Banjarmasin Post - 01 Desember 2008

Page 2

2

SENIN

1 DESEMBER 2008 / 3 ZULHIJAH 1429 H

BANJARMASIN BUNGAS

Banjarmasin Post

Satu Tongkang Batu Bara Kandas Uji Coba Alur Barito Saat Surut BANJARMASIN, BPOST - Uji coba kedua penggunaan alur baru Sungai Barito, Minggu (30/11) tidak berlangsung mulus. Sebuah tongkang kandas setelah berlayar dari Pelabuhan khusus di Banjar Raya sekitar tiga jam.

BANJARMASIN POST/ MURHAN

Adminstrator Pelabuhan Trisakti Banjarmasin melakukan uji coba alur Sungai Barito saat air surut, Minggu (30/11). Lima tongkang dicoba melewati alur tersebut.

Transfer Solar Ilegal Digagalkan BANJARMASIN, BPOST- Tugboat Toyam dan Tugboat Syukur 15 yang sedang melakukan aktivitas jual beli solar di perairan Taboneo, Tanah Laut ditangkap kapal patroli Direktorat Polisi Perairan (Dit Polair) Polda Kalsel, Sabtu (29/11) sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu, Tugboat Tomyam menyalurkan solar yang dibawanya ke Tugboat Syukur 15, menggunakan selang dan mesin pompa. Keterangan pihak Ditpolair Polda kalsel, Tugboat Syukur 15 hendak membeli 20 ton solar kepada tugboat Tomyam. Tetapi saat melakukan transfer solar ketahuan kapal patroli Dit Polair yang melakukan operasi di sekitar wilayah perairan Tabonio. Saat itu baru lima ton slar dipindahkan. Petugas Ditpolair Polda Kalsel mengamankan dua nakhoda dan dua anak buah kapal. Mereka telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kempat orang tersebut terdiri atas nakhoda Tugboat Syukur 15Irwan warga Tanjung Priok, Jakarta, Subejo (ABK Tugboat Syukur), La Rahman (nakhoda Tugboat Tomyam) dan Andreas Sulistia (ABK Tugboat Tomyam). Kepada para tersangka dikenakan pasal 53 huruf d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas. “Sesuai dengan perintah Kapolri kita menggelar operasi pengamanan diwilayah perairan melalui operasi Dian Intan 2008 yang kita laksanakan,” kata Kasubdit Ops Dit Polair Polda Kalsel, Kompol Daswar Tanjung. Selain mengamankan dua tugboat tersebut, Dit Polair juga menangkap empat preman yang biasa melakukan penawaran pengamanan swasta ke tugboat yang melintas di sekitar wilayah jembatan Barito dan Jembatan Rumpiang. (tin)

Tongkang yang kandas itu adalah CB 121 Singapore. Tongkang yang mengangkut batu bara itu kandas pada sisi alur. Kapal tugboat yang biasanya bertugas menarik tongkang merapat di sampingnya. Tongkang tersebut harus menunggu air pasang agar bisa kembali berlayar. Kemarin, Administrator Pelabuhan Trisakti Banjarmasin melakukan uji coba penggunaan pada waktu air surut. Ujicoba kedua ini dilakukan pada saat air sedang surut, tingkat 0,3 atau tiga meter dari dasar sungai. Sedangkan ujicoba pertama saat air pasang dilakukan pada Oktober 2008. Pelaksanaan ujicoba dimulai sekitar pukul 08.00 Wita. Lima tongkang diberi kesempatan melewati alur sepanjang 25 mil dan lebar 100 meter itu untuk menuju muara. Tongkang pertama berisi sekitar 10 ribu metrik ton batu bara, ditarik Kapal Barito T1 dapat dengan mulus melewati alur yang menelan anggaran sekitar Rp 500 miliar itu. Sekitar pukul 12.00 Wita tongkang itu sudah keluar dari Sungai Barito. Artinya,

memerlukan waktu empat jam dari Pelabuhan Trisakti sampai Muara Tabuneo. Sementara pada alur lama, tongkang baru bisa keluar setelah menempuh waktu delapan hingga 10 jam. Jadi ada efesiensi waktu sekitar enam jam. Tiga tongkang lainnya juga sukses melewati alur baru Sungai Barito, kecualai tongkang CB 121 Singapore. Kepala Administrator Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Sufrisman Djafar mengatakan, kandasnya tongkang tersebut bukan disebabkan alur tidak bisa dilalui.”Ini bukan karena alur, tetapi human error,” katanya. Sufrisman menjelaskan, tongkang itu berjalan saat air sungai mulai pasang. Kemudian arus air dari alur tikus (alur lama) memukul dari timur sehingga tongkang tergeser ke luar jalur alur baru.

“Ini bukan karena alur, tapi human error” SUFRISMAN DJAFFAR Kepala Adpel Trisakti Banjarmasin

“Akibatnya, seperti yang kita lihat, tongkangnya kandas, tidak bisa bergerak. Itu

tidak diperhitungkan sebelumnya oleh pandunya,” jelas Sufrisman. Padahal, lanjut Sufrisman, bobot tongkang di depan CB 121 Singapore lebih besar, yakni 5,9 low water sea (LWS). Sedangkan CB 121 Singapore bobotnya 5,8 LWS. Direktur Utama PT Ambang Barito Persada (Ambapas), Irhamsyah, menambahkan, evaluasi dilakukan untuk melihat kekurangankekurangan, setelah itu dilakukan evaluasi. “Lalu kita sempurnakan agar kapal kandas bisa diminimalkan,” katanya. (dd)

Tinggal Pasang Rambu KEPALA Administrator Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Sufrisman Djaffar mengatakan, jika navigasi dan rambu sudah dipasang di alur, kandasnya kapal tidak terjadi lagi. Sebab, alur baru dibuat agar kapal-kapal dengan draft di bawah 5,5 LWS bisa keluar masuk selama 24 jam. “Berarti, kapal tangker, Kapal penumpang, tongkang batu bara dan sekitar 80 persen kapal kontainer bisa melewatinya selama 24 jam, tanpa menunggu air pasang,” ujarnya. Lancarnya alur berimbas pada padatnya kapal yang sandar di Pelabuhan Trisakti. Sufrisman berharap, pihak PT Pelindo III Cabang Banjarmasin melakukan persiapan. Namun, tambahnya, pihaknya selalu berkoordinasi, bukan hanya dengan Pelindo III, tetapi juga dengan Pemprov Kalsel dan PT Ambapas sehingga masalah itu dapat diantisipasi nantinya. (dd)

Sopan Berlalu Lintas Ada pula TIAP kali ingin pemilik kendamenyeberang di raan yang mengjalan protokol Banganti lampu kenjarmasin, saya sedaraannya delalu merasa degngan warna cahadegan. Bagaimana ya yang tak metidak khawatir, pemenuhi standar ngendara, baik keselamatan, seyang menggunaperti warna biru kan kendaraan rodan putih terang. da dua maupun DOK Akibatnya mengmobil, sering bersiHANANI ganggu penglihakap arogan, tidak tan pengendara lainnya saat mempedulikan kepentingan berpapasan di malam hari. pejalan kaki. Melihat prilaku seperti itu, Meski sudah memberi adik saya yang tinggal di Maisyarat akan menyeberang, tilang dan susah payah mendadak membuat pengemudi patkan SIM A di kota itu semengurangi kecepatan kendaraannya. Kadang, malah ada yang ‘meneror ’ dengan membunyikan klakson berkali-kali, sebagai tanda pejalan kaki harus minggir. Padahal, sudah jelas saya berada di daerah zebra cross, di mana pengemudi harus menghargai pejalan kaki. Lebih memprihatinkan lagi, di zebra croos Jalan S Parman dekat sebuah sekolah dasar, saya sering menyaksikan satpam sekolah itu berkali-kali membunyikan peluit. Maksudnya meminta pengendara berhenti sejenak atau mengurangi kecepatan kendaraannya saat anakanak sekolah menyeberang jalan. Namun hanya sebagian pengendara yang peduli dan mau berhenti. Sering tak diberi kesempatan untuk menyeberang, pejalan kaki mengambil jurus nekat. Menerabas kepadatan lalu lintas dengan taruhan nyawa. “Kalau tidak nekat kita tidak dikasih lewat,” kata teman saya beralasan. Informasi pada papan plang di beberapa titik jalan yang ada zebra cross menjelaskan, bahwa pejalan kaki yang melintas dilindungi Undang-undang Nomor 14 Tahun 1999. Nyatanya undangundang tersebut belum memberi rasa aman dari bahaya tertabrak kendaraan. Prilaku berlalu lintas para pengendara di Banjarmasin seperti gambaran saya tadi, siapa yang bisa menjamin keselamatan pejalan kaki? Perilaku yang tidak mempedulikan keselamatan orang lain ini memang menjadi ‘tradisi’ pengendara di Kota Banjarmasin. Lihat saja ketika berhenti di traffic light. Saat lampu merah sedang menyala. Ada saja yang berjejer di sisi kiri garis marka jalan. Akibatnya, pengendara yang ingin mengambil posisi belok kiri, juga terpaksa harus bertahan.

ring berkomentar. “Mungkin SIM nya batembak kalu (mungkin lulus ujian membuat surat izin mengemudinya tanpa tes),” ucapnya. Mengubah budaya tertib berlalu lintas di kota seribu sungai memang memerlukan kesadaran semua pihak. Prilaku tidak disiplin bisa membuat orang lain celaka, harus membuat kita bijak saat berada di jalan raya. Jangan sampai sikap sopan dan taat berlalu lintas hanya saat ada polisi. Sebab, menjaga ketertiban dan kenyamanan berlalu lintas, tidak hanya tugas polisi. Ba-

gaimana pun banyaknya polisi yang mengatur, atau canggihnya traffic light dengan sistem digital, tidak akan membuat lalu lintas menjadi tertib dan teratur jika antarsesama pengguna jalan tidak saling menghargai. Mari kita bantu polisi menciptakan tertib berlalu lintas. (*)

Penanaman 500 pohon oleh Manajemen dan Karyawan PT Galuh Cempaka dalam Rangka Hari Menanam Pohon Nasional 2008 sebagai Wujud Kepedulian dan Komitmen Perusahaan terhadap Pelestarian Lingkungan

Penanaman pohon oleh Operation Manager, Nick Selby didampingi Penanaman pohon oleh Mine Manager, Ary Haryono Mine Manager dan Staf

FOTO-FOTO/IST

Karyawan melakukan penanaman pohon setelah secara simbolik Manajemen dan karyawan berfoto bersama setelah melakukan dilakukan oleh Operation Manager dan Mine Manager kegiatan penanaman


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.