Jambi Ekspres | Kamis, 23 April 2009

Page 14

Jambi Ekspres

kamis, 23 april 2009

Jawa Pos National Network (JPNN)

Suasana Dianmas

Mahasiswa PTIK bersama mahasiswa STMIK

15

HERLINA/JAMBI EKSPRES

Sukses, Dianmas Mahasiswa PTIK di STMIK

nasional

Tahun Ini, 2 Juta Buta Aksara Dituntaskan JAKARTA- Tahun ini, pemerintah menargetkan sebanyak dua juta penduduk buta aksara atau setara dengan 0,97 persen dari jumlah penduduk dapat dituntaskan. "Harus tuntas. Ini menjadi prioritas," cetus Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas, Hamid Muhammad, di sela-sela Workshop Pekan Aksi Global Pendidikan Untuk Semua di Hotel Atlet Century, Jakarta, Selasa (21/04) . Hamid menyebut, tahun lalu terdapat 9,7 juta atau 5,97 persen penduduk buta aksara. Diupayakan angka itu tuntas hingga minimal tinggal 7,7 juta atau 5 persen pada tahun ini. "Terutama kaum perempuan, sebab di dunia 800 juta lebih penduduk yang buta aksara umumnya perempuan," ungkapnya. Hamid menjelaskan, dari dua juta penduduk buta aksara yang harus dituntaskan, sekitar 70 persen berusia 45 tahun dan 64 persen adalah perempuan. Sumber buta aksara, kata Hamid, adalah mereka yang tidak pernah mendapatkan layanan pendidikan dasar. "Jumlahnya cukup banyak yakni sekitar 200.000 lebih yang tidak tertangani tiap tahun," bebernya. Lebih lanjut, Hamid menjelaskan, sumber lain buta aksara termasuk kelompok khusus seperti anak jalanan dan anak dari daerah terpencil. Selain itu, ada anak-anak yang berada di luar negeri seperti di Sabah dan Serawak Malaysia. "Jumlah yang tidak terlayani cukup banyak. Ada puluhan ribu," katanya. Selain itu, juga ada kelompok anak-anak yang putus sekolah di jenjang Sekolah Dasar yakni, di kelas 1, 2, 3, dan 4. Jika tidak

ditangani dengan baik, mereka akan buta huruf kembali. Karena itu, tegas Hamid, ke depan pihaknya akan mencermati pendidikan keaksaraan dengan betul. "Harus kita terapkan pendekatan pemberdayaan. Bukan hanya memelekhurufkan, tapi juga harus ada program-program lanjutan. Sehingga, mereka tidak buta huruf lagi," jelasnya. Hamid mengungkapkan, ada dua kendala dalam mengentaskan angka buta aksara di Indonesia. Pertama, kesulitan dalam membaca dan menulis. Kedua, belajar bahasa Indonesia. Untuk mengatasi kendala tersebut, pemerintah menyelenggarakan program belajar melek aksara berbasis bahasa daerah atau bahasa ibu. "Saat ini, sudah ada sembilan bahasa ibu yang kita kembangkan. Kalau sudah bisa baca tulis bahasa ibunya, baru kita kenalkan bahasa Indonesia," terangnya. Mulai tahun ini, lanjut Hamid, pemerintah akan menerapkan satu skema bersama UNESCO yang disebut ‘life literacy initiative for empowerment’. Arah program tak sekedar agar anak berhasil melek huruf, tapi juga memberdayakan mereka baik secara ekonomi, sosio kultural, maupun lingkungan hidup. "Jadi, tak hanya belajar buta aksara saja. Juga belajar kecakapan hidup, baru kemudian kita perkenalkan aksara," tuturnya. Selanjutnya, program kecakapan hidup itu akan diintegrasikan dengan program keaksaraan yang nantinya menjadi landasan pendidikan nonformal. "Karena semua pendidikan nonformal basisnya ‘life skill’," cetusnya. (kit/jpnn)

16 Kepala SMA Se-BS Bisa Jadi Tersangka KOTA MANNA- Hingga kemarin 16 Kepala Sekolah (Kepsek) SMA/MA se-Kabupaten Bengkulu Selatan masih diamankan Polres Bengkulu Selatan (BS). Begitu juga dengan Kabid Dikmen Disdikpora serta 8 guru yang diduga ikut terlibat dalam rencana pembocoran soal Ujian Nasional (Unas) itu, masih menjalani proses pemeriksaan. Bahkan mereka juga terancam dijatuhkan pidana dan bisa jadi tersangka. Kapolres BS, AKBP Herry Wiyanto SH, dengan tegas mengatakan pihaknya tidak akan mundur dalam mengungkap dan memproses dugaan percobaan pembocoran soal Unas itu. Namun, untuk saat ini sebelum pelaksanaan Unas selesai, belasan Kepsek termasuk guru yang terlibat masih tetap diamankan di tempat khusus. Mereka tidak diperbolehkan bertemu dengan siswa. Selain itu, untuk proses hukumnya, para Kepsek itu masih diperiksa berstatus saksi. Namun demikian, proses pemeriksaan itu akan berujung dan tidak menutup kemungkinan mereka ditetapkan sebagai tersangka. Sebagaimana diatur pasal 332

KUHP tentang membocorkan rahasia Negara, dengan ancaman kurungan maksimal 7 bulan penjara. ‘'Intinya, sebelum selesai Unas, mereka yang diamankan itu tetap dijaga dan pengawasannya diperketat. Bahkan, keluarga atau guru yang ingin membesuk dibatasi waktunya. Ini untuk mengantisipasi terjadinya kembali hal-hal yang tidak diinginkan,’' tegas Kapolres. Diungkapkannya, barang bukti yang masih disita yaitu sejumlah handphone milik para Kepsek dan guru serta dokumen soal cadangan Unas yang berhasil diamankan. ‘'Untuk mengetahui siapa saja yang bakal ditetapkan sebagai tersangka, masih menunggu hasil pemeriksaan. Calonnya bisa saja Kepsek SMAN 1, atau seluruhnya termasuk guru. Sampai sekarang mereka bukan ditahan, tapi diamankan untuk diisolasikan. Sebab jika ditahan, itu dimasukan ke ruang tahanan. Tapi, kini mereka dikumpulkan di Barak Dalmas yang juga sering ditempati aparat kepolisian,’' tegas Kapolres.(che/jpnn)

JAMBI- Setelah sukses menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat (Dianmas) di Universitas Batanghari (Unbari), Rabu (22/04) kemarin mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) angkatan 52 beralih ke Sekolah Tinggi Manajemen lnformatika Komputer (STMIK) Nurdin Hamzah. Selain memaparkan materi pokok tentang Narkoba dan permasalahannya, tema lain seputar penegakan hukum dan tugas kepolisian juga turut menjadi pembahasan yang cukup hangat dalam Dianmas ini. Apalagi, saat kupasan tentang citra polisi di mata masyarakat. Karena, mahasiswa PTIK angkatan 52 yang melaksanakan Dianmas ini sangat terbuka. Mereka hadir sebagai mahasiswa PTIK yang mengerti dunia polisi dan paham cara memecahkan kebekuan suasana. Pertemuan menjadi makin hangat dan intim, saat mereka

memberikan buku tentang ‘Anti Drugs Campaign Goes to School’ (kampanye anti Narkoba masuk sekolah) dan stiker ‘No Drug’ kepada para mahasiswa STMIK. ‘’Sosialisasi anti Narkoba ini kita lakukan terhadap mahasiswa, karena rekan-rekan yang menginjak mahasiswa kurang mendapat pengawasan ketat dari orang tua (ortu). Apalagi, mereka banyak yang jauh dari ortu dan kuatnya pengaruh lingkungan. Mahasiswa tentu punya pola pikir tersendiri dari pendidikan yang digelutinya, yang nanti diharapkan membangun daerah dan bangsa,’’ kata M Nurhidayat dan Hendri Umar, mahasiswa PTIK. Adapun langkah-langkah konkret yang telah dilakukan Polri, sambung Hendri Umar, diantaranya membentuk Badan Narkoba Nasional (BNN), Badan Narkoba Provinsi (BNP), Badan Nar-

koba Kabupaten (BNK). Selanjutnya, juga dilakukan pengungkapan kasus-kasus Narkoba, baik skala kecil maupun besar. Kemudian, tiap tiga bulan sekali mahasiswa PTIK menjalani tes urine. Jika terbukti positif mengandung unsur Narkoba, maka yang bersangkutan akan di- Droup Out (DO) dari kampus dan dipecat dari Polri. ‘’Ini merupakan ketegasan kita,” tegas Hendri Umar. Terkait dengan citra polisi di mata masyarakat, Alex Prawira menuturkan, Polri terus berbenah diri dalam menjalankan peran dan tugas guna meningkatkan kepercayaan masyarakat. Untuk mewujudkan pembenahan sikap itu tentu diperlukan dukungan masyarakat. ‘’Kita sangat mengharapkan, jika ada kesalahan yang dilakukan oleh oknum polisi atau pun perlakuan darinya yang tidak etis, jangan ragu untuk melapork-

annya. Lihat, catat namanya, bertugas jam berapa dan di mana. Karena, kita memiliki lembaga pengawasan sendiri, baik internal maupun eksternal,’’ jelas Alex. Sementara itu Bidang Kemahasiswaan STMIK, Khairil Fadli Z SKom, menilai kegiatan tersebut sangat bagus. Diharapkan ini bisa menjadi pembelajaran baru bagi mahasiswa, sehingga menjauhi barang terlarang itu. Setelah Dianmas di STMIK, 10 mahasiswa PTIK yakni M Nurhidayat, Hendri Umar, Dwiasi Wiyatputra, Alex Prawira, Reonald Simanjuntak, Grace Rehakbau, Henny, Gafur Siregar, Eko Suroso, dan Budi Adhy Buono, Kamis (23/04) hari ini akan Dianmas di Poltabes. Audiensnya adalah masyarakat dengan materi tentang perpolisian masyarakat.(hln/adv)

SMP N 18 Dikunjungi ‘Guru Favorit’ JAMBI- Tim Untukmu Guru Jambi Ekspres (JE) terus mensosialisasikan program Guru Favorit sebagai bentuk apresiasi terhadap sang pahlawan tanpa tanda jasa. Kali ini SMP N 18 Jambi memberi kesempatan kepada JE. Tim JE diterima langsung Kepsek beserta staf dan seluruh siswa-siswi. Seperti biasa, Aswan Hidayat selaku Ketua Tim memaparkan tujuan dan mekanisme mengikuti program Guru Favorit dah hadiah apa saja yang akan diperoleh sang guru yang masuk 10 guru terfavorit se-Provinsi Jambi. “Untuk berpartisipasi dalam program ini sangat mudah. Tentunya adik-adik semua punya guru favorit. Silakan tulis nama guru yang difavoritkan itu di kupon yang ada di Koran JE. Lalu, masukkan ke kotak yang telah JE sediakan di sekolah,” kata Aswan di awal sosialisasi. Bagi sekolah yang mengumpulkan kupon terbanyak, lanjut Aswan, akan mendapatkan seperangkat komputer. Sedangkan, bagi 10 besar guru terfavorit akan diterbangkan untuk studi banding ke luar negeri yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Nanang Sunarya, Kepala SMP N 18 Jambi, menyatakan sangat mendukung program ini. “Ini sangat bagus sebagai bentuk apresiasi kepada guru. Media massa secara struktural tidak bersentuhan langsung dengan guru, tapi JE memberikan kesempatan kepada guru untuk melihat dan mengetahui sendiri perkembangan pendidikan di luar negeri.

M. KHAIDIR/JAMBI EKSPRES

Foto Bersama: Kepsek, guru, dan siswa .Tampak Aswan Hidayat menyerahkan kotak undian Guru Favorit kepada Kepsek, Nanang Sunarya (bawah).

Ini sungguh luar biasa,’’ kata Nanang. Komentar senada diungkapkan Indah Wulansari (Ketua Osis) dan Rahmadita Atikasari (Wakil Ketua Osis). Menurut mereka, program Guru Favorit JE sangat bagus. Siswa bisa menilai sendiri kualitas gurunya. Sementara itu, SMP N 18 Jambi bertekad menjadi pusat pengembangan kreativitas siswa. Selain potensi akademik, potensi non akademik juga terus ditingkatkan di antaranya spiritual, sosial, dan emosional. Memiliki kelas cerdas, café buku tempat bacaan anak dengan suasana santai, English club, sanggar, dan pembinaan olahraga. Selain itu, memiliki atlet panahan nasional peraih perunggu (2007) dan tinju provinsi kelas 44 Kg (2008).(hln)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.