18 minute read

BABIII RANCANGANAKTUALISASI

TahapanPenyelesaianIsu

A. Identifikasi danDeskripsiIsu

Advertisement

Berdasarkan pengamatan penulis, rekan tenaga medis, serta atasan selama bekerja di RSUP Fatmawati di ruang NICU (NeonatalItensiveCareUnit), ada beberapa isu yang didapatkan antara lain:

1.Belum optimalnya edukasihandhygienekepada keluarga pasien sebelum masukkeruangNICU(NeonatalItensiveCareUnit)RSUPFatmawatipada tahun2022. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi SKP penulis yaitu: peningkatan kepuasan pelanggan dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya.

a. DatadanFakta

1) Berdasarkan hasil observasi penulis selama 1 minggu dari 10 orang keluarga pasien yang dilakukan wawancara dan meminta keluarga pasien mendemonstrasikan carahandhygineyang benar, didapatkan hasil:

1) 3 orang yang mampu melakukanhandhygienedengan baik dan benar

2) 7 orang yang melakukanhandhygienebelum baik dan benar.

2) Media informasi tentang handhygienedi NICU belum efektif karena belum adanya lembar leflet, dan poster mencuci tangan yang ukurannya kecil sehingga sulit untuk dibaca seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Poster mencuci tangan di ruang NICU RSUP Fatmawati tahun 2022

3) Bersadarkan data laporan pemantauan capaian indikator mutu periode Januari – Desember tahun 2021 mengenai kepatuhan pemberian edukasi pasien didapatkan hasil realisasi dan capaian: 60,5%.

Gambar 3.2 Laporan pemantauan capaian indikator mutu RSUP Fatmawati periode Januari – Desember tahun 2021

b. Dampak

1) InfeksiNasokomial

Infeksi nasokomial atau yang dikenal dengan HealthcareAssociatedInfection penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien (HAIS) (Siswati, 2017). Infeksi ini dengan mudah menyerang pada bayi yang dirawat diruang NICU (NeonatalItensiveCareUnit) yang sangat berisiko tinggi terjadi infeksi nasokomial (Setiawati, 2019). Bayi dengan prematuritas, distress pernapasan dan kelainan kongenital lainnya yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga menjadi faktor risiko utama terjadinya infeksi nasokomial Hal ini bisa dengan mudah terjadi jika kebersihan tangan tidak terjaga dengan baik.

2) Memperpanjanglamarawat

Akibat dari kebersihan tangan yang tidak dijaga mengakibatkan risiko terjadinya penuliran penyakit lebih mudah terjadi sehingga secara tidak langsung bisa berakibat pada panjangnya lama rawat

3) BerpengaruhpadaakreditasiRS c. Kondisiyangdiharapkan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) termasuk dalam standar akreditasi RS. Dalam hal ini PPI bertujuan mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga professional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa, dan pengunjung. Selain itu PPI juga bertugas dalam Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP). Dalam melaksanakan tugasnya tim PPI melakukan koordinasi dan integrasi dengan komite medik, komite keperawatan komite K3, komite etik dan komite PPRA (Sunarto, 2022).

1) Perawat menerapkan alur pasien baru dengan memberian edukasi hand hyginedengan baik

2) Dalam pemberian edukasi handhyginedapat menggunakan media edukasi agar lebih efektif dan efesien.

3) Keluarga menerapkan handhyginesebelum masuk ke ruang NICU dengan baik

4) Tidak terjadinya infeksi nasokomial d. KaitandenganAgenda3

Dengan belum optimalnya edukasi hand hygiene kepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU menggambarkan kinerja petugas yang belum optimal dalam menerapkan sikap professionaldanberkualitas, selain itu juga dalam melakukan tugas kedinasan petugas harus (berintegritas, bertanggung jawab, bersikap ramah kepada pasien dan keluarganya serta menggunakan kemajuan tekhnologi dalam membuat media edukasi untuk keluarga pasien:SmartASN).

Selain itu petugas juga belum mampu menerapkan nilai Manajemen ASN: yaitu etika profesi. Dimana etika profesi perawat yaitu beneficence(berbuat baik) dengan meminamilisir infeksi yang mungkin terjadi pada pasien akibat belum optimalnya edukasihandhygienekepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU.

2.Belum optimalnya pengisisan rekam medis melalui aplikasi simrsgos di ruang NICU (NeonatalItensiveCareUnit) RSUP Fatmawati pada tahun 2022. Sesuai dengan rencana RS untuk menuju RME. Hal ini juga sesuai dengan tugas dan fungsi SKP penulis yaitu: Optimalisasi penggunaan rekam medis electronik (RME).

a. DatadanFakta

1) Berdasarkan temuandutynursedan kepala ruangan ketika melakukan kontrol ada beberapa lembar rekam medis di aplikasi simgos yang belum lengkap dalam pengisiannya seperti tidak mencantumkan nama petugas dalam catatan integrasi

2) Beberapa formulir yang diperlukan untuk melengkapi rekam medis belum tersedia dalam aplikasi simgos seperti lembar (informed consent, skrining risiko jatuh, lembar ewss) sehingga masih menggunakan kertas.

3) Kemempuan mengaplikasikan simgos perawat di ruang nicu masih belum merata

4) Berdasarkan hasil dataperformanceboardperiode Januari – Desember tahun 2021 mengenai kelengkapan catatan rekam medis didapatkan hasil realisasi dan capaian: 88, 2% seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.3 Dataperformanceboard RSUP Fatmawati periode Januari – Desember tahun 2021

b. Dampak

1) Terjadinyamiskomunikasiantarapetugaskesehatan Dalam pengisian e-rekam medis di aplikasi simgos yang tidak lengkap mengakibatkan ketidakjelasan dalam pemberian informasi yang diberikan antar petugas kesehatan. Hal ini mengakibatkan terjadinya miskomunikasi antar petugas kesehatan.

2) BerpengaruhpadaAkreditasiRumahSakit Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan (MRMIK) termasuk dalam standar dan elemen yang dinilai ketika akreditasi rumah sakit. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai saat pasien diterima di rumah sakit dan meleksanakan rencana asuhan dari Profesional Pemberi Asuhan PPA (Sunarto, 2022).

3) BerpengaruhpadaMutuRumahSakit Pengelolaan data elektronik rekam medis berperan penting dalam meningkatkan mutu dan informasi kesehatan, mengingat informasi kesehatan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen, perlu dikelola dengan tepat dan profesional (Kemenkes, 2017).

c. Kondisiyangdiharapkan

1) Rekam medis terisi dengan lengkap dan jelas di aplikasi simgos.

2) lembar formulir yang dibutuhkan dalam melengkapi data rekam medis tersedia di aplikasi simgos.

3) Kemampuan menggunakan aplikasi simgos dalam pendokumentasian rekam medis dimiliki oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

4) Diharapkan pada tahun ini capaian dan realisasi dalam performanceboard mengenai kelengkapan catatan rekam medis didapatkan hasil 100%.

d. KeterkaitandenganAgenda3

Dengan belum optimalnya pengisisan rekam medis melalui aplikasi simgos di ruang NICU menggambarkan kinerja petugas yang belum optimal dalam menerapkan ManajemenASN:yaitu bersikap profesional dalam menjalankan tugas serta belum optimal dalam menerapkan nilai SmartASNyaitu integritas dengan penuh tanggung jawab sesuai bidang profesi serta menggunakan kemajuantekhnologi dalam pendokumentasian data pasien. a. DatadanFakta

3.BelumoptimalnyaedukasiperaturanjamkunjungdiruangNICU(Neonatal ItensiveCareUnit) RSUP Fatmawati pada tahun 2022. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi sesuai SKP penulis yaitu: Peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

1) Berdasarkan hasil observasi penulis dan rekan sejawat selama 1 minggu di ruang NICU dari 10 orang keluarga pasien didapatkan hasil: a) 3 orang keluarga pasien berkunjung melebihi batas waktu kunjungan b) 3 orang keluarga pasien berkunjung diluar jam kunjungan pada pagi, siang, ataupun malam c) 4 orang berkunjung sesuai dengan aturan yang berlaku

2) Media informasi mengenai jam kunjung di ruang NICU belum diperbarui seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.4 Media informasi jam kunjung di ruang NICU b. Dampak

1)PelayanKesehatanyangDiberikanBelumOptimal

Dengan belum optimalnya penerapan peraturan jam kunjung di ruang NICU tidak menutup kemungkinan mengganggu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan

2)BerpengaruhpadaMutuRS

Dengan belum optimalnya penerapan peraturan jam kunjung di ruang NICU memungkinkan terjadinya penurunan mutu RS akibat kurang efektifnya pelayan kesehatan yang diberikan.

c. Kondisiyangdiharapkan

1) keluarga berkunjung sesuai dengan peraturan yang berlaku (pukul 17.00 –17.30 WIB).

2) Media informasi jam kunjung diperbarui sehingga keluarga dengan mudah mengetahui terkait jam kunjung.

d. KeterkaitandenganAgenda3

Dengan belum optimalnya penerapan peraturan jam kunjung di ruang NICU menunjukkan kinerja petugas yang belum optimal dalam menerapkan Manajamen ASN yaitu bersikap professional dan memiliki nilai dasar sebagai seorang perawat dengan menunjukkan sikap caringagar semua orang mematuhi peraturan yang ada di RS selain itu perawat juga harus (bersikap ramah: Smart ASN) pada pasien dan keluarganya yang akan memberikan dampak bagi kesembuhan pasien.

Berdasarkan ketiga isu tersebut jika dibiarkan secara terus menerus akan berpengaruh terhadap penurunan mutu rumah sakit. Padahal dalam UndangUndang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat terus meningkatkan mutunya. Hal ini tentu saja dapat menghambat terciptanya smartgovernanceyang bertujuan meningkatkan kinerja pelayanan publik

B. PenetapanCoreIsu

Berdasarkan isu tersebut, penulis memilih satu isu untuk dilakukan Analisa. Teknik menapis isu yang digunakan adalah teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layakan), terlihat pada table dibawah ini: a. Aktual: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat b. Problematik: isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya. c. Kekhalayakan: isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak d. Layakan: isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 3.1 Analisis Isu dengan metode APKL

MatrikPenilaianKualitasIsuDenganAnalisisAPKL

ISU A P K L Jumlah Prioritas

Isu 1 5 5 5 5 20 I

Isu 2 3 4 4 4 15 II

Isu 3 3 3 3 3 12 III

Berdasarkan analisis APKL hasil diskusi penulis, mentor, serta kepala ruangan NICU yang telah dilaksanakan pada tabel 2.1 terlihat bahwa isu mengenai

“Belum optimalnya edukasi hand hygiene kepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU” memiliki peringkat tertinggi dengan skor APKL sebesar 20 poin dengan penjelasan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penjelasan Analisis APKL terhadap Keterkaitannya dengan Skoring pada Isu Utama

Kriteria

Deskripsiterkaitisu

Aktual 5 – Isu benar-benar terjadi dan sering menjadi pembicaraan pada saat konferenceruangan.

Problematik 5 – Jika isu dibiarkan dapat memicu terjadinya infeksi nasokomial yang dapat berakibat buruk pada bayi.

Kekhalayakan 5 – Isu dinilai dapat memicu terjadinya infeksi silang antar pasien.

Kelayakan 5– Isu layak untuk dicarikan solusi dan penyelesaiannya.

C. MendalamiatauAnalisisIsu

Dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab isu “Belum optimalnya edukasi handhygienekepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU (NeonatalItensiveCareUnit) RSUP Fatmawati pada tahun 2022.” menggunakan teknik fishboneuntuk analisis akar penyebab masalah. Analisis isu yang dilakukan penulis dalam bidang industri jasa dengan 4S adalah sebagai berikut:

Surrounding / lingkungan System / sistem

Di ruang tunggu pasien belum ada informasi tentang handhygine

Sign system hand hygine masih kurang

Kepedulian perawat menerapkan alur pasien baru dalam memberian

Mediaposter handhygine diruanganberukurankecil

Tingginya beban kerja perawat di ruangNICU

Belum adanya media leflet tentang hand hygine edukasimasihrendah Kurangnya kesadaran perawat terhadap risiko infeksi nasokomial dari pengunjung

Supplier Safety

Belum optimalnya edukasi hand hygiene kepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU (Neonatal Itensive Care Unit)RSUPFatmawatipada tahun2022

Setelah mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan teknik fishbone, penyebab yang bisa dipilih untuk diselesaikan, yaitu:

1. System: Sign system hand hygine masih kurang dan kepedulian perawat menerapkan alur pasien baru dalam memberian edukasi masih rendah

2. Supplier: Belum adanya media leflet tentang handhyginedan media poster handhyginediruangan berukuran kecil

3. Surrounding: Di ruang tunggu pasien belum ada informasi tentanghandhygine dan Pemahaman masyarakat terhadaphandhyginemasih kurang

4. Safety: Kurangnya kesadaran perawat terhadap risiko infeksi nasokomial dari pengunjung

Dikarenakan dalam waktu yang terbatas maka penulis bersama mentor sepakat untuk menyelesaikan penyebab masalah yaitu Supplier dan Surrounding dengan menyediakan media edukasihandhygine.

D. GagasanKreatifPemecahanIsu

Gagasan kreatif yang dapat digunakan dalam pemecahan isu “Optimalisasi pemberian edukasi hand hygiene kepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU (NeonatalItensiveCareUnit) RSUP Fatmawati dengan pembuatan media edukasi pada tahun 2022”. Penulis akan melakukan beberapa kegiatan yaitu:

Tabel 3.4 Kegiatan pemecahan isu

No

Kegiatan

Pihakyang Terlibat

1. Konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan NICU mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu Mentor, penulis, dan kepala ruangan NICU.

2. Mencari refrensi edukasi handhygiene Penulis.

3. Pembuatan media edukasi handhygiene Penulis, mentor, tim PPI RSUP Fatmawati

4. Melibatkan kepala ruangan dalam mensosialisasikan media edukasi tentang handhygienekepada rekan sejawat

5. Memberikan edukasi mengenai handhygienekepada keluarga pasien.

6. Melakukan evaluasi penerapan penggunaan media edukasi handhygienedi ruang NICU

Penulis, kepala ruangan, dan rekan sejawat.

Penulis, dan keluarga pasien

Penulis, kepala ruangan, rekan sejawat, dan keluarga pasien.

E. MatriksRancanganAktualisasi

Unit kerja : Ruang NICU (NeonatalItensiveCareUnit)

Isu yang diangkat : Belum optimalnya edukasi handhygiene kepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU

(NeonatalItensiveCareUnit) RSUP Fatmawati pada tahun 2022.

Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi pemberian edukasihandhygienekepada keluarga pasien sebelum masuk ke ruang NICU

(NeonatalItensiveCareUnit) RSUP Fatmawati dengan pembuatan media edukasi pada tahun 2022.

No kegiatan Tahapan kegiatan

Output/ Hasil

KeterkaitanSubstansi

MataPelatihan

Kontribusiterhadap

Visi-MisiOrganisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1. Konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan NICU serta coach mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu. a.Membuat janji dan jadwal bimbingan dengan atasan.

Catatan jadwal bimbingan.

Berorientasi Pelayanan: membuat janji dengan mentor, kepala ruangan dan coach menunjukkan sikap solutif untuk berkonsultasi..

Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu sejalan dengan visi RS yakni

Dalam melakukan konsultasi dengan mentor berjalan sesuai aturan atau

Akuntabel: hadir tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan menunjukkan sikap disiplin, serta melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

(kompeten).

“Menjadi RS dengan

Pelayanan

Multidisiplinyang

Handalbagi Masyarakat” kaidah yang berlaku dilingkungan kerja, serta sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

Harmonis: membuat janji menyesuaikan dengan kegiatan mentor guna membangun lingkungan dapat meningkatkan nilai-nilai RSUP

Fatmawati kerjayangkondusif

Loyal: dengan membuat janji memegang teguh ideologi Pancasila yaitu melaksanakan sila ke 4 untuk melakukan musyawarah atau konsultasi dengan atasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu.

Adaptif: berpikir kreatif dalam membuat janji dengan atasan untuk melakukan musyawarah atau konsultasi dengan atasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu. b. Menjelaskan dan berdiskusi dengan atasan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

Catatan hasil diskusi.

Kolaboratif: dengan membuat janji menggambarkan upaya melibatkan berbagai pihak mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu.

Berorientasi Pelayanan: dalam menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat harus mengedepankan kejelasan maksud dan tujuan yang akan dicapai, serta terus berinovasi pada kegiatan yang akan dilakukan (adaptif).

Akuntabel: memenuhi janji dan komitmen untuk berdisuksi dengan atasan terkait kegiatan yang akan dilakukan.

Kompeten:menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dengan jelas, serta menguasai topik kegiatan yangakandilakukan.

Harmonis: dalam merencanakan pemecahan isu dapat menolong keluarga pasien meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga tidak terjadi penurunan mutu

RS dan menjaga nama

2. Mencari refrensi edukasi hand hygiene a. Mencari informasi web terpercaya dan terakreditasi

Tersedianya informasi web terpercaya dan terakreditasi baikinstansi(loyal).

Kolaboratif: dengan melakukan disukusi menggambarkan upaya melibatkan berbagai pihak mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk menangani isu.

Berorientasi pelayanan:

Mencari informasi web harus dari sumber terpercaya sehingga tersedianya informasi yang aktual dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan

(Akuntabel) dan menggambarkan pelaksanaan tugas dengan kulitas terbaik (Kompeten).

Mencari refrensi edukasi hand hygiene dari berbagai macam sumber sejalan dengan misi RS yakni

“Menyelenggarakan

Tata Klola Klinis dan

Manajemen yang

Baik”.

Mencari refrensi dari berbagai macam sumber meningkatkan nilai dengan melakukan

Adaptif: dengan mencari informasi dari web terpercaya menunjukkan sikap dalam menjalankan sistem kerja berbasis teknologi informasi serta berusaha memberikan informasi positif dari web terpercaya

(Loyal) dan secara tidak langsung melibatkan berbagai pihak yang menyediakan informasi web terpercaya (Kolaboratif).

Harmonis: dengan penulis mencari inrofmasi berdasaran web terpercaya memungkinkan terjadinya proses pemberian informasi dari pihak yang kegiatan selalu berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi, kebijakan dan kode etik dengan berusaha untuk menciptakan hal yang baru. b. Mencari literatur edukasi hand hygiene berwenang.

Tersedianya literatur edukasi hand hygiene.

Berorientasi Pelayanan: mencari literatur hand hygiene guna memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan menolong keluarga pasien dalam peningkatan pengetahuan (harmonis) dengan memenuhi janji dan komitmen dalam menangani isu yang ditemukan (Akuntabel).

Adaptif: Dalam mencari refrensi handhygine sesuai dengan perkembangan zaman yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pengetahuan dan c. Merangkum literatur edukasi handhygiene

Tersedianya rangkuman materi edukasi handhygiene kompetensi penulis

(Kompeten) dan berusaha memberikan informasi positif dengan edukasi hand hygiene (Loyal) dan secara tidak langsung melibatkan berbagai pihak yang kompeten dibidangnya dalam menyediakan informasi mengenai hand hygiene

(Kolaboratif).

Adaptif: dalam merangkum literatur menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum serta informasiyang aktual serta akurat guna tercapainya kebutuhan masyarakat (Berorientasi

Pelayanan) dan menggambarkan sikap membantu rang lain dengan responsive (Harmonis).

Akuntabel: dalam merangkum literatur harus dari sumber terpercaya sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Adaptif: merangkum literatur dari berbagai macam sumber dapat mengembangkan kreatifitas dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi penulis (Kompeten).

3. Pembuatan media edukasi hand hygiene a. Melakukan konsultasi dengan mentor dan PPI

RSUP Fatmawati terkait penyusunan materi media edukasi hand hygiene.

Kolaboratif: penulis merangkum literatur edukasi hand hand hygiene dari berbagai web terpercaya dan terakreditasi menggambarkan pengoptimalan sumber daya yang mendukung pencapaian instansi.

Diperolehnya hasil konsultasi penyusunan materi edukasi hand hygiene yang dapat dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum.

Adaptif: melakukan konsultasi dengan mentor dan PPI bertujuan mengidentifkasi masalah yang terjadi dan menemukan solusinya untuk menghasilkan pelayanan yang prima

(berorientasi pelayanan), dan melakukan kinerja dengan baik dalam penyusunan materi

Dengan melakukan pembuatan media edukasi hand hygiene hasil dari berbagai macam sumber sejalan dengan misi RS yakni

Mengembangkan sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatanterkini”

Dengan melakukan pembuatan materi edukasi hand hygiene hasil dari berbagai macam sumber dapat meningkatkan nilai

“Inovatif”

(kompeten) serta menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku(akuntabel). dalam melakukan kegiatan selalu berupaya untuk menciptakan

Harmonis: mentor, dan PPI

RSUP Fatmawati membantu penulis terkait penyusunan materi dengan memberikan arahan pada penulis. hal yang baru.

Kolaboratif: dengan melakukan konsultasi dengan mentor, dan PPI RSUP

Fatmawati termasuk membuka kesempatan pada berbagai pihak dalam menangani isu yang terjadi, yang dapat bermanfaat dalam b. Menyusun rancangan materi media edukasi handhygiene.

Tersedianya materi media edukasi menjaga nama baik instasi RS (loyal).

Harmonis: menghargai masukan dan menerapkan saran berbagai pihak

(kolaboratif), serta terus melakukan perbaikan dalam menyusun materi edukasi (berorentasi pelayanan).

Akuntabel: dalam melakukan penyusunan rancangan materi harus menggunakan metode penulisan yang mudah dimengerti dengan menggunakan sumber materi terpercaya sehingga penulisannya dapat c. Melakukan pembuatan media edukasi dengan mencetak kembali poster hand hygiene serta dipertanggung jawabkan serta dapat membagikan informasi secara positif (loyal).

Kompeten: dengan melakukan penyusunan rancangan materi penulis terusbelajar cara penulisan rancangan materi yang banar, serta terus berinovasi dalam menyusun materi yang menarik dan mudah dimengerti (adaptif).

Tersedianya media edukasi

Berorentasi pelayanan: dalam melakukan pembuatan media edukasi, penulis menerima pendapat dan saran dari mentor, kepala ruangan NICU serta coach mencantumkan link video hand hygiene dalam bentuk qr code pada poster tersebut. kemudian diterapkan dalam pembuatan media edukasi

Akuntabel: penulis melakukan pembuatan media edukasi dengan mencetak kembali poster handhygiene serta mencantumkan link video hand hygiene dalam bentuk qr code pada poster tersebut dengan menggunakan sumber materi terpercaya sehingga penulisannya dapat dipertanggungjawabkan.

Kompeten: penulis melakukan pembuatan media edukasi untuk menyelesaikan masalah yang ditemuakan di ruang

NICU secara konprehensif dantuntas. Harmonis: penulis menghargai masukan dan menerapkan saran dari mentor dan KPPI dalam pembuatan media edukasi handhygiene

Loyal: penulis melakukan pembuatan media edukasi handhygienedengan tujuan membagikan informasi secara positif untuk keluarga pasien.

Adaptif: penulis terus berinovasi dalam melakukan pembuatan media edukasi hand hygiene yang menarik dan mudah dimengerti.

Kolaboratif: penulis menerima dan menerapkan saran berbagai pihak

(mentor, dan KPPI RSUP

Fatmawati) dalam pembuatan media edukasi handhygiene. d. Melakukan konsultasi kepada mentor dan PPI terkait media edukasi

Tersedianya hasil konsultasi rancangan materi media edukasi

Berorentasi pelayanan: dalam melakukan konsultasi kepada mentor dan PPI

(pihak yang kompeten) dapat menghasilkan informasi yang actual dan akurat dalam membuat inovasi yang mendukung tujuan isntasi secara konsisten

(adaptif).

Kolaboratif: melakukan konsultasi terkait hasil rancangan materi media edukasi melibatkan berbagai pihak, sehingga harus menghormati gagasan yang disampaikan orang lain

(harmonis), dan memberikan kesempatan orang lain untuk berpendapat (kompeten) serta menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yangberlaku(akuntabel), dan bersikap dalam menjaga citra instansi (loyal). e. Melakukan finalisasi media edukasi hand hygiene.

Tersedianya materi media edukasi

Kompeten: melakukan finalisasi media edukasi dengan melakukan upaya dalam menyelesaikan masalah secara komprehensif dan tuntas untuk mendukung pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga pasien..

Akuntabel: dengan melakukan finalisasi media edukasi menggambarkan upaya dalam mengemban amanat dan kepercayaan yang diberikan dengan penuh yang diberikan dengan penuh tanggung jawab, serta bersikap cekatan (berorientasi pelayanan) dalam memfinalisasi materi, sehingga tujuan dalam membantu pemenuhan kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga pasien segera tercapai (harmonis).

Adaptif: dalam memfinalisasi media edukasi dalam qr termasuk dalam menjalakan sistem kerja yang berbasis teknologi informasi dan terlibat langsung dalam pencapaian tujuan instansi(kolaboratif) serta menjalankan keputusan pimpinan sesuai dengan norma dan ketentuan yangberlaku(loyal).

4. Melibatkan kepala ruangan dalam mensosialisasikan dan membangun komitmen

Bersama untuk menggunakan media edukasi hand hygiene kepada rekan sejawat a. Membuat media sosialiasi Tersedianya media sosialiasi

Adaptif dengan membuat media sosialisasi untuk edukasi hand hygine menggunakan kemajuann teknologi melalui qr code dengan informasi yang aktual dan akurat (beroreintasi pelayanan), serta dapatdipertanggung jawabkan(Akuntabel).

Melakukan sosialisasi kepada rekan perawat terkait media edukasi, sejalan dengan misi rumah sakit yaitu:

“Meningkatkan inovasi dan produktivitas kinerja berbasiskendalimutu kendalibiaya”

Dengan melakukan sosialisasi kepada rekan perawat terkait media edukasi dapat meningkatkan nilai

“Teamwork” kerjasama tim

Dengan membuat media sosilaisasi untuk teman sejawat untuk pelaksanaan edukasi hand hygine dapat memberikan kesempatan berbagai pihak dalam berkontribusi (kolaboratif), dan melaksanakan rencana kerja sesuai dengan dengan saling mendukung satu sama lain. b. Meminta izin kepala ruangan dan PPJA untuk melakukan sosialiasi

Meminta izin kepala ruangan dan PPJA untuk melakukan sosialiasi target yang diharapkan (kompeten), serta mendukung terciptanya lingkungan kerja yang kondusif(harmonis).

Adaptif: dengan meminta izin kepada kepala ruangan dan PPJA untuk melakukan sosialiasi penggunaan media edukasi untuk kemajuan instansi dengan ramah, sopan (beroreintasi pelayanan) dan melaksanakan keputusan pimpinan sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku (loyal) untuk saling bersinergi dalam bekerja sama (kolaboratif). c. Mengundang rekan sejawat untuk menghadiri sosialisasi

Rekan sejawat menghadiri sosialisasi

Selain itu juga untuk menciptakan ligkungan kerja yang kondusif (harmonis), sehinga kegiatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan

(akuntabel) sehingga terciptanya pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik(kompeten).

Berorientasi pelayanan:

Mengundang rekan sejawat tenaga keperawatan dengan sopan, ramah, serta tanpa membeda-bedakan dan menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik

(harmonis) untuk menyampaikan ide dan gagasan demi kemajuan instansi(adaptif).

Dengan mengundang rekan sejawat tenaga keperawatan menggambarkan penulis menerapkan sila ke-3 pancasila yautu persatuan

Indonesia (loyal), dengan melibatkan banyak pihak dalam menyelesaikan isu

(kolaboratif), untuk bertukar pikiran dan berdiskusi dengan rekan kerja, bawahan dan atasan (kompeten) dalam memenuhi janji dan komitmen untuk mencapai tujuan (akuntabel). d. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk sosialisasi

Tersedianya sarana dan prasarana untuk sosialisasi

Akuntabel: dalam melakukan sosialiasi memerlukan bahan dan perlengkapan yang lebih hemat, dengan menggunakan dinamika perkembangan teknologi (adaptif), dan bersikap dengan cekatan dalam menyiapkan peralatan yang dibutuhkan (berorientasi pelayanan).

Kolaboratif: dalam menyiapkan bahan dan perlengkapan edukasi bisa melibatkan pihak-pihak terkait.

Kompeten: penulis menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk sosialisasi sesuai dengan recana kerja yang telah dibuat Harmonis: penulis menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk sosialisasi guna memberikan informasi cara penggunaan media edukasi hand hygiene sesuai dengan kewenangan penulis.

Loyal: penulis menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk sosialisasi guna memberikan informasi yang positif untuk teman sejawat. e. Melakukan sosialisasi penggunaan media edukasi tentang hand hygiene.

Rekan kepada rekan sejawat paham mengenai penggunaan media edukasi tentang hand hygiene.

Berorientasi pelayanan:

Mengawali sosialisasi dengan mengucapkan salam dan bersikap ramah kepada kepala ruangan, dan rekan perawat.

Sosialisasi dilakukan dengan berbagi tanpa menggurui, berdasar pada referensi yang valid dan dapat dipercaya (Harmonis dan akuntabel) serta melakukan sosialisasi secara proaktif

(Adaptif) serta memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berpendapat(kompeten).

Kolaboratif: Memberikan kesempatan kepada kepala penggunaan media edukasi

Rekan perawat memahami penggunaan media edukasi ruangan, dan rekan perawat dengan sikap terbuka untuk bertanya.

Akuntabel: Sosialisasi dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan keberanian untuk menjaga mutu pelayanan RS serta citrainstansiRS(loyal).

Harmonis: dalam melakukan evaluasi bertindak adil dengan tidak memandang kedudukan, jabatan, ras, agamadanlatarbelakang dan berusaha tidak menjurus pada ucapan dan perbuatan radikalisme (loyal) guna mengetahui tingkat keberhasilan dalam menyediakan informasi yang actual dan akurat

(berorintasi pelayanan) berbasis teknologi informasi(adaptif),

Serta selalu bersediauntuk dievaluasi atas semua kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan

(akuntabel) dengan kualitas terbaik

(kompeten), guna mengoptimalkan sumber daya yang mendukung pencapaian kinerja instansi(kolaboratif).

5. Memberikan edukasi mengenai hand hygiene g. Melakukan tanda tangan komitmen bersama penggunaan media edukasi

Adanya komitmen bersama dalam penggunaan media edukasi

Akuntabel: dengan adanya komitmen bersama dan saling peduli (harmonis) dalam melaksanakan rencanakerja(kompeten) untuk menggunakan media edukasi berbasis tekonogi

(adaptif) gunA menyebarkan informasi yang positif (loyal) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dengan responsif (Berorientasi pelayanan) dan secara aktif mendorong rekan kerja dalam mencapai tujuan instansi(Kolaboratif). a.Meminta persetujuan kepala ruangan

Penulis mendapat persetujuan

Berorientasi pelayanan: bersikap proaktif

(adaptif) dengan memulai

Memberikan edukasi kepada keluarga pasien menjawab misi rumah

Dengan memberikan edukasi kepada keluarga untuk melakukan edukasi pada keluarga pasien dari kepala ruangan untuk melakukan edukasi edukasi pada keluarga pasien dengan meminta izin pada pihak terkait dan menerapkan peraturan yangberlaku(kompeten).

Serta memangun komunikasi yang efektif dalam berberkoordinasi dengan tim kerja (kolaboratif). sakit yakni

“Memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang berfokus pada pasien, berkualitas, dan berintegrasi kepada keluarga pasien dapat meningkatkan nilai “Peduli” yang selalu tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

Loyal: dengan meminta izin kepala ruangan menerapkan aturan yang baik, serta guna terciptanya lingkungan yang kondusif

(harmonis), sehinga kegiatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan b. Menyiapkan bahan dan perlengkapan edukasi.

(akuntabel).

Tersedianya bahan dan perlengkapan edukasi.

Berorientasi pelayanan: bersikap cekatan dalam menyiapkan bahan dan perlengkapan edukasi dengan peralatan yang efektif dan efesien (akuntabel) baik secara mandiri dan kolaboratif dengan antusias(kompeten)

Adaptif: Menyiapkan bahan perlengkapan edukasi berbasis teknologi untuk menyampaikan informasi sesuai dengan kewenangnyannya

(harmonis), serta untuk melindungi nama baik instansi(loyal). c. Menyampaikan materi edukasi hand hygiene serta demonstrasikan cara hand hygiene yang baik dan benar.

Tersampainya materi edukasi pada keluarga pasien.

Kolaboratif: dalam menyiapkan bahan dan perlengkapan edukasi bisa melibatkan pihak-pihak terkait.

Berorientasi pelayanan: penulis menyampaikan materi edukasi handhygiene serta mendemonstrasikan cara handhygieneyang baik dan benar guna memenuhi kebutuhan keluarga pasien terhadap peningkatan pengetahuna dan keterampilan mengenai handhygiene.

Akuntabilitas: penulis menyampaikan materi menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan mudah dimengerti sehingga dapat dipertanggungj awabkan.

Kompeten: penulis menyampaikan materi hand hygiene kepada keluarga pasien dengan bahsa yang mudah dimengerti serta dengan kualitasterbaik.

Harmonis: penulis dalam memberikan pendidikan kesehatan diawali dengan senyum, sapa, dan salam pada keluarga pasien serta tidak membeda-bedakan dan tidak diskriminatif terhadap keluarga pasien dalam menyampaikan materi

Loyal: memberikan informasi positif berupa pendidikan kesehatan tentanghandhyigiene.

Adaptif: dalam menyampaikan edukasi kepada keluarga pasien berbasisteknologi.

Kolaboratif: penulis serta rekan sejawat bekerja sama dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga pasien tentang hand hygiene serta terlibat aktif dalam mencapai tujuan instansi d. Melakukan evaluasi post edukasi Keluarga pasien dapat menjawab pertanyaan penulis terkait materi edukasi

RS.

(Subjektif) dan mampu mendemonstra sikan cara hand hygiene yang baik dan benar

(Objektif)

Berorientasi pelayanan:

Melakukan evaluasi post edukasi keluarga pasien dengan mendomonstrasikan ulang cara hand hygiene yang baik dan benar termasuk dalam memberikan pelayanan yang prima guna mengetahui sudah terpenuhi atau belum kebutuhan keluarga pasien akan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang hand hygiene serta memberikan pujian apabila keluarga pasien dapat melakuaknnya dengan benar

(kolaboratif) dan berdidikasi tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

(loyal).

Kompeten: dengan melakukan evaluasi subjektif dan objektif termasuk salah satu upaya melakukan tugas dengan kualitas terbaik serta melaksanakan tugas berbasis teknologi informasi (adaptif) serta berdasrkan sumber-sumber terpercaya sehingga dapat dipertanggung jawabkan

(akuntabel).

Harmonis: dengan melakukan evaluasi dapat mengidentifikasi tingkat keberhasilan dalam membantu keluarga pasien dalam peningkatan pengetahuan

Tersedianya hasil analisis penggunaan media edukasi hand hygiene di

Berorientasi pelayanan: dengan menganalisis penggunaan media edukasi untuk mendapatkan informasi dalam rangka peningkatan kualitaspelayanan

Melakukan evaluasi penerapan penggunaan media edukasi hand hygiene di ruang NICU, sejalan dengan misi

RSUP Fatmawati yaitu:

“Menyelenggarakan

Dengan melakukan evaluasi penerapan penggunaan media edukasi

Kompeten: dengan melakukan analisis penggunaan media edukasi sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan dinamika perkembangan teknologi(adaptif).

Tata Klola Klinis dan hand hygiene di ruang NICU, dapat meningkatkan nilai “komitmen” dengan melaksanakan tugas selalu berusaha memperoleh b. Menganalisis penerapan hand hygiene pada keluarga pasien

Manajemen yang Baik”.

Loyal: Melakukan analisis hasil dengan jujur sesuai dengan data yang ada. dan menjadi bukti yang dapat dipertanggung jawabkan

(akuntabel), dalam menolong keluarga pasien peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan (harmonis), dengan melibatkan orang lain (rekan sejawat)

(kolaboratif).

Tersedianya data keluarga pasien yang menerapkan handhygiene

Berorientasi pelayanan:

Menganalisis keluarga pasien dalam penerapan hand hygiene menggambarkan tingkat pelayanan yang prima dalam pemberian hasil yang maksimal edukasi.

Akuntabel: melakukan analisis dengan cermat dan bertanggung jawab sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan

(kompeten).

Harmonis: dalam melakukan analisis bersikap sopan dan sesuai etika pada keluarga pasien, serta melibatkan orang lain

(rekan sejawat) dalam melakukan analisis

(kolaboratif).

Adaptif: bersikap proaktif dengan menganalisis keluarga pasien dalam c.Dokumentasikan hasil analisis

Tersediamya dokumentasi hasil analisis penerapan hand hygiene sebelum menemui pasien, secara tidak langsung dapat menjaga mutu dan nama baik RS (Loyal).

Akuntabel: mendokumentasikan hasil analisis dengan jujur dan beranggung jawab berbasis perkembangan teknologi (adaptif) dan kerjasama antar rekan sejawat (kolaboratif).

Kompeten: dengan adanya hasil analisis dari kegiatan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari penyelesaian masalah secara komperhensif dan tuntas dengan menolong keluarga pasien (harmonis) melalui pemberikan informasi yang posistif tentang hand hygiene guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan pemenuhan tingkat pengetahuan dan keterampilan terkait hand hygine (berorintasi pelayanan).

This article is from: