21 Februari 2014

Page 28

28

Batam Pos, Jumat 21 Februari 2014

pinang timur

Kampung Melayu Kini Tertata

KPU Sosialisasi di Enam Titik Tekan Golput, Targetkan 85 Persen Memilih

TANJUNGPINANG (BP) - Lingkungan dan pemukiman Kampung Melayu Gang Sempati di Kelurahan Kota Piring, Kecamatan Tanjungpinang Timur kini lebih tertata. Padahal sebelumnya, kampung ini dikenal kumuh. Tertatanya lingkungan kampung itu, setelah diterapkannya program Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLP- BK) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan. “Tertatanya kampung ini bisa menjadi salah satu modal dasar untuk dikembangkan menjadi ekowisata di Kelurahan Melayu Kota Piring dan Kota Tanjungpinang. Apalagi lokasinya yang strategis dan memiliki nilai historis,” kata Ketua Forum Badan Kesawadayaan Masyarakat (BKM) Kota Tanjungpinang, Suyono, Kamis (20/2). Letak kampung ini berada di wilayah pesisir, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh, dan tingkat pendidikannya didominasi tamatan SD dan SLTA. PLP-BK Kelurahan Melayu Kota Piring sendiri, memiliki visi mewujudkan Kelurahan Melayu Kota Piring yang bersih, asri, dan berbudaya. “Program prioritas untuk mewujudkan visi tersebut yaitu penataan permukiman kumuh, pengelolaan sampah, dan pengendalian banjir,” tuturnya. (cr9)

FARADILA, Tanjungpinang KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kota Tanjungpinang menggelar sosialisasi pemilu di enam titik simpang jalan raya, Kamis (20/2). Sosialisasi itu dipimpin langsung Ketua KPU Kota Tanjungpinang, Robby Patria bersama staf dan anggota KPU serta melibatkan relawan demokarasi yang direkrut KPU. “Kami menyebarkan leafflat yang berisikan pentingnya menggunakan hak suara pada pemilu legislatif, 9 April 2014 mendatang” terang Robby Patria, Kamis (20/2). Lokasi penyebaran leafflat tersebut di antaranya di Bundaran Pamedan, Bundaran Batu Enam, Simpang Pelabuhan Sri Bintan Pura, dan Jl Dr Soetomo. Robby mengatakan, kegiatan tersebut sengaja dilakukan untuk men-

pinang kota

ingkatkan partisipasi pemilih pada pemilu mendatang. Apalagi KPU Tanjungpinang menargetkan 85 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) saat ini yang berjumlah 144.693, bisa menggunakan hak suara. “Semua kegiatan tersebut bertujuan mengajak warga memilih,” ujar Robby. Sosialisasi pemilu, katanya, akan terus ditingkatkan termasuk melalui media massa cetak dan elektronik, seperti radio lokal Tanjung­pinang. Selain itu, pe­n am­­bahan pemasangan iklan layanan masyarakat pada billboard di kawasan strategis. Selebaran yang dibagikan kepada masyarakat, kemarin, lebih dari seribu lembar. Agar terlihat menarik, KPU menempelkan permen di tiap lembar brosur pemilu yang dibagikan kepada masyarakat yang mengendarai sepeda motor maupun mobil. Salah satu pesan yang dibagikan kepada masyarakat adalah mengajak masyarakat memilih pada Rabu 9 April 2014. Golput bukan pilihan yang baik. “Satu suara yang diberikan warga, sangat berarti bagi pembangunan negara Indonesia ke depan,” kataya. ***

F.Yusnadi/Batam Pos

JURU parkir sedang memberi aba-aba mobil untuk parkir di Jalan Bintan, Tanjungpinang, Kamis (20/2).

Juru Parkir Pakai Cap Palsu Dishub TANJUNGPINANG (BP) - Petugas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, memantau tempat parkir di Jalan Bintan untuk membuktikan pengaduan masyarakat yang menyebutkan adanya pungutan parkir liar di jalan itu oleh oknum tidak bertanggung jawab. Alhasil, memang ditemukan adanya pungutan parkir liar, bahkan juru parkirnya menggunakan kwitansi berstempel (cap) palsu Dishub Tanjungpinang. Saat dikonfirmasi hasil temuan petugas ini, Kepala Dishubkominfo Kota Tanjungpinang, Wan Samsi mengatakan, penggunaan stempel palsu itu memiliki unsur penipuan. “Kami tidak pernah memungut retribusi bulanan seperti itu. Retribusi ada, tapi aturan seperti biasa. Retribusi parkir ditarik dari setiap layanan parkir kepada masing-masing kendaraan yang parkir. Itupun tidak berlangganan,” tegas Wan Kamis (20/2). Dia meminta bawahannya untuk menindakalnjuti temuan itu. “Silahkan hubungi saja Pak Nanang. Kabid saya,” ujarnya. Saat dihubungi, Nanang Hery membenarkan adanya stempel membawa nama Dishub yang digunakan juru parkir di Jalan Bintan. “Itu ulah juru parkir. Mereka yang mandai-mandai buat cap sendiri. Tadi sudahdi crosscheck ke juru parkir,” ujar Nanang. (cr9)

Senggarang

Jika Ketahuan Judi Izin Gelper Dicabut TANJUNGPINANG (BP) - Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang tidak akan mentolerir pengusaha pemilik gelanggang permainan (gelper) apabila menggelar kegiatan yang menyimpang dari izin dan aturan yang telah ditetapkan. Dalam aturan yang dikeluarkan, gelper tidak boleh transaksi atau penukaran koin dengan uang. “Akan dikenai sanksi pencabutan izin. Bahkan kedepannya tidak akan kita beri izin lagi,” tegas Lis Darmansyah, di ruang rapat kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senggarang, Rabu (19/2). Lis mengaku selama ini menerima banyak laporan dari masyarakat yang resah karena adanya gelper berbau judi. Ia menjelaskan, Pemko Tanjungpinang memang memberikan izin untuk gelper. Namun didalam izin tersebut disebutkan tidak boleh ada transaksi berbentuk uang. Kedepannya, jika ditemui praktek perjudian, akan segera ditindak. “Satpol PP, BPPT dan PM, serta camat, dan lurah harus saling berkoordinasi untuk lebih aktif dan wajib razia saat jam malam. Dalam aturan disebutkan, batas waktu diberikan untuk membuka gelper sampai pukul 22.00 WIB. Lewat jam itu, wajib mendapat pengawasan,” katanya. Selain aparat pemerintah, kerja sama dengan masyarakat juga sangat diperlukan karena pemerintah tidak akan mampu mengawasi satu persatu sudut kota tanpa bantuan dari semua pihak. “Jangan sampai kecolongan,” ujarnya. (cr9)

F.Yusnadi/Batam Pos

Petugas Dinas Kesehatan Tanjungpinang memeriksa kualitas air di salah satu sumur di Jalan Dewa Ruci, Tanjungpinang, Kamis (20/2).

Dinkes Terus Awasi Kualitas Air Batu Hitam (BP) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjungpinang mengawasi 14 titik sumber mata air di kawasan Tanjungpinang, termasuk mata air yang juga dimanfaatkan para penjual air, Kamis (20/2). Hasilnya, 14 mata air itu, kebanyakan tidak memenuhi kualitas laik konsumsi dikarenakan kadar ph yang rendah. “Hari ini masih kita ambil sampel untuk pemeriksaan lab, namun dari pemeriksaan kadar asam hanya beberapa sumber mata air yang layak dikonsumsi,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam, Kamis (20/2) pagi. Dari pengambilan sampel yang masih akan dilakukan beberapa hari kedepan ini, hanya dua dari lima sumber mata air yang memenuhi syarat kadar PH yang standarnya 6,5-8. Salah satunya, sumber mata air yang berada di kawasan Batu Hitam PH-nya hanya mencapai 3,27. Rustam menjelaskan, air di lokasi tersebut sangat asam. Sehingga jika

lama dikonsumsi, maka kondisi fisik lambung yang mengonsumsi dapat terluka. Sementara beberapa lokasi lainnya seperti di kawasan Sei Jang dan Kosgoro memiliki kadar PH diatas 6,5. Namun warga sekitar mengaku, tidak menggunakan air dari sumur tersebut sebagai air minum. Mereka mengaku, lebih memilih menggu­ nakan air galon untuk dikonsumsi. Dari 10 hingga 14 sampel yang dikumpulkan Dinkes Tanjungpinang, akan langsung dilakukan pemeriksaan bakteri. Tujuannya, mengklasifikasi, kualitas air dalam penggunaannya. Menurut Rustam, beberapa kandungan air menyebabkan air tersebut hanya dapat digunakan sebagai air untuk keperluan mencuci, mandi atau hanya untuk keperluan dalan bangunan. “Dari hasil uji lab, akan kami informasikan kepada masyarakat mana yang layak konsumsi dan beberapa yang sebaiknya tidak dimanfaatkan dalam pengon-

sumsian,” terang Rustam pada saat pengambilan sampel air di Batu Hitam. Namun sejauh ini, kualitas air di Tanjungpinang katanya, masih dapat digunakan untuk keperluan MCK. Ini terlihat dari tidak adanya peningkatan jumlah penderita penyakit kulit dari tahun ke tahunnya, yang disebabkan oleh air. Setelah mendapatkan hasil uji lab, Dinkes juga akan melakukan stickerisasi pada kendaraan penjual air yang berisikan informasi kualitas air. Tujuannya, agar masyarakat dapat mengetahui taraf kandungan air yang dibelinya. Langkah ini dianggap Rustam perlu, mengingat kondisi musim kemarau yang menyebabkan banyak masyarakat yang memilih untuk membeli air. “Masyarakat yang kemudian dapat memutuskan sendiri untuk penggunaan air, tapi informasi ini tetap akan kita gencarkan di kalangan masyarakat, sebagai bahan pertimbangan mereka saat menggunakan air,” tambahnya. (cr7)

Hanya Bercelana Dalam, Mail Curi Dolar TANJUNGPINANG (BP) - Terdengar menggelikan. Namun begitu dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap Mahadi alias Mail, 34, warga Desa Penaga yang mencuri Rp 5,9 juta, 1.925 dolar Singapura, dan 350 dolar Amerika di tempat penukaran uang di Bandar Bintan Telani (BBT) Ferry Terminal Lagoi, 6 Desember silam. Mahadi mengaku mencuri uang itu dengan cara menanggalkan pakaiannya dan menyisakan celana dalam saja. Kepada Hakim Ketua Iwan Irawan, Mahadi mengakui perbuatannya pada pukul 23.00 WIB tersebut. “Saya terdesak hutang yang mencapai Rp 60 juta,” katanya ketika disidang di Pengadilan Negeri Tanjungpinang, Rabu (19/2) lalu. Kemudian Mahadi pun menceritakan kembali kronologi pencurian yang ia lakukan seorang diri. Pada malam kejadian, Mahadi memarkir

motornya di dalam semak-semak, tak jauh dari tempat penukaran uang di BBT. Setelah itu, laki-laki kelahiran Rekoh ini menanggalkan pakaiannya dan hanya menyisakan celana dalam saja. “Biar tidak dikenali,” ujarnya. Lalu, Mahadi pun berjalan mengendap-endap hingga ke lokasi sasarannya. Lantas ia memanjat pagar dan masuk lewat ventilasi untuk bisa menyusup ke plafon tempat penukaran uang tersebut. Tidak seperti kebanyakan maling pada umumnya. Mahadi tidak menjebol plafon ruangan tersebut. “Di plafon jalannya pelan-pelan biar nggak jebol,” kata Mahadi. Sesampainya di ruangan tempat penyimpanan uang, Mahadi lantas menggeser kayu penyambung plafon. Di situ, ia menggasak tiga jenis mata uang sekaligus. “Di money changer itu saya ambil Rp 5,9 juta, 1925 dolar Singapura dan 350 dolar Amerika,” sebutnya.

Bagaimana Mahadi keluar? Ia tidak menjebol pintu atau pun jendela. Namun, laki-laki yang hanya tamatan SD itu memilih keluar dari tempat semula ia masuk. Setelah sampai di semak-semak, tempat motornya berada, Mahadi langsung memasukkan uang itu ke kantong jas hujan dan meletakkannya di bawah jok motor. “Uangnya saya pakai untuk bayar cicilan motor dan minum,” kata Mahadi. Seperti yang tertera di dakwaan, Mahadi hanya sempat menggunakan uang curiannya itu sebesar Rp 2,5 juta saja. “Sebanyak Rp 726 ribu untuk kredit dan sisanya digunakan untuk berfoya-foya,” terang JPU Abdulrahman. Atas perbuatannya, Mahadi dianggap telah melanggar Pasal 363 KUHP Ayat 1 tentang pencurian dengan penggelapan, dengan ancama n h u k u m a n m a k s i m a l tujuh tahun penjara. (cr8)

f.rinto/batampos

Pot dan bunga di Taman Vertikal depan SMAN 2 ini, untuk sementara dipindahkan untuk dirawat karena kemarau.

Kadistako: Taman Vertikal Bukan Program Gagal TANJUNGPINANG (BP) - Kepala Dinas Tata Kota, Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (Distako) Kota Tanjungpinang, Almazuar Amal menegaskan taman vertikal yang telah dibangun dan sempat diisi dengan tanaman pot di sudut Kota Tanjungpinang, bukan program gagal. “Itukan bukan gagal, cuma karena kondisinya sekarang lagi musim kering jadi kita lakukan pemeliharaan untuk tanaman-tanaman tersebut,” ujar Almazuar, Kamis (20/2) Tanaman tersebut, katanya, saat ini diletakkan di kantor dinasnya, dan dirawat serta diberi pupuk. Apakah ada rencana dari Distako Kota Tanjungpinang untuk menggunakan media tanam coco peat (serbuk sabut kelapa,red) sebagai solusi untuk mengantisipasi kekeringan tanaman, akibat musim kemarau. Ia mengatakan enggan menggunakannya, pasalnya ia menilai media tanam coco peat mahal. “Kita tidak sanggup untuk menggunakan media tanam tersebut. Karena biayanya cukup tinggi. Jadi sebagai solusi kita mungkin akan menggunakan sabut kelapa yang dicacah manual,” tuturnya. Almazuar menambahkan, tanaman yang diletakkan di Taman Vertikal akan diganti setiap tiga bulan dengan tanaman yang berbeda. “Kita akan mencari tanaman yang sesuai dengan musim,” ujar­n ya.

Taman Vertikal tersebut akan diperbanyak pada tahun ini dan akan ditempatkan di sejumlah ruas jalan di Tanjungpinang. “Ini adalah program uji coba dan percontohan. Tujuannya untuk memperindah dan menghijaukan Kota Tanjungpinang. Di tahun 2014, pemerintah telah menganggarkan kembali untuk memperbanyak tanaman vertikal,” ujarnya. Sementara itu Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), Ady Indra Pawennari menyampaikan, apabila Distako Tanjungpinang menggunakan sabut yang dicacah sebagai media tanam hal itu sangat tidak praktis.”Kalau media itu yang digunakan malah lebih repot dan biayanya juga mahal,” ujar Ady, kemarin. Ady menawarkan jika Distako tidak memiliki biaya, pihaknya siap memberikan gratis untuk percontohan. “Mungkin mereka belum pernah liat coco peat. Padahal menggunakan media coco peat dalam setiap penanaman adalah bagian dari kampanye penyelamatan lingkungan,” jelasnya. Biaya menggunakan media coco peat hanya Rp 1.500 per kilogram.” Masa mereka tidak punya. Untuk bangun taman senilai Rp 400 juta sanggup. Jika terus-terusan menggunakan tanah hitam sebagai media tanam menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik,” tuturnya. (cr9)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.