RADAR LAMPUNG | Selasa, 16 Februari 2010

Page 28

LAMPUNG RAYA

28

SELASA, 16 FEBRUARI 2010

Tuba-Mesuji-Tuba Barat

PONPES

Perlu Binaan Pemerintah PONDOK Pesantren (Ponpes) Nurul Quran di Kelurahan Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulangbawang Barat, baru berdiri setengah tahun. Namun, soal prestasi, ponpes sederhana itu patut diacungi jempol. Santrinya sudah mengharumkan nama kabupaten setempat dalam lomba hafalan Quran. ’’Hal ini tentunya patut menjadi perhatian serius pemerintah. Santri-santri dari pondok ini dapat dipromosikan untuk mewakili Tuba Barat dalam MTQ tahun ini,’’ kata Budi (36), warga yang tinggal di lingkungan setempat, kemarin. Menurutnya, ponpes itu merupakan satu-satunya pondok yang menggunakan sistem pengajaran tilawatil Quran di Tuba Barat. ’’Saya optimistis ponpes ini ke depan menjadi pondok yang besar dan mampu mengharumkan nama Tuba Barat. Apalagi dengan tenagatenaga pendidik yang ber-SDM tinggi dan jebolan dari Ponpes Tebu Ireng,’’ ujarnya. (agus t./rnn/nizwar)

Tewas Dibunuh Suami Kedua Laporan Agus Tarizal/RNN Editor: Abdul Karim

GUNUNGTERANG – Isnawati alias Iis binti Suwito (18), warga RK II/RT 06 Kampung Saktijaya, Kecamatan Gunungterang, Kabupaten Tuba Barat, ditemukan tak bernyawa di sungai kecil sekitar 300 meter dari kediamannya pukul 06.00 WIB kemarin (15/2).

Kapolsek Gunungterang AKP John Kenedi mewakili Kapolres Tuba AKBP Benny Ali, S.I.K., S.H. mengatakan, informasi yang didapat pihaknya dari orang tua korban, Sabtu (13/2) sekitar pukul 18.00 korban diajak Nurkholis alias Lukas (40) –suami hasil pernikahan keduanya yang belum genap setahun– mandi di sungai tempat ditemukannya jenazah korban.

Karena hingga Minggu (14/2) ia dan suaminya tidak kunjung pulang, orang tua korban yang curiga dan merasa ada kejanggalan langsung mencarinya. Benar saja, korban ditemukan sudah tak bernyawa dalam posisi telentang di perladangan sawit pinggir kali tersebut. ’’Lalu atas kesepakatan warga, korban dibawa ke Puskesmas Totomulyo untuk divisum. Hasilnya,

korban meninggal diduga karena dicekik suaminya tersebut. Ini melihat luka memar di leher korban yang terdapat bekas kuku pelaku,” terangnya. Masih menurut AKP John, berdasarkan keterangan orang tua korban pula, sebelum diajak mandi ke kali, antara korban dan suaminya sempat terjadi adu mulut. Namun apa masalahnya, tidak diketahui pasti. ’’Untuk penyelidi-

Polres Tuba Kejar Dua Napi

PENDIDIKAN

Berharap Tambahan Guru MASYARAKAT di Kecamatan Gunungagung, Kabupaten Tuba Barat, mengeluhkan kekurangan guru PNS di SMPN 2 Gunungagung. Hal itu disampaikan langsung Kepala Sekolah Solehudin saat kunjungan Pj. Bupati Tuba Barat Bachtiar Basri, S.H., M.M. ke kecamatan setempat belum lama ini. Solehudin menuturkan, sekolah yang ia pimpin hanya memiliki tiga guru PNS. Untuk memaksimalkan pengajaran, ia mengharapkan tambahan guru PNS dari Pemkab Tuba Barat. ’’Dengan kekurangan guru PNS itu, untuk saat ini kami sedikit terkendala dalam hal meningkatkan SDM anak-anak yang lebih baik,’’ ujarnya. (a. tarizal/rnn/nizwar)

Laporan Yusuf A.S. Editor: Abdul Karim

GANTI RUGI

Belum Tercapai MUSYAWARAH menentukan kecocokan harga untuk mengganti tanam tumbuh milik warga di areal calon perkantoran Pemkab Tuba Barat tidak tercapai. Pasalnya, warga empat kampung pemilik tanaman di areal tersebut belum menyetujui harga standar yang ditetapkan pemkab setempat. Masing-masing dari Kampung Bandardewa, Menggalamas, Penumangan, dan Panaragan. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemkab Tuba Barat Untung Budiono, S.Sos., M.H. mengatakan dalam pertemuan dengan warga dan sejumlah tokoh masyarakat tersebut kemarin, tim 9 membacakan SK bupati tentang ketetapan harga dalam mengganti tanam tumbuh warga. ’’Berdasarkan SK bupati, ketetapan standar harga ganti tanam tumbuh tanaman warga yang berada di lokasi calon perkantoran Pemkab Tuba Barat telah ditentukan. Itu berdasarkan hitungan dari dinas teknis terkait. Sehingga, penggantian tanam tumbuh tersebut telah sesuai,” ujarnya kemarin (15/2). Lebih lanjut Dinas Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan (DP4K) Tuba Barat pun telah menilai ganti rugi biaya produksi warga. (bambang t./abdul karim)

UMAT BERAGAMA

Jaga Kerukunan MASYARAKAT Tuba Barat, khususnya Kecamatan Tumijajar, harus mampu menjaga keharmonisan dalam kehidupan antarumat beragama. Itu karena kabupaten ini bukan hanya memiliki keanekaragaman suku seperti Jawa, Bali, Lampung, Sunda, Padang, dan lainnya. Tetapi juga keyakinan seperti Islam, Hindu, dan Nasrani. Demikian disampaikan Camat Tumijajar Drs. Ismed, M.H. kepada koran ini kemarin (15/2). ’’Meski banyaknya perbedaan, masyarakat doharapkan dapat hidup rukun, damai, dan tenteram. Ini sebagaimana tertuang dalam wadah kerukunan antarumat untuk menjunjung tinggi kebebasan beragama kepada seluruh masyarakat. ’’Sebagai bukti telah berdirinya berbagai macam rumah ibadah seperti masjid, pura, dan gereja. Ini menandakan masyarakat sangat memberikan kebebasan dalam memilih agamanya masing-masing” ujarnya. Menurutnya, beraneka ragam keyakinan beragama di Tumijajar juga menjadikan kecamatan setempat lebih berwarna namun tetap tenteram. ’’Seperti jka salah satu agama merayakan hari besarnya, masyarakat yang berlainan kepercayaan memberikan keleluasaan dalam perayaannya,” pungkasnya. (bambang t./abdul karim)

kan lebih lanjut, kami sudah mengamankan barang bukti berupa satu handuk berwarna merah, bra hitam, baju merah, dan sandal pink. Sementara, suami korban yang diduga kuat sebagai pelakunya masih dalam pengejaran,” tukasnya seraya mengatakan, pelaku diduga bersembunyi di kampung kelahirannya, Jepara, Lampung Timur. (*)

FOTO YUSUF A.S.

MACET: Jalintim Kecamatan Menggala, Tuba, macet akibat jebolnya gorong-gorong di turunan Pasar Putriagung, kecamatan setempat.

Bapak Satu Anak Rudapaksa Bocah Laporan Yusuf A.S./Agung Widodo/RNN Editor: Abdul Karim

TANJUNGRAYA - Poniran (38), warga Kampung Mekarsari, Kecamatan Tanjungraya, Tulangbawang, diduga kuat merudapaksa IPR (13) yang tidak lain tetangga dan teman sepermainan anaknya sendiri. Perbuatan bejat tersebut dilakukan Senin (8/2) lalu di rumahnya dengan mengiming-

imingi korban permen. Di hadapan petugas, bapak satu anak itu mengakui perbuatannya yang hanya dilakukan sekali tersebut. Seperti biasanya, saat itu korban bermain di rumahnya. Kemudian, tersangka memberinya permen. ’’Entah kenapa, saya tiba-tiba langsung meremas buah dadanya. Lalu membawanya ke tempat tidur dan terjadilah peristiwa itu,” akunya kepada wartawan koran ini saat ditemui di Polsek Tanjungraya kemarin (15/2).

Setelah kejadian itu, lanjutnya, ia meminta korban tidak mengatakan kepada siapa pun. ’’Saya khilaf,” tuturnya. Kanitreskrim Polsek Tanjungraya Bripka Subur mendampingi Kapolsek AKP Zunaidi mengatakan, awal terungkapnya kejadian tersebut setelah orang tua korban curiga. Yaitu melihat anaknya yang kesakitan pada bagian kemaluannya saat buang air kecil. Namun saat ditanya, korban tidak mau menceritakannya. Setelah didesak, akhirnya korban

mengakui juga. Kejadian tersebut, kata Subur, sudah seminggu lalu. ’’Awalnya oleh pihak keluarga memang akan diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak melaporkanya ke kepolisian. Namun, petugas kami mengetahuinya dan melakukan penyelidikan. Akhirnya terkuaklah kejadian bejat tersebut dan tersangka langsung kami amankan,” terangnya seraya menyebutkan, korban masih duduk di bangku kelas dua SD. (*)

Petani Belum Panen, PT BTJ tak Produksi Laporan Agus T/RNN Editor: Nizwar

TUBA UDIK – PT Bumi Tapioka Jaya (BTJ) untuk sementara waktu tidak produksi. Penyebabnya, perusahaan mulai kekurangan bahan baku singkong untuk produksi. ’’Meski tak produksi, petani tidak perlu khawatir karena kami

tetap melayani pembelian bahan baku yang masuk, yang selanjutnya kami kirim ke Way Bungur, Lampung Timur,’’ jelas Kabag Umum PT BTJ Risard kepada Radar Tuba (grup Radar Lampung) kemarin. Dikatakannya, kelangkaan bukan karena tidak adanya singkong. Namun akibat guyuran hujan yang sering melanda daerah ini menyebabkan petani terkendala dalam

memanen singkongnya. ’’Kelangkaan singkong ini juga dialami sejumlah perusahaan tapioka yang ada di Tuba Barat lainnya,’’ singkat dia. Dari pantauan Senin (15/2), kelangkaan singkong juga diakui PT BBS yang terletak di perbatasan antara Lampung Utara dengan Tuba Barat. ’’Kapasitas produksi kami tiap harinya mencapai 450 ton/ hari. Namun karena bahan baku

yang tersedia sedikit, untuk saat ini tiap harinya kami produksi rata-rata 250 sampai 300 ton,’’ kata Kepala PT BBS Andi Permana. Untuk diketahui, harga singkong berkisar Rp655 sampai Rp675 per kilogram. Untuk PT BTJ, mereka membeli singkong dengan harga Rp675 per kg, sedangkan PT BBS membeli Rp655 per kg. (*)

MENGGALA - Polres Tulangbawang telah menerjunkan 8 anggota buser dan 4 intelkam untuk memburu dua narapidana yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bawanglatak, Menggala, Jumat (12/2) lalu. Namun hingga kemarin (15/2), keberadaan kedua napi –masing-masing Teguh (22), warga Kampung Gajahmati, Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Tuba Barat dan Agus, warga Mulyoasri, Kecamatan Tuba Tengah, Tuba Barat– tersebut belum ada titik terang. Kapolres Tuba AKBP Benny Ali, S.I.K., S.H. melalui Kasatreskrim AKP Dery Agung Wijaya, S.I.K., S.H. mengatakan, pihaknya telah melakukan pencarian ke beberapa lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian mereka. Di antaranya ke rumah para napi. ’’Memang belum ada hasil,” katanya kepada koran ini kemarin (15/2). Terkait hal itu, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Depkum HAM) Lampung pun sudah memerintahkan Kalapas Bawanglatak untuk memeriksa petugas yang berjaga pada hari Jumat tersebut. ’’Saya telah meminta agar Kalapas melakukan pemeriksaan terhadap petugas yang jaga. Selain itu, kami juga sudah menurunkan tim dari divisi pemasyarakatan. Tim itu mulai bekerja hari ini (kemarin, Red) untuk menyelidiki kaburnya dua napi tersebut,” kata Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Depkum HAM Lampung Prabowo kemarin. Seperti diberitakan koran ini kemarin (15/2), dua napi yang dititipkan di Lapas Bawanglatak kabur pada Jumat (12/2). Keduanya adalah Teguh dan Agus. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Lampung, Teguh yang diperbantukan di dapur kabur lantaran dimaraihi salah seorang pegawai lapas. Ia pun kabur menjelang salat Isya, tepatnya sekitar pukul 19.30 WIB. Sedangkan Agus, narapidana yang diperbantukan mengurusi air, juga kabur bersama Teguh. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.