MINGGU
18 JANUARI 2009 / 21 MUHARAM 1430 H
RENDEZVOUS
Banjarmasin Post
25
KOMENTAR
Hijria Agustina
Setia Kue Zadul KEBANYAKAN remaja sekarang lebih tahu kue berbau ‘luar’, donat, burger, hot dog, dan lain-lain lah! Tapi coba tanya mereka kue-kue tempo dulu. Kebanyakan mungkin sudah gak tahu lagi. Apalagi jika penganan itu sudah benar-benar zadul alias zaman dulu. Tapi jangan tanya soal kue zadul kepada Hijria Agustina. Walau baru tiga tahun bermukim di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, gadis ini sudah tahu nikmatnya wadai (kue) tumpi karamunting. Nama karamunting (melastoma malabathricum) saja sebagian besar anak-anak dan remaja barangkali sudah tidak tahu lagi. Itu lho, buah liar yang biasanya tumbuh di antara ilalang. Bentuknya bulat lonjong sebesar kelereng. Warnanya ungu kehitaman. Rasanya manis sedikit sepat. Meski berjilbab, gaya dan tampilannya tetap modern. Sebagai gadis modern, orang pasti tidak mengira Ria, begitu Hijria disapa, masih doyan kue seperti itu. Bahkan, gadis kalem ini tak sekadar doyan, dia pun berkeinginan memopulerkan kue khas
J
daerahnya ke seantero Banua. “Kalau bisa sih seluruh Nusantara dan mancanegara,” ujarnya. Keinginan Ria bukan lantaran dirinya kini menyandang predikat Diang Batola (Putri Batola) 2008. Tapi karena ia memang mencintai kue peninggalan leluhur Bakumpai itu. Memang, sebagai Diang yang dinobatkan sejak Agustus 2008, Ria memiliki tugas mempromosikan objek wisata dan berbagai unggulan di ‘Bumi Selidah’. Termasuk kue tumpi karamunting. Ia meyakinkan, meski kue tersebut makin langka, seiring sulitnya mencari buah karamunting, namun masih layak diproduksi dan mampu memikat wisatawan. Alasan Ria, kue
R
ELAJAH
ini rasanya tak kalah dengan kalalapun (klepon) yang sudah terkenal seantero Nusantara. “Warnanya itu lho sangat memikat. Rasanya pun, eehm...,” ujarnya mempromosikan betapa nikmatnya wadai tumpi karamunting. Tumpi karamunting dibuat seperti kalalapun, tapi bisa juga diolah menjadi lempeng --kue berbentuk pipih. Kalau selama ini urang Banjar akrab dengan lempeng dilengakpi pisang talas, di Batola meski belum menyentuh industri rumahan, buah karamunting yang kecil-kecil bisa menjadi pengganti pisang. Lantas, apa yang akan dilakukan Ria dengan tugasnya sebagai Diang untuk mempromosikan wadai tumpi karamunting? Pelajar kelas XII IPA SMA I Marabahan ini, mengatakan kue itu akan dikenalkannya kepada setiap tamu yang datang ke Batola. Pun saat ia berada di luar daerah. Tak hanya kue, anak ke tiga dari tujuh bersaudara ini, bersama Dinas Tata Kota Budaya dan Pariwisata Batola dan di bawah bimbingan ‘first lady’ Batola, Hj Normiliyani Hasanudin Murad, siap mempromosikan wisata kuliner produk perikanan. “Batola yang sudah terkenal dengan ikan saluang, juga kerupuk ikan pipih,” ucap Ria. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris, Ria sangat terobsesi cuap-cuap tentang daerahnya ke luar negeri. Gedis kelahiran Bogor 16 Agustus 1989 ini mengaku, kecintaannya terhadap Batola dibuktikan dengan kefasihannya berbahasa Bakumpai. Sejak bermukim di Marabahan orangtuanya, Nana Herlana dan Amamah, Ria mengaku sudah kepincut dengan Ibu Kota Kabupaten Batola itu.
HJ NORMILIYANI HASANUDIN MURAD
‘Jual’ Saluang Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), saya sangat bangga jika Atak dan Diang Batola bisa maksimal mempromosikan daerah. Selain karamunting,jangan lupa ya di Batola ini juga kaya dengan hasil pertanian dan perikanannya. Saluang Batola itu sudah cukup terkenal. Ikan pipihnya juga. jeruk, tak kalah dengan jeruk unggulan lain.
Makanan ini banyak yang tanya jika dipamerkaan ke luar. (niz)
IR M SATTA SE
ISTIMEWA
Batola memang patut bangga terhadap Ria. Dia bukan cuma jago kandang. Saat diadu ke tingkat provinsi, Ria masuk 10 besar Nanang Galuh Kalsel 2008. Ia bahkan berani mempromosikan Batola ke Yogyakarta. Di daerah budaya itu, Ria memamparkan kepada Asosiasi Duta Wisata Indonesia tentang daerahnya. “Keindahan alam, kehidupan terapung dengan budaya sungai
Batola, luar biasa.” Itulah yang dibanggakan Ria di hadapan peserta. Dia juga bisa memberikan gambaran yang utuh tentang Pulau Kembang yang dihuni ratusan monyet. Bagaimana bentuk bekantan, monyet berhidung mancung, yang hanya dimiliki Pulau Kalimantan. Ria juga tak lupa ikon daerahnya, Jembatan Barito dan Jembatan Rumpiang. (niz)
Pangeran dan Putri PEMILIHAN Atak dan Diang Batola dimulai sejak 2006. Kami gunakan istilaj itu untuk calon-calon pemandu wisata Batola, karena diambil dari bahasa Bakumpai yang artinya pangeran dan putri. Nantinya, para Atak dan Diang pilihan ini akan dibentuk lebih intensif lagi.Pemandu wisata yang wajib membawa objek wisata daerah lebih terkenal dan bisa menjadi magnet kunjungan wisata ke Batola. (niz)
ASA
Aneka Olahan Ikan Laut di Pondok Ikan Bakar Asian
Asam Manisnya Sampai ke Daging MENGOLAH ikan agar terasa nyaman di lidah memiliki banyak cara. Salah satunya dengan menyajikannya dalam menu asam manis. Ikan diramu dengan bumbu pilihan terasa manis, legit terasa segar saat aroma agak asam merasuk ke dalamnya. Nah, jika Anda ke Pondok Ikan Bakar Asian, rasa itu bakal Anda dapatkan. Di sini, sang empu tempat makan bersama para koki sengaja memberikan rasa khas ikan asam manis. “Bukan asal ikan asam manis saja. Kita pilihkan bahan yang memang pilihan, sehingga kualitasnya boleh diadu,” kata Najamudin, pemilik Pondok Ikan Bakar Asian, yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto. Di tempatnya, ujar Naja, semua jenis ikan bisa dimasak dengan menu asam manis. Empuk dan segarnya ikan-ikan pilihan dari perairan Batulicin dan Kotabaru ini terasa lebih nyaman ketika paduan bumbu dasar plus saos pilihan menyatu. Menurut Naja, ikan pilihan untuk dimasak asam manis ini beraneka macam. Mulai ikan kakap kelas satu yaitu kakap Balai Raja (king sniper), kemudian ikan kakap Bebaran, ikan
kakap hitam, ikan kakap putih juga tak ketinggalan yang banyak disukai orang ikan kakap merah (red sniper) dapat diolah dalam menu asam manis ini. Tidak hahnya itu. Tahukah Anda kalau ternyata di Asian juga ada lagi kejutan di Asian untuk masakan yang satu ini. Selain ikan itu ternyata juga ada ikan hiu mini yang dipastikan hanya ada di Asian. Oleh koki di sini, ikan berdaging tebal ini pun dapat diolah dengan cara yang sama. Bumbu bawang putih dan bawang merah yang wajib, diulek jadi satu. Kemudian ditambah garam, juga gula dijamin langsung bisa merasuk ke lidah Banjar. Ilat pun akan bergoyang saat paduan bumbu sederhana ini menjadi yahud dengan asupan asam saos pilihan. Adonan bumbu itu pun bisa memberikan rasa berbeda, ke-
tika udang pilihan ini dimasak dengan menu yang sama. Ya, udang asam manis, ternyata juga ada di Asian. Di sini, kerepotan membuang kulit udang tak akan terjadi. Asian telah menyajikannya dengan konsep memudahkan. Kulit udang tinggal disingkirkan dengan mudah, setelah sudah dilepaskan dengan cara membelah tepat di tengah punggung udang. Selain itu, ada pula masakan sejenis asam manis. Anda pun lagi-lagi diberikan kebebasan memilih sesuai selera. Jaminan rasa yang juga tak kalah dengan asam manis disajikan dalam menu ikan masak chili Singapur. Nah, tiba saatnya menyantap dan membuktikan kelezatan aneka masakan itu. Kepulan asap dari nasi putih yang menunjukkan di Asian memang sengaja disajikan dalam kehangatan yang terjaga langsung saja menambah selera para penikmat jelajah rasa masakan ikan. Jika Anda ingin melengkapi gizinya, ikan asam manis dapat dipadukan dengan sayuran di Asian. Ada tumis taoge ikan asin. Juga kangkung balacan. (niz/*)
Udang asam manis
Kakap asam manis
Cumi masak mentega
FOTO-FOTO: BANJARMASIN/POST/HERRY MURDY
Bawal masak cauco
DOKUMEN PRIBADI
PANGLIMA Kodam VI/Tanjungpura, Mayjen TNI Tono Suratman (kiri) turut mencicipi kelezatan masakan di Pondok Ikan Bakar Asian, didampingi pemilik rumah makan, Najamudin (tengah).
Tauco Pedas Juga Boleh JIKA Anda ingin yang agak berasa pedas, di Asian pun tersedia. Ikan masak saus tauco bisa juga menjadi alternatif. Ikan setelah digoreng disiram saos tauco. Saos berbahan dasar kedelai ini, dimasak dengan tambahan irisan bawang bombai plus irisan jahe merah sehingga rasa pedas ditambah aroma segar bisa muncul. Tidak sekadar garnis atau pemanis, kedua bahan itu (bawang bombai dan jahe) juga memiliki kekuatan rasa tersendiri. Padanannya pun dapat meresap ke dalam ikan yang telah digoreng. Atau, boleh juga sesekali mencoba ikan dengan digoreng kering plus taburan bawang putih. Nama menunya, ikan goreng bawang putih. Pada dasarnya, ikan dimasak seperti ini sama dengan kepiting lada hitam. Hanya, sebagai pengganti lada hitamnya, koki m e m b e r i k a n k re a s i r a s a d a n tampilan pada keharuman aroma bawang putih.(niz/*)
Cumi Tepung, Crunchy! BAGI penyuka cumi-cumi, kerap dibuat kesal saat memakan hasil laut itu. Daging cumi-cumi bertangan banyak ini justru alot ketia digigit dan dikunyah. Di Pondok Ikan Bakar Asian, semua itu tak berlaku. Cumi-cumi setebal apapun, di sini bisa diolah empuk. Bahkan, diolah jadi gorengan pun, hasilnya crunchy! Alias garing. Koki di Asian mengolahnya sedemikian rupa sehingga cumi bisa dinikmati dengan sangat lezat. Salah satunya, ujar Naja sembari memberikan tips, cumi-cumi harus digoreng dengan tidak membiarkannya menyentuh dasar wajan yang dijadikan tempat penggorengan. Caranya, ya dengan memberikan takaran minyak dalam jumlah yang cukup banyak. Istilah lainnya, cumi-cumi ini harus berenang di ataspenggorengan. Nah, jika sudah dimasak dengan cara itu, maka siaplah sudah cumi-cumi di masak dengan beraneka menu. Khusus cumi goreng telur yang krispi, koki menggorengnya kering ditambah tepung beras dan campuran telur ayam. “Krispi kan? Tidak kalah dengan keringnya dengan gorengan ayam tepung di makanan cepat saji,” ujar Naja berpromosi. Tidak hanya digoreng tepung. Cumi bisa diolah masak saos mentega. Setelah pola pengolahan dasar sudah dijalani, cumi dimasak dengan mentega plus memberikan kuah beraneka campuran rempah. Ya, mirip rempah masakan ala ‘Padang Pasir’. Kuahnya akan terasa lebih sedap saat kita menjelajahi rasanya dengan cara dihirup. Wuih, lezat nian lah. Apalagi, cumi di sini tergolong pilihan. Namanya cumi semprong. Sesuai julukannya, cumi di sini jenisnya panjang dan bulat sehingga dagingnya lebih banyak.(niz/*)