RADAR LAMPUNG | Senin, 23 Maret 2015

Page 15

16

LAMPUNG RAYA

SENIN, 23 MARET 2015

Awas Kongkalikong! Hanan Lestarikan Megou Pak Tuba MENGGALA – Adat-istiadat Megou Pak Tulangbawang adalah kekayaan seni budaya warisan leluhur masyarakat asli Lampung Tuba yang selayaknya dijunjung tinggi masyarakat serta dilestarikan dari generasi ke generasi. Karenanya apresiasi layak diberikan kepada Ir. Hanan A. Rozak, M.S., baik dalam kapasitasnya selaku kepala daerah maupun sebagai putra asli Menggala. Ia memiliki kepedulian tinggi terhadap upaya melestarikan budaya adat Megou Pak. Sebagai wujud perhatian besarnya terhadap kelestarian budaya adat Megou Pak bertajuk “Gawei Adat Turun Diway dan Mepadun“, yang rangkaian acaranya dilaksanakan selama 4 hari, yaitu tanggal 15-19 Maret 2015, dengan dipimpin sesepuh dan tokoh adat, Perwatin Megou Pak Tuba. Gawei Adat Turun Diway dan Mepadun, merupakan sebuah prosesi adat Megou Pak yang berisi rangkaian kegiatan penganugerahan gelar adat kepada para tokoh yang diberi kehormatan gelar adat oleh Perwatin Megou Pak Tuba. Dalam prosesi Gawei Adat Turun Diway dan Mepadun itu, gelar kehormatan diberikan oleh penyimbang adat (pemuka adat) Megou Pak, kepada Ir. Hanan A Rozak, MS, gelar Settan Pembina Adat. Rangkaian pemberian gelar adat tersebut, seperti dijelaskan oleh Tokoh Adat/Perwatin Megou Pak Tuba, Drs. Wan Mauli Sanggem, diantaranya dimulai dari musyawarah adat (pepung) oleh tokoh adat Megou Pak, Minggu (15/3). “Lalu Cuak Betapis (pemanggilan memakain kain tapis) Selasa (17/3), yaitu pertemuan adat yang dilaksanakan dengan mengundang para penyimbang (pemuka adat) dari setiap kampung di Menggala,” paparnya. Prosesi dilanjutkan Rabu (18/3), dengan acara Manjau Mergou dan Cangget. Manjau Mergou, yaitu sejumlah keluarga dari marga-marga datang berkunjung ke acara gawi adat, diantaranya Manjau Mirul/ Mengian, Manjau Mergou Sungkay Bunga Mayang, Manjau Mergou Abung Sewou Megou, Manjau Mergou Balau, Manjau Mergou Teluk, dan Manjau Mergou Way Kanan Lima Kebuaian. “Sedangkan prosesi cangget yaitu, pelaksanaan pertunjukan tari-tarian seni budaya Megou Pak, yang ditandai dengan rangkaian adat, nigel penglaku, nigel mulei menganai makai, dan penganggik,

FOTO IST

PROSESI: Ir. Hanan A. Rozak, M.S. beserta istri, Erna Suud, saat melakukan prosesi gawei adat turun diway dan mepadun.

nigel suku, nigel tiyuh dan mergou,” jelasnya lagi. Puncak acara pemberian gelar adat dilaksanakan Kamis (19/3), ditandai prosesi Turun Diway atau turun ke sungai. Prosesi Turun Diway dilakukan oleh penerima gelar dengan dipandu tokoh adat, untuk mandi di sungai Tuba, tepatnya di lokasi Tangga Raja Menggala. Prosesi diiringi arak-arakan. Turun

Diway kemudian diikuti prosesi pemberian gelar di Paccah Aji (Tempat Pemberian Gelar Adat). Lalu penerima gelar adat diarahkan untuk kembali ke nuwou balak (keraton) Gedung Perwatin Megou Pak Tuba untuk mengikuti acara selanjutnya. Prosesi terakhir adalah Mepadun. Penerima gelar duduk di atas pepadun untuk dikukuhkan oleh penyimbang adat Megou Pak. (fei/p1/c1/adi)

Pasca Penyegelan Rumah Karaoke METRO - Tindakan tegas tim penertiban Pemerintah Kota Metro yang menyegel sejumlah rumah karaoke tak berizin (ilegal) mendapat apresiasi elemen masyarakat setempat. Kendati demikian, penyegelan itu hendaknya tidak dijadikan alat bargaining atau kongkalikong pihak-pihak tertentu. Sebagaimana diungkapkan Ketua Himpunan Masyarakat untuk Keadilan (Humanika) Kota Metro Ahmad Mudjib. ’’Kami tidak ingin ada dealdeal setelah penyegelan. Kalau memang tidak berizin, harus tetap ditutup,” tandas dia kemarin (22/3). Senada diungkapkan Ibnu salah seorang warga Kelurahan Ganjaragung Metro Barat. Menurutnya, sebagian besar rumah karaoke berada di wilayah Kelurahan Ganjaragung, di antaranya Karaoke Nagoya, Legato, dan Taman Santap 88 (eks Rumah Makan Virarasa, red). “Kami mendukung tindakan tegas Pemkot Metro yang menyegel rumah karaoke tersebut,” kata Ibnu. Sebab lanjut Ibnu, keberadaan tempat karaoke tersebut, memang membuat warga resah. Apalagi salah satu lokasi karaoke berdekatan dengan tempat ibadah. “Bayangkan, warga kerap menyaksikan wani-ta-wanita dengan pakaian mi-nim berkeliaran,” ungkap dia. Diketahui, tim terpadu yang terdiri dari Sat Pol PP, kepolisian dan Kodim 0411/Lamteng menyegel iga rumah karaoke yang ditengarai belum memiliki izin, yakni Rumah karaoke Nagoya, Legato, dan Taman Santap 88, Jumat (20/3) lalu. Kasat Pol PP Kota Metro Arjuna Wiwaha menegaskan, pihaknya tidak ada toleransi kepada rumah hiburan yang belum memiliki izin. (wid/ c1/adi)

Ajukan Bantuan Rp3 Miliar MESUJI - Pemkab Mesuji mengajukan usulan bantuan dana melalui APBN guna renovasi pembangunan Pasar Senen, Mesuji Timur, yang terbakar pada Sabtu (7/3) lalu. Kepala Dinas Pekerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Mesuji Rifriyanto mengatakan, untuk merenovasi pasar yang terletak di wilayah Kota Terpadu Mandiri (KTM) tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk meminta suntikan dana melalui APBN. ’’Besaran dana yang kita usulkan untuk renovasi pasar tersebut sekitar Rp1,9 miliar. Sedangkan bantuan untuk menebus kerugian pedagang kita usulkan sekitar Rp1,1 miliar. Jadi total kita usulkan bantuan sekitar Rp3 miliar,” ujar Rifri. Dia menerangkan, bila permintaan bantuan direstui pemerintah pusat, pihaknya segera membuat perencanan guna proses pembangunannya. “Kami harapkan pedagang berdoa, semoga upaya pemkab Mesuji dapat terwujud. Sehingga pembangunan Pasar di kawasan KTM Mesuji Timur tersebut bisa segera terealisasi,” tegasnya. Rifri menyatakan, pihaknya mengusahakan pengajuan bantuan tersebut dapat terakomodir pada anggaran APBN Perubahan tahun ini. Terkait perinciannya, pihaknya sudah merencanakan penganggaran dananya. “Tapi meskipun terwujud kita tidak tahu bisa langsung terbangun sepenuhnya atau melalui sistem multi year,” ujarnya. (sur/c1/adi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
RADAR LAMPUNG | Senin, 23 Maret 2015 by Ayep Kancee - Issuu