
5 minute read
C. Tapisan Isu
3. Belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar Manajemen ASN dan Whole of governent f. Menurunnya tingkat akuntabilitas institusi g.Pembelajaran daring menjadi terhambat h.Tujuan pembelajaran meleset dari perencanaan i. Menurunnya profesionalitas institusi a.Beban kinerja dosen menumpuk sehingga dapat menurunkan kinerja karena kelelahan b.Pembimbing dan penguji kurang sesuai dengan bidang keahliannya sehingga proses bimbingan kurang optimal
C. Tapisan Isu
Advertisement
Berdasarkan tiga isu yang telah teridentifikasi, maka perlu ditetapkan isu prioritas melalui metode analisis Aktual – Problematik – Kekhalayakan – Kelayakan (APKL). Adapun matriks penetapan prioritas masalah tergambar pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Matriks penetapan prioritas
No. Isu Kontemporer (Tugas dan fungsi)
1. Belum optimalnya penerapan roadmap penelitian
2. Belum optimalnya pembelajaran praktikum Sitohistoteknologi selama pandemi 3. Belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar
Kriteria A P K L
4 4 4 4
5
4 5
4 5
4 5
3
Prioritas
16
20
15
Keterangan: A=Aktual; P=Problematik; K=Kekhalayakan; L=Kelayakan. skala penilaian 1 – 5. 1=sangat rendah; 2=rendah; 3=sedang; 4=tinggi; 5=sangat tinggi
Berdasarkan hasil analisis aktual-kekhalayakan-problematik-kelayakan, maka ditetapkan bahwa isu yang menjadi prioritas adalah “belum optimalnya pelaksanakan pembelajaran praktikum Sitohistoteknologi Jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III selama masa pandemi Covid-19” .
Poltekes kemenkes Jakarta III (Polkesjati) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan vokasi yang menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu. Keahlian terapan menitikberatkan pada praktikum yang memiliki porsi lebih besar dibandingkan teori (60:40). Praktikum merupakan pembelajaran yang menuntut pengamatan, percobaan dan pengujian suatu konsep teori di laboratorium atau lapangan dan
merupakan media aplikasi penerapan langsung secara sederhana mengenai gambaran pekerjaannya kelak. Hal ini mulai menjadi masalah dikarenakan adanya pandemi Covid19 yang menyebar mulai Desember 2019 tetapi praktikum harus tetap dilaksanakan.
Kombinasi antara praktikum luar jaringan (luring) dan praktikum dalam jaringan (daring) telah diterapkan di Polkesjati untuk mengatasi kendala penyelenggaraan pembelajaran selama pandemi sedangkan penyelenggaraan perkuliahan teori dilaksanakan secara daring. Protokol kesehatan (prokes) secara ketat telah dilakukan sebagai upaya untuk pencegahan penularan covid-19 seperti (1) pemberlakuan swab antigen (Ag) kepada seluruh mahasiswa dan dosen yang akan melaksanakan praktikum secara luring dan (2) pembagian jadwal praktikum terstruktur yang telah mempertimbangkan jumlah ruangan, kapasitas ruangan dan waktu penggunaan ruangan untuk mencegah kerumunan dalam jumlah besar dalam satu ruangan laboratorium serta (3) himbauan kesadaran prokes untuk setiap individu.
Kegiatan swab Ag sebelum pelaksanaan praktikum menunjukkan bahwa masih ditemukannya hasil positif pada sebagian kecil mahasiswa sehingga praktikum secara luring dibatalkan dan dialihkan ke jalur daring. Praktikum luring sudah terjadwal dan terstruktur dengan padat sehingga tidak dapat digantikan dilain hari. Peralihan dari praktikum luring menjadi daring berdampak pada berkurangnya keterampilan praktik mahasiswa karena terdapat beberapa kompentensi kritis yang hilang jika dilakukan secara daring. Selain itu, pemberlakuan lockdown di gedung yang diduga pernah didatangi oleh mahasiswa tersebut juga turut diterapkan untuk tindakan preventif sehingga kegiatan administratif dan teknis menjadi terkendala sehingga menurunnya tingkat efektivitas dan efisiensi kinerja pegawai.
Sebagian besar mahasiswa atau karyawan Polkesjati baru terindikasi positif hanya setelah dilakukan swab Ag sebelum praktikum. Mahasiswa atau karyawan tersebut tidak tampak menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang istilahnya disebut dengan orang tanpa gejala (OTG) atau suspek. Kasus suspek merupakan kasus tersulit untuk dapat diamati secara langsung tanpa tes serta diduga menjadi pusat penyebaran kasus Covid19 yang tersembunyi dan tidak disadari. Kasus suspek ini menjadi lebih sulit untuk ditangani karena Polkesjati tidak mampu mengontrol kegiatan mahasiswa di luar kampus karena tidak adanya sistem asrama mahasiswa di lingkungan Polkesjati. Himbauan dan edukasi sudah dilakukan sepenuhnya di lingkungan Polkesjati namun mata rantai penyebaran Covid-19 di luar kampus tidak dapat diputus. Hal yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan kasus covid-19 adalah dengan peningkatan kesadaran
penerapan prokes secara personal untuk semua civitas akademika melalui himbauan yang lebih intens. Jika tidak, maka laju penyebaran Covid-19 diluar kampus tidak dapat ditekan.
Praktikum memerlukan panduan yang komprehensif yang dapat dipergunaka sebagai petunjuk pengerjaan disertai dengan teori yang mendasarinya. Panduan praktikum yang akurat harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan berorientasi pada standar ujian kompetensi yang diujikan. Penyesuaian panduan agar sejalan dengan kurikulum dan standar ujian kompetensi menyebabkan perlunya pembaharuan terhadap konten panduan sebelumnya untuk memenuhi kualifikasi keilmuan yang teraktual saat ini. Evaluasi panduan praktikum harus dilaksanakan secara berkala sesuai kebutuhan.
Tenaga pengajar merupakan kunci penyelenggaraan pembelajaran yang optimal. Tenaga pengajar ini yang akan merencanakan proses dan metode yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran. Namun, tenaga pengajar tetap di Polkesjati masih kurang optimal sehingga dibantu dengan merekrut tenaga kontrak. Tenaga kontrak bekerja sewaktu-waktu dan tidak berada di tempat setiap saat kecuali pada saat sesi jam pembelajaran yang telah terjadwal. Kewajiban evaluasi terhadap panduan praktikum juga belum sepenuhnya di terapkan oleh dosen kontrak sehingga pembaharuan panduan yang mengikuti perkembangan terkini masih kurang optimal. Evaluasi biasanya baru dijalankan saat awal-awal pembelajaran dan belum sepenuhnya di dokumentasikan secara baik. Pembaharuan secara berkala seharusnya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesempurnaan panduan yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi lulusan. Apalagi dalam masa pandemik seperti saat ini yang mengharuskan pembaharuan panduan agar dapat mengakomodir pembelajaran kombinasi antara praktik luring dan daring.
Ujian kompetensi (ukom) merupakan standar kelulusan mahasiswa TLM yang mulai pertama kali diujikan pada tahun 2018. Umur ukom yang terbilang cukup muda membuat panduan praktikum belum optimal untuk mengikuti perkembangan terbaru ini. Hal ini sejalan dengan perkembangan kurikulum yang ditetapkan di Polkesjati. Pembaharuan panduan praktikum harus mengikuti perkembangan standar ukom dan kurikulum tersebut sehingga mahasiswa dapat menunjukan profesionalitasnya sebagai lulusan.
Pembaharuan panduan praktikum ini harus segera diwujudkan. Jika tidak, panduan yang ada akan bersifat out of date atau kurang update mengikuti perkembangan ilmu di masyarakat. Hal ini kurang mendukung mahasiswa untuk bekalnya menempuh ujian
kompetensi kelak dikemudian hari. Hambatan pencapaian kompetensi karena tidak sesuai dengan pekembangan ilmu pengetahuan akan menurunkan standar kompetensi kelulusan mahasiswa sehingga kurang mampu bersaing di dunia luar. Profesionalitas lulusan akan diragukan jika kompetensi lulusan kurang optimal dan akan berdampak kepada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap institusi. Krisis kepercayaan ini menyebabkan penurunan tingkat akuntabilitas institusi tersebut.
Proses pembelajaran daring membawa isu baru pada prosesnya. Hal ini terutama terkait karena adanya “pemaksaan” perubahan metode daring secara menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode daring semula direncanakan akan dilakukan secara bertahap. Awalnya, persentase pembelajaran daring adalah 40% dari total pembelajaran untuk kondisi normal namun karena kondisi pandemi memaksa untuk mengimplementasikan pembelajaran daring secara penuh. Penggunaan sarana zoom meeting, ViLC (virtual learning center) dan presensi online merupakan gebrakan Polkesjati untuk menghadapi pandemi. Hal ini masih dipadukan dengan praktik secara luring di laboratorium tetapi dengan porsi yang diperkecil dibandingkan porsi praktikum daring. Presensi online, ViLC dan praktikum luring menjadi permasalahan dalam perjalannya.
Penggunaan ViLC belum sepenuhnya dipahami dan digunakan oleh seluruh civitas akademika. ViLC merupakan sarana pendukung pendidikan yang sangat mumpuni, tetapi pemanfaatannya masih belum terlalu familiar. Penggunaan ViLC sebagai sarana pembelajaran daring memiliki kekurangan dalam proses unggah file yang dibatasi maksimal sebesar 2 Mb sehingga masih dijumpai dosen yang kurang berkenan untuk menggunakan ViLC dan beralih ke media lain seperti googleclassroomdan socrative. Permasalahan terkait penyelenggaraan pembelajaran daring adalah adanya kendala jaringan atau server down. Kondisi pandemi seperti saat ini, jaringan dan server yang stabil sangat penting perannya untuk kesuksesan pembelajaran. Jika tidak, maka kegiatan pembelajaran secara daring akan mengalami kendala.