Jambi Ekspres | Rabu, 27 Mei 2009

Page 22

Jambi Ekspres

Jawa Pos National Network (JPNN)

Realisasi -------------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

Pendapatan Daerah Provinsi Jambi saat dikonfirmasi Koran ini kemarin. “Dengan banyaknya kendaraan yang telah masuk dalam pemutihan pajak kendaraan ini. Berarti sosialisasi pemutihan pajak ini sudah sampai ke daerah. Makanya kita juga tidak kewalahan dalam melaksanakannya,” tambahnya. Pemutihan pajak kendaraan bermotor ini memang diadakan Dispenda dengan sistem kemput bola. Dimana pihak Dispenda datang langsung ke tempat kediaman warga yang ingin mengurus pajak. Jadi yang ingin mengurus pajak tidak perlu datang ke kantor Dispenda lagi. Cukup mempercayakannya kepada pegawai Dispenda yang datang langsung. J u g a u n t u k m e m p e r m udah akses, pihak Dispenda Provinsi Jambi sudah mendirikan pos-pos pelayanan di beberapa daerah di Provinsi Jambi. “Ini biar lebih mudah dan cepat aksesnya,” ungkap Zuhdi Asran. Lebih jauh Zuhdi Asran menjelaskan, untuk pajak kendaraan yang paling banyak menunggak itu di daerah perkampungan. “Hampir dari

semua yang sudah mengurus pajak itu rata-rata dari pedesaan,” imbuhnya. Sementara jelas Zuhdi Asran, untuk di Kota Jambi sendiri, kendaraan bermotor yang tidak lunas pajak jumlahnya sedikit. “Warga kota Jambi ini masih sadar pajak. Tapi yang di daerah yang banyak tidak lunas pajak,” jelasnya. Untuk pembayaran pemutihan pajak ini terang Zuhdi, pihaknya memberikan tenggang waktu hingga 15 Agustus. “Jadi yang mengurus pajak dari ribuan orang ini, kita beri tenggang waktu selama 3 bulan untuk melunasinya. Karena masyarakat juga banyak yang petani karet tidak bisa langsung bayar tunai. Makanya kita beri tenggang waktu,” tukasnya. Sementara utuk denda bagi yang memiliki kendaraan bermotor yang sudah mati pajak bertahun-tahun. Zuhdi Asran menjelaskan, cukup hanya membayar denda satu tahun ke depan dan satu tahun kebelakang. “Tidak perlu bayar semua dendanya. Biarpun sudah lama pajaknya mati. Dan sejauh ini, kita tidak ada kendala dalam pemutihan pajak ini,” pungkasnya. (pay)

Menunggu ----------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

bertubi-tubi. Bahkan katanya dirinya sering tidak bisa tidur dengan lelap. Tak hanya itu, dirinya mengaku meskipun sudah dicarikan aktivitas lain untuk melupakan hasil UN yang belum keluar namun dirinya tetap saja dihantui rasa takut itu. “Ya, sangat takut kalau-tidak lulus, malu, tidak hanya dengan orang tua namun orang kampung nantinya bilang apa,” ungkapnya didampingi temantemannya Sabtu lalu kepada koran ini. Terpisah Arman, siswa SMA Ferdi Ferri juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, tak hanya beban mental, rasa malu juga merupakan hal yang krusial. Pasalnya, dirinya sudah lulus di salah satu perguruan tinggi di Jambi. “Kalau sempat tak lulus malu benar, saya sudah lulus dan diterima di salah satu kampus,” ujarnya kemarin. Tak hanya mereka berdua, Opi, siswa SMAN 4 Kota Jambi mengungkapkan bahwa dirinya pasrah untuk menunggu hasil UN yang telah diikutinya. ‘’Jadi sekarang kita seharusnya memperbanyak untuk berdoa,’’ ujarnya. Ditanya tentang masuk di perguruan tinggi dirinya juga mengaku sudah mendaftarkan diri, namun belum tahu pasti. Disinggung jika tak lulus, tiga siswa ini menjawab hal

yang sama, akan mengikuti tahapan yang memungkinkan mereka untuk bisa memiliki ijazah SMA. “Kita akan ikuti sesuai peraturan yang berlaku, namun yang jelas kita harus tamat dari SMA ini,” jelasnya. Menurut informasi yang dihimpun koran ini, bahwa hasil UN siswa SMA sederajat akan diumumkan pada minggu kedua bulan Juni mendatang. (wm1)

RABU, 27 MEI 2009

HALAMAN SAMBUNGAN

Sebelum -------------------------------------------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

temuan kelebihan pekerjaan penimbunan. ‘’Jadi ini memang harus diaudit terlebih dahulu. Jika tidak, dikhawatirkan bermasalah,’’ ungkap anggota Komisi I DPRD Provinsi Jambi, Sjafril Alamsjah kepada Koran ini. Dengan diaudit oleh auditor independent katanya, status lahan untuk relokasi Angsoduo ini bisa jelas. Apakah, semua temuan BPK atau penimbunan lahan itu telah ditindaklanjuti atau tidak. ‘’Biar yang menerima juga clear dari masalah,’’ sebutnya.

Selain itu lanjutnya, di lahan untuk relokasi Angsoduo ini juga telah terdapat investasi pemerintah provinsi Jambi. Untuk penimbunan katanya, sekitar Rp 14 miliar. ‘’Setelah diserahkan ke Pemkot nantinya, uang provinsi itu dikemanakan. Apakah mau dikembalikan Pemkot ? Kalau tidak, dulu mengapa ditimbun jika mau diserahkan,’’ terangnya. Selain itu katanya, sesuai dengan rancangan Perda penyerahan lahan Angsoduo ini, peruntukan pasar Angsoduo untuk kegiatan sosial keagamaan dan kemanusian. Menurutnya, ka-

lau peruntukkan guna kegiatan tersebut, apakah sudah cukup strategis. ‘’Karena ini daerah macet,’’ ujarnya. Sementara itu, Karo Hukum Setda Provinsi Jambi, Sudirman SH MH menyampaikan, perda penyerahan aset berupa lahan Angsoduo tersebut saat ini sudah di DPRD. Setelah pengesahan dari pihak DPRD nantinya, lahan tersebut akan dicek kembali oleh BPN, yakni pemindahan status hak milik. ‘’Jadi prosesnya masih sangat panjang,’’ terangnya saat acara di Hotel Ratu belum lama ini. (arm)

nya, karena tidak sanggup lagi bersaing dengan pasar modern, dirinya membantah keras. “Yang meninggalkan kiosnya di pasar Angsoduo tidak berarti pedagang tradisional semakin tergusur. Sekarang kita lihat banyak sekali bermunculan pasar tradisional di beberapa lokasi. Bisa jadi mereka pindah ke pasar yang baru,” jelas mantan Ka kankir ini. Diungkapkannya, hingga kini pasar-pasar tradisional kembali bergairah. Hampir disetiap wilayah kecamatan termasuk di lokasi perumahan terdapat

pasar tradisional. Jadi itu membuktikan kalau pedagang tradisional saat ini tetap eksis dan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan merebut pasar dengan pasar modern. Sabirin, Kabid Perdagangan pada Disperindag Kota Jambi, menyebutkan bila pasar tradisional ditinggalkan oleh pembeli itu lebih dari merupakan bentuk pola hidup masyarakat yang sudah berubah. “Kita lihat saja untuk membeli satu jenis barang saja kadang pembeli ingin ke mal,” ungkap Sabirin yang mendampingi Izhar Muzani.(wm1)

Pemkot ---------------------------------------------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

menyebutkan bahwa perhatian pemerintah terhadap pedagang di pasar tradisional jangan dikhawatirkan. Tak hanya itu, Izhar membantah jika disebutkan Pemkot kurang peduli dan memperhatikan pedagang kecil di pasar tradisional. Pantauan Koran ini dilapangan para pedagang tradisional di kawasan angsoduo merasa tak menjadi pilihan lagi dengan banyaknya pasar modern. Disinggung mengenai 20% para pedagang di pasar Angsoduo sudah meninggalkan kios-

Dikritik ---------------------------------------------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

beroperasi. Menurutnya, tidak ada lagi pembayaran retribusi parkir di dalam lokasi parkir setelah warga membayar di pos retribusi. Hanya saja, pantauan koran ini, petugas Pos Retribusi juga tak menjalankan tugasnya dengan baik. Banyak warga yang melintas di Pos retribusi yang tak membayar uang retribusi. Bahkan, menurut pengakuan warga, Isna Eliyati, dirinya

sudah membayar uang retribusi sebanyak dua kali. “Masuk di pos bayar, habis itu di tempat parkir di minta lagi, nah bagaimana ini,” ujarnya dengan nada kesal. Rusdianto saat ditanya tentang adanya petugasnya yang masih memungut retribusi di lokasi parkir, Rusdianto mengaku bahwa pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap semua petugas mereka dilapangan.

Sementara itu, Walikota Jambi, dr H R Bambang Priyanto langsung memanggil Kepala Kantor Pengelola Parkir (Kakankir) Kota Jambi setelah sehari sebelumnya DPRD Kota Jambi menilai Kinerja Kakan Parkir tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dihadapan sejumlah wartawan Selasa (26/05) kemarin, Walikota langsung meminta untuk dipanggilkan Kepala kantor Parkir Kota Jambi. (wm1)

23

Berdiri ----------------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

pertokoan yang khusus menjual alat-alat dan onderdil motor ini, karena adanya keputusan dari pemerintah Jambi yang pada waktu itu oleh bapak Azhari selaku Walikota Jambi. “Saya berani berjualan di tempat ini karena tempat ini merupakan milik sah dari Pemerintah daerah kota Jambi, dan yang mengesahkannya dulu langsung Walikota, pada waktu itu pak Azhari,” jelasnya. Dia menambahkan, Pemilik toko onderdil di pasar motor kebun Handil hanya dikenai retribusi yang dibayar setiap satu bulan satu kali langsung ke kantor pengelola pasar. Pembayaran retribusi ini sudah mulai sejak tahun 1991. Hal ini dikarenakan pada awal pendirian Pasar motor ini, para pengusaha onderdil di gratiskan 20 bulan pertama untuk menempati toko. Namun begitu para pengusaha yang berada di pasar

tidak pernah merasa keberatan dengan adanya hal tersebut. “Mana ada yang gratis saat ini,” sebut Hengki. Menurut Dia, penghasilan memang selalu menjadi tolak ukur tersendiri bagi para pengusaha untuk bisa dikatakan sukses atau tidak. Sebenarnya jika ingin sukses kata Hengki, hal yang perlu dilakukan adalah berani bersaing dengan pengusaha lainnya. Namun begitu menurut dia, di pasar motor Kebun Handil ini persaingan cukup ketat namun persaingan sehat ditunjukkan antar pengusaha. Hal ini disebabkan karena antar toko satu dengan toko lainnya saling membutuhkan. “Yang sering menjadi tolak ukur dalam kesuksesan itukan uang, namun untuk mencapai hal itu perlu usaha yang gigih dan pantang menyerah, apalagi disini persaingan cukup ketat, kuncinya satu saja layani konsumen dengan sebaiknya,” ujarnya.***

Peserta ---------------------------------------------Sambungan Dari Hal 13

Erfen menyebutkan, di beberapa tempat pendaftaran yang disediakan pantia seperti Toko sinar pancing, Eljon dan Toko Buku Gloria peserta yang daftar pasti sudah mencapai 205 orang khusus kategori B mancing dalam perahu Disebutkannya khusus tipe menggunakan tempek jumlah peserta di batasi hanya 250 peserta. “Dibatasi, masyarakat yang ingin ikut lomba Tipe B agar cepat mendaftar, nanti penuh tiketnya,” ungkapnya kemarin Dalam perlombaan bergengsi ini, hadiah sudah disiapkan oleh penyelenggara. “Pokoknya lebih besar dan bagus dari hadiah pelaksanaan yang telah lalu,” ungkpnya. Hera, petugas penerima

pendaftaran peserta di Eljon, mengungkapkan bahwa formulir yang diantar ke panitia langsung habis diserbu peserta, bahkan mereka minta tambah jumlah formulirnya. Lebih lanjut Erfen juga mengatakan bahwa instansi pemerintah juga berlomba-lomba dalam mengikuti perlombaan yang menarik perhatian semua kalangan ini. Dirinya menyebutkan beberapa dinas telah mendaftarkan diri. “Dinas perhubungan Kota, DisTAn Kota, dan bapedalda sudah mendaftar sebagai peserta,” tutrnya. Sementara itu, perlombaan dengan jumlah peserta yang diprediksi dalam jumlah puluhan ribu ini, juga akan dilakukan kampanye Sungai Batanghari. (wm1)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.