RADAR LAMPUNG | Rabu, 5 Mei 2010

Page 26

METROPOLIS

26

RABU, 5 MEI 2010

Bukan Sekadar Berita

METROKRIM

Tiga Pekan, Ungkap 56 Kasus SELAMA tiga pekan ini, sebanyak 56 kasus yang terjadi di wilayah hukum Poltabes Bandarlampung berhasil diungkap. Dari jumlah itu, total tersangka 31 orang. Demikian keterangan Kasatreskim Kompol Ardian Indra Nurinta kemarin. ’’Kasus yang kami ungkap antara lain curas (pencurian dengan kekerasan), curat (pencurian dengan pemberatan), dan curanmor (pencurian kendaraan bermotor),” bebernya didampingi Kapoltabes Kombes Pol. Agus Dwi Listijono. Rata-rata, pengungAgus Dwi Listijono kapan kasus berawal dari informasi warga. ’’Karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan informasi yang disampaikan masyarakat,” kata alumnus akademi polisi angkatan 1997 itu. Dari 31 tersangka itu, beberapa di antaranya berasal dari luar Lampung. Misalnya Mahbor (40) dan Ahmad (35). Keduanya warga Sungailais, Sumatera Selatan. Mereka merupakan komplotan spesialis pembobol kendaraan dengan modus memecahkan kaca mobil. ’’Komplotan ini terdiri enam orang. Mereka telah beraksi di 26 lokasi di wilayah hukum Poltabes,” urainya. Dari tangan Mahbor dkk. polisi menyita barang bukti berupa dua unit mobil, lima sepeda motor, dua buah laptop, lima buah telepon gengam, uang tunai ratusan ribu rupiah, dan puluhan kunci letter T. (ful/ewi)

Tak Yakin Gantung Diri BANDARLAMPUNG – Apakah Yuliana Artika (38), warga Gunungagung, Lampung Tengah (Lamteng), tewas karena gantung diri atau dibunuh? Senin (3/5), sekitar pukul 12.30 WIB, ibu rumah tangga itu ditemukan tak bernyawa. Dia gantung diri di dapur rumahnya. Sabuk taekwondo milik Taufik Hidayat (38), suami Yuliana, melilit leher wanita beranak tiga itu. Rosdiana (58), ibu Yuliana, tak

yakin anaknya tewas karena gantung diri setelah Polres Lamteng melakukan olah tempat kejadian perkara ditambah hasil visum Rumah Sakit Demang Sepulau Raya. Namun, bagi Rosdiana semua itu belum cukup. Kemarin, sekitar pukul 02.00, Rosdiana bersama anggota keluarga yang lain membawa jenazah Yuliana ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM) untuk diautopsi. ’’Banyak keganjilan

dengan tewasnya anak saya. Hasil olah TKP yang dilakukan Polres Lamteng tidak menunjukan bahwa anak saya murni bunuh diri. Hasil visum RS Demang Sepulau Raya menguatkan hasil olah TKP,” beber Rosdiana. ’’Tanda-tanda korban bunuh diri seperti keluar cairan di kemaluan, lidah menjulur, dan mata melotot tidak ditemukan pada jenazah saudara saya,’’ tambah Agustam (37), sepupu Yuliana.

Selain itu, sambungnya, terdapat luka robek dan lebam di kelopak mata kanan. Lalu, lebam di leher bagian belakang. ’’Kalau dia bunuh diri, yang ada hanya luka bekas jeratan di leher bagian depan. Makanya, kami benar-benar ingin mengetahui penyebab kematiannya,” tegasnya. Setelah kejadian memilukan itu, Taufik tak menampakkan batang hidung. Menurut Rosdiana, suami korban melarikan diri bersama istri mudanya.

Tak Terima, Lapor Denpom Buntut Penutupan Empat Kios

Satu Pelaku Masih Buron TANJUNGBINTANG – Keberadaan So masih gelap. Jajaran Polsek Tanjungbintang memburunya atas dugaan melakukan pencurian di rumah Riswanto (32), warga Sidodadi, Jatiagung, Lampung Selatan, 17 April 2010, sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, rumah tak berpenghuni. So beraksi bersama Ikhsan Fauzi (22), warga Desa Sindanganom, Kecamatan Sekampungudik, Lampung Timur. Mereka berhasil membawa kabur satu unit televisi, satu buah magic com, dan satu buah setrika listrik. Pada 24 April, jajaran Polsek Tanjungbintang menangkap Ikhsan di Sidodadi, Jatiagung. Ikhsan Fauzi mengaku, ia dan rekannya masuk ke rumah korban. Ikhsan mengakui perbuatannya. ’’Saya yang masuk ke rumah melalui pintu belakang,” jelasnya. Sementara, So tetap di luar mengawasi keadaan sekitar. Kapolsek Tanjungbintang AKP Johanes Agustiandaru melalui Kanitreskrim Ipda Hamdani yang ditemui kemarin membenarkan jika jajarannya belum mengendus tempat persembunyian So. ’’Kami akan terus memburu So,’’ tegasnya. (kyd/ewi)

Korban Perkosaan Minta Perlindungan Damar DSF (14), korban perkosaan, didampingi orang tuanya Nurhayati mendatangi Lembaga Advokasi Perempuan Damar kemarin. Dia meminta perlindungan. Setelah mendengarkan kronologis peristiwa memilukan yang menimpa DSF, Damar siap melakukan pendampingan dengan catatan korban bersedia membuat laporan polisi. ’’Damar siap mendampingi korban untuk melaporkan kasus perkosaan yang dialaminya ke Polres Lampung Utara besok (hari ini, Red),” terang Titin Kurniasih, S.H., koordinator penanganan kasus Damar. DSF mengaku, pelaku pemerkosaan adalah Pu, warga Desa Subik, Lampung Utara. Dara yang masih berstatus pelajar SMP itu menceritakan, pada 19 Januari 2010 dia diajak Pu jalan-jalan ke sebuah bendungan di Abung Barat. Ada tiga orang yang ikut bersama mereka. Kelimanya berangkat ke bendungan itu menggunakan mobil Suzuki Katana. Sampai di tujuan, Pu memanggil DSF. Ternyata, Pu punya niat jahat. Dia memaksa DSF melayani nafsu bejatnya. Saat kejadian dalam mobil itu, tiga orang lainnya berada dekat bendungan. ’’Saya sempat teriak minta tolong. Sayangnya, teman-teman saya tidak mendengar karena jarak mobil dan bendungan agak jauh,” ungkap DSF. (ful/ewi)

’’Anak saya dimadu sejak tujuh bulan lalu. Sejak itu, mereka sering ribut. Bahkan, kata tetangga terdekat, sebelum jenazah anak saya ditemukan, pagi harinya mereka sempat ribut,” ungkap Rosdiana. Dari hasil autopsi sementara yang dilakukan tim forensik RSUDAM menyatakan, tanda-tanda bunuh diri masih kabur. ’’Hasil autopsi akan diketahui tujuh hari lagi,” terang Agustam. (nui/ewi)

FOTO SYAIFUL AMRI

TERSANGKA: Para tersangka hasil ungkap 51 kasus yang terjadi di wilayah hukum Poltabes Bandarlampung selama tiga pekan ini.

Jejak Otak Pencurian Belum Terendus NATAR – Tak sampai seminggu, jajaran Reskrim Polsek Natar berhasil meringkuk lima dari enam pelaku pencurian sepuluh ban traktor bekas kemarin (4/5). Mereka adalah Riski Ardiansyah (24), warga Jl. Imam Bonjol, Tanjungkarang Barat (TkB); Wandi Sanjaya (23), Jl. Darussalam, Kemiling; Chandra Irawan (24), warga Sumberrejo, Kemiling; Taufik (25), warga Segalaminder, TkB; dan Ri (16), warga Langkapura, Kemiling.

’’Chandra, Wandi, dan Ri kami tangkap di sekitar Terminal Kemiling. Ketiganya sempat mencoba kabur. Riski dan Taufik kami ringkus di rumahnya masingmasing,” kata Kanitreskrim Polsek Natar Ipda Talen Hapis. Satu pelaku lagi, Wawan masih buron. Menurut Talen, dia adalah otak kasus pencurian. ’’Kami terus berupaya mencari keberadaaan Wawan,” sambung perwira pertama itu. Wawan dkk. mencuri sepuluh ban traktor bekas di depan kios milik Ramli

bin Rasyid (44), warga Dusun Sukarame, Haduyang, Natar, Lampung Selatan, 1 Mei 2010, sekitar pukul 02.00 WIB. Kawanan itu menggunakan Daihatsu pikap hitam BE 9831 BJ yang belakangan diketahui mobil sewaan untuk mengangkut ban. ’’Mobil pikap Daihatsu berikut sepuluh ban traktor bekas itu sudah kami amankan sebagai barang bukti,” ungkap Talen. Riski mengaku baru kali ini melakukan pencurian. Pengakuan serupa

keluar dari mulut Ri. ’’Kami diajak sama Wawan ke Natar,” ujar Riski yang langsung diamini Ri. Masih kata pria yang bekerja sebagai sopir angkot itu, Wawan yang menjual ban itu. ’’Saya tak tahu siapa yang membeli ban itu. Yang tahu ya Wawan,” lanjut Riski. Wawan lantas membagi uang hasil penjualan ban. Ri dan Wandi masingmasing memperoleh Rp30 ribu. Riski, Chandra, dan Taufik berturut-turut mengantongi Rp120 ribu. (kyd/ewi)

Pasal Penggelapan, Alay Dituntut Delapan Bulan BANDARLAMPUNG – Sugiarto Wihardjo alias Alay kembali dituntut delapan bulan penjara dengan 12 bulan masa percobaan. Kali ini dalam perkara penggelapan sertifikat milik R. Prabawa yang disidangkan kemarin di Pengadilan Negeri 1A Tanjungkarang. Tuntutan itu dibacakan Jaksa penuntut umum (JPU) Siju, S.H. di hadapan ketua majelis hakim Tani Ginting. ’’Terdakwa (Alay, Red) terbukti melanggar Pasal 374 Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP tentang Penggelapan,” kata Siju. Pengalihan jaminan tujuh sertifikat milik Prawaba terjadi pada 2005. Terdakwa mengungkapkan, awalnya Prawaba mengajukan pinjaman ke BPR Tripanca Setiadana sebesar Rp1,5

miliar dengan menjaminkan tujuh sertifikat miliknya. ’’Memang saya yang merekomendasikan permintaan pinjaman karena saya selaku komisaris. Saya tidak tahu persis jumlahnya. Seingat saya sekitar Rp1 miliar,” beber Alay. Namun, BPR Tripanca menolak mengeluarkan pinjaman lantaran Prabawa tersangkut kredit macet. ’’Memang setelah diproses, Prawaba mempunyai kredit macet,” sambung Alay. Sesuai aturan, timpal Tani, apabila permohonan pinjaman tak dikabulkan, seharusnya sertifikat harus dikembalikan kepada Prawaba,” jelas Tani. Menanggapi hal itu, Alay menerangkan permohonan pinjaman dialilhkan ke perusahaan milik Alay lainnya.

’’Peminjaman dialihkan ke grup Tripanca yang lain. Saya sudah kenal beliau (Prabawa, Red) dan beliau sering meminjam uang kepada saya,” akunya. Saat ini, terus Alay, sertifikat milik Prawaba itu berada di Kejaksaan Negeri Bandarlampung. ’’Tadinya sertifikat berada di BPR Tripanca. Tetapi setelah ada perkara tindak pidana perbankkan, sertifikat itu disita oleh jaksa,” papar Alay. Saat majelis hakim menanyakan alasan tak langsung mengembalikan sertifikat itu kepada pemiliknya setelah pencairan gagal, Alay berdalalih itu terjadi karena kesalahan manajemen. Akibat perbuatan terdakwa, Prawaba mengalami kerugian sebesar Rp850 juta.

Divonis 13 tahun Amrullah (37) divonis 13 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri 1A Tanjungkarang kemarin. Dia terbukti membunuh anggota Korem 043 Garuda Hitam Abu Bakar. Vonis itu lebih ringan dua tahun daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Iwan Arto, S.H. Tindakan terdakwa menghilangkan nyawa seseorang melanggar pasal 338 KUHP. Terpisah, Mayor C.H.K. Ruslan, S.H. kepala hukum Korem 043 Gatam mengatakan seharusnya JPU menuntut terdakwa dengan hukuman seumur hidup. “JPU mestinya menjerat terdakwa dengan pasal 340 KUHP, bukan pasal 338 KUHP,” jelasnya. (hsb/ewi)

BANDARLAMPUNG – Penutupan empat kios di sepanjang Jl. Dr. A. Rivai, Tanjungkarang Pusat, yang dilakukan Korem 043 Garuda Hitam kemarin berbuntut. Henryanto, warga Jl. Gatot Subroto, Pahoman, Telukbetung Utara, tak terima. Hari itu juga, dia didampingi Yuntoro, S.H., kuasa hukumnya, mendatangi Detasemen Polisi Militer (Denpom) II/Sriwijaya. Yuntoro menilai, Korem 043 Garuda Hitam tidak memiliki iktikad baik. ’’Korem tidak melihat perjanjian kerja sama nomor 47 yang dibuat 25 Maret 1996. Perjanjian itu ditandatangani saya dan Kapten Cin Mohamad Yusuf, warga Jl. Hendro Suratman Gg. Bintara II No. 4, mewakili Primer Koperasi Angkatan Darat Korem 043 Gatam,” jelas Yuntoro. Perjanjian menyepakati beberapa hal. Di antaranya jangka waktu kontrak kios selama 30 tahun terhitung sejak 25 Maret 1996. Jangka waktu itu bisa diperpanjang kembali. Lalu, Henryanto sebagai pihak kedua sepakat mempergunakan lahan seluas 1.000 m2 milik Korem di Jl. Dr. A. Rivai. Lahan itu diperuntukkan lokasi usaha. ’’Nah jika tiba-tiba para pedagang yang menyewa kios diusir sebelum batas waktu yang disepakati, jelas ini diskriminasi dan mengingkari perjanjian,” tegas Yuntoro. Apalagi, lanjutnya, gugatan kliennya berupa perbuatan tak menyenangkan yang dialamatkan pada Korem 043 Garuda seiring rencana penyegelan toko itu masih disidangkan di Pengadilan Negeri 1A Tanjungkarang. Jika proses sidang rampung, Yuntoro menjamin kliennya siap memenuhi keputusan majelis hakim. ’’Untuk diketahui pada sidang pertama, majelis hakim meminta kami untuk berdamai dengan pihak korem. Ini kami sanggupi. Tapi kenapa tiba-tiba pihak korem melakukan penutupan kios,” timpalnya. Kadenpom II/Sriwijaya Letkol Agus Eko menegaskan, pihaknya belum bisa menerima laporan Henryanto dengan alasan konflik kedua belah pihak belum ada putusan dari pengadilan negeri. ’’Toh, kami pun tidak bisa mengambil langkah hukum. Sebab, Denpom tidak mengurusi hal-hal yang bersifat perdata,” tegas Eko. Sementara itu, pihak Korem 043 Gatam yang diwakili Mayor Ruslan menegaskan, perjanjian yang dibeberkan Henryanto cacat hukum. Sebab, tak sesuai kesepakatan awal. ’’Berdasarkan hasil rapat internal kami, diputuskan pemilik kios harus mengosongkan tempat usahanya,” tegas Ruslan. (ful/ewi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.