RADAR LAMPUNG | Senin, 29 April 2013

Page 19

LAMPUNG RAYA

SENIN, 29 APRIL 2013

19

Waykanan-Metro-Lamtim

Istigasah, Doakan Pahlawan Waykanan BLAMBANGANUMPU Pemkab Waykanan melaksanakan istigasah dalam rangka HUT Ke-14 di Islamic Center kemarin. Ribuan warga memadati acara yang digelar untuk mendoakan pahlawan pendiri kabupaten itu. ”Tanpa ada mereka, tentu tidak ada kemajuan dan pembangunan yang kita rasakan sampai hari ini,” kata Bupati Waykanan Bustami Zainudin dalam sambutannya kemarin. Sebagai penceramah, hadir Ustazah Hj. Tuti Sukayat dari Ponpes An Nuriyah, Jakarta. Bustami mengakui, belum banyak yang ia kerjakan. Namun, ia meminta masyarakat bersabar karena proses pembangunan terus berjalan tahap demi tahap. ”Selain kita berusaha, tentu kita perlu mengharap rida Allah atas kerja keras selama ini sebagai bentuk ikhtiar. Apabila aparat pemerintah bersyukur, rakyat bersyukur, dan semua bersyukur, mudahmudahan keberkahan senantiasa dicurahkan kepada Kabupaten Waykanan,” ungkap Bustami. Dalam rangkaian HUT, pemkab setempat sebelumnya telah menggelar berbagai acara. Seperti pemberian gelar adat kepada tujuh tokoh di Lampung. ’’Kabupaten Waykanan telah dua tahun lamanya menggelar acara adat. Ini untuk melestarikan adat Lampung, khususnya Waykanan, yang terdiri delapan marga lima kebuayan,” jelas Bustami gelar Raja Sepulau Lampung.(sah/p7/c2/ade)

SEKILAS

Lansia Gantung Diri BEJO (80), warga Dusun III, Desa Sripendowo, Kecamatan Bandarsribhawono, Lampung Timur, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Sabtu (27/4) dini hari. Korban yang mengenakan kaus putih dan celana panjang dasar warna hitam ini, kali pertama ditemukan istrinya, Sakiyem (73), ketika hendak salat subuh. Korban tergantung tali tambang warna oranye di depan televisi ruang tamu rumahnya. ”Keseharian korban baik dalam keluarga maupun tetangga tidak ada masalah apa-apa. Menurut istri dan anaknya pun, sebelumnya tidak pernah ada keluhan seperti penyakit atau lainnya,” kata Kepala Desa Sripendowo Ngadio kemarin. Terpisah, Kapolsek Bandarsribhawono AKP Pujiono membenarkan kejadian itu. Kapolsek sendiri belum tahu penyebab pria uzur ini nekat bunuh diri. ”Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Jadi, kasus ini murni bunuh diri,” ungkapnya. (ung/p7/c2/ade)

PEROMPAK

Jarah Nelayan Lamtim NELAYAN di wilayah Kecamatan Labuhanmaringgai, Lampung Timur, dibuat cemas. Aksi perompakan masih sering terjadi di perairan Lampung. Kali ini yang menjadi korban adalah Wito (35), warga Desa Muaragading Mas, Kecamatan Labuhanmaringgai. Ia bersama tiga rekannya dirampok saat menjaring ikan di tengah Teladas, Selasa (23/4) pukul 21.00 WIB. Atas kejadian itu, kerugian yang dialaminya mencapai sekitar Rp25 juta. Wito menceritakan, di tengah perairan Teladas, muncul kapal motor dengan enam mesin dompeng yang terdapat cat merah di bawah kapal. Delapan pelaku langsung masuk ke kapalnya. Mereka mengenakan topeng dan cadar; membawa parang panjang; badik; serta ada juga pistol. Merasa terancam, korban terpaksa merelakan 700 kg berbagai jenis ikan, fiber merek JS, jaket, empat unit handphone, ransum, GPS, aki, dan pesawat radio all band dijarah. Setelah itu, pelaku melarikan diri ke arah Palembang, Sumatera Selatan. (ung/p7/c2/ade)

Warga Ancam Tutup Permanen Jalinpantim

FOTO HERMANSYAH

UNTUK WAYKANAN: Bupati Waykanan Bustami Zainudin memberikan sambutan ketika istigasah menyambut HUT Ke-14 Waykanan kemarin.

Bejat! Petani Perkosa ANAK KANDUNG Kepergok Warga, Langsung Dimassa WAYJEPARA – Sekejam-kejam harimau, tak akan memangsa anak sendiri. Ujar-ujar itu tak berlaku bagi Suhardi (41), warga Desa Brajasakti, Kecamatan Wayjepara, Lampung Timur. Ia rutin mencemari putrinya, EA (18), sejak duduk di bangku kelas 2 SMP hingga kelas 3 SMA.

Perbuatan pria bejat itu terbongkar setelah warga memergokinya tengah menggauli korban di rumahnya, Sabtu (27/4) pukul 10.00 WIB. Tak pelak, emosi massa meledak dan menghajar tersangka beramai-ramai. Setelah babak belur, tersangka baru diserahkan ke Mapolres Lamtim. Kapolsek Wayjepara AKP Deni menerangkan, sejak ditinggal istrinya yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, Suhardi tinggal bersama anak-anaknya. Petani itu

kelamaan tak mampu menahan hasratnya. Pada 2008, ia pulang ke rumah membawa minuman keras dan memaksa anaknya yang masih berusia 13 tahun meminumnya. ”Setelah minum miras, korban pingsan. Ketika terbangun, ia dalam keadaan telanjang serta merasakan sakit dan pedih di organ intimnya,” kata Deni kemarin. Beberapa hari kemudian, tersangka kembali mencemari korban. Kali ini dengan ancaman golok. Peristiwa itu

terus terulang hingga korban duduk di bangku kelas 3 SMA. ”Korban sudah kami visum di RSUD Sukadana,” ujar Deni. Kasatreskrim Polres Lamtim AKP Rosef Effendi membenarkan dirinya menerima penyerahan tersangka pemerkosaan anak kandung itu dari Polsek Wayjepara dan masyarakat setempat. ”Tersangka kami sel di mapolres. Sedangkan perkara ini tetap dipegang oleh Polsek Wayjepara,” ungkapnya. (ung/p7/c2/ade)

Duh, Devi Masih Cari Sisa Cabai METRO – Komisi III DPRD Kota Metro berharap Wali Kota Lukman Hakim meningkatkan kepeduliannya terhadap warga kurang mampu. Dengan demikian, kasus gizi buruk dan anak putus sekolah tidak akan terulang. Anggota Komisi III DPRD Kota Metro Nasriyanto Effendi menjelaskan, kasus gizi buruk dan anak putus sekolah di Kota Metro semestinya dapat menjadi pelajaran bagi Lukman Hakim. Terlebih, Kota Metro memiliki visi kota pendidikan. Pernyataan ini menyoal nasib Devi, bocah 12 tahun sekaligus kepala keluarga yang menghidupi lima adiknya,

tiga di antaranya menderita busung lapar dan lumpuh. Memang, sejak beberapa hari lalu si kembar Vina Anggraini dan Vani Anggraini (3,5) –yang menderita busung lapar akibat gizi buruk– sudah dibawa kakeknya ke Dusun Tulungbalak, Desa Sukaraja, Kecamatan Batangharinuban, Lampung Timur. Demikian juga dengan adik Devi lainnya, Virginia Anggraini (1,5) dan Talita Nurul Azizah (8). Namun, Pemkot Metro tetap harus memberikan perhatian kepada Devi dan Nela Silvia (9). Sebab, setiap hari keduanya masih tetap berada di seputaran Pasar Kopindo, Kota Metro,

untuk mencari sisa cabai dan bawang yang tercecer, kemudian dijual lagi. Meski secara administratif orang tua kedua bocah itu tidak memiliki KTP dan KK Kota Metro, Nasriyanto meminta Pemkot Metro tetap memberikan perhatian. Sebab, anak seusia mereka belum layak untuk bekerja. Keluarga mereka juga sudah berada di Kota Metro selama 1 tahun. ’’Mereka adalah warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak di manapun mereka tinggal,” tegas Nasriyanto. Ketua RT 37 Kelurahan Hadimulyo

Barat, Kecamatan Metro Pusat, Muntaha, membenarkan sejak Kamis (25/4) keempat adik Devi telah dibawa kakeknya ke Lamtim. Sementara Devi dan Nela bertahan di Kota Metro. Diberitakan sebelumnya, simpati terhadap kondisi ketiga balita itu terus berdatangan. Salah satunya dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) AMC, Kota Metro. Wakil Direktur RSIA AMC Efril Hadi menjelaskan, untuk meringankan beban keluarga itu, pihaknya menyalurkan bantuan berupa buku dan beasiswa bagi Devi dan Talita (7). Masingmasing sebesar Rp25 ribu/bulan selama waktu tak terbatas. (wid/p7/c2/ade)

SUKADANA – Masyarakat empat kecamatan gerah dengan komitmen Pemkab Lampung Timur memfasilitasi ganti rugi pelebaran jalan lintas pantai timur (jalinpantim). Hingga kemarin, tidak ada tindak lanjut atas hasil pertemuan di Mapolres Lamtim, Jumat (12/4). Karena itu, hari ini (29/4) mereka berencana melayangkan surat teguran kepada Bupati Lamtim Erwin Arifin, S.H., M.H. ”Jadi, tolong Pak Bupati terima surat kami,” kata koordinator masyarakat, Jamaluddin, kemarin. Empat masyarakat berasal dari Kecamatan Pasirsakti, Labuhanmaringgai, Matarambaru, dan Wayjepara. Jamaluddin mengatakan, warga mengirimkan surat kepada bupati sebagai bentuk kekecewaan. Tidak ada tindak lanjut atas pertemuan di Mapolres Lamtim, Jumat (12/4), pasca masyarakat menutup jalinpantim selama 3,5 jam. ”Kami memberikan tempo satu minggu agar surat itu ditindaklanjuti. Apabila tidak ada juga realisasi, kita akan menutup permanen jalinpantim di Desa Karyamakmur, Kecamatan Labuhanmaringgai,” ancamnya. Langkah permanen dimaksud adalah membuat tembok dari bata dan semen. Keresahan warga berawal dari belum adanya ganti rugi 193 titik lahan tanam tumbuh dan bangunan yang terkena pelebaran jalinpantim. Masyarakat lalu berinisiatif menarik uang dengan karcis kepada pengendara yang melintasi jalinpantim. Penarikan uang ditetapkan melalui payung hukum peraturan desa (perdes) yang dibuat warga setempat dan berlaku hingga 20 tahun ke depan. ”Kami sudah bosan dibohongi terus oleh pemerintah. Buktinya sudah 19 hari janji bupati akan memediasi perwakilan warga untuk ketemu gubernur tidak ditepati,” ujarnya. Gerakan Masyarakat Independen (GMI) Lamtim mengatakan, pemkab harus serius dalam menangani permasalahan ini. ”Permasalahan ini sudah lama kok tidak tuntas-tuntas. Akibatnya banyak yang dikorbankan,” kata Fauzi Ahmad, anggota GMI Lamtim, kemarin. Erwin Arifin sebelumnya berjanji memfasilitasi pertemuan warga dengan Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. Mengenai jadwal pertemuan antara perwakilan warga dengan gubernur belum ditentukan karena menunggu petunjuk dari pemprov. ”Sekarang persoalannya bukan gubernur, tapi pusat,” ungkap Erwin Arifin. (ung/p7/c2/ade)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.