Banjarmasin Post - 16 Januari 2009

Page 4

4

JUMAT

16 JANUARI 2009 / 19 MUHARAM 1430 H

SOCIETY

Banjarmasin Post

TIDAK bisa lihat cermin, langsung deh dia bergaya di depannya. Mengatur mimik wajah dan pengucapan. Apalagi kalau di rumah, setiap di kamar mandi tak terlewatkan untuk bercas cis cus Bahasa Inggris. Bagi yang baru mendengar, mungkin berpikir aneh. Ngapain kok ngomong nggak karuan. Itulah M Agi Ramadhani, berbahasa asal negeri Ratu Elizabeth, telah menjadi keseharian siswa kelas XII IPA SMAN 1 Banjarmasin. Berkat ulahnya itu pula, ia berkesempatan melangkah ke pentas nasional. Beberapa kali Agi -sapaan akrabnyabaik kelompok maupun perorangan mewakili Kalsel dalam lomba debat dan pidato Bahasa Inggris tingkat SMA, di antaranya ajang ALSA tahun 2008 yang diadakan Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Ia juga mengikuti ISDC (Indonesian School Debating Championship). Prestasi tersebut tidak heran disandangnya. Sejak kelas X Agi sudah ikut ekstra kurikuler(ekskul), di sekolah tergabung dalam SEDCO (Smasa English Debater Community) dan antarsekolah di Banjarmasin diwadahi ECC (English Campionship Community). “Orangtua saya di Pelaihari, sejak SMA ikut nenek. Jadi saya harus bisa membawa diri dan menjaga nama baik orangtua dan keluarga, tentu ya dengan berprestasi,” ungkap Agi. Ya, usia boleh belia, namun prestasi sudah bejibun. Prestasi membanggakan juga diraih Robby Adwa Fahlepi, juara II tingkat nasional penelitian bahan bakar alternatif yang digelar Kementrian Riset dan Teknologi (Ristek) 2008 lalu. Pembuatan minyak tanah dari lateks (karet) yang menjadi bahan penelitian siswa kelas X SMAN 1 Banjarmasin, turut mengharumkan nama daerah di tingkat nasional. Robby yang bercita-cita menjadi ahli nuklir, ingin mewujudkan impiannya menjadikan nuklir sebagai energi alternatif ramah lingkungan. “Inspirasinya dari perjalanan Isra Miraj Rasulullah, ternyata masa dan waktu itu bisa diperpendek,” kata Robby yang terinspirasi ortunya, Ir Adroeni-Warjukni Hayati.

Tidak kalah terang bintangnya Qisthie Naya Maulida, yang mewakili cabang karate di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2008. Ehm, luar biasa, masih remaja sudah bisa menunjukkan talenta dan prestasinya. Tidak takut dibilang macho? “Nggak lah, justru orangtua dan teman percaya kalau jalan sama saya,” kilahnya sembari senyum simpul. Beda dengan Ahimsa Ghibran Parada, talentanya di bidang tarik suara. Usai menyabet jawara Bintang Radio Kalsel 2008 lalu, mewakili daerahke tingkat nasional. (hay)

BANJARMAS IN POST/AP UNK

Kuncinya Latihan SO, apa ya kunci sukses mereka sehingga bisa jadi jawara di bidangnya masing-masing? “Di tingkat nasional kita tidak kalah kualitas, hanya kurang terasah saja,” ungkap Agi yang juga menjadi wakil Kalsel di Kongres Nasional Anak 2008 di Caringin, Bogor. Untuk latihan vokal, Ahimsa meluangkan beberapa hari dalam seminggu ke guru vokal. Begitu pula Qisthie, jika awalnya cuma untuk menjaga adik latihan, lama kelamaan tertarik apalagi prestasi demi prestasi berhasil digondolnya, itu memotivasi untuk lebih rajin berlatih. Tidak berbeda dengan Robby, sejak SMP dengan bimbingan orangtuanya telah menjadi finalis lomba penelitian remaja dan diundang ke Jakarta. Materinya juga tidak jauh dari kehidupan seharihari, telur asin yang biasa kita nikmati. Lebih heboh kalangan mahasiswa, untuk beroleh prestasi membanggakan merelakan hampir seluruh waktunya. Di luar jam kuliah, berkutat di laboratorium. Fadma, satu-satunya personil putri di Tim Robotika Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban), mengaku kerap pulang malam demi menuntaskan hasrat mendulang prestasi. “Setiap ada waktu luang saya sempatkan ke lab, mengutak-atik robot. Ya pulang kuliah, apalagi kalau Minggu,” aku Fadma. (hay)

Pergaulan anak muda sering kebablasan, benarkah itu?

ROBBY ADWA FAHLEPI Kelas X SMAN1 Banjarmasin

Saya merasa masih anak-anak, jadi ngumpul sama teman di sekolah aja, ikut Kelompok Studi Islam (KSI). Lebih memanfaatkan waktu luang untuk ilmu pengetahuan, ekskul. Orangtua juga takut anaknya terlibat pergaulan bebas. (hay)

Jaga Diri

BPOST/ANK

AHIMSA GHIBRAN PARADA Kelas XII SMAN 7 Banjarmasin

Ke kafe atau diskotik saya pernah. Di situ selain kumpul sama teman, saya juga biasanya ada job, sekalian numpang nyanyi. Tapi kalo ngobat atau sejenisnya, itu tergantung orangnya. Sayang banget kalau itu dilakukan, sama aja menghancurkan. (hay)

BPOST/ANK

M AGI RAMADHANI Kelas XII SMAN1 Banjarmasin

Kali pertama lihat pergaulan anak muda di Banjarmasin, shock juga. Saya SMP di Pelaihari. Tapi soal pergaulan bebas, terlibat napza, tergantung orangnya. Saya tetap aja kumpul bareng teman, makanmakan, refreshing nonton film usai bimbel, tapi ya pulangnya nggak pernah lewat pukul 11.00 malam. (hay)

Masih Anakanak

Tergantung Orangnya

BPOST/ANK

BPOST/ANK

Sempat Shock

QISTHIE NAYA MAULIDA Kelas XI SMAN7 Banjarmasin

Aktif di karate membuat saya lebih bisa menjaga diri, jangan sampai merusak masa depan. Semakin berprestasi, makin membuat saya semangat untuk lebih meningkatkan. Pacar sih ada, itu juga ketemunya pas olimpiade kemarin. (hay)

Potret Tim Robotika Poliban

Berburu ke Pasar Loak

DOK PRIBADI

Empat debater andalan SMAN 7 Banjarmasin.

Debater SMAN 7 Banjarmasin

Berawal dari Persahabatan PRASETYO Nugraha Gema dan Abrari Noor Hasmi, dua sosok yang sangat bertolak belakang. Satunya tinggi besar, sementara Abrary berperawakan kecil. Namun jangan salah, keduanya bersahabat dan sudah terjalin selama 11 tahun, sejak mereka sama-sama duduk di bangku SD. Persahabatan itu pula yang mendongkrak

prestasinya. Bersama Clarencia Cencentia Susanto dan Yuniar Elsa Dwinuria, keempatnya tergabung dalam debater SMAN 7 Banjarmasin yang berprestasi nasional. Baru-baru tadi, mereka berhasil meraih peringkat IV Nasional Debat APBN Tingkat SMA yang digelar Departemen Keuangan. Sebelumnya, menjadi jawara Debat Bahasa Inggris Tingkat

SMA se Provinsi Kalsel. Uniknya lagi, masingmasing personil juga punya keunggulan lain. Jika Setyo jago Fisika, Abrari Matematika. Sementara Arin, panggilan akrab Clarencia, jago banget pidatonya. “Hampir 30 persen waktu saya di rumah dihabiskan main game lho, kadang browsing internet mencari soal buat latihan,” aku Setyo. (hay)

PERNAH dengar robot Bekantan atau Al Fauzah dari Poliban? Seantero Nusantara pasti pernah, apalagi Kalsel sudah akrab dengan informasi mengenai prestasi membanggakan yang telah ditorehkan mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin tersebut. Robot Bekantan telah membawa mahasiswa bimbingan Agus Setyo Budi Nugroho ini menyabet Juara II Nasional Kontes Robot Indonesia (KRI) 2003. Demikian pula tahun 2006 Juara III Nasional di ajang yang sama. Sesuatu yang menurut orang kebanyakan sulit, ternyata di tangan mereka membuahkan karya gemilang dan melambungkan nama Kalsel di pentas nasional. Pantas, bila dinilai luar biasa. Adalah Fadma, Mukhlis, Abdus, dan Hafizi yang telah menorehkan prestasi tersebut, tergabung dalam Tim Robotika. Regenerasi tim terus dilakukan, apalagi mereka juga akan mengikuti KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia). Kualifikasi tidak ditentukan berdasar indeks prestasi (IP), melainkan keaktifan di laboratorium, keseriusan menekuni robotika dan kerja sama. Untuk KRI 2009 digelar sekitar

BANJARMASINPOST/HAMSIAH

Tim Robotika Politeknik Negeri Banjarmasin.

Mei, persiapan sudah dilakukan sejak delapan bulan sebelum hari H, kata Agus Setyo Budi. Satu peserta terdiri dari tiga tim inti, dua mekanik dan satu pembimbing. Satu nama khas Kalsel sudah disiapkan untuk robot ‘kago’ yang akan diikutkan lomba tersebut, yaitu ‘Kayuh Baimba’. Sementara KRCI terdiri dua tim inti, satu mekanik, dan satu

pembimbing. Untuk nama rencananya ‘Poltekno’, dan ‘Baby Sitter’. “Cuma sulitnya, untuk pembuatan robot selalu kanibal. Seperti sensor, motor DC (direct current), tidak ada yang dijual baru, terpaksalah kita berburu bahan-bahan itu ke pasar loak. Untuk motor DC mencari mesin fotokopi yang rusak,” beber Agus. (hay)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Banjarmasin Post - 16 Januari 2009 by Banjarmasin Post - Issuu