Imanensi dan Transendensi: Sebuah Rekonstruksi Deleuzian atas Ontologi Imanensi dalam Tradisi.....

Page 134

Retakan Besar Ontologi Imanensi

mungkiri kegembiraan yang aneh di lubuk hatinya. “Beberapa waktu kemudian,” demikian Blanchot, “ia diketemukan mati, terbaring di samping Nikita yang didekapnya erat-erat.”80 Apa yang terjadi? Pada momen penghabisan itu, satu-satunya aktivitas yang dilakukan Brekhounov adalah pasivitas; ia tak melakukan apapun, atau lebih tepatnya, ia melakukan “tidak melakukan apapun”. Ia, dengan demikian, menyerahkan diri pada kepasifan murni yang azali. Inilah yang disebut Blanchot sebagai gestur nokturnal yang “tanpa tujuan, tanpa kegunaan”.81 Brekhounov tak dapat lari dari kematian seperti juga ia tak dapat lari dari gurun salju; kemanapun melangkah, ia selalu kembali ke Nikita yang terbaring mati. Padang salju itu adalah nama lain dari impersonalitas kematian, dari malam yang lain—dari keniscayaan imanensi. Di jazirah malam hari segalanya terapung dalam kontradiksi; tak ada yang sepenuhnya hadir secara masif, swa-identik, dan samasekali tak paradoksal. Itulah sebabnya kita bermimpi di malam hari. “Mimpi,” tulis Blanchot, “menyentuh wilayah di mana kemiripan murni bertahta. Segala sesuatunya mirip; setiap figur adalah yang lain, mirip dengan yang lain dan yang lainnya lagi, dan yang terakhir ini pun masih mirip dengan yang lainnya lagi. Kita mencari-cari model yang asli, hendak mengacu pada suatu titik mula, suatu pewahyuan azali, tetapi hal itu tak ada. Mimpi adalah kemiripan yang mengacu secara abadi terhadap kemiripan.”82 Kontradiksi serupa itulah yang juga dialami oleh Orfeus. Orfeus, kita tahu, turun ke Hades untuk membebaskan Eurydice, kekasihnya yang telah mati. Oleh sang dewa kematian, ia diperbolehkan membawa pulang Eurdyice, hanya saja dengan satu syarat: Orfeus mesti berjalan keluar dari Hades tanpa menengok Eurydice yang memanggil-manggilnya tanpa henti dari belakang. Jika ia melanggar, dengan menengok, maka Eurydice akan menghablur lenyap selama-lamanya dalam dingin malam hari. Eurydice, dengan demikian, adalah esensi dari malam hari sebagai malam yang lain. “Ofreus mampu melakukan apapun,” Blanchot mengisahkan, “kecuali melihat wajah, kecuali melihat jantung malam di dalam 80. Ibid. hlm. 166. 81. Ibid. 82. Ibid. hlm. 268. 95


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.