3 minute read

Tabel 2. Analisis Isu Metode USG

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tersebut, diambil isu-isu aktual sebagai berikut : 1. Ketidakseragaman penetesan obat untuk pemeriksaan refraksi siklopegik pada pasien unit Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus PMN RS Mata Cicendo. (Pelayanan Publik) 2. Belum optimalnya pelayanan skrining ROP di Unit Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus

PMN RS Mata Cicendo Bandung. (Whole of Goverment, Pelayanan Publik) 3. Kurangnya edukasi berkelanjutan mengenai kesehatan mata anak melalui media sosial di PMN RS Mata Cicendo. (Pelayanan Publik)

Advertisement

3.2 Analisis Isu

Dalam menentukan prioritas isu, dilakukan penapisan dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dari ketiga isu diatas yaitu: • Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia untuk memecahkan isu tersebut. • Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan jika isu tersebut tidak dipecahkan. Dengan kata lain apabila isu tidak ditangani maka akan timbul masalah lain yang lebih besar. • Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut berkembang dan jika dibiarkan maka akan isu akan memburuk.

Metode USG ini merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas isu atau masalah dengan teknik skoring 1-5, nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 5. Analisis USG pada isu-isu tersebut terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Analisis Isu Metode USG

No Isu

1. Ketidakseragaman penetesan obat untuk pemeriksaan refraksi siklopegik pada pasien unit Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus PMN RS Mata Cicendo 3 3 3 9 3

2. Belum optimalnya pelayanan skrining ROP di Unit Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus PMN RS Mata Cicendo Bandung 4 5 4 13 1

3. Kurangnya edukasi berkelanjutan mengenai kesehatan mata anak melalui media sosial di PMN RS Mata Cicendo. 4 4 3 11 2

Kriteria U S G Total Nilai Prioritas

Keterangan bobot nilai analisis USG : Urgency Serioussness

Growth 5 = sangat mendesak 5 = sangat serius 5 = berkembang sangat cepat 4 = mendesak 4 = serius 4 = berkembang cepat 3 = cukup mendesak 3 = cukup serius 3 = berkembang cukup cepat 2 = kurang mendesak 2 = kurang serius 2 = berkembang kurang cepat 1 = sangat kurang mendesak 1 = sangat kurang serius 1 = berkembang lambat

Penilaian 1-5 tingkat urgency, seriousness dan growth berdasarkan hasil diskusi dengan mentor dan teman sejawat dokter di unit kerja sesuai nilai diatas. Isu yang dianggap mendesak, memiliki dampak paling besar serta dapat memburuk mendapat nilai lebih tinggi.

Berdasarkan Analisis USG tersebut diperoleh isu utama no. 2 yaitu Belum optimalnya

pelayanan skrining ROP di Unit Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus PMN RS Mata Cicendo Bandung.

Belum optimalnya pelayanan skrining ROP di Unit Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus antara lain karena lamanya waktu tunggu pemeriksaan, belum terintegrasinya layanan skrining dengan ruang perawatan bayi serta kurangnya pengetahuan masyarakat untuk memeriksakan mata bayi prematur. Berdasarkan hal tersebut, isu ini termasuk ke dalam pelayanan publik dan whole of government.

3.3 Deskripsi Isu

Retinopathy of prematurity (ROP) merupakan kelainan pembuluh darah retina yang dapat terjadi pada bayi prematur. Kelainan tersebut adalah salah satu penyebab terbanyak kebutaan pada bayi. Angka kejadian ROP meningkat seiring dengan perkembangan teknologi untuk merawat bayi prematur dengan berat lahir rendah, namun seiring dengan meningkatnya angka kehidupan tersebut menyebabkan kejadian ROP meningkat. ROP menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah pada anak-anak dan memiliki dampak gangguan penglihatan yang signifikan.

13

Deteksi dini ROP dilakukan oleh dokter spesialis mata terlatih dengan peralatan khusus. Langkah pertama adalah mendilatasi pupil dengan penetesan obat tropicamide 0,5% dan phenilephrine 2,5%. Pemeriksaan tidak dapat dilakukan jika pupil belum berdilatasi sempurna dan langkah penetesan ini memerlukan waktu. Selanjutnya bayi akan diperiksa menggunakan binocular indirect ophthalmoscope dengan bantuan spekulum mata dan indentasi sklera jika dibutuhkan.13

This article is from: