3 minute read

KULTUR

Next Article
NEW MEDIA

NEW MEDIA

Salihara tidak luput dari hal yang akan kami ceritakan karena hampir semua event kami terlibat untuk publikasi, karena sesuai dengan konten kami mulai dari Jazz Buzz, Helatari, dan banyak lainnya. Selain meliput di komunitas Salihara kami juga merasa banyak belajar sesuatu yang luar biasa karena komunitas yang segmentasinya unik dan kami berharap ada komunitas seperti demikian ada di Tangerang.

Advertisement

Relasi komunitas seni dan sastra sangat berjejaring yang membawa kami menghadiri beberapa undangan peluncuran buku dan pameran seni dari penulis dan seniman. Ragam acara mulai dari diskusi, pentas teater, pentas puisi, pentas tari bahkan menghadiri festival luar kota yang sudah terjadwalkan tiap tahunnya.

Dok : Geegoe

Dok : Geegoe

BWCF di Borobudur 2018

Perjalanan di kereta

Dok : Geegoe

Pertunjukan teatrikal

Dok : Geegoe

Setelah bersosialisai dengan Komunitas Salihara, dan berkenalan dengan beberapa pelaku seni, kami berkesempatan untuk mendapatkan undangan peliputan acara kultural BWCF, berbicara kesenian kontemporer dan sastra di Indonesia, saya pikir ini adalah hal yang rumit dan banyak sekali keragaman untuk dieksplor menjadi sebuah tajuk jurnalisme, event BWCF ini menjadi yang paling berkesan buat kami, karena memiliki ragam kesenian yang bervariasi.

Caesar lah yang kami kenal memiliki kemampuan untuk menarasikan ilmu-ilmu bahasan tersebut menjadi sebuah karya jurnalistik yang adiluhung. Oleh karena itu sejak tawaran meliput dari event BWCF datang, kami pun menunjuk Caesar sebagai jurnalis utama dan ditemani saya selaku fotografer untuk keperluan dokumentasi. BWCF adalah wahana pertemuan bagi para keagamaan lintas iman. Pada tiap tahunnya BWCF berusaha menyakian tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang para hadirin untuk menyadari keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi

BWCF di Jogja

Dok : Geegoe

Setibanya di Stasiun Tugu, kami menunggu kabar dari kawan lama saya yang kebetulan kuliah di Jogja bernama Ichwan, kami sebelumnya sudah janjian dan Ichwan pun juga sudah mengajak kami, apabila kami mengunjungi Jogja, jangan pusing dan sungkan untuk tinggal sejenak untuk beberapa hari di kos-kosannya yang berlokasi di Jalan Kaliurang. Setibanya di kos-kosan Ichwan, kami langsung menyiapkan semua peralatan untuk keperluan pelipuan keesokan harinya.

Hari H pun tiba, kami meminjam motor Ichwan, kami bergegas ke lokasi acara yang bertepat di Candi Borobudur, Magelang. Ketika kami sampai, saya melihat pemandangan yang khusyuk, damai dan complicated. Diskusi para cendikiawan yang serius membuka mata saya dan berusaha untuk mengerti topiknya tersebut. Saya ingat percakapan dua orang cendekiawan ketika sedang coffee break, “pak, saya punya teori bahwa Candi Borobudur ini sebenarnya belum selesai dibuat”. Sontak terbesit di pikiran saya video konspirasi bangunan bersejarah dan hubungannya dengan kehidupan cerdas di luar Bumi yang bersliweran di Youtube saya pada jam 3 pagi. Acara ini memang banyak membahas tanah Nusantara pada zaman dahulu kala. Selain acara pidato tersebut, meditasi.

Sesi Meditasi

Dok : Geegoe

Under The Volcano by Yusril Katil

Dok : Geegoe

Suasana Candi ketika event

Dok : Geegoe

Kami dan Kevin Artwork untuk Thursday Noise

Dok : Geegoe

Menjalani masa perkuliahan sambil menjalani media, kami semua masih berkegiatan banyak hal, kebetulan tahun 2015 kevin mengikuti poster contest Thursday Noise vol. 6 yang diadakan dan dikurasi langsung oleh Jimi Multhazam (vokalis Morfem dan The Upstairs) dan berhasil pula masuk ke Thursday Noise Exhibition 2016 setelah dikabari langsung oleh Jimi beberapa bulan setelahnya.

Pada acara ini kami juga meliput dan menghadiri pameran pertama Kevin yang kebetulan masuk ke dalam submisi dengan beberapa seniman lainnya. Kami hadir di keramaian pameran untuk melihat lihat

Setelah beberapa kali meliput acara visual art, kali ini kami meliput acara yang bertajuk Catalyst Art Market yang diadakan oleh Art Market Jakarta pada tahun 2018. Acara ini diadakan di Kuningan City dan dihadiri banyak seniman visual alternatif yang menampilkan karya mereka untuk dijual ke para pengunjung yang hadir. Seniman seperti Diela Maharani, Elfandiary, Rukmunal Hakim, dan Amenkcoy turut serta di acara ini. Selain pop up art market, acara ini juga menjadi ajang untuk sharing para seniman muda ini lewat talk show yang dihadiri orang.

Jakarta Bienalle Jiwa 2017

Sebagai upaya untuk tetap mendokumentasikan dan membagikan cerita event seni budaya di indonesia, kami turut hadir dan bekerjasama dengan Jakarta Bienalle 2017. Acara ini dilangstungkan di Gudang Sarinah Ekosistem dan menjunjung tema “Jiwa”. Jiwa yang dimaksud di sini adalah landasan pertukaran pemikiran tentang berbagai isu dan pertanyaan atas seni dan budaya kontemporer.

Melati Suryo Darmo menjadi direktur artistik pada gelaran kali ini, banyak seniman yang memamerkan karyanya dari lokal maupun internasional, nama seperti Samsar Siahaan dan Afrizal

Malna dari Indonesia turut serta pada pameran ini. Ada juga peluncuran buku dari tulisan-tulisan essay dari

Bambang Bujono yang telah ia tulis

This article is from: