RADAR LAMPUNG | Senin, 6 September 2010

Page 7

BERITA UTAMA

SENIN, 6 SEPTEMBER 2010

Perbaikan... ’’Kalau tidak segera diperbaiki, bisa-bisa arus mudik tahun ini terganggu,’’ ujarnya kemarin. Sementara itu, Kepala Dinas PU Lampung Berlian Tihang hingga berita ini diturunkan belum dapat dimintai keterangan terkait perbaikan jalinsum tersebut. Berkali-kali dihubungi, ponselnya tidak aktif. Sedangkan pantauan Radar Lamsel (grup Radar Lampung) kemarin, arus lalu lintas dari arah Bakauheni dan Bandarlampung masih berjalan lambat. Kendaraan dari arah Bandarlampung terpaksa menggunakan bahu jalan sebelah kiri. Sehingga di sekitar lokasi kerusakan terjadi penyempitan badan jalan. Lubang yang berada tepat di tengah badan

Sambungan dari Hal. 1 jalan juga cukup menyulitkan kendaraan untuk melintas dengan cepat. Sebelumnya diberitakan, kerusakan jalan itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB Sabtu (4/9). Truk fuso sarat muatan pakan ayam bernomor polisi BE 4420 AU terperosok di jalan tersebut. Meski tidak ada korban jiwa, arus lalu lintas mengalami kemacetan sekitar lima kilometer dari dua arah. Sebenarnya, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Namun sayang, Dinas PU Lampung tidak segera tanggap untuk memperbaikinya. Sejauh ini, satker tersebut hanya melakukan penambalan pada bagian longsor dengan semen cor. Sementara itu, jumlah penum-

pang yang menyeberang ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Merak terus meningkat. Berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry cabang Merak hingga pukul 16.00 WIB kemarin, total pemudik sudah menembus angka 40.588 orang. Kondisi pemudik yang masuk provinsi ini berbanding terbalik dengan jumlah pemudik yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Merak. Pada waktu yang sama, jumlah pemudik yang akan menyeberang ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni baru mencapai 25.635 orang. Untuk pemudik yang menggunakan sepeda motor dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni mencapai 4.206 unit dan total kendaraan roda empat atau lebih

sebanyak 8.097 unit. Pantauan Radar Lampung sejak pukul 08.00 kemarin hingga 00.00 WIB tadi malam di Pelabuhan Bakauheni, sebagian pemudik masih enggan melanjutkan perjalanan ke Terminal Rajabasa. Mereka memilih menginap di ruang tunggu. Alasan yang dikemukakan beragam. Mulai faktor kelelahan sampai meragukan keamanan Terminal Rajabasa. Alhasil, ruangan yang terletak di lantai satu dermaga II itu disesaki para pemudik yang beristirahat. Padahal, pihak PT ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni hanya menyediakan karpet di ruangan tersebut. Karena terlalu banyak, para pemudik ini sudah tidak

Kompak... perkembangan kasus tersebut. Itu agar segala proses penyidikan yang dilakukan dalam koridor hukum yang tepat. ’’Kami menghargai apa yang dilakukan KPK. Kami cuma ingin mereka fair,” tegas Trimedya yang juga anggota Komisi III DPR RI tersebut. Dilanjutkannya, pembelaan hukum sementara ini masih sebatas untuk delapan tersangka yang kini masih aktif sebagai kader PDIP. Sedangkan enam orang eks anggota Fraksi PDIP, dirinya hanya membuka pintu. ’’Kalau mereka meminta, kami siap memberi bantuan hukum,” katanya. Dari 14 tersangka anggota Fraksi PDIP periode 1999-2004, enam di antaranya memang sudah keluar dari partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Mereka antara lain Ni Luh Mariani Tirtasari dan Agus Condro. Trimedya meminta KPK objektif dalam penanganan kasus korupsi. Dia menilai KPK terlihat sangat mudah dan bergairah setiap menindak kasus-kasus korupsi di legislatif. Namun, apabila itu di wilayah eksekutif, KPK seolah enggan dan cenderung hati-hati. Dia mencontohkan pernyataan pejabat

pelaksana tugas (Plt.) Ketua KPK Tumpak Hatorangan. Dalam pertemuan dengan komisi III, dia pernah mengatakan bahwa 35 persen pengadaan barang dan jasa ada korupsi. Trimedya mempertanyakan kenapa KPK tidak mengejar mereka. Begitu pula dalam kasus dana talangan Bank Century. KPK terkesan maju mundur dan terlalu berhati-hati menggarap kasus tersebut. ’’Kasus-kasus yang lebih besar dan melibatkan pejabat negara juga harus diusut dong,” katanya. Hal senada diungkapkan Wasekjen PPP Romahurmuzy. Partainya, kata dia, berupaya agar dua tersangka dari PPP, Daniel Tandjung dan Sofyan Usman, tidak ditahan. ’’Kami berupaya agar keduanya mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara. Termasuk agar tidak ada penahaan,” ujarnya. Romahurmuzy juga mendesak KPK agar tidak tebang pilih. Dia meminta KPK segera memeriksa Nunun Nurbaeti, orang yang diduga memfasilitasi pemberian cek perjalanan tersebut kepada sejumlah wakil rakyat. ’’Kalau KPK tidak mengusutnya sampai tuntas, akan ada kegamangan dari publik,” katanya.

Hal sama juga dilakukan Partai Golkar. Partai berlambang pohon beringin ini siap pasang badan untuk membela sepuluh kadernya yang ditetapkan sebagai tersangka. ’’Kami sudah mempersiapkan penasihat hukum untuk mereka,” pungkas anggota Partai Golkar Nudirman Munir. Dalam waktu dekat, lanjutnya, Partai Golkar akan mengirimkan beberapa penasihat hukum ke KPK. Tujuannya mempertanyakan kasus tersebut dengan detail. Nudirman meyakini ada yang tidak beres dari penetapan tersangka oleh KPK. Menurutnya, yang menjadi pertanyaan, mengapa orang-orang yang diduga kuat sebagai pemberi tidak ikut terseret menjadi tersangka. Padahal dalam beberapa persidangan sebelumnya, telah diungkap bahwa uang yang mengalir ke tangan politisi tersebut difasilitasi Nunun. Bahkan dugaan kuatnya, kata Nudirman, Miranda adalah sumber pemberi uang. ’’Tetapi kenapa Miranda kok masih tenangtenang saja,” ucapnya. Selain menyiapkan bantuan hukum, Golkar juga terus melakukan pendekatan secara informal kepada KPK untuk menggali lebih

dalam keterlibatan Nunun dan Miranda. Sedangkan untuk jalur formal, partai akan mengirim timnya ke KPK setelah Lebaran. Sementara, KPK mempersilakan pihak-pihak beperkara mempersiapkan upaya hukum terkait penetapan tersangka atas kasus suap yang menyeret nama mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Miranda Swaray Goeltom. ’’Silakan saja mempersiapkan upaya hukum. Kalau yang ditempuh (upaya hukum) sesuai prosedur hukum yang berlaku, saya kira sah-sah saja, tidak ada masalah,” ujar Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Mochammad Jasin. Upaya hukum tersebut merupakan hak bagi pihak beperkara. KPK, kata Jasin, tidak akan menghalangi upaya tersebut, selama tidak menyalahi proses hukum yang berlangsung di lembaga superbodi itu. Setelah penetapan status tersangka, lanjut Jasin, KPK segera memeriksa 26 politikus tersebut. Namun, ketika ditanya waktu pemeriksaan, dia hanya mengatakan, KPK segera memproses para tersangka kasus suap itu. ’’Yang pasti secepatnya. Tetapi, soal waktunya kapan, yang me-

nentukan penyidik KPK,” ujarnya. Soal penetapan status fasilitator pemberi suap, yakni istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun, Nunun Nurbaeti, Jasin menuturkan, semuanya bergantung penyelidikan KPK serta hasil pengembangan penyidikan KPK atas 26 tersangka tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, dalam persidangan empat terpidana kasus suap tersebut, Nunun berkali-kali disebut sebagai fasilitator pemberi suap senilai Rp24 miliar kepada sejumlah anggota dewan. Namun, yang bersangkutan tidak pernah memenuhi panggilan pengadilan dengan alasan menderita penyakit amnesia berat. Menurut kuasa hukum Nunun, Partahi Sihombing, hingga saat ini kondisi kliennya masih belum mengalami kemajuan yang berarti. Bahkan, kondisi teman sosialita Miranda Goeltom tersebut mengalami perubahan. ’’Bu Nunun mengalami emotional behaviour, dia jadi emosional. Jadi memang kondisinya belum membaik,” ujar Partahi ketika dihubungi kemarin. Ditambahkan, Nunun masih dirawat di Singapura. Dia juga harus menjalani terapi 3-4 kali seminggu. (jpnn/ais)

Sambungan dari Hal. 1 berbahaya ini menelan korban. Tak hanya untuk saat ini, namun juga di masa-masa mendatang. Informasi yang diperoleh Radar Lampung, maraknya pedagang musiman petasan disebabkan hasil yang lumayan. Misalnya diungkapkan Herman (25), pedagang kembang api musiman di Jl. Kartini. Ia mengaku sudah menjadi pedagang kembang api tiap memasuki bulan puasa dan menjelang tahun baru. ’’Hampir lima tahun saya tekuni menjual petasan. Hasilnya lumayan banget. Tetapi ya dagangnya nggak terus-terusan. Kalau sekarang cuma jual kembang api aja Mas. Soalnya sering disita kalau kedapatan jual petasan, kan rugi,” papar lelaki yang juga bekerja sebagai buruh serabutan ini. Ia mengenang saat dagangannya disita. Polisi mengamankan kembang apinya yang dapat menimbulkan ledakan besar. ’’Saya rugi antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta,” jelasnya. Modal berdagang petasan cukup besar. Selama puasa dan tahun baru, ia merogoh kocek Rp6 juta. Herman mengaku langsung belanja dengan agen di Jakarta. Menurutnya, ini lebih murah ketimbang harus membeli di Lampung. Dengan modal tersebut, jelasnya, bisa mendapatkan sekitar 50 jenis kembang api. Jenis yang laris adalah kembang api biasa

dan kembang api yang bisa meledak di udara. Pembelinya pun beragam, dari anak-anak hingga orang dewasa. ’’Setiap hari di bulan puasa ini kalau lagi ’bagus’ saya bisa dapat sekitar Rp100-150 ribu per hari,” ungkapnya. Jika barang dagangannya habis, keuntungan yang ia dapat dua kali lipatnya atau Rp12 juta. Dari Herman, Radar Lampung yang pura-pura menjadi pembeli mendapat petasan banting seharga Rp5 ribu isi 50 butir. Petasan yang meledak kalau dibantingkan ini memiliki daya ledak lebih kecil dibanding kembang api delapan tembakan atau halilintar. Sementara, kembang api delapan tembakan dijual Rp45 ribu per satuan. Kembang api ini meledak delapan kali di udara dan memunculkan berbagai warna. Ia dapat melesat sampai ketinggian 20-50 meter. Untuk suara ledakan yang lebih kecil, meski bisa 15 kali meledak, dijual lebih murah, antara Rp15-20 ribu. Ketinggian terbangnya hanya 3-10 meter. Sedangkan jenis halilintar yang memiliki 25 kali tembakan dijual Rp10 ribu. Bentuknya mirip susunan peluru yang siap dilontarkan ke angkasa. Daya ledak halilintar lebih kecil dibanding kembang api delapan tembakan. Sebenarnya, halilintar termasuk salah satu jenis petasan yang dilarang. Oleh sebab itu, tak banyak pedagang yang berani

memajang. Ini misalnya dilakukan Indra, yang biasa menjual kembang api di Jl. Raden Intan. ’’Petasan susah mencari barangnya Mas. Risikonya besar. Kalau halilintar mau nggak, sama kok meledak juga,” tawarnya kepada Radar Lampung. Radar kemudian mengiyakan dan Indra lalu bergegas mengambil bunga api tersebut dari rumahnya yang tak jauh dari tempat ia berjualan. Tak khawatir dirazia? Indra mengangguk. Tetapi, ia tetap berani karena jika ada razia biasanya sudah bocor duluan. ’’Jadi kita bisa lebih dulu menyembunyikan bunga api yang dilarang supaya tidak dirazia,” jelas lelaki bertopi itu. Siapa yang membocorkan? Indra tak mau menjawab. ’’Ada lah,” elaknya. Aparat? ’’Sudahlah, nggak usah dibahas,” pintanya. Yang jelas, tambahnya, jika ada razia biasanya sesama pedagang memberi tahu baik dari mulut ke mulut atau lewat SMS. Dengan begitu, mereka yang belum dirazia bisa langsung menyembunyikan petasan. Sumber Radar Lampung yang tak mau namanya dikorankan membenarkan saat ini susah mencari petasan. Ia mendapatkannya dari Palembang, Sumatera Selatan. Meski begitu, ia pernah membeli dari toko mainan berinisial ’’D” di Pasar Tengah. Namun saat didatangi Radar Lampung, pelayan toko membantah tempat kerjanya itu menjual

Selamat... sungai. Dan, keduanya terbawa ke tengah laut,” terang salah seorang saksi mata di lokasi kejadian saat ditanya petugas. Informasi lenyapnya pasutri pejabat itu langsung tersiar ke seantero Gianyar. Warga dari berbagai penjuru daerah memadati lokasi pantai timur Gianyar. Misalnya Pantai Siyut, Pantai Masceti, dan Pantai Lebih. Sejumlah pejabat pemerintah juga turut mendatangi lokasi Pantai Sidayu, Klungkung. Di antaranya, Bupati Gianyar Tjokorda Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Wakil Gubernur A.A. Puspayoga, Ketua DPRD Bali Cok Ratmadi, Ketua DPRD Gianyar Agus Mahayastra, serta sejumlah petinggi PDIP Bali lainnya. Sekitar pukul 12.40 Wita, tersiar kabar bahwa jasad Nanik sudah ditemukan di laut lepas Pantai Lebih. Rombongan pejabat dan warga pun berduyun-duyun memadati kawasan tersebut. Benar saja, sekitar pukul 13.20 Wita, tiga perahu jukung nelayan dan sebuah perahu karet milik Basarnas merapat ke pantai. Warga yang menunggu di bibir pantai tak sabar. Mereka terbawa suasana emosi kesedihan. Tidak sedikit di antara warga, termasuk

tertampung lagi. Sebagian pemudik memenuhi selasar hingga mendekati kantor ASDP dan ruang pers. Mereka yang tidak kebagian karpet terpaksa tidur hanya beralas koran. Diketahui pula, kendati hujan mengguyur perairan Selat Sunda sejak pukul 19.00 WIB tadi malam, kapal motor penumpang (KMP) yang mengangkut para pemudik dari Pelabuhan Merak terus bersandar di Pelabuhan Bakauheni secara bergantian. Para pemudik pada H-5 tahun ini lebih menyukai pulang ke kampungnya masing-masing pada malam hari. Hal itu terlihat dari jumlah pemudik yang menyeberang pada malam hari lebih banyak ketimbang pada siang maupun sore hari. (man/whk/fik)

Sambungan dari Hal. 1

Tidak... yang bisa meledak seperti mercon korek ataupun cabai yang biasanya marak pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Begitu juga dengan Jl. Raden Intan, TkP, yang terdapat delapan pedagang petasan. Biasanya, mereka mulai berjualan mendekati waktu berbuka hingga malam hari. Sedangkan untuk Jl. Z.A. Pagar Alam, Teuku Umar, dan Sultan Agung, Kedaton, pedagang musiman itu jarang terlihat. Saat ini pedagang tidak terangterangan menjual petasan. Hal itu disebabkan aparat memberi perhatian khusus terhadap masalah ini seiring banyaknya korban akibat petasan. Namun, jarang terlihat bukan berarti tidak ada. Ini bisa dibuktikan dengan tetap terdengarnya suara ledakan petasan pada saatsaat tertentu. ’’Kadang-kadang kita lagi khusyuk salat Tarawih, tiba-tiba nggak konsentrasi mendengar suara ledakan mercon,” terang Zainal (35), warga Pangajaran, Telukbetung Utara. Pedagang memang memilih menjual petasan dengan cara sembunyi-sembunyi. Yang dipamerkan hanya jenis kembang api atau air mancur yang hanya memercikkan api. Sama dengan warga lainnya, Zainal berharap aparat kepolisian bekerja sama dengan instansi terkait dapat segera menertibkan pedagang petasan sebelum benda

9

Jawa Pos News Network

petasan dimaksud. ’’Kalau kembang api ada,” ujarnya. Kapolresta Bandarlampung AKBP Guntor Fartio Gaffar menegaskan, harus ada pemahaman tentang perbedaan antara petasan dan kembang api yang dapat meledak. ’’Petasan memang dilarang dijual. Sedangkan kembang api yang meledak memang diizinkan Mabes Polri. Karena ledakannya digunakan sebagai daya luncur untuk memecah kembang api di udara. Berbeda dengan petasan yang dapat meledak saat dipegang,” jelasnya. Guntor mengaku sudah berupaya semaksimal mungkin mengurangi peredaran petasan di wilayahnya. ’’Kami sudah berhasil menyita sebanyak 51.724 petasan dan 82.064 kembang api tidak berizin dalam operasi giat rutin baru-baru ini,” ujarnya. Terpisah, Kriminolog Fakultas Hukum Unila Heni Siswanto, S.H., M.H. menjelaskan, larangan memperjualbelikan petasan disebabkan beberapa faktor. Yakni berbahaya dan reaksi masyarakat yang berlebihan. ’’Sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita untuk mengaktualisasikan kesenangannya lewat petasan. Ini menjadi budaya yang sulit dihilangkan meskipun aparat terkait sudah sering melakukan banyak cara agar dapat mengurangi peredarannya,” terang dia. (gyp/ade)

Sambungan dari Hal. 1 Bupati Cok Ace, terlihat menangis. Puncaknya, saat perahu karet milik Basarnas tiba di tepi pantai, teriakan histeris beberapa warga spontan terdengar. Di dalam perahu karet itulah jasad Nanik dibawa. Tubuh perempuan kelahiran Malang, Jatim, itu sudah dibungkus dengan kantong mayat. Untuk menghindari kerumunan warga, petugas membawa jenazah Nanik ke RS Sanjiwani, Gianyar. ’’Jenazah kami temukan sekitar 1,5 mil laut lepas Pantai Gianyar. Kondisi jenazah telungkup dan dalam keadaan utuh,” tutur Kadek Nurjanah, salah seorang petugas Basarnas yang menemukan jasad Nanik. Nurjanah kepada Radar Bali (grup Radar Lampung) mengatakan bahwa dirinya menyisir lautan lepas hingga kawasan Pantai Cucukan. ’’Angin dan arus laut memang mengarah ke pantai di Gianyar. Jadi, kami sisir kawasan ini,” katanya. Meninggalnya Nanik awalnya membuat warga Gianyar meyakini bahwa nasib yang sama akan dialami Gung Bharata. Sekitar pukul 14.40 tersiar kabar bahwa jasad Gung Bharata ditemukan di pinggir Pantai Masceti. Saat itu Gung Bharata ditemukan

Suwita, salah seorang warga, dalam keadaan terdampar di pasir. Ternyata, saat ditemukan, dia masih bernapas meski terlihat sangat lemas. ’’Gung Bharata berusaha berenang saat terombang-ambing ombak. Dan, dia berhasil mencapai Pantai Masceti,” terang salah seorang saksi. Diperkirakan, Gung Bharata bertahan dengan berusaha tetap mengapung di tengah laut selama hampir lima jam sejak terseret arus pada pukul 09.30. Tanpa menunggu lama, petugas mengevakuasi Gung Bharata ke RS Sanjiwani, Gianyar. Penanganan Gung Bharata di rumah sakit sempat terkendala. Sebab, banyak warga ingin melihat langsung kondisi mantan bupatinya itu. ’’Pak Gung sudah di ruang ICU. Sudah, sudah, semua keluar. Yang penting beliau selamat,” ujar salah seorang kerabat Puri Gianyar yang meminta warga keluar ruang UGD RS Sanjiwani. Belum ada keterangan resmi yang dikeluarkan pihak rumah sakit. Menurut salah seorang petugas, Gung Bharata hanya mengalami sho ck dan membutuhkan perawatan intensif.

Sebab, kabarnya, penglingsir Puri Gianyar itu memiliki latar belakang penyakit jantung. Setelah dijenguk sejumlah pejabat dan kerabat, termasuk Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Bharata dibawa ke RS Sanglah, Denpasar, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Bupati Gianyar periode 20032008 itu kemudian dibawa ke ruang intensive care unit (ICU) dan dirawat di ruang khusus. Dia sempat tidak sadarkan diri. Namun, kini kondisinya berangsur membaik. Menurut pantauan Radar Bali di kamarnya kemarin, Gung Bharata mulai bisa berbicara. Sejumlah anggota keluarga, rekan politisi, dan para mantan stafnya tampak berdatangan ke RS Sanglah menengok Gung Bharata. Salah seorang di antara mereka adalah Ketua DPRD Tabanan Ketut ’’Boping’’ Suryadi. Gung Bharata kepada Boping menceritakan pengalamannya terombang-ambing selama terbawa arus. Saat itu, Gung Bharata berusaha tidak panik. ’’Gelombang keras. Gung Bharata diseret hingga lebih dari satu kilometer ke tengah laut. Namun, beliau tetap tenang dan sadar,”

kata Boping. Saking tenangnya, Gung Bharata mengaku sempat berdoa. ’’Tuhan, manusia diciptakan dari air. Berikanlah saya pertolongan di air ini”. Begitulah doa yang diucapkan Gung Bharata seperti disampaikan kepada Boping. Doa itu seperti dijawab. Gelombang besar mengempas Gung Bharata hingga akhirnya terdampar di karang. ’’Saat itu sempat tidak sadar. Baru sadar sudah di atas karang. Akhirnya berusaha bangkit setelah ada yang melihat. Setelah itu, dia pingsan lagi,” katanya. Diduga, Gung Bharata menyelamatkan diri dengan cara berenang ke tepian pantai saat terseret arus laut. ’’Bapak memang dikenal pandai berenang. Tetapi, dalam kondisi seperti ini, kemampuan renang saja tidak cukup. Ini terjadi karena faktor nasib yang baik,” tutur Kepala Bappeda I.B. Nyoman Rai yang juga menjenguk Gung Bharata. Apalagi, menurut dia, Gung Bharata juga dikenal punya latar belakang penyakit jantung. Hingga tadi malam, Gung Bharata masih tergolek lemah di RS Sanglah. Dia juga belum diberi tahu perihal nasib istrinya. (ais)

LMPK... Total plasma yang ada saat ini sekitar 7.229 petambak. Menyikapi adanya aksi anarkis tersebut, pihaknya menggelar rapat bersama sejumlah Kakam. Di antaranya, Suyono (Kakam Bumi Sentosa), Yanto (Kakam Dipasena Agung), Ferli Gandhi (Kakam Bumi Dipasena Jaya), Rosit (Kakam Bumi Dipasena Mulya), dan Usman Tolip (Kakam Dipasena Sejahtera). Sedikitnya ada 16 Kakam yang menyatakan mengutuk aksi anarkis itu. ’’Kami rapat di kantor bersama. Intinya, kami memutuskan bahwa tidak ada aksi anarkis. Bagi siapa pun pelakunya diusut agar tidak terulang lagi,” jelasnya. Ia dengan tegas meminta agar hukum ditegakkan. Sehingga tidak akan ada pengintimidasian terhadap penegak hukum. Karena itulah, Saefudin mendesak agar aparat penegak hukum dapat memproses siapa pun yang melakukan kesalahan. Termasuk dalam aksi yang berujung pada perusakan pos tersebut. Guna menciptakan rasa aman seperti semula, Saepudin menjelaskan bahwa pihaknya bersama sejumlah Kakam lainnya telah menerjunkan anggota perlindungan masyarakat (linmas). ’’Sehingga diharapkan tercipta suasana yang kondusif. Kami yakin kalau kondusif, semua dapat berjalan lancar,” tuturnya. Manajemen PT Central Proteinaprima (CP Prima) akhirnya bersuara terkait aksi unjuk rasa yang berakhir anarkis di AWS Kamis (2/9). Dalam siaran pers yang ditandatangani Corporate Communications Manager PT Central Proteinaprima Tbk. George H. Basoeki ditegaskan bahwa aksi itu murni dilakukan P3UW. Aksi itu, menurutnya, tidak terkait jalannya revitalisasi, akumulasi permasalahan terkait kemitraan, atau mati lampu di Blok 03 Kampung Bumi Dipasena. Dalam rilis itu disebutkan, aksi beringas dan berujung perusakan sejumlah aset perusahaan, penganiayaan karyawan, penjarahan alat kerja, serta menimbulkan trauma tersebut murni bertujuan membebaskan Agus Setiono alias Timbul, yang merupakan tersangka kasus penggelapan udang dengan barang bukti sebanyak 1 ton pada bulan Maret 2010. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya pesan pendek (SMS) yang dikirimkan Humas Badan Pengurus Pusat (BPP) P3UW kepada para koordinator infra (Korin) delapan kampung pada tanggal 1 September 2010. SMS tersebut berbunyi: Kepada Korin di Tempat. Karena Pengurus BPP (P3UW) ditahan polisi tanpa dasar hukum yang kuat, maka mohon agar anggota P3UW besok pagi kumpul di Kanal T kita aksi untuk membebaskan Timbul. Sasaran Inti dan Polisi. Tertanda Humas BPP (P3UW)”. Sampai aksi massa berlangsung hari Kamis (2/9), Humas BPP P3UW tidak melakukan pembatalan atas instruksi tersebut. Baik melalui SMS ataupun telepon. BPP P3UW

Bahas... yang mengatakan pidato presiden itu tak ada apa-apanya,” kata Triyono. Alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu menambahkan, pesan yang disampaikan dalam pidato presiden jelas. Yakni mendorong Malaysia untuk segera berunding. Itu demi menghindari terulangnya kembali konflikkonflik serupa. Dia melanjutkan, dalam pidatonya, SBY juga mengingatkan bahwa sebagai tetangga, kedua negara harus berdamai dan menghindari konflik. ’’Karena memang dua negara harus bisa menemukan cara untuk menghindari konflik-konflik,” tandasnya. Triyono mengatakan, perundingan tersebut akan membahas empat segmen. Empat hal itu menjadi materi perdebatan wilayah perbatasan antara Malaysia-Indonesia. Yakni perbatasan di sisi Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Malaka bagian selatan, Selat Cina Selatan, dan Sulawesi. ’’Delegasi Kemenlu sudah siap dan akan mendorong adanya upaya mempercepat perundingan,’’ kata dia. Secara terpisah, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) K.H. Masdar Farid Mas’udi mengatakan, persaudaraan antara Indonesia dan Malaysia terlalu kuat untuk dilanggar oleh ego individu. Masdar menegaskan, jika Indonesia dan Malaysia memiliki konflik dan tidak bisa diselesaikan dengan jalan damai, maka kedua negara akan kehilangan persaudaraan. ’’Pihak-pihak yang tidak menyukai persaudaraan kita akan mengambil keuntungan dari situasi ini,’’ kata Masdar. Dilanjutkan, kedua negara seperti saudara yang memiliki banyak kesamaan, seperti etnis, bahasa, dan agama. Keduanya kalau bertengkar biasanya tidak berlangsung lama. ’’Mungkin kita terlalu dekat, jadi berani mengganggu satu sama lain. Orang yang tidak dekat tak

Sambungan dari Hal. 1 juga telah menunjuk koordinator lapangan untuk wilayah Mapolsek Rawajitu bernama Ainul Muklis. Dan wilayah Poskodal Tata Kota yang bernama Apriyanto. Hal ini berdasarkan informasi dari salah seorang BPP P3UW yang memberikan SMS kepada salah seorang manajemen untuk menelepon yang bersangkutan karena ada informasi penting yang akan disampaikan. Setelah yang bersangkutan ditelepon pada Rabu (1/9) sekitar pukul 19.00 WIB, salah seorang BPP P3UW tersebut menginformasikan akan terjadi demo untuk pemaksaan guna membebaskan Saudara Timbul, dan kemungkinan terjadinya aksi anarkis. Yang bersangkutan juga meminta salah satu manajemen untuk tidak berada di lokasi unjuk rasa. ’’Berdasarkan fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa apa yang telah dikatakan Ketua P3UW Saudara Nafian Faiz kepada sejumlah media adalah suatu kebohongan besar. Dan merupakan usaha-usaha untuk mengalihkan pokok permasalahan dari aksi unjuk rasa yang terjadi di Bumi Dipasena,” tegasnya. Sebelumnya, P3UW menyesalkan dan menyayangkan aksi perusakan dan pembakaran pos penjagaan serta fasilitas di AWS. Perusakan dan pembakaran itu bukan dilakukan organisasi P3UW. Sebab, organisasi plasma ini biasa melakukan aksi massa dalam jumlah besar, tetapi tidak berbuat anarkis. Hal ini dikatakan Ketua P3UW Nafian Faiz dalam siaran persnya yang dikirim ke Radar Lampung kemarin. Ia pun menyatakan sangat menghargai aparat kepolisian yang melakukan upaya penegakan hukum atas perusakan yang terjadi ketika itu. Namun, dia sangat berharap semua pihak mempertimbangkan aspek keamanan dan keberlangsungan perusahaan ke depan. ’’Kami tidak ingin hanya gara-gara penangkapan beberapa orang, situasi malah menjadi tidak kondusif dan akan menimbulkan kerugian bagi plasma maupun inti,” imbuh Nafian. Dikatakan, pihaknya membantah keras yang disampaikan Senior Manager Community Development AWS Sartoni. Karena dalam pernyataannya dikatakan bahwa P3UW mengintervensi masalah hukum yang ditangani kepolisian. Ia menilai, tuduhan tersebut sangat tidak berdasar. Sebab, permintaan penangguhan adalah hak seluruh warga negara dan dilindungi undang-undang. P3UW telah melayangkan surat dan mengutus beberapa pengurus untuk dapat membicarakan masalah penahanan Agustiono dengan pihak mapolsek, dalam hal ini Kapolsek Rawajitu AKP Sulfandi. ’’Dalam pertemuan tersebut tidak ada ancam-mengancam dan dilakukan dalam suasana kebersamaan serta kekeluargaan,” sebut Nafian. (fei/wan)

Sambungan dari Hal. 1

JUSUF KALLA

akan bertindak seperti itu. Meskipun banyak bertengkar, kita tidak akan masuk dalam konflik yang benar-benar serius,” ujar Masdar. JK: Indonesia Harus Tegas Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pemerintah tegas dalam menangani perselisihan antara Indonesia dengan Malaysia selama ini. Ia mengatakan, meskipun situasi di Indonesia memanas, tetapi hubungan baik dengan Malaysia harus tetap dijalin. Mantan ketua umum Partai Golkar itu mengungkapkan, solusi terbaik dalam menuntaskan permasalahan kedua negara itu salah satunya dilakukan dengan jalur diplomasi. ’’Ya tetap harus melalui jalur diplomasi,” tuturnya saat ditemui dalam Apel Siaga Lebaran PMI 2010 di Jakarta kemarin. JK mengungkapkan, jalur diplomasi saja tidak cukup untuk dapat menyelesaikan dengan cepat perselisihan kedua negara ter se but. ’’Kita juga harus melakukan perundinganperundingan,” ucapnya. Untuk menjalani kedua jalur tersebut memang dibutuhkan kesabaran. Pasalnya, jalur diplomasi dan perundingan akan memakan waktu yang relatif lama. ’’Karena pembahasannya itu sangat teknis,” ungkapnya. Menurut ketua umum PMI itu, Indonesia membutuhkan ketegasan dalam semua upaya yang telah dilakukan. Termasuk pemerintahan yang tegas dalam mengambil sikap. ’’Posisi kita harus tegas. Kita ini harus punya ketegasan,’’ tandasnya. (jpnn/ais)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.