JUMAT
19 DESEMBER 2008 /21 ZULHIJAH 1429 H
BANUA ANAM
Banjarmasin Post
19
Nekat Mengemudi Tanpa Lampu
BANJARMASIN POST/MAH DAN BASUKI
BAGIKAN PAMLET- Kapolres Tabalong AKBP Taufik Supriyadi didampingi Kasatlantas AKP Sumartono membagikan pamlet di halaman Mapolres Tabalong, Kamis (18/12).
TANJUNG, BPOST - Mematikan lampu depan saat berkendaraan pada malam hari berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Kebiasaan ini masih dilakukan pengendara sepeda motor di Kabupaten Tabalong. Kasus lkecelakaan lulu lintas (lakalantas) akibat perilaku itu sering terjadi di ruas jalan daerah Gunung Batu atau menuju perbatasan Kalimantan Timur. Entah sengaja mengadu nyali, walaupun tahu bahwa kondisi jalan daerah tersebut gelap karena kurangnya penerangan, tak sedikit pengen-
dara yang nekad melintas tanpa menyalakan lampu kendaraaannya. Kasatlantas Polres Tabalong AKP Sumartono mencontohkan kasus kecelakaan di daerah Gunung Batu pada awal Desember 2008 diduga akibat tidak menyalakan lampu depan kendaraan. Seorang pengendara tewas akibat menabrak truk tangki yang parkir di tepi jalan akhir november lalu. Selain itu, diduga akibat kecerobohan pengemudi mobil yang terkadang tidak menyalakan lampu saat berhenti di pinggir jalan. Kanit Laka
Bripka Segeryanto menambahkan, saat memeriksa kondisi kendaraan yang mengalami kecelakaan itu kebanyakan keadaan stop kontak lampu depannya masih off. “Bola lampu depannya juga tidak terbakar. Jika memang dinyalakan biasanya kalau terjadi benturan bola lampu kendaraan itu terbakar atau hangus,” katanya. Untuk menekan kasus lakalantas yang terjadi di daerah setempat,Satuan Lalu Lintas Polres Tabalong telah melakukan operasi citra mandiri pada 1-15 Desember 2008. (mdn)
Sasaran Prioritas bagi Pengendara: - Menggunakan sabuk pengaman bagi pengendara mobil - Menggunakan helm standar - Memasang kaca spion lengkap - L ampu kendaraan bermotor lengkap dan berfungsi. - Menyalakan lampu pada malam maupun siang hari - Mematuhi batas kecepatan bila melintasi daerah pemukiman (25 Km), dalam kota (40 Km) dan luar kota (80 Km) - Mengurangi kecepatan pada saat mendekati persimpangan - Apabila melintas di lajur kiri agar lebih lamban, patuhi dan disiplin terhadap ketentuan dan tata cara
Staf Dirjen Divonis 6 Bulan ❑ Rp 53 Juta Dikembalikan pada Terdakwa BARABAI, BPOST- Staf Direktorat Jendral Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia, Heri Moerdiono divonis enam bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Barabai, Senin (15/12). Vonis yang dijatuhkan itu terkait kasus dugaan korupsi pada pengadaan bibit karet polybag payung satu, pada bagian proyek pengembangan budidaya perkebunan rakyat (P2PBR) tahun anggaran 1996-1997. Hukuman yang dijatuhkan majelis hakim yang terdiri dari Makmur Pakpahan, Ari Wahyu dan M Isa Nazarudin itu jauh lebih ringan dibanding tuntutan jaksa penuntut umum, yaitu 18 bulan penjara. Selain hukuman penjara, hakim juga memerintahkan terdakwa membayar denda 10 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar akan diganti dengan pidana selama empat bulan. “Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah turut serta melaDugaan Korupsi Pengadaan Bibit Karet ❐ Terdakwa H eri Moerdiono ❐ Kerugian negara senilai Rp 313.758.000. ❐ Tuntutan Jaksa 18 bulan ❐ oVnis enam bulan
kukan tindak pidana korupsi,” kata Muktar Pakpahan, Kamis (18/12). Mengenai ringannya vonis mantan mantan Pimbagpro Pengembangan Budidaya Perkebunan Rakyat ADP/TCSSP Kalsel ini, Makmur beralasan terdakwa sudah berusaha menyukseskan proyek yang dinilai merugikan negara Rp 313.758.000 itu. Sedangkan hal yang mem-
beratkan, akibat perbuatannya, sekitar 282 hektare lahan petani tidak mendapat bibit karet sebagaimana mestinya. Majelis hakim juga memutuskan mengembalikan barang bukti berupa uang Rp 53 juta kepada terdakwa. “Dalam persidangan tidak terungkap bahwa uang tersebut hasil dari kejahatan terdakwa. Ini karena sebelum persidangan uang sudah disetorkan terdakwa,” Kata Muktar. Dengan vonis enam bulan itu Heri tinggal menjalani hukumannya sekitar dua bulan lagi karena dipotong masa tahanan, DIa ditahan sejak awal agustus lalu. (arl)
Terlalu Ringan MENANGGAPI vonis itu Kepala Kejaksaan Negeri Barabai, Hutama Wisnu melalui Kasi Intel, M Ihsan Husni, Kamis (18/12) menyatakan banding. Jaksa menuntut Heri Moerdiono 18 bulan penjara, namun majelis hakim hanya menghukumnya enam bulan. “Vonis itu terlalu ringan,” kata Ihsan. Sebelumnya, rekan terpidana Endin Tajudin, Direktur PT Sinar Bintang Timur Raya (SBTR) dijatuhi hukuman delapan bulan penjara. Ini jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa, yaitu dua tahun penjara. Sebelumnya, tuntutan jaksa selama 2 tahun lebih bagi dua pimpinan DPDR HST, periode 1999-2004, H Abdullah Islamy dan H Hasnan Matnuh juga tak dipenuhi majelis hakim. Hakim PN Barabai malah melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum. Menurut Ihsan setiap lembaga hukum memiliki persepsi masing-masing. “Dalam persidangan semua persepsi pasti berbeda-beda. (arl)
BANJARMASIN POST/MAH DAN BASUKI
BERBUAH- Pohon kelengkeng di pekarangan rumah Sumiyadi Jalan A ani Y RT 16, No 27 , Kelurahan Tanjung, Kabupaten Tabalong akhirnya berbuah. Selama ini pohon kelengkeng hanya bisa berbuah di Pulau Jawa. Bupati Tabalong Rachman Ramsyi (berkacamata) memetik buah itu, Kamis (18/12).
Histeris Melihat Rumah Terbakar BARABAI, BPOST- Heni Ambrawati (30) menangis histeris ketika melihat rumahnya beserta isinya terbakar, Kamis (18/12) sekitar pukul 09.00 Wita. Saat si jago merah melahap rumah yang ia sewa dari Kholis itu, dia sedang berada di warungnya di Terminal Pasar Keramat. Gadis asal Solo, Jawa Tengah itu langsung pulang ketika mendengar raungan sirine Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) bergerak menuju arah rumahnya. Heni pun kaget saat melihat rumahnya ikut terbakar. Kontan warga Jalan HM Syarkawi, Kecamatan Barabai, Hulu Sungai Te-
ngah ini menangis histeris. Tetangga yang menyaksikan peristiwa itu membawa Heni ke rumah kerabatnya. “Semuanya habis, TV, Kulkas uang dan tabungan tidak ada satu pun barang yang selamat,” kata Heni dengan nada lirih. Jerit tangis juga terdengar dari warga lain yang rumahnya nyaris terbakar. Kebakaran membuat kalang kabut sejumlah pedagang di pasar dekat Terminal Keramat yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi kebakaran. Mereka silih berganti keluar dari lorong pasar membawa dan menyelamatkan barang dagangannya dari
amukan api. Beruntung kebakaran di depan Kantor DPC PKB HST ini hanya sempat melumat satu rumah. Menurut sejumlah warga, api muncul dari bagian belakang rumah milik Kholis yang disewa Heni itu, kemudian api cepat membesar. Keterangan warga ini dibenarkan Kapolres HST AKBP Yoga Pranata. Kepala Unit III Bripka Harfih, mewakili kapolres menyatakan masih melakukan penyelidikan. Dugaan sementara kebakaran itu akibat arus pendek listrik. Tak ada korban jiwa dalam kebakaran yang diperkirakan menelan kerugian ratusan juta rupiah itu. (arl)