RADAR LAMPUNG | Sabtu, 26 Juni 2010

Page 20

20

SABTU, 26 JUNI 2010

11 JUNI-11 JULI 2010

Jual Tiket DI antara sedikit suporter Aljazair, tampak empat orang yang duduk di dekat pintu masuk pemeriksaan tiket. Semuanya pria dan sama-sama mengenakan kaus dan baju dengan warna bendera Aljazair. Semula, mereka mengaku sedang menunggu teman mereka yang lain. Ternyata, mereka samasama mau menjual tiket. Sambil berteriak ’’ticket...ticket...,” salah seorang di antara mereka mendekati satu per satu penonton di sekitar stadion. Menawarkan tiket menjelang pertandingan di stadion memang menjadi pemandangan biasa. Harga yang dipatok pun cukup mahal. Paling murah, dua kali lipat dari harga yang tertera dalam tiket. Tapi, jika lokasi tempat duduknya strategis, misalnya di blok kategori I, harga tiket yang ditawarkan bisa naik hingga tiga atau empat kali lipat dari harga semestinya. Mengapa tiket itu dijual? ’’Temantemanku yang lain tidak datang. Jadi, kami jual saja tiket ini,” kata Nabeel Jawal, salah seorang di antara mereka. Mengapa harus menunggu teman-temannya untuk menonton? Nabeel mengatakan tidak asyik jika hanya menonton berempat. ’’Sebenarnya, ada sepuluh lagi teman kami yang akan datang ke mari. Ternyata, sampai sekarang mereka belum datang,” paparnya. Nabeel menawarkan tiketnya seharga USD100. Sedangkan harga yang tertera di tiket hanya USD80, tempat duduk kategori III. (jpnn/ewi)

SUPERFANS

Afsel Tersingkir, Dukung AS KARENA tim Bafana Bafana – sebutan Afrika Selatan– sudah kandas, sejumlah fansnya kini mendukung tim lain. Misalnya Jannah Joseph, gadis Afsel yang tinggal di Pretoria. Ketika ditemui Rabu sore (23/ 6), perempuan 22 tahun itu akan menonton pertandingan Amerika Serikat (AS) v Aljazair di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria. Mengenakan kaus tim Bafana Bafana berwarna kuning, Jannah juga membawa bendera AS yang dipasang di punggungnya, seperti sayap Superman. Mengapa mendukung AS? ’’Setelah Bafana Bafana kandas, saya mendukung Amerika karena suka negaranya,” katanya. Jika AS kalah? Jannah terdiam, lantas menggelengkan kepalanya. ’’Nggak tahu... Kita lihat nanti pada babak selanjutnya,” ujarnya. (jpnn/ewi)

Lukisan Selebrasi Gerrard dan Villa Dani Nur Subagiyo, Johannesburg

FOTO DANI NUR SUBAGIYO/JPNN

BERLATIH: Para pemain Meksiko berlatih di Waterstone College, 24 Juni 2010.

Taktik Khusus Cekal Messi Persiapan Meksiko Hadapi Argentina JOHANNESBURG – Meksiko selalu menembus putaran kedua (babak 16 besar) Piala Dunia sejak edisi 1994. Tradisi itu berhasil dipertahankan di Afrika Selatan. Namun, lawan berat sudah menanti El Tri –sebutan Meksiko– dalam 16 besar di Stadion Soccer City, Minggu atau Senin dini hari nanti. Lawan itu tak lain favorit juara, Argentina. Pertemuan kedua tim berarti me-

ngulang cerita pada Piala Dunia 2006 ketika bertemu pada babak yang sama. Sayangnya, meski mampu memaksakan babak tambahan waktu, Meksiko harus mengakui keunggulan juara dunia dua kali itu dengan skor 1-2. ”Ya, kami siap revans melawan Argentina. Jika ingin merealisasikannya, kami harus yakin pada diri kami sendiri,” kata Gerardo Torrado, gelandang Meksiko, dalam konferensi pers di Hotel Thaba Ya Batswana, Kamis (24/6). Torrado yang awalnya menjabat

’’Berhadapan dengan pemain seperti Messi, kami tidak boleh bermain gila. Kami harus menggunakan taktik khusus dan itu sudah dipersiapkan pelatih kami,” jelasnya. Hal senada diungkapkan Efrain Juarez, gelandang Meksiko lainnya, yang hadir pada konferensi pers Kamis (24/6). ’’Banyak pemain Argentina yang bagus dan berbahaya. Namun, Messi adalah pemain yang akan mendapat prioritas dimatikan lebih dahulu dibandingkan lainnya,” tutur pemain yang juga bisa bermain sebagai bek kanan itu. (jpnn/ewi)

Layanan Nyaman Nonton Pertandingan di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria

Parkir Gratis Plus Bus Antar-Jemput Tak semua kota host Piala Dunia memberikan layanan untuk penonton yang datang ke stadion. Di Pretoria, penonton bisa menikmati parkir gratis dan bus yang mengantar ke Stadion Loftus Versfeld. Laporan Kurniawan Muhammad, PRETORIA

JANNAH

kapten tim Meksiko sebelum digantikan Rafael Marquez itu menyebut timnya punya kemampuan lolos lebih jauh lagi. Dari 14 kali partisipasinya di Piala Dunia, prestasi terbaik El Tri adalah lolos ke perempat final edisi 1970 dan 1986. ’’Tidak ada yang tidak mungkin pada sepak bola,” tegas Torrado yang punya koleksi 117 caps itu Terkait ancaman dari bintang penyerang Argentina Lionel Messi, Torrado mengaku, Meksiko sudah menyiapkan taktik khusus mencekal pemain terbaik dunia 2009 itu.

JIKA tim Italia punya kamp dengan nama Casa Azzurri (Rumah Azzurri), FIFA atau Federasi Sepak Bola Dunia punya World Football House. Lokasinya di Sandton Convention Centre (SCC), Johannesburg. World Football House merupakan memorabilia Piala Dunia sejak even empat tahunan itu dilangsungkan di Uruguay 80 tahun lalu. World Football House sejatinya berlangsung mulai 9 Juni 2010 dan bakal berakhir pada 12 Juli 2010. Namun, karena berlangsung kongres FIFA pada 9–10 Juni 2010 di SCC, keamanan dan pemeriksaan di sekitar gedung diperketat. Alhasil, orang yang ingin berkunjung malas dan memilih ke Sandton City Mall maupun Nelson Mandela Square yang lokasinya bertetangga dengan SCC. Setelah tiga pekan di Afrika Selatan, saya baru mampir ke SCC, Rabu (23/6). Untuk masuk ke SCC, pengunjung harus mendaftar lebih dahulu di lobi. Ada enam jalur antrean registrasi, di setiap jalur terdapat sebuah komputer. Seorang petugas akan menanyakan nama dan asal untuk kemudian dicetak dan dibuatkan ID card visitor. Tidak sampai semenit, ID card jadi, pengunjung pun boleh melenggang masuk. Sesuai dengan namanya, World Football House, ditampilkan replika trofi lama Piala Dunia. Juga bola yang dipakai mulai edisi pertama hingga Jabulani (bola Piala Dunia 2010) dan sepatu yang dipakai bintang-bintang Piala Dunia mulai era Gerd Muller. Dipajang pula replika award individu Piala Dunia. Di antaranya, sepatu emas bagi pencetak gol terba-

nyak (topskor), bola emas untuk pemain terbaik, dan sarung tangan emas yang ditahbiskan bagi kiper terbaik. Selain memorabilia, ditampilkan pula kostum dari 32 negara kontestan Piala Dunia 2010. Tiga puluh dua negara kontestan sekaligus diberi kesempatan untuk membuka stan promosi tentang objek pariwisata maupun daya tarik negeri masing-masing. ’’Tidak hanya sepak bola yang terkenal dari Argentina. Kami juga punya wisata apung laut dan banyak tempat hiburan 24 jam nonstop,” kata Irina Fuentes, perempuan 24 tahun penjaga stan Argentina. Di SCC ada ruang besar yang dipenuhi berbagai lukisan kanvas bergambar para pemain Piala Dunia 2010. Mulai Lionel Messi (Argentina), Kaka (Brazil), Cristiano Ronaldo (Portugal), Steven Gerrard (Inggris), sampai Park Ji-sung (Korea Selatan). Selebrasi Gerrard kala mencetak gol ke gawang Amerika Serikat pada laga di Rustenburg, 12 Juni 2010 ikut terpampang. Begitu pula selebrasi striker Spanyol David Villa saat memborong dua gol kemenangan Spanyol atas Honduras di Stadion Ellis Park, Senin (21/6). ”Saya sebenarnya menunggu selebrasi Kaka setelah mencetak gol dengan dua tangan menunjuk ke atas itu. Sayangnya, dia malah kena kartu merah (ketika melawan Pantai Gading pada 20 Juni 2010, Red),” kata si pelukis yang bernama Espoir Kennedy asal Burundi. SCC sekaligus ruang serbaguna. Di sebelah World Football House, ada ruang yang dikavling oleh stasiun televisi Afsel, SABC. Ruang itu dipakai untuk program siaran langsung mereka, khususnya pertandingan Piala Dunia. (ewi)

PENONTON yang membawa mobil pribadi ke Stadion Soccer City, Johannesburg, harus parkir di tempat yang berjarak sekitar 2 kilometer dari stadion. Tarif parkir di situ, untuk mobil dipatok 50 rand atau sekitar Rp60 ribu. Kemudian penonton harus berjalan kaki menuju stadion. Kondisi tersebut jauh berbeda

dari pelayanan di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria. Penonton –terutama yang membawa mobil pribadi– serasa dimanjakan. Ada dua tempat parkir gratis yang disiapkan untuk menampung ratusan bahkan mungkin ribuan mobil. Yakni di Southern Park dan di halaman Unisa (University of South Africa). Meski gratis, penjagaan di areal

parkir tersebut cukup ketat yang mampu memberikan rasa aman bagi pemilik mobil maupun barang-barang di dalamnya. Pada jam-jam menjelang pertandingan, di tempat parkir tersebut disiagakan bus-bus yang siap membawa penonton ke stadion. Bus-bus itu juga akan menjemput penonton dari stadion menuju tempat parkir setelah pertandingan. Pukul 16.00 waktu Pretoria, Rabu (23/6), di Stadion Loftus Versfeld dilangsungkan pertandingan antara Amerika Serikat (AS) versus Aljazair. Sekitar dua jam sebelumnya, areal parkir di Southern Park yang luasnya setengah lapangan sepak bola sudah terisi separo.

Dari lapangan parkir itu, penonton berbondong menuju deretan bus yang akan membawa ke stadion. Setiap calon penumpang bus diberi semacam gelang dari kertas. Jarak dari Southern Park menuju stadion sekitar 5 kilometer. Dengan bus berkapasitas 45 tempat duduk itu, perjalanan ke stadion hanya butuh waktu sekitar 5 menit. Di sepanjang jalan yang dilewati bus, tampak beberapa ruas jalan menuju ke stadion ditutup total. Hanya bus-bus itulah, tampaknya, yang boleh melintas. Inilah keunggulan host Pretoria. Apalagi, kondisi bus-bus yang mengantar dan menjemput para penonton dari dan ke Stadion Loftus Ver-

FOTO KURNIAWAN MUHAMMAD/JPNN

GRATIS: Deretan bus yang siap mengantar penonton dari area parkir ke stadion dan sebaliknya.

sfeld itu cukup bagus. Jika bus berhenti, secara otomatis bodinya merendah sehingga para penumpang bisa turun dengan mudah. Setelah semua penumpang turun, bodi bus

kembali ke posisi semula. Dari tempat bus berhenti menuju ke stadion, para penonton hanya berjalan kaki tak sampai 1 kilometer. (ewi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.