itu investasinya bagus, bangunan tua yang ada dirasa menghambat, kemudian dihancurkan agar bisa menyediakan ruang yang lebih banyak. Yang kedua ini dikenal dengan creatiue destruction ('penghancuran' kota karena tidak mampu menyelaraskan berbagai kepentingan seperti ekonomi, sosial, dan politik dalam penataan kota-Red).
Kmtm-k*tm twm d# $er#mxts" *Em {trx ffi'E*ffi##$ffiruxE #um
Kemudian, yang juga jadi masalah adalah bagaimana mencari jalan keluar agar kota-kota lama dan bangunan kuno bisa difungsikan kembali sekaligus dilindungi.
Pemerintah kulang memiliki keahlian dalam hal reuitalitation maruagement (kebijaksanaan berkaitan dengan penentuan distribusi, komposisi dan dinamika
Dibutuhkan perencanaan dan desain kota yang membuat kota meqjadi lain dan menarik. Melalui desain yang menyangkut kemampuan teknis kota. Misalnya, mendesain ba iadi hotel yang pun
,, iirl:::llll i! l irii! i rrr:
s*ff #m"
sd, rucfe*m
'll
i::li:::ir1'1{-lil 1,;d11t :i:
ffii
{p*etgfumffi#ffinffiffi k**m Bagaimana bangunan-banguan tua tersebut dapat
kmn*rxm tE#ak iffi#ffieffifuffiffi* $$3ffi
Agar bangunan-bangunan kuno dapat berfungsi sehagaimana yang Anda sebutkan tadi, langkah seperti apa yang bisa dilakukan?
fugmm
ffi'serffikvffi* dEr$ smrqd$ri.
#md$ w*sm#ffiffisffi
pembangunan kota-Red). Conseru ation management (kebijaksanaan berkaitan dengan penentuan distribusi, komposisi dan dinamika pembangunan kota-Eed)-nya pun masih lemah. Orang-orang yang tertarik dengan konservasi juga masih ketinggalan langkah, terutama arsiteknya. Lebih banyak pengamatan dari pada solusi. Bagaimana membuat bangunan kuno itu bisa berfungsi secara ekonomi, menguntungkan investasi, tapi sekaligus masih dalam aturan-aturan konservasi? Dua hal inilah yang bila bisa diselaraskan, maka kota-kota tua akan
selamat.
hm$, ff*#mprem, t&#mk
s}#j#ffiTffi
ffi p#ilk#₏*ms3
Hffia'B#
h*ak*ffi*ffi"
ff*Sss. f***reesn*
km&m
difungsikan kembali sesuai dengan bentuknya semula?
Ya itu tadi salah satunya. Namun masalah kota tua kan bukan hanya masalah bangunan, tetapi juga masalah kawasan. Karena itu, perlu juga ilmu urban conseruation dan reuitalitation Di sini peranan pemerintah dan pengembang besar sekali,
menyangkut infrastruktur, kualitas lingkungan, serta sarana transportasi. Bayangkan saja Jakarta. Daerah
rumit dan macet. Itu butuh pere[canaan transportasi yAng baik. Agar kawasan tersebut bisa terus menjadi kawasbn. kuno, :me$tfulya disediakan area khusus untuk pejalan kaki sebab gangnya kecil-kecil. Meka dibutuhkan pula alrli transportasi, bukan sekadar pengamat, untuk',irneme.eahkan ma$alah lalu-lintas agar bisa, Iebih lanear sekaligus menyamankan sLasiunnya yang
J
knik dan'fidg&:,mldah. Memqne lebih dari pada praktik. Pada intinya kan
para pejalan kaki.
Itu permasalahan teknis yang pemeeahaonla tidak semudah yang :diliiearakan'di koran-koran. Investor sendiri sebenarnya haayak juga yang sudah mulai ' tertarik dengat'bangunan kuno. Memang .mahal; crrma bagaimana menyatukan yang ,Iarna,dgngan yaag baru:,.itu yang penting. Hal ini harus diintensifikasi dan, lagiJagi,
bisa mengatasi kelemahan.daU, ksktiian *".y.""C selama ini terjadi, saya'kira yang terjadi terus adalih sef destruction. Umu;r ran tid{figkan; bertahqt+r..lama, Borobudur pun bi ambruk. Itu jadi belenggu
menyangkut urban design serta
membutuhkan kemampuan arsitek dan urban designeryarrg tahu bagaimana
pemba
menggabungkan antara the old and the new.
JURI\IAL BALAIRUNG EDtst40/xxl2co$
I8
1
182
tttw.u p,:-BALATRUNG *frifrit+*lv:t.t?.ilt1{i
Kalau semua bangunan mau dicagar kayak Borobudur, tidak boleh ini tidak boleh itu, ya sudah. Negaralah yang suruh merawat. UU (Undang-undang-8e d) Cagar Budaya terlalu konservatif untuk bangunan, cocoknya untuk candi dan benda-benda arkeologis. Kalau kota, bangunan, segi
arsitekturnya nggah bisa diperlakukan kayak gitu, kecuali yang semi-historik (bangunanbangunan yang memiliki nilai sejarat,-Red'1. Misalnya bangrrnan waktu proklamasi 17 Agustus dijadikan museum. Nanti dibuat agar mirip persis. karena nilai sejarahnya tinggi sekali. Tetapi hams diingat, tidak semua bangunan memiliki ailai sejarah yaqg tinggi. Da1am hal itulah UU Cagar Budaya,:. kurang memberi klasifrkasi. :
.... Setiap zaman atau periode waffiu dalan ma$ydftkat, tenfu mempunyai perbedaan gaya bangunan tersendiri. Sebenarnya, di mana letak perbedian:mendasar antara bangunan kuno atau lama dengan hangunan saat ini?
Bang,unan lama ada ni.lai sejarahnya, punya gaya sendiri, dan adanya di kota lama. Sedangkan bangrrnan sekarang nilai sejarahnya masih dalam proses, gayarrya masuk ke wilayah modern, dan adanya bisa di mana-mana. Pengaruh modernisme terhadag gaya bangunan sekarang seperti apa?
Begini, sejarah kan biasanya,sambungmenyambung. Arsitektur modern dulu