2
SELASA 24 MARET 2009 / 27 RABIULAWAL 1430 H
BANJARMASIN BUNGAS
Banjarmasin Post
Byarpet Pun Dijadikan Film LISTRIK merupakan persoalan utama di Kalsel. Sungguh ironis, provinsi yang kaya dengan batu bara sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik justru pasokan listriknya tak lancar aias byarpet. Fakta itu diangkat Iwan Budiman menjadi sebuah film. Setelah berjuang sekitar tiga bulan dengan menyusuri berbagai lokasi syuting di Kota Banjarmasin, terciptalah sebuah film berdurasi 45 menit. Melalui filmnya ini, Iwan mencoba mengangkat permasalahan, dan mengkritik pemerintah
atas fenomena byarpet yang selalu berulang. Film keempat karya Iwan ini diberi judul Banjarmasin Under Attack. Iwan dibantu rekan-rekannya yang tergabung dalam komunitasp enggiat film untuk proses pembuatannya. Setting film in adalah pada 2004. Sekelompok mahasiswa merasa sudah tidak tahan dengan permasalahan byarpet yang dialami masyarakat Kalsel. Mereka berupaya melakukan dialog dengan kepala daerah dan kepala perusahaan listrik. Tetapi upaya tersebut selalu gagal. “Jadi karena sudah
merasa buntu, sekelompok mahasiswa nekat untuk menculik kepala daerah dan kepala perusahaan listrik,” kata Iwan. Namun penculikan tersebut, dilakukan bukan untuk menyakiti dan menakuti kepala daerah dan kepala perusahaan listrik. Mereka malah diajak berdialog mengenai permasalahan listrik. Akhirnya, pertemuan yang diawali penculikan tersebut, berakhir dengan dihasilkannya beberapa klausul yang menjadi jawaban atas masalahn byarpet. “Seperti dengan film-
film karya saya sebelumnya, Banjarmasin Under Attack nanti juga akan disertakan dalam festival film indie,” katanya. Film karya sineas muda Kalsel ini, rencananya diputar di Taman Budaya Kalsel, Rabu (25/3) pukul 19.30 Wita. Peluncuran film ini dihadiri sejumlah kalangan, termasuk mahasiswa dan pelajar. Bagi yang berminat untuk menyaksikan film ini, dapat langsung datang ke Taman Budaya Kalsel. Film dengan pemerannya semua orang Banua ini bisa disaksikan gratis. (tin)
BANJARMASIN POST/PROMOSI
Keberadaan Budi Dilacak BANJARMASIN, BPOST- Sampai kemarin, General Manager Rumah Biliar Bunt, Budi tak diketahui keberadaannya. Polisi menduga ada indikasi keterlibatan Budi atas temuan 5.000 butir lebih pil ekstasi di rumah biliar tersebut.
METRO BANJAR/BANJARMASIN POST/APUNK
UJI COBA - Siswa-siswi SDN Sungai Jinggah 4 mengikuti try out yang digelar serentak, Senin (23/3) di Kota Banjarmasin. Try out digelar guna mengetahui kemampuan siswa mengerjakan soal-soal ujian sebelum mengikuti Ujian Akhir Bertaraf Nasional (UASBN).
“Indikasi ke arah sana memang ada. Kita menduga sebagai general manager atau penanggung jawab Rumah Biliar Bunt, Budi terlibat,” kata Kapolda Kalsel Brigjen Untung S Rajab kepada wartawan, Senin (23/3). Dia menegaskan, siapa pun yang terlibat akan dijerat sesuai hukum yang berlaku. Menurut Untung, bisa saja tidak hanya Budi yang diduga terlibat. Seperti diketahui, Rukianto Stiawan alias Roki (20) karyawan Rumah Biliar Bunt ditetapkan sebagai tersangka. Sebab dia yang menerima paket CPU berisi ribuan butir pil ekstasi dari pihak ekspedisi. Ditambahkan Direktur
Narkoba Kombes Sukirman, dalam hierarki sebuah perusahaan, yang bertanggung jawab adalah general manager. Jadi, menurut Sukirman adalah wajar jika Budi dianggap bertanggung jawab. “Kita masih berupaya melacak keberadaan Budi. Dia menghilang setelah kasus ini mencuat,” ujar Sukirman. Lantas, bagaimana status pemilik Rumah Biliar Bunt, Beni Buntoso? Sukirman mengatakan Beni bakal diperiksa tak lama lagi. Rencananya, Beni diperiksa Rabu (25/3). Surat pemanggilan Beni untuk diperiksa sudah dikirim pihak Dit Narkoba. Menurut Sukirman, kasus temuan 5.000 butir pil ekstasi
“
Kita menduga sebagai general manager atau penanggung jawab Rumah Biliar Bunt, Budi terlibat
“
Rumah Biliar Bunt Masih Disegel
BRIGJEN UNTUNG S RAJAB Kapolda Kalsel
ini masih dalam pengembangan penyidikan. Tak menutup kemungkinan tersangkanya bertambah. “Bisa saja terjadi kalau dalam pemeriksaan, Budi mengungkapkan ada pihak lain yang terlibat. Jadi, sebelum kita menentukan langkah berikutnya tentu harus menunggu hasil pemeriksaan. Prioritas Polda saat ini, adalah menemukan keberadaan Budi,” katanya. Selain bakal memeriksa Beni Buntoso, aparat Dit Nar-
koba juga akan melakukan penggeledahan ulang di Rumah Biliar Bunt. Sampai kemarin, arena ketangkasan di Jalan Sutoyo S Banjarmasin itu masih disegel. Pagar bangunan berlantai tiga itu dipasangi pita police line. Pihak Dit Narkoba telah melayangkan surat ke Pengadilan Negeri Banjarmasin untuk meminta izin menggeledah ulang. “Surat sudah kirimkan, tapi hingga sore ini (kemarin, Red) kita belum terima balasannya,” kata Sukirman. Sementara itu, Sekretaris Pengprov Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (PODSI) Kalsel, Noor Fathulliansyah mengatakan, ditemukannnya 5.000 butir pil ekstasi itu adalah tamparan keras bagi olahraga bola sodok di Banua. Apalagi para pengurus berusaha membangun citra biliar yang baik. Sedangkan Sekretaris demisioner KONI Kalsel, H Sarmidi, berharap peristiwa itu tidak mempengaruhi pembinaan olahraga biliar di Banua. (tin/buy)
Diberi Surat Teguran WAKIL Wali Kota Banjarmasin, Alwi Sahlan memerintahkan jajarannya untuk memberi teguran kepada pengelola Rumah Biliar Bunt.”Kami jelas berterima kasih atas pekerjaan kepolisian dengan terungkapnya kasus narkoba ini. Perlu ada surat peringatan pada pengelolanya. Nanti saya sampaikan ke kepala dinas budaya dan pariwisata,” kata Alwi. Meski temuan ekstasi cukup besar, namun menurut Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Banjarmasin itu, untuk menjatuhkan sanksi pihaknya tetap sesuai prosedur . Tahap pertama berupa surat teguran. Alwi juga memintap pengawasan terhadap tempat hiburan malam termasuk biliar lebih diperketat karena terindikasi jadi tempat peredaran narkoba.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kota Banjarmasin, Hesly Junianto memastikan Rumah Biliar Bunt bakal mendapat surat peringatan. Jika hasil penyelidikan aparat kepolisian membuktikan ada keterlibatan pengelola, menurut Hesly rumah biliar itu bisa ditutup. “Ini harus kita lihat dulu kasusnya bagaimana? Putusan hasil penyidikan bagaimana. Setelah itu, baru kita bisa menyimpulkan dan mengambil keputusan,” katanya. Hesly mengakui, terbongkarnya paket ekstasi di tempat biliar ini menjadi pelajaran. Makanya, pihaknya akan lebih memperketat lagi pengawasan. Pihaknya bakal membetuk tim ter-
padu untuk memantau setiap minggu di biliar. Aparat yang bertugas adalah Satpol PP. “Kita akan perketat pengawasan. THM setiap malam Kamis dan malam Minggu. Sedangkan, untuk tempat biliard kita mintakan kepada Satpol PP untuk menempatkan petugasnya,” kata Hesly. Sekretaris Pengprov PODSI Kalsel Noor Fathulliansyah juga menunggu hasil penyelidikan kepolisian. Pihaknya tak segan-segan mencabut keanggotaan rumah Biliar Bunt sebagai anggota PODSI jika pengelolanya terlibat mengedarkan narkoba. “POBSI Kalsel sudah diperintahkan untuk membuat berita acara laporan kepada PB POBSI,” katanya. (wid/buy)
Politisi Tiru Cara Obama BANJARMASIN, BPOST - Bagi politisi, internet adalah salah satu sarana untuk berkampanye dan mencari dukungan. Tak heran, jelang pemilu, banyak calon anggota legislatif memanfaatkannya. Manajer Teknisi PT Telkom Cabang Banjarmasin, M Arif Subekthi, mengatakan, salah satu bukti internet sangat bermanfaat adalah
2403/02
keberhasilan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama menjaring dukungan melalui situs pertemanan facebook.com. “Keberhasilan Obama diikuti politisi Indonesia. Bahkan, merambah di Kalsel,” kata Arif. Arif yang jadi pembicara pada Seminar Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Sosialisasi Pemilu 2009 di Mahligai Pancasila, mengatakan kampanye lewat internet lebih efektif. “Memang, ada yang mengatakan komunikasi melalui dunia maya bakal meminimalisir interaksi sosial di dunia nyata. Tetapi ujung-ujungnya tahap ini akan berakhir karena orang memerlukan bentuk nyata dengan bertemu tatap muka,” ujarnya. Pembicara lin, Anggota KPU Kota Banjarmasin, Mahmud Syahrazi, menjelaskan tentang sosilisasi dengan cara pengiriman SMS ke tiap pengguna telepon seluler. “Saat ini, KPU dinilai terlambat memberikan sosialisasi. Namun, pihak KPU tetap berusaha melakukan sosialisasi cara pencontrengan melalui SMS. Hal ini kami lakukan agar para pemilih tidak lagi mengalami kesulitan dalam pemilu 2009,” jelasnya. Ketua DPC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalsel, Bunyamin, mengatakan, seminar digelar untuk memberikan wawasan bagi generasi muda sebagai pemilih baru dalam menyukseskan Pemilu 2009. (ee)
Police Line
Untungnya Rp 30 Ribu DUSAI (37) membuang narkoba miliknya sebelum aparat Sat II Dit Narkoba Polda Kalsel menggerebek rumahnya, Senin (23/3) sekitar pukul 12.00 Wita. Namun aparat berhasil menemukan enam paket sabu dengan berat 7 gram di kolong rumah. Warga Jalan Teluk Tiram Darat Gang Ampera itu tak bisa berkutik, saat aparat memperlihatkan kristal sabu itu. Pria yang sehari-harinya berjualan sayur di pasar ini kemudian dibawa ke Dit Narkoba Polda Kalsel. Kepada penyidik yang memeriksanya, Dusai mengakui sabu tersebut miliknya dan hendak dijual kembali. Dia mengambil sabu dari Mian warga Jalan Pendamai. “Saya beli dari Mian. Sabu tersebut akan saya jual lagi,” akunya. Dusai membeli seharga Rp 190 ribu per gram. jika dijual lagi, Dusai bisa untung Rp 30 ribu per gramn.Kasat II Sat II Direktorat Narkoba Polda Kalsel, AKBP Jimmi A Anes mengatakan, Dusai adalah salah seorang bandar sabu yang telah lama diincar aparat. Pihaknya menerima laporan kiriman sabu yang diterima Dusai dari seseorang. Petugas kemudian langsung melakukan penggerebekan. (tin)