C1
SELASA, 28 OKTOBER 2014
Gali Kekuatan Bangsa lewat Potensi Pemuda BIODATA B A Nama : NIDN : Jabatan Akademik : TTL : Kewarganegaraan : Status : Agama : Alamat lengkap : E-mail Nama Istri Nama Anak
Muhammad Kadafi 0208108302 Staf Ahli Aceh Besar, 18 Oktober 1983 Indonesia Menikah Islam Kompleks Universitas Malahayati, Jl. Pramuka No. 27, Bandarlampung, Lampung : KDV_bintang@yahoo.com : Disa Soraya Bahajjad : Ratu Kayla Al-Hasya
Pendidikan Formal: 1990–1995 : SD Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banda Aceh 1993–1998 : SMPN 1 Banda Aceh 1998–2001 : SMUN 1 9 Bandarlampung. 2002–2006 : S-1 (Sarjana Hukum) Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bandarlampung 2007–2009 : S-2 (Magister Hukum) Program Pascasarjana Universitas Lampung, Bandarlampung 2009–Sekarang : S-3 (Doktor Ilmu Hukum) Program Doktor KPK Undip-Unila, Semarang-Bandarlampung Pengalaman Kerja: 2007–Sekarang : Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malahayati, Bandarlampung, Lampung 2008–Sekarang : Wakil Direktur Keuangan Rumah Sakit Bintang Amin Husada, Bandarlampung, Lampung 2010–Sekarang : Wakil Ketua Yayasan Alih Teknologi Bandarlampung 2010–Sekarang : Direktur PT Bintang Amin Husada, Bandarlampung, Lampung 2011–Sekarang : Rektor Universitas Malahayati, Bandarlampung, Lampung
INDONESIA kini memasuki era keemasan. Terbukti, sekarang ini banyak pemimpin yang berasal dari kalangan pemuda. Hal itu menunjukkan bahwa peranan pemuda dapat diberdayakan dalam pembangunan bangsa dan negara. Salah satunya adalah Muhamad Kadafi. Pada usianya yang baru 31 tahun, Kadafi telah menduduki jabatan sebagai rektor Universitas Malahayati. Meski terbilang muda di antara pimpinan lainnya, nyatanya ia berhasil menunjukkan prestasi sehingga akhirnya dipercaya untuk memimpin salah satu perguruan tinggi swasta terbesar di Kota Tapis Berseri. Dengan demikian, Kadafi telah memberikan teladan bahwa setiap pemuda memiliki kesempatan untuk dapat melakukan perubahan. Salah satunya dengan menggali potensi. Baik potensi dari dalam diri sendiri maupun sekitar. ”Pemuda merupakan garda terdepan dalam perubahan negeri ini. Bila dikaji lebih dalam, kita memiliki kekayaan dan potensi yang melimpah. Itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi modal para pemuda,” ungkapnya. Kadafi mencontohkan, pada zaman kerajaan dulu, banyak kerajaan-kerajaan di Indonesia yang daerah kekuasaannya hingga mencapai daratan Eropa. Menurutnya, itu adalah suatu bukti jika sesungguhnya negara ini memiliki kekuatan. ”Contoh lainnya seperti Laksamana Malahayati. Dia itu seorang pejuang perempuan, tapi memiliki
100 lebih pasukan. Bahkan, dia berani melawan satu lawan satu komandan Belanda dan menang. Harusnya, kita belajar dari situ,” paparnya. Seharusnya tidak ada lagi alasan bagi bangsa ini untuk tertinggal dibanding bangsa lain. Terlebih persentase pemuda yang memiliki posisi lebih banyak di antara masyarakat Indonesia. Terutama di bidang pendidikan, dirinya menyoroti jika sekarang ini banyak sekali institusi pendidikan yang mengadopsi sistem pendidikan dari luar. Seperti sekolah-sekolah berstandar internasional dan sebagainya. ”Penerapan sistem seperti itu memang bagus, tapi harus tetap dikontrol agar budaya kita yang sesugguhnya tidak terlupakan,” ujarnya. Menurutnya, kebudayaan adalah salah potensi kekayaan yang dapat digunakan sebagai kekuatan bangsa ini. Nilai-nilai luhur dan adat ketimuran wajib dijunjung tinggi oleh para generasi penerus bangsa, khususnya para pemuda. (yay/p2/c2/ whk)
Berpijak Empat Pilar Kebangsaan ADA tiga butir penting Sumpah Pemuda. Yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Kalimat Sumpah Pemuda tidak hanya disusun untuk menjadi hasil yang membantu kaum muda menjawab kebutuhan kemerdekaan dari penjajahan. Melainkan lebih dari itu, merupakan spirit yang terus terpatri dalam sanubari para pemuda. Spirit yang dibangun atas kesamaan dan cita-cita yang dilandasi perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai suatu bangsa.
Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia bermakna sebagai alat pemersatu pemuda dan pemudi khususnya, serta generasi bangsa Indonesia umumnya. Kemudian dengan terbentuknya persatuan diha rapkan timbul persamaan visi dan misi untuk bisa membangun Indonesia menjadi lebih baik. Agar visi dan misi mem-
bangun Indonesia menjadi lebih baik tersebut bisa terealisasi, tentu harus didukung kekuatan hebat dengan berpijak pada empat pilar kebangsaan. ’’Apa itu? Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Wakil Rektor II Universitas Malahayati Wahyu Dani Purwanto, M.Pd.. Menurutnya, empat pilar kebangsaan itu sangat penting sebagai dasar kekuatan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan ke dalam perwujudan yang lebih konkret dan nyata. Apalagi jika melihat ke belakang, menurutnya, sudah terlalu banyak perjuangan yang dilakukan founding father bangsa ini terhadap negeri tercinta. ’’Namun seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai yang menjadi dasar sikap dan karakter bangsa ini perlahan memudar,” tukas alumnus S1 STKIP Bandarlampung itu. Hal tersebut diungkapkannya berdasarkan berbagai fakta dan fenomena yang berkembang dewasa ini menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di antaranya ditandai kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan. ’’Seperti tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme, dan liberalisme. Sehingga menggerus nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan, dan kesatuan,” ungkap pria yang menamatkan S2 di Universitas Pelita Harapan Jakarta ini. Sehingga, menurutnya, tidak heran jika pilar kebangsaan pun kini menjadi tema pembicaraan hangat dalam diskusi. Menurutnya, empat pilar itu semakin mendominasi dengan kian derasnya gelombang modernisasi yang makin mereduksi semangat nasionalisme bangsa
Indonesia. ’’Khususnya dalam fantasi labirin demokrasi yang menurut saya masih banyak konflik vertikal maupun horizontal dalam masyarakat,” bilang Wahyu. Dia pun mengajak seluruh pemuda sebagai generasi bangsa ini lebih mengenal, memahami, dan mengimplementasikan empat pilar kebangsaan untuk menjaga keutuhan bangsa ini. Kemudian perannya sebagai bagian dari pemuda bangsa ini, selain giat mengampanyekan pentingnya empat pilar kebangsaan sesuai kapasitasnya, juga terus berupaya maksimal mewujudkan yang terbaik dalam setiap kiprahnya. Baik di lingkungan kerja maupun lingkup sosialnya. Tentunya dengan satu komitmen terus mengabdikan diri untuk kesejahteraan serta kemajuan masyarakat Bandarlampung dan Lampung khususnya. Suami Wenny Amelia Fransisca Sari itu pun melakukan banyak hal untuk mewujudkan komitmennya tersebut. Terutama di dunia akademik yang selama ini digelutinya. Diawali usai menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA-nya, putra pertama dari empat bersaudara pasangan Hamdani Bustami (alm.) dan Siti Purwati Ningsih ini melanjutkan studi ke STKIP Bandarlampung. Selanjutnya ke Program Pascasarjana Magister Pendidikan di Universitas Pelita Harapan Jakarta. Tidak hanya jalur pendidikan formal di perguruan tinggi. Di tengah berbagai
kesibukannya sebagai wakil rektor II Universitas Malahayati (Unimal) Bandarlampung, Wahyu yang terlahir dari keluarga sederhana dan religius ini giat mengikuti kegiatan akademik maupun nonakademik. Mulai pada tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Seperti konferensi internasional di Australia, Belanda, Belgia, Tiongkok, dan Malaysia yang pernah diikutinya. Selain itu, di tengah kesibukannya, Wahyu juga masih mampu dan rutin melakukan pembinaan-pembinaan kepada masyarakat. Itu semua dilakukannya semata-mata demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dari segi pen didikan, ekonomi, maupun kesehatan. Tentunya untuk pengabdian yang mengharuskan turun ke pelosok di Bandarlampung dan Lampung, Wahyu juga melibatkan seluruh mahasiswa Unimal. ’’Ini selain sebagai ajang pembelajaran bagi mahasiswa. Juga agar ke depan mereka terbiasa dan punya kepedulian untuk mengabdikan diri pada masyarakat. Karena kita melihat begitu banyak masyarakat yang masih membutuhkan pembinaan, bimbingan, dan bantuan untuk kesejahteraan mereka. Untuk itu, kita harus peduli akan hal ini. Dengan satu tujuan yaitu lebih memajukan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Bandarlampung dan Lampung khususnya,” tegas dia. (pms1/p7/c1/wan)
BIODATA Nama Tempat/Tgl. Lahir Alamat Istri Ayah Ibu
: : : : : :
Wahyu Dani Purwanto, M.Pd. Tanjungkarang, 10 Mei 1980 Jl. Pramuka 27, Bandarlampung Wenny Amelia Fransisca Sari Hamdani Bustami (alm.) Siti Purwati Ningsih
Pendidikan dan Pelatihan: - S1 STKIP Bandarlampung - S2 Universitas Pelita Harapan Jakarta - Certificate III in Business Administration and International Education, International Education Services, Queensland, Australia - Qualified Education Counsellor, Professional International Education Resources, Queensland, Australia Riwayat Pekerjaan: 2013–Sekarang : - Wakil Rektor II Universitas Malahayati 2012–Sekarang : - Ketua Pembinaan dan Pengabdian Masyarakat Unimal Bandarlampung 2012–2013 : - Wakil Rektor IV Universitas Malahayati 2010 : - Konsultan Kerja Sama Pendidikan Indonesia-Cina 2009 : - Konsultan Kerja Sama Pendidikan Indonesia-Malaysia Organisasi - Ketua Alumni Lemhannas RI-KBS Provinsi Lampung 2014-2019 Perusahaan: - Owner PT Mentari Berlian Indonesia