2 minute read

J. Nilai Dasar Profesi ASN

5. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu. 6. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat. 7. Melakukan manajemen inkontinen urin. 8. Melakukan manajemen inkontinen faecal. 9. Melakukan upaya membuat pasien tidur. 10. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan. 11. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. 12. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care). 13. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman. 14. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP. 15. Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi. 16. Melakukan resusitasi bayi baru lahir. 17. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi. 18. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal. 19. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka, dan kematian. 20. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu. 21. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 22. Meyusun laporan pelaksaaan tugas.

J. Nilai Dasar Profesi ASN 1. Akuntabilitas

Advertisement

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Fungsi utama akuntabilitas publik yaitu: a. Untuk menyediakan kontrol demokratis dengan membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif, dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat kementerian, lembaga, maupun daerah). b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional). c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Di samping itu, untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel diperlukan nilai-nilai kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

2. Nasionalisme

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Bahkan tidak sekedarwawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Nasionalisme yang diaplikasikan oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah nasionalisme pancasila, yaitu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkanpada nilai-nilai pancasila.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

3. Etika publik

Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan kepemimpinan, namun juga kompetensi etika.Oleh karena itu, perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli, dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Etika publik merupakan ilmu pengetahuan tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan selama masih bisa dicerna akal.Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus ditaati secara sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi publik.

4. Komitmen mutu

Komitmen mutu berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.

This article is from: