Harian Pagi Bangka Pos Edisi 17 Juli 2009

Page 17

Fokus Jumat JUMAT, 17 JULI 2009

HALAMAN

Datanglah ke Selatan Halaman 18

bangkit dari selatan

17

BANGKA POS

Event Wisata Basel

A

SET wisata yang ada terus dipoles. Yang hilang digali kembali. Itulah upaya Pemerintah Bangka Selatan menyongsong Visit Babel Archipelago 2010. Satu diantara aset tersebut upacara adat Buang Jung. Upacara adat tahunan warisan nenek moyang Suku Sawang di Lepar Pongok. Keturunan suku Sawang yang bermukim di Desa Kumbung, Pulau Penutuk masih mempertahankan tradisi ini. Pemerintah daerah pun meresponnya. Tiap tahun upacara adat ini digelar dan dipoles sedemikian rupa tanpa mengurangi nilainilai yang diwariskan nenek moyang orang Sawang. Buang Jung tak lepas dari eksistensi orang Sawang yang sejak dahulu terkenal sebagai penguasa lautan. Keahlian mereka melaut dalam sejarahnya cukup dikenal. Dan mereka pun menggelar upacara sebagai bentuk ras syukur sebab laut yang telah memberikan kehidupan. Pemkab Bangka Selatan bertekad mempertahankan dan mengemas ritual Buang Jung sehingga menjadi budaya yang layak diperhitungkan di tingkat provinsi dan nasional. “Bangka Selatan memiliki begitu banyak potensi wisata. Akan tetapi proses pengembangan selama ini belum maksimal dan terpadu dengan pengembangan sektor lainnya sebagai penunjang. Karena itu, Buang Jung ke depan akan dikemas secara lebih baik, sehingga menjadi aset wisata budaya yang bisa berdampak bagi perkembangan perekonomian masyarakat. Maka masyarakat setempat harus lebih diberdayakan untuk memanfaatkan moment Buang Jung dengan menghadirkan produk-poruduk unggulan daerah yang bernilai eknomis,” kata Bupati Bangka Selatan H Justiar Noer, Rabu (15/7), saat membuka puncak Buang Jung di Desa Kumbung

pantai. Hanya saja bagi Dinas Pariwisata dan Budaya Bangka Selatan, wisata bahari fokus utama yang bakal dikembangkan. “Semua potensi wisata yang ada dikembangkan secara berkesinambungan. Namun menyongsong Visit Babel Archi, lebih terfokus kepada pengembangan wisata bahari,” ujar Effendi Ali Kadisparbud Bangka Selatan. Upacara adat Buang Jung, kata Effendi merupakan salah satu aset wisata budaya yang mereka dipersiapkan menyongsong Babel Archi. “Bahari tetap kita fokuskan sehingga menambah keragaman saat wisatawan ke Bang“Buang Jung ke ka Selatan,” tukas Efendi. Effendi menambahkan ritual depan akan Buang Jung merupakan suatu dikemas secara warisan budaya yang bernilai lebih baik, seluhur yang sudah diwarsikan hingga menjadi turun-temurun. Even ini bila disinergikan dengan bidang lainaset wisata nya membantu meningkatkan budaya,” kesejahteraan masyarakat BangH JUSTIAR NOER ka Selatan. Bupati Bangka Selatan “Ritual Buang Jung adalah BANGKA POS/DOK salah satu identitas budaya masyarakat Bangka Selatan. “Buang Jung salah Identitas ini harus dipertahansatu identitas budaya kan dan dikembangkan secara masyarakat Bangka maksimal. Kami mengharapkan dukungan dari pemerintah dan Selatan. Ini harus masyarakat,” harap Effendi. dipertahankan dan Untuk mengenjot sektor wisadikembangkan,” ta ini, pemerintah daerah, kata Effendi mulai gencar mensosialiEFFENDI ALI sasi kesadaran berwisata kepaKepala Dinas Pariwisata dan da masyarakat. Tujuannya agar Budaya Bangka Selatan BANGKA POS/DOK masyarakat merasa memiliki aset wisata yang ada dan dapat memanfaatkannya bagi kepentingan ta, ekonomis dan religius yang besar. ekonomi masyarakat juga. Maka ritual Buang Jung akan dijadikan Tak dipungkiri juga, untuk pengemsebagai agenda rutin dan tetap dan tebangan pariwisata di Basel terkendala rus dikemas acaranya sehingga menjaoleh keterbatasan sarana dan prasaradi lebih bernilai guna bagi masyarakat na, khususnya penginapan para Suku Sawang khususnya dan Bangka wisatawan. Langkah yang ditempuh Selatan umumnya,” tambah Justiar. bekerjasama dengan BUMD untuk Konsentrasi wisata bahari membangun sarana dan prasarana Buang Juang adalah even wisata sepenginapan di wilayah selatan Pulau jarah yang cukup menonjol. SebenarBangka ini. Upaya itu pun sudah bernya ada banyak objek wisata lainnya jalan dengan beroeprasinya Sabang yang juga masih harus dikembangkan. Residence awal tahun ini.(J2) Diantaranya wisata sejarah, agro dan Kecamatan Lepar Pongok. Tidak hanya itu saja dari tahun ke tahun, fasilitas dan sarana yang menunjang ritual Buang Jung terus dibenahi sebagai tanggung jawab pemerintah daerah setempat. “Selain untuk mendukung Visit Babel Archi 2010, tetapi ritual Buang Jung merupakan bentuk penghargaan dan penghayatan terhadap nilai-nilai luhur budaya yang ada di Bangka Selatan. Nilai-nilai ini jika terus dikembangkan dan dilestarikan akan menjadi aset wisata budaya yang memiliki nilai wisa-

Bat Man Pewaris Suku Sawang BAT Man. Bukan tokoh super hero duetnya Robbin yang dikenal dalam film anakanak. Tapi ketokohannya diakui warga Desa Kumbung. Bahkan anak keturusan suku Sawang yang bermukim di pesisir Pulau Bangka. Bat Man tokoh utama ketika warga keturunan Suku Sawang mendiami Desa Kumbung nun jauh di sebuah pulau di selatan Pulau Bangka itu menggelar prosesi tahunan Buang Jung. Sebuah upacara adat warga mensyukuri kebaikan alam. Siapa Bat Man? Bapak 63 tahun ini ternyata keturunan ke tujuh Suku Sawang dari Iae, Wuat Matao, Wuat Lece, Kuca, Salim Bat Man dan Wejem. Dalam sejarahnya, Suku Sawang sangat terkenal menguasai lautan di Perairan Bangka hingga Kepulau Riau. Terutama keahlian mencari hasil laut dengan perahu-perahu kecil. Bat Man di kalangan warga dikenal sebagai dukun. Sehari-hari dia bermukim di Kedimpal Desa Baskara Bhakti Kecamatan Namang Bangka Tengah, bersama sang istri (50), Surya, serta anak sematang wayang, Amisidir (29). Sebagian besar waktunya dihabiskan di laut, memasang bubuh. Hasil yang didapat cukup untuk menghidupi anak dan istri. Kemampuan sebagai dukun, diyakininya sebagai sebuah kekuatan keturunan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Masih sedikit teringat dalam benaknya, meski sudah lupa-lupa ingat. Saat itu, Bat Man bersama sang isteri melaut di perairan Pongok. Tahun kejadiannya tidak lagi diingat persis, tetapi sudah sekitar puluhan tahun. Ketika itu bulan Januari, pukul 01.00 WIB. Bat Man tertidur pulas di atas kapal. Tiba-tiba sebuah kekuatan masuk dalam tubuhnya. Seketika tubuh Bat Man menjadi keras seperti besi, bahkan jika dipukul dan dipotong pun tidak akan terjadi apa-apa. “Waktu itu, saya tidur pulas, tubuh saya menjadi keras dan kuat. Tulang-tulangnya menjadi tegang, saya kaget dan hampir terbuang ke laut. Dan sempat terdengar, sapaan halus di telinga.....tidurlah, akan diberikan kekuatan kepadamu. Saya terbangun, tetapi tidak sadarkan diri. Istri bingung. Akhirnya saya terti-

dur kembali, lalu ada kekuatan yang mengalir ke seluruh tubuh. Sejak saat itu , kekuatan untuk menjadi dukun dan melaksanakan ritual Buang Jung, tersalurkan ke dalam tubuh saya,” kisah Bat Man. Kekuatan itu pun, masuk dan menyatu dalam diri, sebagai bagian yang tak terpisahkan. Sebagai syaratnya, terhadap kekuatan yang sudah masuk dalam tubuhnya, Bat Man bersama keluarganya memotong seekor ayam, sebagai tanda syukur. Daging ayam tersebut dimakan, sedangkan bulunya dibuang ke pantai. Dengan kekuatan dan keRESPI LEBA mampuan keturunan yang sudah diwariskan secara alamiah, Bat Man sudah menjadi dukun Buang Jung selama tiga kali. Menurut Bat Man semua mantra dan ritual tidak semuanya berkenan kepada nenek moyang, apalagi bila beberapa persyaratan penting tidak dipenuhi, misalnya melaut sebelum tiga hari dari saat ritual Buang Jung. Karena itu nelayan Suku Sawang harus mematuhinya. Warga Suku Sawang saat ini sudah menyebar hampir ke seluruh daerah di Bangka Belitung. Namun jumlah terbanyak masih di Desa Kumbung. “Kami belum tahu, generasi selanjutnya yang akan mendapat kekuatan dari nenek moyang Suku Sawang, akan tetapi hal itu tidak bisa dipaksakan karena merupakan keturunan dan pemberian cuma-cuma dan harus dimanfaatkan untuk keperluan yang benar,” kata Bat Man. Bat Man mengisahkan, hal yang selalu dialami yakni kesurupan sebelum hari H. “Hari Selasa malam, saya kesurupan, tidak sadarkan diri berjam-jam. Tapi semua orang sudah tahu, sehingga dibiarkan, karena saat itu butuh kepekaan untuk mendengar. Dan sarana yang sangat membantu untuk mendengarkan dan bisa menjawab permintaan nenek moyang yakni gedang. Gedang ini memang terbuat dari bahan yang biasa seperti gendang yang lain, tetapi didoakan sehingga memiliki kekuatan sakral,” jelas Batman. Bat Man, saat menjadi dukun, terkadang sadar namun tidak jarang ia terbuai masuk alam gaib dengan kekuatan nenek moyangnya. (j2/byo)

Sesajian Diterima, Tiga Hari tak Melaut UNCAK ritual Buang Jung tidak hanya pelepasan sesaji ke tengah laut. Namun usai pelarungan Jung masih ada upacara bersimbur atau saling siram. Dan malam harinya digelar penerawangan. Gendang menjadi media dalam penerawangan ditengah gelap malam. Ketika rombongan pembuang Jung tiba di pantai, mereka telah disambut, anak-anak dan warga Suku Sawang. Sambil memegang air dalam kantung plastik serta ember dan wadah lainnya, siap untuk menyiram rombongan Buang Jung dan sesama warga. Bersimbur atau saling siram di-

P

maknai sebagai simbol pembersihan diri dan setan, sehingga tubuh sehat dan kuat. Di sepanjang jalan, berdiri warga lengkap dengan air, baik air yang bersih maupun air yang kotor. Dan bila ada orang yang lewat maka, langsung disiram dengan sapaan awal ‘maaf ini budaya Kecamatan Lepong (Lepar Pongok--red)’. Banyak orang menjadi korban, tak ketinggalan para camat dan rombongan jurnalis yang menggunakan mobil truk dan kijang terbuka saat pulang ke Penutuk. Di tengah perkampungan Tanjung Sangkar, puluhan ember disiramkan ke mobil rombongan camat. Meskipun berusaha menyelematkan

diri dengan mengangkat kamera agar masyarakat mengerti untuk tidak disirami air, tetapi warga sepanjang jalan tidak peduli. “Ada kamera....ada kamera.....tolong jangan disiram,” ungkap seorang wartawan media lokal. Tetapi tetap saja disiram. Tragisnya, ada yang menggunakan air got. Kebetulan siraman persis mengenai Camat Toboali Suwandi dan Kadis PU Mardy Pudjonggo. “Waduh.... blackberry ku basah, baru beli lagi......baju bau air licak,” ujar Suwandi dengan nada kesal namun hanya bisa pasrah. Setelah itu masih ada satu ritual yang dilakukan yakni menerawang

dengan bunyi gendang untuk mengetahui sesajian sudah diterima atau belum. Tim ritual Buang Jung, Rabu (15/ 7) sekitar Pkl 19.00 WIB berkumpul di rumah milik Selan dan Pawanari, melakukan penerawangan. Kepada Bangka Pos Group, via telepon, tim ritual menjelaskan sesajian sudah diterima oleh nenek moyang. “Sudah diterima mas sesajiannya, kita harapkan nelayan patuh untuk tidak melaut selama tiga hari. Semoga hasil laut semakin melimpah. Sampai ketemu tahun depan ya,” ungkap Selan, istri Pawanari dari kejauhan. (respi)

RESPI LEBA

SIAPKAN AIR -- Warga Desa Kumbung menyiapkan air usai ritual Buang Jung. Air tersebut akan disiramkan kepada siapa saja yang lewat. Tradisi ini dikenal dengan istilah bersimbur.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.