BERITAPAGI - Kamis, 29 November 2018

Page 8

KESEHATAN Keluarga Punya Riwayat Hipertensi? Cegah Dengan Cara Ini! SALAH satu faktor penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah faktor keturunan. Jika memiliki silsilah keluarga dengan kondisi hiperetnsi, maka akan memiliki risiko 4 kali lipat terkena penyakit ini. Beruntung, pakar kesehatan menyebutkan ada cara mencegah hipertensi yang bisa dilakukan meski punya riwayat keturunan. Berdasarkan European Heart Journal, pakar kesehatan menyebut faktor keturunan bisa mempengaruhi 30-50 persen kemungkinan terkena hipertensi. Faktor ini bahkan berlaku kepada anak kembar. Beruntung, dengan menerapkan gaya hidup yang sehat, maka kita pun akan bisa menurunkan efek dari faktor keturunan ini. Cara mencegah hipertensi dengan riwayat keturunan Terdapat beberapa cara yang perlu dilakukan untuk mencegah datangnya hipertensi meski memiliki faktor keturunan. Berikut beberapa cara mencegah hipertensi yang bisa Anda lakukan: 1.Kurangi konsumsi garam Meskipun bisa membuat rasa masakan menjadi nikmat, dalam realitanya garam adalah salah satu faktor utama dari datangnya hipertensi. Pakar kesehatan pun menyarankan kita untuk menurunkan konsumsinya demi mencegah kenaikan tekanan darah. Trik lain yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah hipertensi adalah dengan menerapkan diet DASH atau dietary approaches to stop hypertension. Dengan menerapkan diet ini, maka konsumsi kolesterol dan lemak jahat bisa kita turunkan. Diet DASH bisa dilakukan dengan cara memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya akan serat. Vitamin, dan kalium yang bisa menurunkan dampak buruk garam bagi kesehatan. Pola diet DASH yang bisa kita lakukan adalah dengan mengonsumsi 5 porsi buah dan sayuran setiap hari. Satu porsi buah dan sayur memiliki berat 80 gram atau berukuran sekitar satu kepalan tangan. 2. Berolahraga secara rutin Sebenarnya, selain berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari, ada baiknya kita juga rajin melakukan aktivitas harian seperti berjalan kaki ke berbagai tempat, naik turun tangga alih-alih memakai lift, hingga memakai sepeda saat menuju tempat kerja. Dengan melakukan berbagai aktivitas ini, maka tekanan darah tidak akan mudah naik. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul Hypertension, dihasilkan fakta bahwa orang yang rajin berolahraga dan cenderung aktif bergerak mampu menurunkan risiko hipertensi pada orang-orang yang memiliki faktor keturunan hingga 34 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang malas berolahraga. 3. Menjaga berat badan tetap ideal Berat badan ternyata terkait erat dengan tekanan darah. Jika berat badan kita lebih dari ideal, maka risiko untuk terkena hipertensi akan meningkat. Berdasarkan alasan ini, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Hypertension menyarankan kita untuk menurunkan minimal 5 kg dari berat badan kita demi menurunkan tekanan darah dengan efektif. Dengan berat badan yang lebih rendah, maka jantung pun tidak akan bekerja dengan lebih keras saat melakukan aktivitas sehari-hari yang bisa mempengaruhi kondisi tekanan darah. 4.Menghindari rokok dan minuman keras Sudah menjadi rahasia umum jika rokok adalah salah satu pemicu datangnya berbagai penyakit berbahaya, termasuk tekanan darah tinggi. Cara mencegah hipertensi adalah dengan menghindari rokok, maka orang-orang dengan faktor keturunan hipertensi bisa menurunkan risiko terkena penyakit ini. Sebagai informasi, rokok mampu merangsang beberapa jenis saraf yang akhirnya membuat ketidakseimbangan hormon. Selain itu, hal ini juga akan membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal yang sama terjadi jika kita sering mengonsumsi minuman beralkohol. Tak hanya memengaruhi tekanan darah, alkohol bisa memicu penumpukan lemak yang juga berimbas pada kenaikan tekanan darah. edo

Hobi Bangun Siang Bisa Menyebabkan Penyakit Berikut Ini SEBAGIAn orang ternyata suka bangun siang, apalagi jika mereka tidak diharuskan untuk berangkat pagipagi. Bagi mereka, dengan bangun lebih siang, maka istirahat akan menjadi lebih lama sehingga akan membuat tubuh semakin bugar saat bangun. Padahal, menurut pakar kesehatan, bangun siang ternyata justru bisa memberikan kerugian bagi kesehatan tubuh seperti sebagai berikut. Mengganggun ritme metabolisme tubuh Tubuh manusia sudah memiliki ritme untuk beraktifitas dan beristirahat. Jika di waktu dimana tubuh sudah dipersiapkan untuk beraktifitas kita justru masih tidur, maka sistem metabolisme tubuh akan terganggu. Sebagai contoh, pada jam 5 hingga 7 pagi adalah waktu dimana tubuh membuang berbagai macam racun melalui buang air kecil atau besar. Setelahnya, yakni jam 7 hingga jam 9 adalah saat dimana usus halus bekerja untuk menyerap nutrisi dari sarapan pagi kita. Jika kita masih tidur pada jam tersebut, maka hal ini akan mengganggu metabolisme. Bahkan, dalam beberapa kasus, hal ini bisa mengganggu fungsi hati dan meningkatkan resiko terkena kanker hati. Tubuh lesu dan pusing Bukannya lebih segar, bangun siang justru akan membuat tubuh terasa lesu. Bahkan, banyak orang yang mengaku kepalanya menjadi terasa pusing saat bangun lebih siang. Berisiko terkena diabetes Pakar kesehatan menyebutkan bahwa bangun siang akan mengganggu sistem metabolisme tubuh dan akhirnya mengganggu pengendalian kadar gula dalam darah sehingga akan meningkatkan resiko terkena diabetes. Bahkan, jika kita baru bangun jam 10 atau 12 pagi, resiko terkena kanker darah juga meningkat. Terkena anemia Cukup banyak orang yang terbiasa bangun siang mengeluhkan masalah anemia atau kurang darah, kepala kunang-kunang, dan susah fokus untuk melakukan pekerjaan. Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita menata waktu tidur dengan lebih baik sehingga bisa tetap bangun pagi setiap hari. edo

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BERITAPAGI

KAMIS, 29 NOVEMBER 2018

HALAMAN 9

Pijat Saat Demam Bisa Mematikan Saat kita sedang terserang demam, tubuh memang akan terasa sangat tidak nyaman. Beberapa orang bahkan juga merasakan sensasi ngilu pada persendian sehingga meminta orang lain untuk memijat badannya. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, orang yang sedang terkena demam ternyata tidak boleh sembarangan dipijat. Berikut adalah alasan dari anjuran ini.

D

EMAM terjadi sebagai respons dari sistem imun tubuh pada infeksi atau peradangan yang terjadi pada tubuh. Infeksi atau peradangan ini bisa dipicu oleh virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini akan membuat tubuh mengalami peningkatan suhu dengan signifikan sehingga cairan tubuh pun akan lebih cepat menguap dan membuat kita rentan terkena dehidrasi. Aliran darah juga akan cenderung meningkat. Tujuan dari memijat tubuh sebenarnya adalah memperlancar aliran darah sehingga kita bisa merasakan sensasi

tubuh yang terasa lebih enakan setelah mendapatkannya. Hanya saja, efek ini hanya akan dirasakan jika tubuh berada dalam kondisi normal. Jika kita memijat tubuh saat berada dalam kondisi demam, maka aliran darah yang sebenarnya sudah sangat cepat akan terus meningkat sehingga bisa membuat suhu tubuh menjadi semakin tinggi. Yang menjadi masalah

adalah, suhu tubuh yang terlalu panas bisa memicu kejang demam. Efek lain yang bisa didapatkan dari memijat tubuh seseorang yang sedang demam adalah menguras energi di dalam tubuhnya. Peningkatan aliran darah dengan signifikan ternyata juga akan menghabiskan energi tubuh. Padahal, sistem kekebalan tubuh sangatlah membutuhkan energi

untuk melawan berbagai infeksi atau peradangan. Tak hanya itu, pembuluh darah juga akan beresiko pecah jika kita memijat orang yang sedang demam. Sebagai contoh, penderita demam berdarah dengue akan mengalami penurunan kadar trombosit dalam darah dengan signifikan dan mempengaruhi kondisi pembuluh darahnya. Jika kita memijat tubuhnya, maka

pembuluh darahnya bisa saja pecah dan akhirnya memicu pendarahan dalam yang sangat berbahaya. Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita tidak sembarangan memijat orang yang sedang demam. Jika badan terasa tidak karuan, cobalah untuk berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan solusi yang aman untuk menghilangkannya. edo

Bolehkah Hamil Menggunakan Sepatu High Heels? SAAT hamil, ibu tentu ingin tetap tampil cantik dan menarik. Kadang kala ibu merasa perlu menggunakan sepatu hak tinggi (high heels) agar lebih percaya diri. Hal ini sering menimbulkan pertanyaan, bolehkah menggunakan high heels saat hamil? Risiko ibu hamil mengenakan high heels Saat hamil, banyak perubahan yang terjadi di tubuh perempuan. Seiring dengan usia kehamilan semakin besar, memakai high heels dapat meningkatkan risiko cedera pada ibu hamil. Dilansir dari Mom Junction, ada beberapa risiko yang dapat dialami ibu hamil jika sering menggunakan sepatu hak tinggi: 1. Kram betis Ketika Anda menggunakan sepatu high heels cukup lama, otot betis Anda berada dalam posisi tegang atau tertarik. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya kram betis yang mungkin akan mengganggu aktivitas Anda saat hamil. 2. Sakit punggung Saat mengenakan hak tinggi, otot panggul Anda akan condong ke depan sehingga tubuh Anda dapat berdiri lebih tegak. Jika Anda menggunakan heels di saat usia kehamilan semakin besar, bagian panggul dan tulang belakang Anda akan mendapat tekanan lebih besar sehingga dapat menyebabkan nyeri di sekitar sendi dan ligamen punggung dan daerah panggul. 3. Hilang keseimbangan Menggunakan high heels saat hamil dapat memengaruhi kekuatan pergelangan kaki Anda yang berkurang karena perubahan berat badan dan hormon tubuh. Menggunakan high heels berisiko membuat Anda kehilangan keseimbangan sehingga Anda mudah terjatuh dan cedera. Tentunya hal ini membahayakan bagi Anda dan janin. Selain ketiga risiko di atas, menggunakan sepatu hak tinggi saat hamil juga dapat menyebabkan kaki menjadi bengkak dan nyeri di sepanjang kaki. Tips menggunakan high heels saat hamil Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang bahwa ibu hamil menggunakan high heels. Namun sebaiknya Anda tidak memaksakan diri menggunakan high heels saat kehamilan memasuki trimester ketiga. “Tidak masalah jika ingin menggunakan high heels di awal kehamilan. Sepatu hak tinggi memang seksi namun

menggunakannya di trimester ketika dapat menyebabkan sakit punggung dan risiko tersebut dapat membahayakan ibu dan bayi,” jelas Hukda Hutcherson, MD, profesor obstetrik dan ginekologi di Columbia University Medical Center seperti dikutip dari The Bump.

Tips lain yang bisa Anda coba antara lain: 1. Beri kaki Anda istirahat Hindari menggunakan sepatu high heels terlalu lama. Jika Anda mulai merasakan keluhan di kaki, segera ganti sepatu Anda dengan sepatu berhak datar atau flat.

2. Hindari berdiri terlalu lama Jika Anda sedang berada dalam suatu acara tertentu, hindari berdiri atau berjalan terlalu lama menggunakan sepatu high heels. Imbangi dengan duduk agar kaki Anda tetap nyaman dan kesehatan janin Anda tidak terganggu.

3. Pilih sepatu yang nyaman dan tepat Hindari menggunakan sepatu yang memiliki hak ramping seperti stiletto atau platfrom shoes. Semakin ramping hak sepatu Anda maka semakin sedikit kekuatan sepatu untuk menopang tubuh Anda. edo


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
BERITAPAGI - Kamis, 29 November 2018 by BERITAPAGI - Issuu