pembelajaran yang berfokus pada kompetensi-kompetensi yang esensial dikurangi materi-materi muatan yang dirasa terlalu padat untuk dapat mengeksplorasi lebih lanjut sehingga kemampuankemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan di level sekolah. Pemerintah juga menyediakan beragam perangkat ajar secara lengkap agar satuan pendidikan, guru, siswa mampu mendapatkan inspirasi walaupun nanti guru yang menentukan bagaimana pelaksanaannya. Salah satu untuk memastikan karakter ini dapat terbangun adalah melalui pembelajaran berbasis project. Tiga utama karakteristik kurikulum prototype, yaitu • Pembelajaran berbasis project untuk pengembangan soft skill dan karakter, • Focus pada materi-materi esensial sehingga ada cukup waktu untuk pembelajaran yang mendalam terutama untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, • Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Inisiasi dalam pengembangan kurikulum dilakukan untuk memastikan bahwa kompetensikompetensi yang direncanakan bisa terlaksana bukan hanya melalui mata pelajaran yang ditetapkan dalam capaian pembelajaran tetapi juga melalui project penguatan karakter profil pelajar pancasila. Rumusan keenam dimensi profil pelajar pancasila sudah selaras dengan kompetensi abad 21. Terkait dengan kebijakan kurikulum prototype baru diimplementasikan secara terbatas di 2500 sekolah penggerak dan 901 SMK Pusat Unggulan
B.
Sinergi Pelaku dan Aspek Penting pada Program Sekolah Penggerak yang dapat Meningkatkan Pembelajaran Berkualitas Konsep sekolah penggerak merupakan bagian dari upaya program merdeka belajar dan perbaikan peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan kurikulum paradigma baru. Sekolah penggerak sebagai kelanjutan dari konsep merdeka belajar, Kemendikbudristek ingin membuat sebuah model terkait dengan sekolah unggul karena prototype sekolah unggul sudah banyak dilakukan namun berbeda dengan kurikulum prototype untuk sekolah-sekolah penggerak sebagai katalis yang diharapkan bisa menjabarkan perwujudan visi pendidikan Indonesia kedepan, dimana sekolah berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistic untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan starting poinnya adalah diawali dengan SDM yang unggul (melalui pemilihan kepala sekolah dan guru yang berprestasi). Gambaran akhir sekolah penggerak setelah mendapatkan berbagai macam intervensi dalam kurun waktu tertentu sehingga sekolah tersebut bisa menampilkan sebuah profil sekolah yang akan menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya untuk kemudian sama-sama berkembang dan menjadi sekolah yang memenuhi visi pendidikan Indonesia. Program sekolah unggulan banyak diinisiasi oleh kementerian namun ada sedikit perbedaan dengan sekolah penggerak terutama dalam hal inisiasi kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kemendikbudristek dengan pemerintah daerah dimana komitmen pemda menjadi kunci utama. Kolaborasi dimulai sejak pemilihan sekolah sasaran benar-benar menjadi kewenangan pemda. Sekolah penggerak merupakan Intervensi dilakukan secara holistic mulai dari SDM, proses pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan pemda. 52