
4 minute read
C. Mengonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
Selain menggunakan kata dan frasa bermakna kias, novel sejarah juga banyak menggunakan peribahasa, baik yang berbahasa daerah maupun berbahasa Indonesia. Penggunaan kata, peribahasa ini digunakan untuk memperkuat latar dan tempat kejadian cerita. Perhatikan contoh di bawah ini !
Hidup rakyat Majapahit boleh dikatakan gemah ripah loh jinawi kerta tata raharjo, dimana hukum ditegakan, keamanan negara dijaga menjadikan siapapun merasa tenang dan tentram hidup di bawah panji gula kelapa. Peribahasa “gemah ripah loh jinawi kerta tata raharja” merupakan peribahasa Jawa yang artinya hidup Makmur aman tenteram.
Advertisement
Tugas
Setelah memahami materi diatas, coba jelaskan makna ungkapan yang terdapat pada kutipan novel sejarah berikut ini ! 1. Ia tahu benar Tholib Sungkar adalah kucing hitam di waktu malam dan burung merak di siang hari. 2. Dalam hati kecilnya bayangan Sang Adipati, yang jelas memberanikan istrinya, antara sebentar mengawang dan mengancam hendak merobek – robek hatinya. 3. Bau kemenyan menyebar menyapa hidung siapa pun tanpa kecuali 4. Cakrada sama sekali tidak menyadari seseorang mengikuti gerak kakinya dengan pandangan tidak berkedip dan isi dada yang mengombak. 5. Majapahit memang bisa berada dalam genggamannya, dan kekuasaan manakah yang lebih tinggi dibandingkan kekuasaan seorang raja?
C. Mengonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
Setelah mempelajari sub-bab ini, peserta didik diharapkan mampu :
(1) Menganalisis nilai-nilai dalam teks cerita (novel) sejarah.
Kegiatan Belajar I
Semua karya sastra termasuk cerita sejarah pasti memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah antara lain nilai-nilai moral, nilai budaya, nilai agama, nilai sosial, nilai estetis, nilai psikologi, dan nilai pendidikan.
1. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang dapat memberikan atau mengundang hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan. 2. Nilai Budaya
Nilai Budaya adalah nilai yang berhubungan dengan kebiasaan, adat istiadat, dan pola pikir masyarakat. 3. Nilai Agama
Nilai agama adalah nilai yang berkaitan dengan norma-norma agama. 4. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan hubungan atau tata pergaulan antara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan lingkungannya. 5. Nilai Estetis
Nilai estetis adalah nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita. 6. Nilai Psikologi
Nilai psikologis adalah nilai yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan atau batin tokoh-tokohnya. 7. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan adalah nilai yang berhubungan dengan perilaku yang baik, dewasa dan bermanfaat.
Tugas
Untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai dalam novel sejarah, bacalah dengan seksama kutipan novel sejarah berikut ini, kemudian tentukan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Kemerdekaan Indonesia
Berawal dari pecahnya “Perang Asia Timur Raya “ , dan Amerika menyatakan perang
kepada Jepang karena serbuan tentara Jepang di Pusat Pertahanan Amerika Serikat “Pearl
Harbour” pada tgl 8 Desember 1941. Tentara Jepang dengan Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya semakin agresif beraksi mendarat di wilayah Indocina, Filipina, Malaya dan Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda ikut ikutan Sekutu menyatakan perang dengan Jepang. Jepang mendarat ke Indonesia dengan tujuan Melumpuhkan pasukan Belanda. Pendaratan pertama tentara Jepang di Tarakan kemudian merambah ke daerah Balik Papan, Manado, Ambon, Makasar, Pontianak dan Palembang. Daerah-daerah di Jawa juga dikuasainya, pada tgl 1 Maret 1942, Jepang mendarat di Banten, Indramayu dan Rembang. Wilayahnya semakin meluas dengan dikuasainya Batavia tgl 5 Maret 1942, dan semakin merajalela ke wilayah Surakarta, Cikampek, Semarang dan Surabaya. Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang dan Ooh akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat”.
Masyarakat Indonesia pada awalnya menyambut dengan ramah kedatangan militer Jepang, dapat dilihat dari sikap kooperatif tokoh-tokoh Nasional kita Ir. Soekarno dan Moh Hatta. Pemerintahan Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi masyarakat, yang sebenarnya “ada udang di balik batu” sebenarnya di balik itu untuk
kepentingan Jepang di Perang Dunia II. Organisasi itu antara lain: Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Jawa Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan BPUPKI.
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan RI) dibentuk pada th 1943 di bawah pemerintah Perdana Menteri Tojo, bertugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting dan perlu bagi pembentukan pemerintah Indonesia. Dalam perkembangannya selanjutnya BPUPKI dibubarkan dan diganti nama oleh tokoh pejuang kita, dari BPUPKI menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junb iInkai, dengan

penggantian nama ini terkesan bahwa organisasi PPPKI bukan bentukan Jepang tetapi hasil kesepakatan dan perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting yaitu pertemuan Soekarno, M Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di Dalat menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia yang wilayahnya meliputi bekas wilayah Hindia-Belanda.
Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan dan kekalahan diperolehnya dan Amerika semakin kuat, apalagi setelah menarik pasukannya yang ada di Eropa. Serangan Jepang dapat dihentikan oleh tentara Amerika antara lain pada bulan Mei 1942 di pertempuran Laut Koral dan Juni 1942 di Pertempuran Midway. Jepang semakin klepekklepek karena Amerika mengamuk sehingga pada tgl 6 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hiroshima. Amerika belum puas juga dan tiga hari kemudian tanggal 9 Agustus Bom Atom kedua mendarat kembali di kota Nagasaki, dua pusat kota
Pemerintahan Jepang menjadi hancur rata dengan hancur rata dengan tanah. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tgl 14 Agustus 1945. Penyerahan kalah itu dilakukan di kapal Missouri pada tanggal 2 September 1945 oleh Kaisar Hirohito (Jepang) dan Jendral Douglas Mc Arthur (Sekutu).

Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu tidak dapat disembunyikan, dengan perjanjian Post Dam Jepang menyerahkan kekuasaannya kepada Sekutu dan otomatis di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Itulah gambaran sejarah singkat perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Kita sebagai generasi penerus wajib mempertahankan dan mengisinya dengan haalhal yang bermanfaat, sehingga bangsa kita menjadi bangsa yang maju, sejahtera, adil dan makmur.