengaron (Banjar),” kata distributor sayur di Pasar Hanyar, Banjarmasin, Dharmi. Saat ini harga cabai rawit di tingkat pedagang sekitar Rp 60 ribu per kilogram. Padahal, sebelum hanya di Rp 15 ribu-
Rp 20 ribu. “Tiap hari 1,5 ton cabai didistribusikan ke seluruh Banjarmasin,” katanya. Jika harga cabai naik, harga sayur lainnya tetap bahkan ada yang turun seperti tomat. Harga tomat saat ini Rp 8 ribu per kilogram. Padahal beberapa pekan lalu mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Sedangkan kentang dan wortel yang juga didatangkan dari Jawa, harganya masih stabil di kisaran Rp 9.000 per kilogram. Pun dengan kol (Rp 9 ribu-Rp 10 ribu per kilogram) dan sawi putih Rp 20 ribu per kilogram. Di luar sayur, harga kebutuhan rumah tangga yang naik adalah gula. Harganya menembus Rp 9 ribu per kilogram. Salah seorang peda-
gang di Pasar Lima Banjarmasin, Hj Itah mengatakan, kenaikan harga terjadi mulai di tingkat distributor. Di tingkat ini, harganya Rp 8.250 per kilogram. Ketua Persatuan Pedagang Gula Bersatu, H Aftahudin mengatakan, ada kemungkinan harga gula di atas Rp 11 ribu per kilogram. Menurut dia, satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalsel yang mencapai 140 ribu ton per tahun adalah mendatangkan gula rafinasi. “Gula impor yang masuk Kalsel 5.640 ton per tahun, sedangkan gula lokal 50 ribu ton. Untuk memenuhi sisanya, kita memerlukan gula rafinasi,” katanya. (mmi)
Manyasal Manang Sambungan hal 1
rancak banar talihat maungut di palataran rumahnya. Tapi, bingung jua pang. padahal inya umpat mandukung Spanyol. Kalihatan pas acara nonbar wan bubuhan kampung di Pos ronda, inya pina paiyanya bakuriak wan baluncat pas Spanyol manang. Garbus wan Tulamak nang umpat Walanda tuhuk dihulutinya, sampai handak bakalahian. Apalagi, Tuhirang nang jua maingkut Spanyol, umpat-umpatan jua mahabui. Nang kaya urang nang ampun nagara pang bubuhannya handak bakalahian. Padahal, nyata-nyata, nang manuntun di pos itu, kada urang spanyol atawa Walanda. Untung ada Pambakal nang manyabari. Jaka kada, katapukan pang buhannya batamparan. “Buhan ikam nih macam-macam haja, pandukung Spanyol wan Walanda di Afrika Salatan haja kada bakalahian, buhan ikam bakalahian lah,” jar pambakal wayah itu.
“Kalah taruhan kada mungkin,” jar Tuhirang bingung malihat Palui taungut. “Iih, nyata ai kada mungkin, apa nang ditaruhakan, duit kada baisi itu. Mun ada jua, radio buruk nang itu banaham dijualnya,” jar Tulamak manambahi sambil tatawa. “Wan jua, inya katuju banar wan Spanyol, kada mungkin inya kalah bataruhan,” jar Garbus manimpali. Panasaran bubuhannya mandatangi si Palui nang mandam tadi. “Kanapa Lui, pina taungut, maka Spanyol manang samalam,” ujar Garbus batakun. “Aku katuju banar Spanyol manang, tapi, aku manyasal kanapa Spanyol manang,” jar Palui manjawab pina pusang. “Ai, ikam sabujurannya mandukung Balanda kah kaya aku,” jar Garbus manakuni pulang. “Bah, baapa aku mandukung nagara nang manjajah kita,” jawab Palui sambil marangut. “Imbah tuh kanapa Lui,”
Kajari Martapura Balik Badan Sambungan hal 1
Ini setelah kasasi yang mereka ajukan dikabulkan majelis hakim. Iskandar bersama Hairul Saleh dan Gunawan Santosa terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengalihan eks lahan Pabrik Kertas Martapura pada 2006. Kekesalan sontak terpancar dari wajah Zulhadi ketika penghuni rumah tidak segera membuka gembok pagar meski mengetahui kedatangan rombongannya. Pria di dalam rumah beralasan sedang mencari kunci. “Mencari kunci saja cukup lama. Kalau terjadi kebakaran, bagaimana?” ucap Zulhadi membalas alasan pria itu. Setelah pagar dibuka, para jaksa diterima seorang kerabat Iskandar, A Saputra alias Eko. Dia mengatakan tidak tahu keberadaan Iskandar. “Saya keluarga jauh. Baru malam tadi datang dari Pa-
gatan, tidak mengetahui permasalahannya,” ucap pria berkacamata itu. Setelah mendapat penjelasan dari Zulhadi, Eko yang mengenakan kaos putih terkejut. “Ada apa ini? Korupsi apa?” ucapnya dengan agak emosi. Sebelum ‘balik badan’ meninggalkan rumah itu, Zulhadi menegaskan, jika ada orang yang ikut menyembunyikan Iskandar, bisa ditahan. Bukannya mereda emosi, Eko justru melarang sejumlah jaksa memotret foto Iskandar yang tergantung di dinding. Dia pun enggan menunjukkan kartu identitas dirinya. Eko hanya menunjukkan kertas semacam kartu pembelian sepeda motor. Ketua RT setempat, H Syarkawi mengatakan, pada pemungutan suara Pemilukada, 2 Juni 2010, Iskandar ada di rumah. Setelah itu tidak diketahui keberadaannya. Kepada pers, Zulhadi menegaskan Iskandar masuk
daftar pencarian orang (DPO). Saat terjadi pengalihan lahan eks lahan PKM, Iskandar menjabat Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banjar. Dalam kepanitiaan pembebasan tanah, dia menjadi wakil ketua. Cuma Istri Kegagalan eksekusi berlanjut di rumah Hairul Saleh (mantan Kabag Perlengkapan Banjar). Dia tidak berada di rumah di Kelurahan Tanjung Rema Darat, Martapura. Setelah lama menunggu di balik pagar besi bergembok, para jaksa ditemui dan diajak masuk rumah oleh seorang pria lanjut usia yang mengaku sebagai mertua Hairul. Zulhadi berulang kali keluar masuk rumah untuk berkomunikasi dengan anak buahnya. Hanya, wartawan dilarang masuk ke rumah. Kepada pers, dia mengatakan Hairul tidak ada di rumah tersebut. Penghuninya hanya istri, anak, mertua dan
adik Hairul. “Kita sudah lakukan penjemputan paksa tetapi Hairul tidak ditemukan. Oleh karena itu, kita masukkan dia ke DPO. Kita juga akan terus berkomunikasi dengan keluarga Hairul,” kata Zulhadi. Sejumlah warga saat ditemui BPost mengatakan tetangganya itu sudah lama tidak terlihat. “Sudah berbulan-bulan. Rumahnya kerap kosong. Penghuninya pun sering menutup diri,” ujar Minah. Pun dengan Syaid. “Handphone-nya juga tidak aktif. Rumahnya selalu sepi. Soal sepeda motor di halaman rumah itu, saya tidak tahu pemiliknya,” ucapnya. Ketika BPost kembali mendatangi rumah itu sekitar pukul 19.30 Wita, rumah itu tetap sepi. Pintu pagar terkunci. Hanya lampu teras yang menyala. Sepeda motor yang semula diparkir di halaman, tidak ada. (has/dwi/kur/wid)
sah dijadikan dasar hukum melakukan eksekusi. “Kita sudah bersabar menunggu sampai salinan putusan ini turun. Karena itu, tidak ada lagi alasan untuk menunda-nunda eksekusi,” katanya. Di dalam salinan putusan yang diterima Senin (12/7) sore itu disebutkan majelis hakim menjatuhkan hukuman terhadap Iskandar, Hairul dan Gunawan Santosa (direktur utama PT Golden Martapura yang kabarnya berada di Jakarta) selama lima tahun. Ketiganya juga didenda Rp 200 juta atau subsider kurungan selama 6 bulan. Khusus untuk Gunawan, harus mengembali-
kan uang negara yang dibayarkan kepadanya sebesar Rp 6,3 miliar. Jika tidak dipenuhi selambat-lambatnya satu bulan setelah keputusan hukum tetap, harta bendanya disita untuk dilelang. Bila tidak mempunyai harta benda harus masuk sel selama empat tahun. Putusan itu membatalkan vonis bebas majelis hakim Pengadilan Negeri Martpaura yang dipimpin Purwanto pada 8 Oktober 2007. “Untuk Gunawan, kita kirim surat panggilan ke alamat Jalan Ceylon Nompr 11 RT 2 RW 4 Kelurahan Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta,” ucapnya. (has/dwi/kur/wid)
Mereka Bisa Ditelepon Sambungan hal 1
Selain menilai salinan putusan Mahkamah Agung (MA) yang menjadi dasar eksekusi cacat hukum, mereka mengatakan kliennya masih berada di Kalsel. Masdari mengaku masih berkomunikasi lewat ponsel saat dirinya hendak menuju Kejari Martapura. “Saya katakan, Hairul umpatkah ikam (ikutkah kamu) ke Kejari. Kalau umpat kita ketemu di Kejari. Dia menjawab, kada umpat (tidak ikut),” ucapnya, Selasa (13/7). Sabri pun mengatakan hal serupa. Bahkan, dia mengatakan, Iskandar berada di rumah. Padahal,
saat tim jaksa melakukan eksekusi, Iskandar tidak ada di rumah. Kerabatnya pun mengaku tidak mengetahui keberadaannya. Keduanya juga sepakat menolak eksekusi karena salinan putusan MA itu cacat hukum. Mereka menegaskan pada amar putusan MA Nomor 940 K/PID.SUS/2008 tertanggal 19 Januari 2010 itu tidak ada perintah penahanan. “Kami bukan menghalangi eksekusi tapi marilah bersama-sama menegakkan hukum tanpa melanggar hukum,” kata Sabri. Menanggapi itu, Kajari Martapura, Zulhadi Savitri Nor berpendapat sebaliknya. Salinan putusan itu
Jadi Momentum Tarik Investor jar Tulamak manakuni pina panasaran. “Gara-gara manang Spanyol, aku bamasak surangan, manapas baju surangan. Biniku kada tapi mau baingun anak, sampai-sampai digawil tangah malam kada hakun jua,” ujar Palui masam. “Haw...kanapa jadi kaya itu, Lui,” jar Tulamak makin panasaran. “Biniku tuh katuju banar wan si Sneijder, pamain Balanda tuh. Inya katuju banar wan gundulnya jar. Jadi, pas Balanda kalah, inya kuhuluti banar,” jar Palui bakisah. “Rupanya, inya sarik banar lalu maraju. Dipandiri kada manyahuti, apalagi pas digawil, pasti majulung balukuk,” ujar Palui pina sadih banar. “Bah, salah ikam jua Lui ai. Mun kaya itu sabar ai, kalu pina Piala Dunia 2014 kaina Walanda nang manang,” ujar Garbus mahibur. “Umai, pacang mahadangi ampat tahun lagi, lucut kawan. Baik manang, mun kalah, gawat banar,” jar Palui ta uling kapala. (ire)
Sambungan hal 1
Saat laga final, Senin (12/7) dini hari, Carlos tidak diperbolehkan tim medis menyaksikan laga itu meski dari stasiun televisi, karena baru sembuh. Usai menemui sang raja, mereka bertemu Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero. Selanjutnya timnas konvoi mengelilingi kota dengan menggunakan bus terbuka. Di kanan kiri jalan, ratus-
an ribu orang yang sebagian besar mengenakan pakaian warna merah mengelu-elukan tim pujaannya. Bus mengakhiri perjalanan di tepi Sungai Manzanarez. Di sini prosesi penyambutan digelar. “Saya berada di sini untuk ambil bagian dalam sejarah ini,” kata seorang warga, Pedro. Tarik Investor Keberhasilan Spanyol di Piala Dunia menjadi momen-
tum kebangkitan semangat negara itu. Pemerintah Spanyol ingin menunjukkan kepada investor bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi perekonomian negara mereka. Menteri Perindustrian Miguel Sebastian menyatakan kemenangan itu akan digunakannya menarik lebih banyak investor ke Spanyol. Hal ini pernah dilakukan pemerintah Italia setelah timnas-
nya menjuarai Piala Dunia 2006. “Jutaan orang menyaksikan warna dan merek Spanyol. Bayangkan betapa hebat nilainya dalam pemasaran dan citra kami di dunia internasional,” tegasnya. Selain itu, pemerintah Spanyol berharap kejayaan di Afsel bisa mengeliminasi separatisme antara kelompok Basque dan Catalan. (tribunnews/cen)
Bisa Lihat STM Mandomai Sambungan hal 1
Kalau tidak dimilirkan dalam bentuk rakit, kayu diangkut dengan tongkang. Mantan pengusaha kayu itu menuturkan belum adanya aturan seketat Undang Undang Nomor 41/1999 tentang Kehutanan membuat industri perkayuan berkembang pesat. Masyarakat yang sebelumnya hidup dari hasil hutan seperti mencari rotan, damar, atau berladang, mulai beralih ke industri perkayuan. Kota Kualakapuas pun menjadi tempat transit. Tidak cuma antara Banjarmasin dan Palangkaraya, tetapi juga
antara Banjarmasin dan daerah Kalteng lainnya seperti Bahaur dan Buntok. Apalagi ketika ada proyek pengembangan lahan gambut sejuta hektare pada 1996an. Bisnis angkutan sungai bak jamur di musim hujan. Pada waktu tertentu, ribuan pekerja dari perusahaan kontraktor pembuat saluran di megaproyek itu, ‘turun’ ke Kualakapuas dengan menumpang angkutan sungai. Tak heran jika Kualakapuas yang telah berusia 205 tahun dikenal sebagai kota persinggahan. Mereka yang singgah di kota tepian Sungai Kapuas ini mulai dari yang menggunakan jukung, kelo-
Tak Sabar Menunggu Sambungan hal 1
“Saya ini hobi sekali bepergian. Apalagi sekarang temanya susur sungai. Perjalanannya pasti sangat menarik. Jadi makin tidak sabar saja,” ujarnya. Eka dan suami yang berdomisili di Balikpapan, Kaltim, Kamis (15/7), datang ke Banjarmasin untuk mempersiapkan diri mengikuti susur sungai. “Biasanya kami bepergian menggunakan Harley Da-
vidson. Pernah dari Banjarmasin ke Palangkaraya. Kali ini saya yakin pasti lebih seru karena lewat air. Bisa dapat banyak foto bagus,” ujar Ilman yang juga hobi fotografi ini. Begitu semangatnya, Ilman secara khusus membuatkan topi rimba dengan tema susur sungai dan baju eksklusif bagi peserta. “Apa pun kegiatan yang bertemakan alam, kami sangat peduli untuk turut mendukungnya,” ujar Ilman.(ais)
DOK.BANJARMASIN POST GROUP
SURVEI SUNGAI - Dua mahasiswa pecinta alam Unlam berbincang dengan awak kelotok yang membawa mereka dan tim Banjarmasin Post Group melakukan survei Sungai Barito (Kalsel) hingga Kahayan (Kalteng), Kamis (4/3).
tok, speedboat hingga perahu besar bermesin. Perahu besar bermesin itu ada pula yang berasal dari luar pulau. Soalnya Sungai Kapuas bermuara di Laut Jawa. Selain Kualakapuas, di Sungai Kapuas terdapat wilayah yang juga terkenal. Namanya Mandomai. Di kecamatan ini terdapat bangunan unik berbentuk segitiga yang terdapat di muara Anjir Kelampan --kanal yang menghubungkan Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan. Bangunan tersebut merupakan sekolah teknik menengah (STM). Sekolah itu dibina oleh para misionaris dari Swiss dan Jerman yang dilengkapi mesin canggih pada
zamannya. “STM Mandomai terkenal pada 1970-1985. Namun setelah ditinggalkan para misioraris, nama STM Mandomai memudar,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kapuas Edy Lukman Hakim. Peserta Susur Sungai Barito Kahayan BPost 2010 dapat mengunjunginya saat kegiatan berlangsung pada 17-19 Juli. Dengan demikian peserta kegiatan yang didukung PT Adaro Indonesia, Toko Buku Gramedia Veteran Banjarmasin, Luwai Garment, Pemkab Kapuas, Pemkab Pulangpisau dan Pemko Palangkaraya tersebut dapat mengetahui sejarah hubungan Kalsel dan Kalteng. (ami)
petualangan selalu menarik minat perempuan berkulit putih yang sejak 2008 tinggal di Banjarmasin. “Sejak datang ke Banjarmasin, ada niat yang belum terlaksana yakni jalan-jalan ke Tanjung Puting, Kalteng. Ternyata BPost ada kegiatan susur sungai. Saya bilang, saya harus ikut ini. Karena pasti akan banyak pengalaman yang sangat menarik,” ujarnya.
Meskipun tidak bisa berenang, Agnes mengaku hal itu bukan jadi rintangan. Agnes yakin tim susur sungai telah mempersiapkan keamanannya. Agnes pun mendaftarkan diri. Dia juga mempersiapkan beberapa perlengkapan. “Salah satu yang tidak boleh ketinggalan adalah kamera. Akan banyak momen luar biasa yang bisa dijepret,” ujar pecinta fotografi ini. (ais)
Siapkan Kamera Sambungan hal 1
Pada hari itu, pusat perbelanjaan terbesar di Kalsel dan Kalteng tersebut menerima banyak pengunjung. Tapi, untuk kegiatan Susur Sungai Barito-Kahayan BPost 2010 pada 17-19 Juli mendatang, Agnes membuat pengecualian. “Ya, sejumlah agenda sudah saya cancel khusus untuk ikut Susur Sungai Barito-Kahayan,” ujar Gene-
ral Manager Duta Mall ini penuh semangat saat ditemui di kantornya, Selasa (13/7). Agnes adalah salah satu dari beberapa peserta perempuan. Secara keseluruhan, hingga kemarin, peserta yang dipastikan ikut sebanyak 50 orang. Ketertarikan Agnes mengikuti kegiatan tersebut terkait jiwa petualang yang mengalir dalam dirinya. Apa pun kegiatan yang berbau