
3 minute read
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
from PembuatanPoster Infromasi Biaya Pengganti Pengolahn Darh(BPPD)Untk Klrga Psien diUnitTransfusi Darah
3.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan saat masa orientasi berlangsung, dengan cara observasi selama 3 bulan yaitu dari bulan Maret - Mei 2022 di Unit Transfusi Darah RSUP Fatmawati. Adapun ditemukanisu-isu aktual sebagai berikut:
Advertisement
1. Kurangnya stok darah pada saat bulan puasa di Unit Transfusi Darah RSUP Fatmawati tahun 2022
Pada saat bulan puasa, stok darah di UTD RSUP Fatmawati menipis dikarenakan kebanyakan para pendonor sedang menjalankan ibadah puasa, sehingga enggan untuk melakukan donor darah. Sedangkan permintaan darah kian meningkat. Hal ini menyebabkan banyak permintaan darah yang belum bisa dilayani (tertunda) saat bulan puasa.
2. Minimnya informasi tentang Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) untuk keluarga pasien di Unit Transfusi Darah RSUP Fatmawati tahun 2022
Berdasarkan observasi yang dilakukan, banyak keluarga pasien yang tidak mengetahui bahwa ada biaya pengganti pengolahan darah (BPPD). Kurangnya informasi menyebabkan keluarga pasien berasumsi bahwa darah bisa dibeli.
3. Kurangnya pencatatan darah titip dari ruangan ke UTD RSUP Fatmawati tahun 2022
Belum adanya pencatatan darah titip dari ruangan ke UTD membuat petugas UTD harus mencari kembali darah titip tersebut di blood bank, mengingat banyaknya darah titip pada blood bank sehingga banyak membuang waktu.
3.2 Keterkaitan Isu dengan Peran dan Kedudukan ASN untuk Terwujudnya SMART Governance
Berikut penjelasan mengenai dampak apabila isu tidak ditangani dan keterkaitan isu dengan substansi agenda 3:
Tabel 3.1. KeterkaitanIsu denganPerandan Kedudukan ASN
Isu Dampak Apabila Isu tidak Ditangani
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Kurangnya stok darah pada saat bulan puasa di Unit
Transfusi Darah RSUP
Fatmawati tahun 2022
• Tertundanya transfusi darah ke pasien karena tidak ada stok darah
• Kepanikan keluarga pasien untuk mencari donor dengan segera
• ManajemenASN
Sebagai seorang teknisi transfusi darah seharusnya dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN yaitu
Berorientai pelayanan
• SMART ASN
Sebagai seorang teknisi seharusnya dapat menunjukkan nilai smart ASN yakni integritas dalam mmeberikan pelayanan kepada masyarakat
Minimnya informasi tentang
Biaya Pengganti Pengolahan
Darah (BPPD) untuk keluarga pasien di Unit
Transfusi Darah RSUP
Fatmawati tahun 2022
• Keluarga pasien tidak mengetahui informasi tentang adanya Biaya Pengganti
Pengolahan Darah (BPPD)
• Keluarga pasien berasumsi bahwa darah bisa dibeli
• ManajemenASN
Sebagai seorang Teknisi
Transfusi Darah seharusnya dapat memberikan informasi yang tepat serta kompeten
SMART ASN
Sebagai seorang teknisi seharusnya dapat menunjukkan nilai smart ASN
Kurangnya pencatatan darah titip dari ruangan ke UTD
RSUP Fatmawati tahun 2022
• Tidak efektif terhadap waktu
• Memperlambat kinerja petugas UTD dan petugas ruangan yakni berwawasan global dimana petugas dapat memberikan informasi yang benar dan tepat
• ManajemenASN
Sebagai seorang Teknisi
Transfusi Darah seharusnya cekatan dalam bekerja (Berorientasi pelayanan)
• SMART ASN
Sebagai seorang teknisi transfuse darah seharusnya dapat menerapkan nilai
SMART ASN yaitu profesionalisme dalam memberikan pelayanan
3.3 Pemilahan atau Penapisan Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan prosespemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan(APKL). Teknik
APKL yang dibuat adalah Teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah denganmemperhatikan empat faktor, yaitu:
1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;
2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengantugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadiisuprioritas.
3.4 Penetapan Core Isu
Isu aktual yang telah dirumuskan, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan(APKL). Teknik APKL merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah denganmemperhatikan empat faktor, yaitu: a. Aktual (A), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat; b. Problematik (P), yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perludicarikansegera solusinya secarakomprehensif; c. Kekhalayakan(K), yaituisu tersebut menyangkuthajat hidup orangbanyak; d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadiisuprioritas.
Tabel3.2AnalisisIsuAktualBerdasarkanKriteriaAPKL
Tabel 3.3
Penetapan kriteria APKL
Bobot Keterangan
1 Sangat kecilpengaruhnya
2 Kecilpengaruhnya
3 Sedangpengaruhnya
4 Besarpengaruhnya
5 Sangat besarpengaruhnya
Sesuai hasil analisa dengan metode APKL dan setelah berdiskusi dengan mentor maka dipilihlah isu mengenai “Minimnya informasi tentang Biaya Pengganti
Pengolahan Darah (BPPD) untuk keluarga pasien di Unit Transfusi Darah RSUP Fatmawati tahun 2022”.
3.5 Analisis Penyebab Isu
3.5.1 Kondisi Saat Ini
Banyak keluarga pasien yang tidak mengetahui tentang adanya Biaya Pengganti
Pengolahan Darah (BPPD) di RSUP Fatmawati tahun 2022
3.5.2 Dampak jika masalah tidak diselesaikan
Akantimbulasumsi bahwa darah bisa dibeli di UTD RSUP Fatmawati
3.5.3 Kondisi yang diharapkan
Diharapkan keluarga pasien memahami bahwa darah didapat dari kegiatan donor darah dan tidak untuk tujuan komersil. Maka dari itu akan ada Biaya Pengganti
Pengolahan Darah (BPPD) yang dibebankan kepada keluarga pasien