PERISCOPE Indonesia 4th Edition Vol 2

Page 57

CENTER FOR INDONESIAN MEDICAL STUDENTS’ ACTIVITIES Arti SCOPE bagi dokter? SCOPE dan CIMSA bagi saya tidak bisa dipisahkan. Kenangan terindah, saat-saat yang menyenangkan. Masuk SCOPE dan CIMSA saya betul-betul belajar berorganisasi kemudian kita belajar banyak hal, banyak materi organisasi termasuk SWOT analysis yang tidak pernah terbayang sebelumnya. Belajar threat itu apa, bagaimana menghadapi threat. CIMSA dan SCOPE adalah organisasi tempat saya besar. Apakah harapan dokter untuk CIMSA dan SCOPE? Yang pertama tetap ada, itu yang paling penting. Setelah itu, CIMSA dan SCOPE harus bisa membuat inovasi-inovasi baru. Orang yang pergi exchange ke luar negeri bisa berbagi pengalaman saat pulang, bisa berbagi cerita ke orang-orang di sekitarnya. Jadi kita tidak seperti katak dalam tempurung doang. Profesionalisme itu harapannya bisa ditularkan disini. CIMSA sebagai wadah aktivitas, kita adalah organisasi yang menginspirasi orang untuk berbuat sesuatu. Aktivitas itu yang harus didorong oleh CIMSA. SCOPE juga harus diperluas lagi, misalnya dengan memperbanyak jumlah anggota, kemudian reaching out ke daerah-daerah terpencil, serta bekerja sama dengan pembuat kebijakan untuk memajukan pendidikan kedokterran. Ada banyak sekali hal yang perlu dan bisa didorong oleh mahasiswa karena ternyata masih banyak hal yang tidak diperhatikan oleh orang-orang yang sekarang duduk di pemangku kebijakan Sekarang saya ingin membicarakan tentang pendidikan kedokteran. Jadi, saya mahasiswa magister pendidikan kedokteran. Duhulu, sama sekali tidak terbayang apa sih jobdesk SCOME, apa-

kah penting atau tidak. Namun, begitu saya masuk ke pendidikan kedokteran ternyata pendidikan sendiri harus dipikirkan. Proses pendidikan dan apa yang ingin dimasukkan itu harus dievaluasi, harus dibuat kurikulum yang benar,dan saya baru menyadari sekarang bahwa peran SCOME itu sangat besar. Terlebih lagi, tidak ada satupun atau hanya segelintir orang yang

“SCOPE dan CIMSA

tidak bisa dipisahkan.

Kenangan terindah. menyadari bahayanya kondisi pendidikan kedokteran saat ini. Dengan jumlah fakultas kedokteran yang semakin banyak dan tidak terkendali, pengaturan dan monitoringnya tidak ter-follow up, lulusannya mau menjadi apa dan nanti di masyarakat berperan sebagai apa, serta bagaimana nanti upgrading-nya. Hal-hal seperti itu hanya sedikit yang memikirkan. Saya rasa CIMSA bisa menjadi pendorong untuk perubahan yang signifikan di pendidikan kedokteran. Kita kan bermain di stratergi, pushing strategy dan pushing changes.

Selain itu, jangan sampai CIMSA menjadi organisasi yang hilang dari akarnya yaitu untuk membangkitkan aktivitas mahasiswa. Hal yang kita pikirkan juga adalah CIMSA akan dibawa kemana nantinya. CIMSA harus seperti sekolah . Kebanyakan lulusan CIMSA itu banyak yang bekerja di organisasi. In the end, dimanapun mereka bekerja, mereka selalu jadi leader dan selalu mengembangkan diri. Apakah dengan sekolah lagi atau dengan cara lain. Lulusan CIMSA bisa menginspirasi orang lain untuk berpikir extraordinary, tidak sesuai biasanya. Member SCOPE biasanya datang dengan berbagai motivasi. Apakah pesan dokter untuk SCOPEOPLE? Semua orang orang memiliki motivasi masing-masing ketika memasuki suatu organisasi. Hal terpenting adalah bagaimana organisasi tersebut membentuk orang-orang itu sesuai dengan tujuannyaa. SCOPE harus mendefinisikan visi dan misinya, kemudian membernya diarahkan. In that way, berarti harus ada pelatihan, banyak sharing, diskusi tentang peran SCOPE dalam pendidikan kedokteran. In the end, SCOPE harus menginspirasi semua anggotanya bahwa ke luar negeri itu bukan hura-hura, kemudian kita bekerja bukan untuk diri kita sendiri saja. Itu harus ditekankan, misalnya kita minta report ke outgoing, nanti informasinya bisa di-share ke SCO lain sebagai bahan diskusi.

57


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
PERISCOPE Indonesia 4th Edition Vol 2 by CIMSA Indonesia - Issuu