Banjarmasin Post -26 Desember 2008

Page 11

JUMAT 26 DESEMBER 2008 / 28 ZULHIJAH 1429 H

SPIRIT BARTMAN

Banjarmasin Post

11

Intip Lawan

Sisakan Enam Pemain Lama Dan permainan kesebelasan yang bermarkas di Stadion Benteng, Sendawar, ibu kota Kabupaten Kubar itu tampaknya kian Jatim minded. Sebab Lulut memutuskan hanya memakai enam pemain lama dan selebihnya diambilnya dari Jatim. “Bukannya saya tak percaya pada kemampuan pemain dulu, tetapi persaingan di Divisi I jelas berbeda dengan Divisi II. Saya perlu pemain dengan kemampuan lebih bagus,” jelasnya. Selain itu, Lulut juga berencana merekrut beberapa pemain eks PON Kaltim yang merebut medali perunggu di bawah Jatim dan Papua.

“Gambarannya memang sudah ada. Tapi saya harus konsultasi dulu dengan mantan pelatih PON Kaltim. Sebab dia yang paling tahu kualitas pemainnya,” sebut Lulut. Dipaparkannya, setelah pemain incaran diperoleh rencananya mulai Januari 2009 mereka akan menjalani training center. Namun Lulut belum berani memaparkan lokasi pemusatan latihannya. “Yang jelas manajemen Persikubar mengatakan Januari sudah harus memulai latihan, sebab target yang dibebankan kepada tim adalah lolos ke Divisi Utama musim berikutnya,” terang Lulut.

Diharapkannya, dengan perkiraan kompetisi berlangsung dua atau tiga bulan setelahnya, performa pemain mencapai puncaknya. “Mudah-mudahan target pengurus terpenuhi. Kalau itu terwujud, saya rasa tak hanya masyarakat Kubar yang bangga, tetapi Kaltim secara umum ikut senang,” pungkasnya. (dns/mbc/spc)

Pemain Dipertahankan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Alansius Sulfanius Choirul Huda Januar Kristiono FDS Sandi Fadli Ainur Rofik

(striker) (striker) (gelandang) (gelandang) (bek) (bek)

METRO BANJAR/AYA SUGIANTO

DARI empat tim asal Kalimantan calon lawan Barito Putera pada kompetisi Divisi I Liga Indonesia 2009, hanya Persikubar Kutai Barat dari Kaltim yang sudah memulai persiapan. Sedangkan Persiko Kotabaru (Kalsel), Persepar Palangka Raya (Kalteng) dan Persipon Pontianak masih belum terdengar gebrakannya. Manajemen Persikubar telah memastikan kembali memakai jasa pelatih dari Surabaya, Lulut Kistono. Mantan libero dan arsitek Barito Putera itu dinilai sukses, kendati hanya mampu membawa Macan Dahan (julukan Persikubar) menembus delapan besar Divisi II Liga Indonesia 2008.

Lulut Kistono

Lebih Bagus Ketimbang Syaifullah MULAI pukul 07.00 Wita pagi ini hingga Minggu lusa 80 lebih pesepakbola asal Kalsel, Kalteng dan Kaltim bersaing merebut hati pelatih Barito Putera, Salahudin.

METRO BANJAR/AYA SUGIANTO

SAPA BARTMAN - Tiga pemain Barito (dari kiri) Supriyanto, Dwi Permana dan Andry Joko merayakan gol dengan bergaya ke arah tribun pendukung Laskar Antasari.

Mereka mengikuti seleksi di Stadion 17 Mei Banjarmasin untuk menjadi anggota Laskar Antasari menghadapi kompetisi Divisi I Liga Indonesia 2008 yang dimulakan Mei mendatang. “Seleksi tahap pertama mereka melakukan game. Cukup ringan dan sederhana, tapi saya bisa melihat langsung skill, visi, kerja sama hingga kekuatan fisik pemain,” kata Salahudin, kemarin. Lolos seleksi awal, pemain terpilih selanjutnya digodok latihan fisik. “Saya berharap ada satu dua pemain yang kualitasnya lebih bagus ketimbang Syaifullah Nazar (striker utama Barito, top scorer Divisi II 2008) maupun Andry Joko (gelandang serang elegan, penentu kampiun Barito, Oktober lalu),” beber Salahudin. Ditanya jumlah pelamar yang akan direkrut, arsitek bola yang sebelumnya membawa Persepar Palangka Raya promosi dari Divisi III ke Divisi I itu menyatakan soal kuantitas sangat relatif. “Misalnya ada 20 pemain

bagus kenapa tidak kita ambil. Demikian juga sebaliknya, kalau tidak ada kenapa harus dipaksakan,” katanya. Salahudin menegaskan, seleksi ketat diterapkan demi memenuhi target manajeman Tim Seribu Sungai yang menghendaki promosi ke Divisi Utama 2010. Asmuri salah seorang pelamar asal Kuala Kapuas, Kalteng, yakin bisa menjadi bagian dari skuad Barito tahun depan. Bahkan, warga Maulen Kuala Kapuas yang berasal dari klub Bintang Putra tersebut, bertekad membawa Barito bisa menembus Liga Super Indonesia. (buy)

Penilai 1. Salahudin 2. Frans Sinatra 3. H Wijaya Antemas

Materi Penilaian 1. 2. 3. 4.

Skill individu Visi bermain Teamwork Fisik

Parade Top Scorer

Macan Kotak Penalti TAMPILNYA Syaifullah Nazar sebagai top scorer Divisi II Liga Indonesia 2008, melengkapi kecemerlangan penampilan Laskar Antasari yang menorehkan sejarah sebagai tim pertama asal Kalimantan yang menjadi kampiun kasta keempat sepakbola Tanah Air tersebut sejatinya bukan yang pertama kali. Sejak Tim Seribu Sungai berdiri pada April 1988 atau 20 tahun lalu, tradisi melahirkan seorang striker subur menjadi bagian dari perjalanan tim kebanggaan publik bola Kalsel dan Kalteng itu. Siapa saja para bomber yang jadi momok lawan Barito, berikut profil singkat plus sepak terjang mereka. (dns)

Era 80-an

Jalil Jamaluddin

Buyung Ismu

MARADONA. Begitulah salah satu julukan yang disematkan pendukung Barito kepada Jalil Jamaluddin, striker bertubuh kecil dan gempal. Disamakan dengan legenda sepakbola Argentina tersebut karena Jalil yang mengenakan kostum nomor 10, nomor keramat penyerang kondang dunia, punya skill individu nomor satu. Layaknya Maradona, dia mampu melakukan solo run dengan melewati beberapa pemain lawan sebelum mencetak gol.

MASUKNYA Buyung Ismu selang setahun setelah Joko bergabung, membuat Barito punya duet maut di lini depan. Samasama masih muda, 19 tahunan, cepat dan lincah, acap membuat bek lawan kalang kabut. Joko dan Buyung bisa langsung nyetel karena keduanya memang tandem sejak di SMA Ragunan Jakarta. Namun, keduanya juga berkompetisi secara sehat dalam mencetak gol bagi Barito.

Bako Sadissou

ISTIMEWA

2008

Joko Heryanto

Syaifullah Nazar

DIA merupakan top scorer sepanjang masa Barito Putera. Total lebih dari 70 gol yang disarangkan penyerang berjuluk Si Kijang itu. Bahkan, Joko yang bermain di Barito sejak 1991-2004, mestinya menjadi aktor utama yang berhasil membawa Barito ke final Liga Dunhill (setara Divisi Utama) 1994, andai gol cepatnya ke gawang Persib Bandung tak dianulir wasit Agil yang dinilai suporter Barito sangat memihak tim dari Kota Kembang tersebut.

METRO BANJAR/AYA SUGIANTO

GAGAL mengulang sukses menjadi perempatfinalis atau menembus delapan besar musim kompetisi 1998, Barito punya kebanggaan lain saat target man asal Kamerun, Bako Sadissou, dinobatkan sebagai top scorer Ligina V II 2001. Bahkan, satu dari total 22 gol yang dibikin Bako, boleh jadi gol terbaik tahun itu. Prosesnya, setelah menerima bola dari Stephen Weah (adik legenda Liberia, George Weah), Bako langsung melepaskan tendangan geledek dari tengah lapangan. Kiper lawan yang bertubuh agak pendek dan terlanjur maju, gagal menghalu bola gantung yang indah itu.

Dekade 90-an

Tahun 2000-an

OLEH Salahudin, pelatih Barito sekarang, remaja 20 tahun asal Martapura itu dijuluki titisan Buyung Ismu. Tapi Syaifullah juga punya kecepatan lari dan napas kuda layaknya Joko Heriyanto. Perpaduan kelebihan dua bintang masa lalu Barito itulah yang membuat mantan santri ini menjadi macan kotak penalti Divisi II 2008. Dia mengoleksi 11 gol sejak babak 64 besar. Lima gol lainnya disumbangkannya dalam Turnamen Gubernur Cup III, F ebruari-Maret 2008.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.