Rencana kontinjensi banjir makassar

Page 1

RENCANA KONTIJENSI BENCANA BANJIR KOTA MAKASSAR

Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Kota Makassar Diterbitkan atas dukungan

Cover Renkon.indd 1

22/06/2015 18:38:05


Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Kota Makassar

PEMERINTAH DAERAH KOTA MAKASSAR BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA MAKASSAR

“ Mewujudkan Kota Makassar Tangguh Terhadap Bencana Menuju Kota Dunia ”.



Kata Pengantar

Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa penyusunan rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah disusun walapun tidak sesuai jadwal rencana sebelumnya, namun pelibatan masyarakat dan stakeholder dalam penyusunan dokumen ini cukup memberi sumbangsi dalam tersusunya dokumen ini. Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah dilaksanakan sejak Mei 2013 yang terdiri dari beberapa tahap, diawali dengan kegiatan sosialisasi untuk membuat komitmen bersama antar sesama sektor pemerintahan di Kota Makassar. Rencana tersebut mendapatkan dukungan dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Kota Makassar. Tahapan peyusuan RENKON banjir Kota Makasar diantaranya, tahapan sosialsasi, pengumpulan data hazard dan eksposer, pelatihan dan lokakarya, perumusan draf 0, surey lapangan dan update data, lokakara penyusunan dokumen draf-1, konsultasi public, revisi dokumen final, dan penetapan regulasi daerah. Penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar melibatkan berbagai stakeholder sepert BPBD Kota Makassar, BPBD Prov. Sulawesi Selatan, Kodim, Dinas Pemadam Kebakaran, Bappeda, Basarnas, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU, PMI Makassar, UNHAS, Kepolisian, SAR, KSR, Akademisi dan sebagainya. kontijensi banjir menggunakan skenario Banjir yang terjadi pada awal tahun 2013 yang melanda sebanyak 24 kelurahan di 6 kecamatan dan luas wilayah mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk yang terdampak banjir mencapai 101.972 jiwa, jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012 sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia. Kami berharap dengan dukungan saran dan kritikan yang bersifat membangun terhadap segala proses dan isi di dalam dokumen ini dapat terakomodir, sehingga dapat memberi manfaat langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat di kota Makassar dan sekitarnya. Makassar, Maret 2014 Tim Penyusun


Sambutan Walikota Makassar

Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan taufik Nya sehingga kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk melaksanakan segala rangkaian penyusunan dokumen ini hingga selesai. Kegiatan ini menjadi sangat sangat tepat dan strategis karena melihat musibah bencana banjir kurung waktu terakhir ini utamanya pada awal tahun 2013 ini terjadi begitu massif dan menyebabkan kerugian harta benda dan kerusakan sarana dan prasarana. Pada kesempatan ini saya ingin mengapresiasi atensi dari AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) yang melalui programnya telah memberi perhatian dengan mengalokasikan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kontijensi Banjir di Kota Makassar Dalam Undang-undang Nomor. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mempunyai prinsip dasar dalam upaya penanggulan bencana di Indonesia adalah sebagai berikut: cepat dan tepat, sistem prioritas, kordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, membina kemitraan, pemberdayaan masyarakat, non diskriminatif dan non politisi. Perencanaan Kontinjensi memang sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/ kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Dengan upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat mengurangi ketidak-pastian melalui pengembangan skenario dan asumsiasumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat. Dengan kesadaran akan tingginya potensi Banjir di Kota Makassar, mengingat karaktersitik tofografi wilayah Makassar yang relative datar, serta letaknya yang dilalui oleh dua DAS yaitu DAS Tallo dan DAS Jeneberang. Demikian halnya deforestasi di


hulu Bawakaraeng dan Lompobattang sangat rawan menyebabkan longsor tebing yang dapat menjadi pemicu terjadinya banjir bandang di hilir. Olehnya itu kegiatan ini menjadi sangat penting dan strategis bagi ketangguhan Kota Makassar menghadapi bencana ke depan. dan sekali lagi terima kasih kepada pihak AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) atas terlaksana nya kegiatan ini. Akhirnya saya harapkan dengan tersusunnya draft dokumen rencana kontijensi banjir Kota Makassar ; Adanya rumusan RTL yang disepakati untuk pelaksanaan tahapan proses selanjutnya dapat tercapai Dengan memohon Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Semoga Dokumen Rencana Kontigensi Banjir Kota Makassar bermanfaat luas di bagi masyarakat kota ini..amiin.


Sambutan Kepala BPBD Kota Makassar

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada fasilitator dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dalam memfasilitasi terlaksananya penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar untuk untuk membangun pemahaman dan komitmen bersama di antara para pemangku kepentingan yang akan terlibat. Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Makassar diarahkan untuk meningkatkan kebersamaan yang sinergi antara pemerintah dan stakeholders termasuk lembaga-lembaga/organisasi kemasyarakatan dalam menghadapi ancaman bencana mulai dari tahapan pra bencana, saat tanggap darurat atau saat terjadi bencana hingga tahap pasca bencana dengan berbagai program dan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Masalah utama yang dihadapi baru-baru ini di Kota Makassar ini yaitu masalah banjir dengan genangan yang cukup lama. Di samping itu teridentifikasi pula masalah sistem drainase yang fungsi dan kapasitasnya menurun, meningkatnya beban drainase akibat alih fungsi lahan, instrusi air asin, gejala penurunan elevasi tanah, naiknya permukaan air laut sebagai dampak dari pemanasan global, dan kurangnya pengendalian dan pengawasan pada ruang kawasan resapan air dan sepanjang sempadan sungai. Berdasarkan data yang tercatat di BPBD Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2013 bahwa kerugian bencana banjir di beberapa wiayah Kota Makassar diantaranya rumah terdampak sebanyak 10.240 Unit, Jumlah jiwa terdampak sebanyak 32.798 jiwa atau sebanyak 14.116 KK dan dampak kerugian lainnya serta meluasnya genangan yang mencapai 6 (enam) kecamatan. Ini menunjukkan bahwa tingginya resiko bencana banjir di Kota Makassar sehingga sangat dibutuhkan upaya-upaya untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi jenis ancaman bencana banjir. Dengan demikian


program ini kami harapkan mampu memfasilitasi tersusunnya Dokumen rencana kontijensi banjir Kota Makassar yang melibatkan secara bersama-sama oleh semua pihak (stakeholders) serta melakukan langkah strategis terutama sebelum dan sesudah terjadi bencana sehingga apa yang menjadi tanggungjawab dan wewenang kita dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan Kontinjensi sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana atau kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Melalui upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat melakukan pengembangan skenario dan asumsiasumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat, tindakan teknis dan manajerial, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi, atau skenario penanggulangan secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Kami sangat berharap dengan terlaksananya sosilaisasi ini akan lebih meningkatkan koordinasi, keterpaduan serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya mengurangi resiko bencana di Kota Makassar yang kita cintai ini.

Makassar, Juli 2014 Kalak BPBD Kota Makassar

Ir. Muhammad Ismounandar, M.Si Pangkat : Pembina Utama Muda Nip : 19631116 199103 1 002


Defenisi Operasional

a. Bencana (disaster) Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. b. Bahaya (hazard) Suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan. c. Bahaya Berisiko Tinggi Jenis ancaman/bahaya yang akan dijadikan dasar perencanaan kontinjensi yang dinilai melalui probabilitas (kemungkinan terjadinya bencana) dan dampak (kerusakan/ kerugian yang timbul akibat bencana). d. Kesiapsiagaan (preparedness) Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan berdayaÂŹguna. e. Kontinjensi (contingency) Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. f. Perencanaan Kontinjensi (contingency planning) Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat. g. Tanggap Darurat (emergency response) Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi


dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian. h. Pemulihan Darurat (emergency recovery) Proses pemulihan segera kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada kondisi semula dengan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar. i. Transisi (transition) Tindakan yang harus dilakukan setelah rencana kontinjensi tersusun, baik terjadi bencana atau tidak terjadi bencana. j. Re-entry Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan kepada kondisi normal dan memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.


Daftar Isi

Kata Pengantar

ii

Sambutan Walikota Makassar

ii

Sambutan Kepala BPBD Kota Makassar

iv

Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Pengertian Rencana Kontijensi 1.3. Tujuan 1.4. Ruang Lingkup 1.5. Dasar Hukum 1.6. Proses Penyusunan 1.7. Aktivasi Rencana Kontijensi

7 7 8 9 9 9 10 11

Bab II Gambaran Umum Kota Makassar 2.1. Profil Wilayah 2.2. Profil Kebencanaan

12 12 28

Bab III. Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario 3.1. Penilaian Ancaman 3.2. Penentuan Kejadian 3.3. Pengembangan Skenario

38 38 39 39

Bab IV. Kebijakan dan Strategi 61 4.1. Kebijakan 61 4.2. Strategi 61 Bab V.Perencanaan Sektoral 5.1. Sektor Posko 5.2. Sektor Perencanaan 5.3. Sektor Penanganan Logistik 5.4. Sektor SAR dan Keamanan 5.5. Sektor Kesehatan 5.6. Sektor Sarana dan Prasarana

64 71 75 80 83 87 94


Bab VI. Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut Bab VII. Penutup Lampiran-Lampiran: Lampiran 1. Daftar Lembaga / Organisasi / Instansi Lampiran 2. Database Sumberdaya Lampiran 3. Peta Proyeksi Wilayah Terdampak




Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


pendahuluan

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

1

BAB I

Pendahuluan


Bab I

Pendahuluan

pendahuluan

1.1. Latar Belakang

2

Kota Makassar adalah salah satu dari 24 wilayah Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Selatan, yang juga sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia danterbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 175,79km2 dengan jumlah penduduk 1.339.374 jiwa (BPS, 2012) sehingga kota ini sudah menjadikota Metropolitan. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassarberperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatanindustri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutanbarangdan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusatpelayanan pendidikan dan kesehatan. Secara geografis Kota Metropolitan Makassar terletak di pesisir pantai barat SulawesiSelatan pada koordinat 119°18’27,97” 119°32’31,03” Bujur Timur dan 5°00’30,18” -5°14’6,49” Lintang Selatan dengan luas wilayah 175.77 km2 dengan batasbatas sebagai berikut:

• Sebelah utara: berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan • Sebelah selatan: berbatasan dengan Kabupaten Gowa • Sebelah timur: berbatasan dengan Kabupaten Maros • Sebelah barat: berbatasan dengan Selat Makassar. Secara administrasi Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan 142 Kelurahandengan 885 RW dan 4446 RTKetinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengansuhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makssar diapit dua buah sungaiyaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberangbermuara pada bagian selatan kota. Bencana yang sering melanda wilayah Kota Makassar antara lain Banjir, Angin Puting Beliung/Angin Kencang dan Kebakaran Pemukiman. Bencana yang dominan adalah banjir. Banjir dengan skala besar terjadi pada awal tahun 2013 dimana melanda


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana banjir, maka pemerintah Kota Makassarmelalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mengajak para pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana untuk menyusun dokumen rencana kontijensi banjir. Dokumen rencana kontijensi ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah Kota Makassar dan para pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan kegiatan tanggap darurat secara efektif jika bencana banjir terjadi kembali.Dokumen rencana kontijensi ini memuat tentang kebijakan dan strategi serta langkah-langkah operasional dalam menghadapi situasi darurat banjir bagi para pemangku kepentingan. Dengan demikian pada saat situasi darurat, para pemangku kepentingan yang ada di Kota Makassar dapat mengetahui peran, tugas dan fungsi mereka masing-masing dalam melakukan kegiatan tanggap darurat sehingga penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat akan lebih terpadu dan terkoordinir dengan baik serta mampu memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terkena dampak sebagai perwujudan dari tanggungjawab pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan dan rasa aman bagi masyarakat dari bencana. 1.2. Pengertian Rencana Kontijensi Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi belum pastiterjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum pasti tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi yang melibatkan para pemangku kepentingan atau organisasi/lembaga yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan menyepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak pada saat bencana terjadi. Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencanaan kontinjensi merupakan pra-syarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan

pendahuluan

sebanyak 24 kelurahan di 6 kecamatan dan luas wilayah mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk Yong terdampak banjir mencapai 101.972 jiwa (dapat dilihat pada Tabel 13), jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia .

3


kontinjensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama menanggapi keadaan darurat bencana. Perencanaan kontinjensi akan membangun kapasitas sebuah daerah dalam penanggulangan bencana. Rencana kontijensi harus dapat menjadi dasar rencana operasi pada saat tanggap darurat bencana. 1.3. Tujuan Dokumen rencana kontijensi ini bertujuan untuk memberikan landasan operasional, strategi dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan terkait dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat secara menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi; sehingga kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak bencana dapat terpenuhi dengan baik.

pendahuluan

1.4 Ruang Lingkup

4

Dokumen rencana kontijensi bencana banjir ini merupakan dokumen resmi pemerintah daerah Kota Makassar yang memuat kebijakan, strategi, manajemen, koordinasi dan perencanaan sektoral dalam menghadapi situasi darurat akibat bencana banjir dalam lingkup cakupan di wilayah Kota Makassar yang terdiri dari 6 kecamatan, 24 kelurahan. 1.5 Hukum Dasar hukum penyusunan rencana kontijensi: 1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai. 8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 9. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. 10. Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana. 11. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 15 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran 2008;

13. Peraturan Walikota Makassar Nomor 43 Tahun 2007 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008. 1.6. Proses Penyusunan Dokumen Proses penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Sosialisasi perencanaan kontijensi untuk penyamaan persepsi semua pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana tentang pentingnya rencana kontijensi, 2. Pengumpulan dan pemutahiran data yang dibutuhkan, termasuk data ancaman (hazard) dan keterpaparan (exposure), 3. Pelatihan dan lokakarya perencanaan kontijensi bagi parapihak yang akan terlibat dalam proses penyusunan dokumen rencana kontijensi, 4. Penyusunan draft awal rencana kontinjensi oleh Tim Perumus yang ditunjuk sesuai SK Walikota Makassar, 5. Pemutahiran data ancaman, keterpaparan dan data-data lainnya yang dibutuhkan dalam perencanaan kontijensi, 6. Revisi/pengembangan dokumen rencana kontijensi berdasarkan data yang telah dimutahirkan,

pendahuluan

12. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar.

5


7. Konsultasi publik atas draft dokumen rencana kontijensi, 8. Perbaikan/finalisasi dokumen rencana kontijensi, 9. Ujicoba Rencana Kontijensi melalui Table Top Exercise (TTX) dan Geladi Posko, 10. Pengesahan dokumen rencana kontijensi menjadi kebijakan daerah Kota Makassar melalui Peraturan Walikota, 11. Penyebaran dokumen rencana kontijensi kepadasemua pelaku penanggulangan bencanabanjir di Kota Makassar.

pendahuluan

1.7. Aktivasi Rencana Kontijensi

6

Aktivasi dokumen rencana kontijensi ini dilakukan setelah tanda-tanda akan datangnya ancaman bencana banjir. Di identifikasi melalui hasil kajian dari instansi berwenang,dari BMKG (Stasiun Klimatologi Maros) dengan analisis perkiraan hujan dengan rata-rata curah hujan telah mencapai >700mm dan curah hujan iniakan berlangsung >6 hari, selanjutnya BPBD akan mempersiapkan peringatan dini kepada Pemerintah Daerah Kota Makassar untuk bersiaga menghadapi bencana banjir. Berdasarkan peringatan dini tersebut, Pemerintah Kota Makassar menetapkan Siaga bencana banjir dan menyatakan aktivasi Rencana Kontijensi. Perkiraan dari BMKG tersebut telah berlangsung 6-10 hari maka BPBD meningkatkan status siaga darurat bencana untuk melakukan rencana operasi darurat bencana. Laporan dari BMKG dan hasil proses analisis lainnya

Peringatan dini

Siaga bencana banjir

Rencana operasi darurat

Gambar 1. Alur aktivasi kontijensi banjir hingga rencana operasi


pendahuluan

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

7


Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


gambaran umum wilayah kota makassar

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

9

BAB II

Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar


BAB II

gambaran umum wilayah kota makassar

Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar

10

2.1. ProfileWilayah 2.1.1. Letak Geografis, Administrasi dan Luas Wilayah Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi, dahulu disebut Ujung Pandang, yang terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2 persegi. Luas laut dihitung dari 12 mil dari daratan sebesar 29,9 Km2, dengan ketinggian topografi dengan kemiringan 0 º sampai 9. Terdapat 12 pulau-pulau kecil, 11 diantaranya telah diberi nama dan 1 pulau yang belum diberi nama. Kota Makassar memiliki garis pantai kurang lebih 100 km yang dilewati oleh 2 (dua) sungai yaitu sungai Tallo dan Sungai Jeneberang.

Gambar 2. Peta Batas Administrasi Kota Makassar


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Angkutan umum masih merupakan moda transportasi Kota yangmasih memegan peranan sangat penting, akan tetapi jumlah kendaraan angkutan umum dari waktu ke waktu terus bertambah bahkan jumlahnya melebihi daripada kebutuhan masyarakat, hal tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan prasarana transportasi yang berkaitan langsung dengan hal itu seperti ; terminal kota, halte, pertambahan panjang, kapasitas jalan dan lain-lain. ditambah lagi tindakan yang kurang disiplin oleh pengemudi angkutan umum dalam menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan, hal ini mengakibatkan volume kendaraan di jalan raya semakin bertambah besar dan menjadi salah satu pemicu seringnya terjadi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, yang kian hari kian meningkat. Panjang jalan di Kota Makassar sejak tahun 2006 hingga tahun 2012tidak berubah yaitu sepanjang 1.593,46 kilometer; Dibandingkan tahun 2005 panjang jalan tidak mengalami perubahan. Tahun 2012, untuk kondisi jalan tidak mengalami perubahan sejak tahun 2011. Jumlah kendaraan bermotor wajib uji di kota Makassar pada tahun 2012 adalah sebanyak 23.517kendaraan dengan rincian mobil Bus sebanyak 4.494 kendaraan, mobil penumpang sebanyak sebanyak 1.926 kendaraan dan mobil truck sebanyak 5.359 kendaraan, dibandingkan tahun 2009 jumlahkendaraan bermotor wajib uji mengalami kenaikan sebesar 10,83 % ditahun 2010. Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan sedang, walaupun ada beberapa ruas kondisinya jelek, namun masih mampu berperan melayani lalu lintas keluar masuk kota maupun sirkulasinya di dalam wilayah kota. Prioritas pengembangan penyediaan sarana jalan yang diterapkan pada Kota Makassar diarahkan terhadap pembangunan jalan Kolektor primer, Kolektor Sekunder, Lokal Primer, Lokal Sekunder dan Arteri Sekunder termasuk peningkatan pelebaran jalan. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syamsuri, 2013, Bahwa jarak tempat tinggal dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS open Source ke tempat pengambilan angkutan mikrolet dimana menggunakan buffer 500 maka dapat diperoleh hasil bahwa berdasarkan sampel trayek yang diambil dimana luas wilayah aksesibilitas suatu trayek tercakupi dari total luas kecamatan.

gambaran umum wilayah kota makassar

2.1.1. Aksesibitas Wilayah Kecamatan/Kelurahan

11


gambaran umum wilayah kota makassar

Tabel 1. Aksesibilitas Angkutan Umum (Syamsuri, 2013)

Tabel 2. Kecepatan Kendaraan umum(Syamsuri, 2013)

12

2.1.1. Topografi dan Klimatologi a. Tofografi Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2 ยบ (datar) dan kemiringan lahan 3-15 ยบ (bergelombang) dengan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : 1) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai. 2) Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakkukang, dan Rappocini.

gambaran umum wilayah kota makassar

Gambar 3. Peta Tingkat elevasi Kota Makassar

13

Gambar 4. Peta tingkat kemiringan kota Makassar


b. Klimatologi Data iklim yang digunakan dalam pemantauan ini adalah data iklim hasil pengukuran Stasiun Klimatologi Paotere yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar. Parameter iklim yang dikaji adalah temperatur udara, curah dan hari hujan, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin serta penyinaran matahari.

gambaran umum wilayah kota makassar

1) Temperatur Udara

14

Temperatur udara rata-rata bulanan Kota Makassar berkisar antara 25,3-26,13oC. Temperatur udara rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan Nopember, dan terendah pada bulan Agustus. Suhu udara minimum rata-rata bulanan berkisar antara 25,30C yang terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi 28,40C pada bulan oktober. Suhu udara maksimum rata-rata bulanan berkisar antara 30,10C pada bulan oktober dan minimum 22,3o C pada bulan September. Variasi temperatur udara dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 5. Temperatur Udara Minimum Rata-Rata Bulanan selama Tahun 2005-2013 Tahun

Bulan Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

24,4

24,8

25

25,2

24,9

24,2

23,4

24,2

24,2

24,2

25,5

25,6

2006

25

24,6

25,2

25,2

25,2

23,8

23,6

22,4

24,2

26,2

25,4

24,9

2007

24,9

25

25,3

24,9

25,4

24,7

24,1

24,3

24,6

25,4

25,2

24,6

2008

24,6

24,9

24,7

24,3

25,3

23,5

23,7

23,2

23,8

24,2

25,6

25,4

2009

25,2

24,4

24,9

24,8

25

25,3

23,9

23,9

24,2

24,9

24,8

24,6

2010

24,3

24,1

24,4

24,5

24,7

24,1

23,6

24,1

24,8

25,3

25,2

24,2

2011

23,8

24,2

24,2

24,6

25,1

23,9

23,6

23,6

24,7

25,2

25,2

24,6

2012

26,9

25,7

21,2

28,1

28

27,6

27,2

27,5

28

29,1

28,9

27,9

2013

27

27,1

27,4

27,8

28,2

27,6

27,2

27,2

28,1

28,4

28,2

27,1

27

27,1

27,4

27,8

28,2

27,6

27,2

27,2

28,1

28,4

28,2

27,1

2005

2013 Rata

25,31 25,19 24,97 25,72

26

25,23 24,75 24,76 25,47 26,13 26,22 25,6

Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

2) Curah Hujan Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa pada bulan Desember jumlah air hujan yang jatuh dalam satu meter persegi sebanyak 750 mm per hari hujan. Jumlah air hujan terendah yang jatuh dalam wilayah satu meter persegi terjadi pada Bulan September yaitu sekitar 10 mm. Rata-rata curah hujan harian yang ada di kota makassar selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 6. Tabel 3. Rata-Rata Curah Hujan Harianselama Tahun 2007-2011 Bulan Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt Sep

Okt

Nop

Des

2007

531

718

235

200

139

6

2

35

0

0

165

225

2008

398

587

649

353

265

26

137

1

0

0

0

20

2009

694

486

283

197

36

130

4

3

0

16

215

869

2010

660

882

313

76

61

34

56

4

6

73

404

760

2011

560

528

593

383

162

8

0,8

0

0

38,7

181

856

2012

520

371

635

75,6

207

35,4 68,5

0

0

9,8

71

445

2013

730

664

483

353

133

55

65

20

10

44

130

428

Rata

730

664

483

353

133

55

65

20

10

44

130

428

Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013.

gambaran umum wilayah kota makassar

Gambar 5. Temperatur udara Bulanan di Kota Makassar

15


gambaran umum wilayah kota makassar

Gambar 6. Rata-rata Curah Hujan Harian Selama Lima Tahun Terakhir.

16

3) Kelembaban Udara Kelembaban udara yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 71,8 sampai 87,4%. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari kemudian menurun sampai terendah pada bulan September dan naik lagi sampai pada bulan Desember. Kelembaban udara rata-rata bulanan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 7. Tabel 4. Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan selama Tahun 2001-2013 Tahun

Jan Feb 2003 90 89 2004 90 89 2005 90 89 2006 90 91 2007 84 82 2008 87 87 2009 84 85 2010 86 87 2011 89 87 2012 84 84 Rata-rata 87,4 87

Mar 90 87 86 90 82 85 82 83 89 85 85,9

Apr Mei 88 82 86 84 86 86 85 86 79 74 84 81 81 76 79 78 88 78 78 78 83,4 80,3

Bulan Jun 81 84 84 82 74 84 81 79 72 76 79,7

Jul 72 80 84 79 74 75 74 77 73 76 76,4

Agt 67 78 82 70 71 72 70 76 70 71 72,7

Sep 69 78 81 70 68 66 69 75 71 71 71,8

Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013

Okt Nop 67 86 76 81 82 84 75 78 76 83 68 74 74 79 78 89 76 79 76 78 74,8 81,1


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

4) Penyinaran Matahari Penyinaran matahari rata-rata bulanan di kota Makassar berkisar antara 43,7 sampai 92 %. Penyinaran matahari cenderung meningkat dari bulan Mei sampai mencapai maksimum pada bulan September, kemudian menurun sampai bulan Desember. Penyinaran matahari rata-rata bulanan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 8.

17

Tabel 5. Penyinaran Matahari Rata-rata Bulanan Bulan Tahun Jan Feb Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt Nop Des

2003

41

48

49

66

85

67

93

93

83

91

53

41

2004

45

-

60

73

-

71

91

92

98

98

85

56

2005

34

40

64

73

81

86

83

88

90

85

75

34

2006

57

40

54

87

78

87

89

94

96

94

77

51

2007

46

64

64

69

77

89

85

90

99

80

66

43

2008

42

-

55

63

-

61

-

98

97

98

89

65

2009

47

37

47

69

76

56

82

86

92

81

66

35

2010

49

30

60

73

76

70

87

85

84

86

58

32

2011

45

47

46

61

75

84

88

94

90

88

67

28

2012

45

51

52

65

70

75

70

88

91

93

79

52

69,9

61,8

92

89,4

71,5

43,7

Rata

45,1 35,7 55,1

74,6 76,8 90,8

Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013

gambaran umum wilayah kota makassar

Gambar 7. Kelembaban udara rata-rata bulanan 2003-2012


gambaran umum wilayah kota makassar

Gambar 8. Penyinaran Matahari Rata-Rata Bulanan di Sekitar Lokasi

18

5) Angin Data kecepatan dan arah angin tiap jam selama tahun 2011 diperoleh dari Stasiun Klimatologi Paotere melaluiBadan Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar. Dari data angin yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan berkisar antara 8 sampai 14 knots. Selama tahun 2012 arah angin dominan dari arah barat (35 %) kemudian dari arah barat laut (27 %), arah timur (15 %), arah timur laut (8%) dan sebagian kecil datang dari arah tenggara, utara, selatan dan barat daya. Tabel 2.1. Kecepatan angin Maksimum (knots) rata-rata bulanan Bulan Tahun

Jan

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

2012

37

Feb Mar Apr Mei 43

43

21

31

28

25

19

25

28

25

31

Rata-rata

12

14

11

10

8

8

8

10

10

10

10

13

2.1.4. Karakteristik a) Karakteristik Fisik Lingkungan 1) Luas wilayah Kota Makassar sebesar 175,77 km2 pada ketinggian antara 0 – 25 m diatas permukaan laut, dengan suhu antara 20 – 32 0C. Kota Makassar di lewati


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

2) Kota Makassar merupakan kota pesisir yang keadaan wilayahnya datar dan hanya sebagian kecil dataran tinggi yang terdapat di Kecamatan Biringkanaya. Secara keseluruhan ketinggian dari permukaan laut untuk wilayah ini berkisar antara 1 – 25 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 5° ke arah barat. Gambar 9. Peta Resiko Bencana Pesisir, Sumber : Baharuddin , 2011

gambaran umum wilayah kota makassar

oleh 2 Sungai utama yatu Sunagi Tallo dan Jeneberang. sungai Jeneberang yang mengalir melintasi Kabupaten Gowa dan bermuara pada bagian selatan Kota dan sungai Tallo yang bermuara di bagian Utara Kota. Ke dua sungai ini mempunyai kemiringan dasar sungai yang relatif sangat landai (Âą 1/10.000) di bagian hilir, kecepatan alirannya lambat dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi sehingga mempunyai kecenderungan membentuk meander dan perubahan alur.

19


gambaran umum wilayah kota makassar

3) Wilayah kota Makassar dipengaruhi oleh hidrodinamika pantai/laut yang terdiri dari beberapa unsur, seperti angin, ombak/gelombang, arus bawah laut, arus pasang surut, pasang surut, abrasi, akrasi, dan sedimentasi. Sehubungan dengan hal tersebut, fisiografi daerah kota Makassar relatif tidak stabil, karena pada musim kemarau arah sedimentasi dari Utara ke Selatan, sedangkan pada musim hujan arah sedimentasi dari Selatan ke Utara. Hal ini terlihat pada ujung spit Tanjung Bunga.

20

4) Pergeseran fungsi badan perairan laut sebagai akibat kegiatan di sekitarnya menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan, seperti pencemaran, sedementasi dan bencana banjir/genangan. 5) Kondisi umum Kota Makassar berupa: 1) Keadaan dan kondisi topografi wilayah studi berupa tanah relatif datar dan berada pada ketinggian 0 sampai 6 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) berkisar antara 0 - 2%. Sedangkan satuan morfologi bentuk lahannya yaitu satuan morfologi dataran alluvial pantai yang dihasilkan dari proses pengendapan Sungai Jeneberang. 2) Secara geologis terbentuk dari batuan hasil endapan dari angkutan sedimen sungai Jeneberang. Batuan dasar tersebut berupa endapan alluvial. 3) Jenis tanah yang terdapat pada wilayah studi yaitu jenis tanah inceptisol. 4) Kondisi batimetri (kedalaman laut) di sepanjang wilayah penelitian hingga jarak 4 mil laut (Nautical Miles) yaitu berkisar antara -31 – 0 meter di bawah permukaan laut. 5) Rata-rata pasang surut air laut wilayah studi yaitu sebesar 1,13 meter. 6) Gelombang laut berkisar antara 0,5 meter sampai 1 meter. 7) Jenis pemanfaatan lahan terdiri dari permukiman, perdagangan, perkantoran, pendidikan, pertanian, peternakan, tambak, kawasan wisata, ruang terbuka dan hutan mangrove 6) Analisis kondisi kebencanaan pesisirKota Makassar: 1) kenaikan muka air laut pada Selat Makassar yaitu berkisar antara 5 - 10 mm/tahun. Kondisi ini jauh di atas perkiraan kenaikan paras muka laut global yang diperkirakan 1,5 mm/tahun.2) Dampak abrasi yang sangat jelas terlihat pada wilayah studi yaitu jatuhnya Tugu Layar Putih pada Pantai Layar Putih dan patok bekas menara di pesisir tanjung yang semakin jauh dari daratan (awalnya menara tersebut berada di daratan). 3) Sedimentasi yang terjadi pada wilayah studi diakibatkan oleh adanya pengendapan lumpur yang terbawa oleh arus Sungai Jeneberang dan juga dipengaruhi oleh aktifitas gelombang laut(ombak). b) Karakteristik Flora dan Fauna 1. Terdapat berbagai tanaman/vegetasi yang spesifik seperti bakau, kelapa/palma, dsb. 2. Terdapat binatang yang spesifik seperti bangau, ikan jenis tertentu, dsb.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

c) Karakteristik Ekonomi, Sosial dan Budaya 1. Memiliki keunggulan lokasi yang dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi; 2. Penduduk mempunyai kegiatan sosial-ekonomi yang berorientasi ke air dan darat;

d) Karakteristik Perumahan dan Permukiman Karakteristik Perumahan dan permukiman ditepian Pantai Kota Makassar diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Kawasan Perumahan Teratur dan Terencana Kawasan perumahan teratur dan terencana adalah kawasan perumahan yang teratur dan direncanakan melalui program pembangunan dan biasanya perumahan tersebut telah sesuai dengan arahan rencana tata ruang yang berlaku. Pembangunan perumahan tersebut difasilitasi oleh pihak pemerintah melalui pemberian ijin pemafaatan lahan dan pembangunan, dan pelaksanaanya dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta (pengembang/ developer), dengan melihat arahan tata ruang dan konsep penataan lingkungan yang teratur.Perumahan ini biasanya telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang cukup baik, dirancang dengan baik pula serta memiliki akses yang cukup mudah untuk mencapai sarana dan prasarana yang ada. Kawasan perumahan yang teratur dan terencana yang berada tepian pantai Kota Makassar seperti rumah susun sewa sederhana Mariso yang berada di Kecamatan Mariso diperuntukkan bagi para nelayan miskin di sekitar Rusunawa tersebut. 2) Kawasan Perumahan Tidak Teratur dan Tidak Terencana Kawasan perumahan tidak teratur dan tidak terencana di Kota Makassar terdapat di beberapa kawasan, perumahan ini biasanya dibangun secara spontan tanpa direncanakan dan tanpa konsep penataan lingkungan yang jelas. Perumahan-perumahan ini dibangun atas swadaya masyarakat dan identik dengan perumahan kumuh seperti slums ataupun squatters, kawasan ini juga kurang didukung oleh dasar penunjang yang baik. Kawasan perumahan yang tidak teratur dan tidak terencana di Kota Makassar tergolong dalam kawasan permukiman kumuh, baik kumuh nelayan dan kumuh pusat kota. Permukiman Kumuh yang berada di tepian pantai Kota Makassar yaitu: Permukiman Kumuh terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Lahan yang ditempati sebagian adalah bekas lautan yang pada dasarnya merupakan milik negara,

gambaran umum wilayah kota makassar

3. Terdapat peninggalan sejarah/budaya seperti museum bahari, dsb.

21


gambaran umum wilayah kota makassar 22

sedangkan sebagian merupakan tanah hak milik atau yang sudah dimiliki sejak bertahun-tahun lamanya. Kawasan tersebut terletak di kawasan yang diperuntukkan sebagai lahan produktif. Pusat kegiatan utama terdekat dari kawasan tersebut adalah kawasan pelabuhan dan angkatan laut. Permasalahan yang terjadi pada kawasan ini adalah tidak mempunyai pola struktur permukiman yang teratur karena dibangun tanpa perencanaan, hanya bergantung pada pertambahan luas daratan yang terjadi secara alami. Secara fisik bangunan rumah kebanyakan tidak permanen, terlihat tidak sehat ditandai dengan minimnya pencahayaan dan jendela. Fasilitas penunjang permukiman juga sangat minim. Sebagian penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Penyebab utama kekumuhan yang terjadi adalah rendahnya ketersediaan lahan yang dapat dikembangkan serta ketidakjelasan status tanah yang ditempati. Selain itu pula rendahnya ekonomi individu (nelayan rakyat) membuat kemampuan untuk mengembangkan permukiman menjadi rendah. Permukiman Kumuh di Kecamatan Tallo ; Permukiman di Kecamatan Tallo hampir sebagian besar tanah yang ditempati oleh masyarakat merupakan tanah hak milik atau girik yang sudah dimiliki sejak lama. Kawasan tersebut juga cukup dekat ke pusat kegiatan pelabuhan. Kawasan ini terletak di wilayah perkotaan padat penduduk dimana area umum sudah tergunakan untuk kepentingan pribadi membuat pola struktur lingkungan semakin tidak teratur. Sebagian wilayah terletak di pinggir sungai. Jalan paving blok yang dibuat mengikuti pola-pola rumah yang sudah ada. Bangunan rumah sebagian besar permanen tetapi dalam kondisi kurang sehat karena kurangnya pencahayaan dan penghawaan. Hal ini dikarenakan rapatnya jarak antar bangunan. Sarana dan prasarana juga terbatas.Keterbatasan lahan serta rendahnya ekonomi individu dan sebagian penduduknya bekerja tidak tetap menjadi penyebab utama timbulnya kekumuhan di kawasan ini. e) Karakteristik Sarana dan Prasarana Lingkungan 1. Mempunyai aksesibilitas yang sangat tinggi sebab dapat dicapai dari darat dan dari air, sehingga peran dermaga/pelabuhan menjadi titik pertumbuhan. 2. Sistem drainase memerlukan penanganan relatif lebih rumit, karena merupakan daerah retensi yang sering tergenang air/banjir dan menjadi muara daerah hulunya; 3. Pembuangan air limbah memerlukan penanganan khusus, karena muka air tanah yang tinggi serta menjadi muara daerah hulunya. Masyarakat cenderung membuang air limbah langsung ke badan air, baik dari kakus individu maupun MCK; 4. Umumnnya sampah dibuang/ditimbun di pinggir laut atau dibuang langsung ke laut sehingga sering menimbulkan bau serta menjadi sarang lalat dan nyamuk.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

5. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran (sarana, prasarana, tata cara dan pedoman), khususnya di atas air memerlukan penanganan serius. f) Karakteristik Pengelolaan Kawasan

2.1.5. Demografi Berdasarkan data BPS-Kota Makassar Tahun 2011, penduduk Kota Makassar mencapai kurang lebih 1.352.136 jiwa yang terdiri atas 667.681 laki-laki dan 684.455 perempuan, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,56 % selama periode sepuluh tahun terakhir (2001-2011). Laju pertumbuhan penduduk di setiap kecamatan di Kota Makassar pada periode tahun 2001 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 6. JumlahPenduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Menurut Tingkat Kecamatan, Priode Tahun 2001 – 2011 Kecamatan Mariso

Mamajang Tamalate Rappocini Makassar Ujung Pandang Wajo Bontoala U. Tanah Tallo Panakukkang Manggala Biringkanaya Tmalanrea Kota Makassar

Persentase / Jumlah penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan 2001 2011 Penduduk Tahun 2001 – 2011 53.687

56.408

0,50

61.947 135.082 132.102 84.346 29.217 35.908 59.868 46.374 121.606 130.336 81.180 100.336 85.915 1.157.905

59.560 172.506 152.531 82.478 27.160 29.639 54.714 47.133 135.574 142.729 118.191 169.340 104.175 1.352.136

(0,39) 2,48 1,45 (0,22) (0,73) (1,90) (0,90) (0,16) 1,09 0,91 3,83 5,37 1,95 1,56

Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2012.

gambaran umum wilayah kota makassar

Zonasi pada kawasan pesisir Kota Makassar Merupakan (1) Zona Pemanfaatan Khusus (Wisata Bahari) yang terdiri dari Kawasan Pantai Akkarena, Tanjung Bayang dan Pantai barombong. (2) Zona Konservasi yaitu pada daerah Estuaria Sungai Jeneberang.

23


Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Makassar pada periode tahun 2011 seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Makassar

gambaran umum wilayah kota makassar

No.

24

Kelompok Laki-laki (Jiwa) Perempuan Umur (Tahun) (Jiwa) 1. 0–4 67.025 62.530 2. 5–9 66.656 62.383 3. 10 – 14 61.758 58.268 4 15 – 19 69.163 74.190 5. 20 – 24 83.367 87.312 6. 25 – 29 65.534 66.304 7. 30 – 34 54.546 56.512 8. 35 – 39 48.290 50.024 9. 40 – 44 41.969 45.410 10. 45 – 49 33.220 35.181 11. 50 – 54 25.760 25.486 12. 55 – 59 18.580 18.873 13. 60 – 64 12.999 15.423 14. > 65 18.814 26.559 Jumlah 667.681 684.455 Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2012

Jumlah (Jiwa) 129.554 129.039 120.026 143.353 170.679 131.838 111.057 98.315 87.379 68.401 51.246 37.453 28.422 45.373 1.352.136

Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling dominan pada Kota Makassar adalah kelompok1 15 sampai 59 tahun, kemudian kelompok umur 0 sampai 14 tahun dan terakhir kelompopk umur antara 60 sampai 65 tahun ke atas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk di daerah ini ( Kota makassar ) pada umumnya masih berada dalam kategori produktif, sehingga dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan sehari – hari dalam upaya mengelolah dan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia masih mampu dilakukan oleh warga masyarakat secara optimal, Kota Makassar sebahagian besar warga masyarakatnya masih tergolong dalam usia produktif. 2.2. Profil Kebencanaan 2.2.1. Karakteristik Ancaman Banjir Hampir setiap tahunnya beberapa bagian kota di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir itu pada umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

tertinggi pada setiap tahunnya. Beberapa banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan 2013, dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.Adapun karakteristik banjir di Kota Makassar dipengaruhi oleh:

Hampir setiap tahunnya beberapa bagian wilayah di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya.. Banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan Tahun 2013, dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.

gambaran umum wilayah kota makassar

1) Pengaruh Curah hujan

25

Gambar 10. Rata-rata Curah Hujan di Kota Makassar selama 13 Tahun 2) Perubahan peruntukan lahan DAS Wilayah Kota Makassar dilalui oleh 3 (tiga) muara sungai yang cukup besar sehingga membentuk sistem DAS diantaranya DAS Jeneberang, Tallo dan Pampang. Ketiga sistem aliran itu merupakan penampungan aliran air permukaan yang berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan Maros. DAS Tallo yang bermuara Wilayah Pesisir kota Makassar melalui Kecamatan Kec.Manggala, Panakukang, Rappocini, Kec. Tallo, Kec. Tamalanrea, dan Kec. Biringkanaya.


gambaran umum wilayah kota makassar 26

Meluasnya wilayah pemukiman di area DAS Tallo dan DAS Jeneberang menyebabkan tingginya aliran air permukaan yang bersumber dari limpahan curah hujan serta terkendalanya proses inpiltrasi ke dalam tanah akibat terhalang perkerasan jalan dan atap bangunan. Peningkatan aliran permukaan inilah yang menyebabkan banjir dan melanda beberapa wilayah di Kota Makassar dan terjadi semaki meluas. Ditinjau dari aspek perencanaan tata ruang kota Makassar Tahun 2005-2015 bahwa kawasan tersebut diperuntukkan menjadi kawasan perumahan terpadu dan pergudangan serta peruntukan kawasan khusus yang tidak diikuti penataan Rencan Detail Tata Ruang (RDTR) zoning regulation, pengendalian perizinan, pengenaan sanksi dan sebagainya. 3) Pengaruh Pasang Surut dan Pemanasan Global Berdasarkan hasil studi oleh BPPT Tahun 2009 bahwa Kenaikan Muka Laut Kota Makassar dipengaruhi ; 1) Faktor Laut (Gelombang Kelvin, ARLINDO), 2) FaktorAtmosfer (Cuaca Ekstrim) dan 3) Faktor Geologi (Tektonik dan Penurunan Muka Tanah). Kenaikan muka laut di Selat Makassar air laut yang disebabkan oleh Gelombang Kelvin mencapai 7.5 cm/10 tahun (1993-2002). Kenaikan muka laut di Selat Makassar akibat Arlindo: 42.09 cm. Dengan demikian Total kenaikan akibat pemanasan global ditambah akibat Gelombang Kelvin dan Arlindo menjadi 69.4 cm (Tahun 2000) , 88.16 cm (Tahun 2025), dan 1.44 cm (Tahun 2100). Pengaruh pasang surut air laut juga sangat besar terhadap sistem pembuangan utama kota diantaranya Sungai Tallo, Sungai Pampang, Kanal Sinrijala, Kanal Jongaya serta Kanal Panampu. Apabila curah hujan turun bersamaan dengan terjadinya pasang naik air laut, maka sistem aliran air yang melalui drainase kota akan terhambat sehingga menimbulkan banjir dan genangan pada wilayah tertentu yang ketinggiannya di bawah permukaan laut (dibawah elevasi 0). 4) Pengaruh elevasi Permukaan Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makassar di terkenal sebagai kota pantai dengan panjang pantai ± 35 km dan berbatasan dengan Selat Makassar, topografi wilayah Kota Makassar sebagian besar berupa dataran dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 % atau elevasi 0-30%. Elevasi 0-2 meter mencapai 66% dari total luas wilayah kota Makassar, elevasi 2-5 meter mencapai 14% dari total kota Makassar dan elevasi 20-30 meter hanya mencapai 1,1% dari seluruh total kota Makassar. Ini menujukkan bahwa kota Makassar adalah kota cukup datar dan dikategorikan hampir seluruh wilayah Kota Makassar wilayah Rawan Banjir.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Adapun dari seluruh luas wilayah kota (175 Km2), hanya sekitar 54 % (96 Km2) yang dapat terkendalikan limpasan air permukaannya melalui sistem drainase kota. Wilayah tersebut terutama berada pada bagian barat Kota Makassar, sedangkan sebagian wilayah timur lainnya (Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang) masih mengalami permasalahan karena belum adanya pengendalian banjir yang sistematis. Akibatnya sering terjadi bencana banjir di kawasan permukiman pada wilayah tersebut , misalnya Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Hamzi, Bung, Antara, Perumnas Antang, Asal Mula dan CV Dewi. Tabel 8. Kapasitas Saluran Pembungan di Kota Makassar No Nama Saluran/Area

Panjang saluran

Debit Catchment Pembuangan

primer sekunder tersier (m3/dt) area (ha)

ke

1. Saluran Pem足buangan Panampu

4.920

-

-

35

Laut

2. Saluran Pembuangan Jongaya

8.234

-

-

41

Laut

3. Saluran Pembuangan Sinrijala

2.355

-

-

6

s. Pampang

4. Area Urban V

-

29.385

77.251

-

1.650

5. Area 2

-

1.375

2.375

-

2.700

6. Area 3

-

21.504

27.382

-

7. Area 4

-

1.391

2.620

-

13.000

-

-

92

S. Tallo

9. Saluran Pembuangan Antang

1.400

-

-

11

S. Pampang

10. Saluran Pembuangan Gowa

4.600

-

-

35

S. Pampang

11. Saluran Pembuangan Perumnas

1.700

-

-

34

S. Pampang

8. Saluran Pembuangan Pampang

Total

36.209

53.655 109.648

gambaran umum wilayah kota makassar

5) Sistem drainase

27

4.350

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2007

Secara umum alur jaringan drainase di Kota Makasar mengikuti ketinggian (kontur) dan mengikuti poia jaringan jalan Kota yang ada, dimana sistem pembuangan air hujan yang masih menjadi satu dengan sistem pembuangan air kotor. Sistem drainase campur ini, terlihat kurang menguntungkan untuk daerah yang landai, sehingga


gambaran umum wilayah kota makassar

terjadi pengendapan dan penggenangan di dalam saluran yang menyebabkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Pada bagian lain, kondisi jalan yang relatif tinggi terhadap permukiman penduduk menjadikan saluran jalan hanya dapat dimanfaatkan sebagai saluran penampung limpasan air hujan dari badan jalan dan sebagai saluran pembawa, sedangkan saluran pembuangan dari permukiman melalui saluran yang dibuat sendiri dan dialirkan ke saluran drainase yang ada.

28

Selain itu sistem drainase di Kota Makasar juga dipengaruhi oleh pengaruh pasang surut. Hal ini sangat dirasakan pengaruhnya apabila pada saat bersamaan terjadi hujan lebat dan air pasang. Secara umum penyebab masalah genangan yang masih sering terjadi di Kota Makassar adalah diakibatkan antara lain meliputi :

• Pengaruh pasang surut air laut; • Merupakan daerah relatif rendah terhadap muka air laut; pemeliharaan (penyempitan penampang saluran atau gorong• Kurangnya gorong) terhadap endapan tanah/sampah. hidrolis (kemiringan atau hambatan di dalam penampang saluran, • Hambatan banyaknya belokan, duicker terlaluh rendah, dll. ); berfungsinya sistem street inlet, sehingga sering terlihat genangan di • Kurangnya atas badan jalan; saluran terlalu besar, sehingga penampang saluran yang ada tidak muat • Beban menampung beban yang ada Tersumbatnya beberapa Drainase Kota yang menuju ke laut berdampak terjadinya genangan dibeberapa ruas jalan kota Makassar. Di kecamatan wajo terdapat tujuh saluran utama, masing-masing saluran ini hampir tidak berfungsi dengan baik disebabkan adanya pemasangan berupa grill oleh pihak PT. PELINDO dan adanya sampah domestik yang menutup saluran sehingga menambah tingginya genangan di Jalan Nusantara dan Sulawesi. 6) Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah Genangan/Banjir yang sering melanda Kota Makassar tidak terlepas dari kesadaran masyarakat yang kurang perhatian menjaga saluran/drainase perimer maupun drainase sekunder. Beberapa drainase kota hampir tersumbat diakibatkan sampah


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

yang menutup seluruh permukaan drainase dan sedimen yang dapat menghambat laju aliran air hujan. Selain itu kurangnya pengawasan pemerintah mengenai pengembang perumahan yang sengaja meninggikan pondasi kawasan namun tidak memperhatian elevasi permukaan kawasan sekitarnya dan kurangnya ruang terbuka hijau sehingga potensi genangan cukup tinggi.

Genangan air atau banjir yang menimpa kota Makassar pada Tanggal 1-15 Januari 2013 yang meliputi Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang dengan luas genangan mencapai lebih 2000 ha. Salah satu sumber dampak adalah tingginya desakan perubahan fungsi lahan dari eksisting lahan resapan air menjadi kawasan pemukiman. Kawasan Rawan Banjir di Kota Makassar berada di beberapa wilayah Kecamatan Manggala, Panakukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, dan Biringkanaya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015 bahwa Kecamatan Panakukang, Rappocini, dan Kec. Manggala dikembangkan dengan rencana Kawasan pemukiman terpadu. Sedangkan Kec. Tamalanrea, dan Kec. Biringkanaya yang dikembangkan sebagai Kawasan bandara terpadu, maritim terpadu, industri terpadu, namun kecamatan yang berada di kawasan banjir tersebut tersebut mengalami desakan perubahan fungsi lahan menjadi kawasan pemukiman disebabkan tingginya pertumbuhan jumlah penduduk atau peroses urban yang sangat tinggi, sehingga ruang terbuka hijau juga semakin sempit. 8) Sedimentasi Pendangkalan yang terjadi pada muara sungai Tallo dan Jeneberang yang diakibatkan dari limbah buangan industri yang sudah tidak lagi terkontrol pada anak-anak sungai Tallo dan Longsoran Bawakaraeng yang menyebabkan pendangkalan pada sungai Jeneberang dan pencemaran pada sumber air baku PDAM yang ada di sungai ini serta pendangkalan pada pantai losari dan pelabuhan Makassar. Semua ini menjadi contoh nyata dan menjadi catatan penting bahwa ruang-ruang sungai perlu dilindungi dan mendapat perhatian dari pemerintah Kota Makassar. 9) Sistem Pengedalian Bencana Banjir Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang dikawasan rawan bencana banjir dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk meminimalkan dampak akibat bencana yang mungkin timbul. Kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pola pengendalian pemanfaatan ruang di bagian hulu, dalam lingkup satuan wilayah sungai. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya pengendalian

gambaran umum wilayah kota makassar

7) Tekanan Penggunaan Lahan

29


gambaran umum wilayah kota makassar

pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana banjir, termasuk mekanisme perijinan pemanfaatan ruang sesuai dan mendukung upaya penerapan rencana pemanfaatan ruang, dan prosedur penanganan yang tepat.

30

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota adalah ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota berfungsi: 1. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan; 2. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; 3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang; 4. Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; 5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan. 10) Dampak Kenaikan Permukaan air laut Berdasarkan hasil studi oleh BPPT Tahun 2009 bahwa Kenaikan Muka Laut Kota Makassar dipengaruhi ; 1) Faktor Laut (Gelombang Kelvin, ARLINDO), 2) FaktorAtmosfer (Cuaca Ekstrim) dan 3) Faktor Geologi (Tektonik dan Penurunan Muka Tanah). Kenaikan muka laut di Selat Makassar air laut yang disebabkan oleh Gelombang Kelvin mencapai 7.5 cm/10 tahun (1993-2002). Kenaikan muka laut di Selat Makassar akibat Arlindo: 42.09 cm. Dengan demikian Total kenaikan akibat pemanasan global ditambah akibat Gelombang Kelvin dan Arlindo menjadi 69.4 cm (Tahun 2000) , 88.16 cm (Tahun 2025), dan 1.44 cm (Tahun 2100).


Gambar 11. Peta Indeks Bahaya kenaikan laut kota Makassar Tahun 2010 Analisa data-data kejadian banjir di Kota Makassar di atas, maka Penyebab Rawan Bencana Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kondisi alam, faktor peristiwa alam, dan aktivitas manusia. Beberapa aspek yang termasuk dalam faktor kondisi alam penyebab banjir adalah kondisi alam (misalnya letak geografis wilayah), kondisi toporafi, geometri sungai, (misalnya meandering, penyempitan ruas sungai, sedimentasi, serta pemanasan global yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Tidak tertutup kemungkinan terjadinya degradasi lahan, sehingga menambah luasan areal dataran rendah. Faktor Peristiwa Alam seperti ; a. Curah hujan yang tinggi dan lamanya hujan; b. Air laut pasang yang mengakibatkan pembendungan di muara sungai; c. Air/arus balik (back water) dari sungai utama; d. Penurunan muka tanah (land subsidance); Aktivitas Manusia diantaranya; a. Pembudidayaan daerah dataran banjir; b. Peruntukan tata ruang kawasan belum memadai dan tidak sesuai; c. Belum adanya pola pengelolaan dan pengembangan dataran banjir; d. Permukiman di bantaran sungai; e. Sistem drainase yang tidak memadai; f. Terbatasnya tindakan mitigasi banjir; g. Kurangnya kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai; h. Penggundulan hutan di daerah hulu; i. Terbatasnya upaya pemeliharaan bangunan pengendali banjir; j. Elevasi bangunan tidak memperhatikan peil banjir.

gambaran umum wilayah kota makassar

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

31


2.2.2. Kondisi Kapasitas

gambaran umum wilayah kota makassar

Kondisi Kasitas Penanggulanan bencana di Kota Makassar

32

-

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung dengan sumber daya manusia aparatur yang memadai yakni sebanyak 57 (lima puluh tujuh) orang

-

Telah melakukan penguatan kelembagaan dan kapasitas masyarakat dalam penaggulangan bencana dengan 16 jenis lembaga yang telah mejadi mitra BPBD Kota Makassar dengan 752 Personil

-

Terlaksananya upaya peningkatan sekolah tangguh bencana,

-

Kota Makasar telah memiliki Peta Rawan Bencana dan 6 peta rawan bencana berdasarkan Kecamatan,

-

Telah menyusun SOP Banjir,

-

Telah memilik STOCK Logistik yang cukup untuk bantuan Banjir ,

-

Memiliki sarana dan prasrana yang cukup

Tabel 9. Sarana danprasarana yang tersedia pada Ruang Posko BPBD Kota Makassar

NO

SEKTOR

RATA-RATA RASIO KECUKUPAN

KETERANGAN

1

Bidang Posko (Pusat Pengendali Operasi/ Pusdalops)

5,74

sangat bagus

2

Bidang Perencanaan

0,23

sangat kurang

3

Bidang Logistik dan Peralatan

0,10

sangat kurang

4

Bidang Operasi - Sektor SARdan Keamanan

1,41

sangat bagus

5

Bidang Operasi - Sektor Kesehatan

0,39

sangat kurang

6

Bidang Operasi - Sektor Sarana dan Prasarana

1,67

sangat bagus


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

No

Instansi/Lembaga

Jumlah Peralatan

personil

1

BPBD Makassar

9 Buah

20

2

PSC

1 Buah

30

3

SAR Unhas

2 Buah

30

4

SAR UNM

30

5

LANTAMAL

5 Buah

459

6

TAGANA

2 Buah

7

DINKES

1 Buah

8

BASARNAS

5 Buah

27

9

POLAIRUD

5 Buah

6

10

BRIMOB

1 Buah

60

11

PMI

1 Buah

12

SAR 45

20

13

SAR Sulawesi

10

14

SAR Pramuka

30

15

SAR Hidayatullah

20

16

SAR Wahdah Islamiyah

10

TOTAL RELAWAN

752

2.2.3. Tingkat Risiko Bencana Hampir setiap tahunnya beberapa bagian kota di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir itu pada umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya. Beberapa banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, 2000, dan tahun 2013dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran. Matriks berikut menunjukkan bahwa proses penilaian tingkat kejadian atau resik banjir dan besarnya dampak yang ditimbulkan. Proses perencanaan kontinjensi hanya

gambaran umum wilayah kota makassar

Tabel 10. Ketersediaan Sumber Daya Peralatan Perahu Karet

33


sesuai untuk peristiwa atau kejadian dengan tingkat besar dan parahnya dampak yang ditimbulkan, sedangkan Kejadian-kejadian yang tidak terlalu parah, cukup menggunakan kebijakan-kebijakan yang ada, bahkan jika tidak parah sama sekali tidak perlu disusun rencana kontinjensi. Tabel 11. Penilaian tingkat resiko dan dampak bencana

34

Dapat Diabaikan DAMPAK

gambaran umum wilayah kota makassar

TINGKAT KEJADIAN

Parah Ringan Hampir Tidak Ada

Kebijakan yang ada Tidak perlu perencanaan Tidak perlu perencanaan

Kecil Tetapkan skenario Kebijakan yang ada Tidak perlu perencanaan

Besar Perlu proses perencanaan Tetapkan skenario Kebijakan yang ada

Berdasarkan data yang tercatat di BPBD Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2013 bahwa kerugian bencana banjir di beberapa wiayah Kota Makassar diantaranya rumah terdampak sebanyak 10.240 Unit, Jumlah jiwa terdampak sebanyak 32.798 jiwa atau sebanyak 14.116 KK dan dampak kerugian lainnya serta meluasnya genangan yang mencapai 6 (enam) kecamatan. Ini menunjukkan bahwa tingginya resiko bencana banjir di Kota Makassar sehingga penilaian tingkat resiko dan dampak bencana berdampak parah dan tingkat kejadian besar. Upaya-upaya untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi jenis ancaman bencana banjir adalah Perencanaan Kontinjensi sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana atau kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Diperlukannya skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat, tindakan teknis dan manajerial, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi, atau skenario penanggulangan secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.


gambaran umum wilayah kota makassar

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

35


Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


National Strategy and Action Plan 2015-2019

Penilaian Action Plan Ancaman dan Pengembangan Skenario

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar HIV and AIDS Response in Indonesia

3 37 7

BAB III

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario


BAB III

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

3.1. Penilaian Ancaman 3.1.1. Metode Penentuan Ancaman Satu rencana kontijensi fokus pada kesiapan menghadapi satu jenis ancaman bencana. Dalam penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan pemilihan satu ancaman menggunakan model matriks pemeringkatan ancaman berdasarkan probabilitas dan dampak suatu jenis ancaman oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagai lembaga pemegang mandat penanggulangan bencana di Indonesia, yang memiliki salah satu tugas menetapkan standard dalam penanggulangan bencana. Probabilitas Ancaman

38

Skor 5

Arti Pasti ( 80% - 99% )

4 3 2

Kemungkinan Besar ( 60% - 80% ) Kemungkinan terjadi ( 40% - 60% ) Kemungkinan kecil ( 20% - 40% )

1

Kemungkinan sangat kecil

20%

Dampak Ancaman Skor 5 4 3 2 1

Arti Sangat parah, 80% - 90% wilayah hancur dan lumpuh Parah, 60% - 80% wilayah hancur Sedang, 40% - 60% wilayah yang terkena rusak Ringan, 20% - 40% wilayah rusak Sangat Ringan, kurang dari 20% wilayah rusak


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

3.1.2. Hasil Penentuan Ancaman

Hasil identifikasi dan pemberian skoring untuk masing-masing jenis ancaman di Kota Makassar sebagai berikut: Tabel 12. Matrik Skroring Probabilitas dan Dampak No 1 2 3 4 5

Ancaman

Probabilitas 5 5 4 4 3

Banjir Kebakaran pemukiman Angin Kencang/Puting Beliung Abrasi/Gelombang tinggi Konflik Sosial

Dampak 3 3 3 2 2

Hasil penilaian ini kemudian dimasukkan dalam mtriks untuk menentukan skala tingkat bahaya seperti di bawah ini. Dari proses pemeringkatan ancaman dalam forum multistakeholders diperoleh hasil dan kesimpulan bahwa ancamanbanjir memiliki peringkat tertinggi dibanding jenis ancaman lain yang ada di Kota Makassar. Oleh karena itu rencana kontinjensi yang prioritas perlu disusun di Kota Makassar untuk saat ini adalah Rencana Kontinjensi Banjir. Tabel 13. Matrik Skala Tingkat Bahaya 5

Kebakaran

Probabilitas

4

Abrasi

Banjir

Angin P. Beliung

Konfilk Sosial

3 2 1

1

2

3

4

Dampak

Keterangan: Tingkat bahaya “tinggi” (prioritas untuk Rencana Kontijensi) Tingkat bahaya “sedang” Tingkat bahaya “rendah”

5

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Untuk penentuan Ancaman dimulai dengan mengidentifikasi semua jenis ancaman yang ada, kemudian masing-masing ancaman diberi skor dari aspek “probabilitas” dan besaran “dampak”.

39


3.2. Penentuan Kejadian

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Penentuan kejadian banjir bedasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta4) fakor lainya yang dianggap dominan.Wilayah rawan banjir Kota Makassarmeliputi24 Kelurahan dari 6 Kecamatan (Manggala, Tamalanrea, Rappocini, Panakukang, Tallo, dan Biringkanaya).

40

Tabel 14. Penentuan kajian banjir di Kota Makassar No 1

Parameter wilayah rawan bencana

Indikator Potensi genangan > 80% dari 24 kelurahan 6 Kecamatan

Sumber Bulan Data pemantauan BPBD

Desember– Januari

2 Curah hujan

>700mm selama beberapa waktu berturut-turut 3 Kenaikan munson barat yang ditandai permukaan air dengan kecepatan angin laut mencapai >24 knot diperairan supermonde, tinggi gelombang laut diatas rata-rata yaitu > 2 m

BMKGMARITIM BMKGMARITIM

Desember– Januari Desember– JanuariPebruari

4 fakor lainya Munculnya peristiwa anomali yang dianggap dominan.

BPBDBMKG dan Stakeholder

Desember – Januari Pebruari

Faktor Curah Hujan Potensi Curah hujan yang menyebabkan banjir berdasarkan perkiraan BMKG dengan intensitas curah hujan mencapai >700mm selama beberapa waktu berturut-turut yang dapat memicu potensi banjir lebih tinggi.

Gambar 12. Intensitas Curah hujan Januari 2012 – Januari 2013 (sumber : BMKG, Stasiun Klimatologi Maros)


Berdasarkan hasil pemantauan potensi banjir di perkirakan akhir tahun 2013 dan awal tahun 2014 (Desember-Januari) berpotensi banjir tinggi di terjadi di beberapa kabupaten kota termasuk Kota Makassar yaitu kecamatan Panakukang dan kecamatan Tamalate. Ada dua kemungkinan potensi banjir bandang terjadi di kota Makassar, jika secara bersamaan terjadi peningkatan kapasitas curah hujan diatas rata-rata 600/mm , terjadinya pasang tertinggi atau bulan purnama. Secara spatial prediksi banjir menurut BMKG, Dirjensumber daya air, departemen PU dan Bakosurtanal tahun 2013 dan tahun 2014.

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

41

Gambar 13. Peta potensi banjir Januari Tahun 2013 – 2014 Sulawesi bagian Selatan Kenaikan Permukaan airlaut Pada bulan Desember, pola angin didominasi dari barat laut dengan kecepatan angin maksimum 8 knot. Pola arus permukaan saat air pasang di laut lepas dari selatan dengan kecepatan mencapai 0,16 meter/detik menuju ke utara dengan kecepatan yang semakin menurun yakni 0,03 meter/detik. Sedangkan pada saat surut, pola arus permukaan di laut lepas dari utara dengan kecepatan mencapai 0,04 meter/detik menuju ke selatan dengan kecepatan yang semakin meningkat yakni 0,20 meter/detik. Pada bulan Januari dan Februari merupakan puncak dari munson barat yang ditandai dengan curah hujan tinggi dan kecepatan angin yang tinggi dan didominasi dari arah barat laut dan barat. Pola arus yang terjadi di laut lepas baik saat pasang maupun surut menunjukkan pola yang sama yakni dari utara dan terbagi menuju ke timur dan selatan.


Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario 42

Gambar 14. Pola Arus Pasang (1) dan Surut (2) Bulan Desember

Gambar15. Pola Arus Pasang (1) dan Surut (2) Bulan Januari 3.3. PengembanganSkenario Skenario banjir Makassar dalam dokumen Rencana Kontijensi ini dikembangkan berdasarkan kejadian bencana banjir yang terjadi pada tanggal1-14 Januari 2013dan Tahun 2014dengan penambahan sejumlah wilayah yang diidentifikasi berpotensi terkena dampak banjir. 3.3.1 Skenario Kejadian Dengan memperhitungkan faktor dominan curah hujan tinggi pada bulan Desember 2012 hinga Januari 2013 dan Desember 2013 hingga januari 2014. Maka pada tahun 2015 diperkirakan banjir akanmelanda 24 Kelurahan di 6 Kecamatan di Kota Makassar. Banjir mulai terjadi pada jam 2 subuh, di mana sebagian besar penduduk masih sedang tidur. Banjir ini dipicu adanya curah hujan yang tinggiselama beberapa hari di Kota Makassar dan sekitarnya, sehingga air dari 2 sungai besar yang masuk ke Kota Makassar yaitu Sungai Tallo dan Jeneberang meluap. Kondisi banjir diperburuk dengan sistem drainase yang tidak memadaidi sejumlah wilayah. Intensitas banjir di beberapa wilayah juga dipengaruhi oleh naiknya air laut (rob) serta kurang wilayah resapan. Ketinggian banjir bervariasi antara 1 – 3 meter.Banjir berlangsung selama 6 hari. 3.3.2 Skenario Dampak Skeario dampak bencana akan mempengaruhi aspek demografi, wilayah, infrastrutur, ekonomi, social budaya, pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Skenario Bencana Banjir mengakibatkan 101.972jiwa terdampak banjir dan 1.012jiwa masyarakat mengungsi. Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan. Jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia (dapat dilihat pada grafik dan gambar berikut). Tabel 15. Penduduk Terdampak Banjir No Kecamatan

Kelurahan Batua

7500

75

1973

4943

585

355

3

93

234

28

Bangkala

4419

44

1162

2912

345

Manggala

3034

30

798

1999

237

Tamangapa

8479

84

2230

5588

661

Bira

3182

31

837

2097

248

Kapasa

6551

65

1723

4317

511

Tamalanrea

6622

66

1742

4364

517

Tml Indah

3024

30

795

1993

236

Tml Jaya

8735

87

2297

5756

681

Parangloe

853

8

224

562

67

Karunrung

9532

95

2507

6282

743

Kassi-kassi

10961

109

2883

7223

855

Gunung Sari

3253

32

856

2144

254

Tello Baru

3066

30

806

2020

239

Pampang

950

9

250

626

74

Paropo

6641

66

1747

4376

518

Panaikang

9651

96

2538

6360

753

853

8

224

562

67

25

2

7

16

2

1107

11

291

730

86

726

7

191

478

57

142

1

37

94

11

2311

23

608

1523

180

101972

1012

26819

67199

7955

Antang 1 Manggala

2 Tamalanrea

3 Rappocini

4 Panakukang

Tallo 5 Tallo

Lakkang Buloa Sudiang Raya

6 Biringkanaya Sudiang Paccerakkang Total

Penduduk Penduduk Penduduk Berdasarkan Umur (jiwa) Terdampak dievakuasi Muda Dewasa Lansia (jiwa) (jiwa)

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

1) Kondisi Demografi

43


Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Gambar 16. Penduduk terdampak banjir berdasarkan Umur Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir terhadap 24 kelurahan di 6 kecamatan atau 101972 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir, 1-14 Januari 2013

44

No 1 2 3 4 5

Rincian Kebutuhan Volume Minimum Beras (kg) 285.523 Air Minum (Liter) 1.784.517 Air Bersih (Liter) 10.707.060 Family Kits 20.393 Toilet 5101 Sumber : Diolah berdasarkan Jumlah jiwa

Berdasarkan luasan dampak, jumlah jiwa yang terkena dampak maka tingkat resiko dampak adalah parah sehinggi diperlukan proses perencanaan kontijensi yang lebih menyentuh rakyat dalam rangka mengurangi dampak. Pada tabel berikut ini adalah rincian dari asumsi kebutuhan logistik minimum mingguan untuk penduduk terdampak banjir di Kota Makassar seperti beras, air minum, air bersih, family kits, dan toilet.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Tabel 17. Tabel Kebutuhan Logistik Minimum per Kelurahan Rincian Kebutuhan Minimum

Kelurahan

Terdampak (Jiwa)

1

Kel. Kassi-kassi

10.961

30691

191818

1150905

2192

548

2

Kel. Panaikang

9651

27023

168893

1013355

1930

483

3

Kel. Karunrung

9532

26690

166810

1000860

1906

477

4

Kel. Tml Jaya

8735

24458

152863

917175

1747

437

5

Kel. Tamangapa

8479

23741

148383

890295

1696

424

6

Kel. Batua

7500

21000

131250

787500

1500

375

7

Kel. Paropo

6641

18595

116218

697305

1328

332

8

Kel. Tamalanrea

6622

18542

115885

695310

1324

331

9

Kel. Kapasa

6551

18343

114643

687855

1310

328

10 Kel. Bangkala

4419

12373

77333

463995

884

221

11 Kel. Gunung Sari

3253

9108

56928

341565

651

163

12 Kel. Bira

3182

8910

55685

334110

636

159

13 Kel. Tello Baru

3066

8585

53655

321930

613

153

14 Kel. Manggala

3034

8495

53095

318570

607

152

15 Kel. Tml Indah

3024

8467

52920

317520

605

151

16 Kel. Paccerakkang

2311

6471

40443

242655

462

116

17 Kel. Buloa

1107

3100

19373

116235

221

55

18 Kel. Pampang

950

2660

16625

99750

190

48

19 Kel. Tallo

853

2.388

14928

89565

171

43

20 Kel. Parangloe

853

2.388

14928

89565

171

43

21 Kel. Sudiang Raya

726

2.033

12705

76230

145

36

22 Kel. Antang

355

994

6213

37275

71

18

23 Kel. Sudiang

726

398

2485

14910

28

7

24 Kel. Lakkang

25

70

438

2625

5

1

1.784.517 10.707.060 20.393

5101

Total

Beras (kg)

101.972 285.523

Air Minum (Liter)

Air Bersih (Liter)

Family Toilet Kits

Sumber : hasil pengolahan InaSAFE yang pdisesuaikan dengan Perka Nomor 7 BNPB tahun 2008 tentang pedoman pemenuhan kebutuhan dasar

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

No

45


2) Kondisi wilayah Kawasan-kawasan yang diperkirakan akan terkena dampak banjir terdiri dari 24 Kelurahan di 6 Kecamatan. Berikut adalah peta wilayah perkiraan terdampak banjir.

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Tabel 18. Daftar WilayahYang Diperkirakan Terdampak Banjir

46

No

Kelurahan

Kec. Biringkanaya 1

Paccerakkang

2

Sudiang

3

Sudiang Raya

Kec. Tallo

Luas (Ha) 162,13 25,27 101,85

1

Tallo

5,14

2

Buloa

2,19

3

Lakkang

Kec. Tamalanrea

159,58

1

Tamalanrea Indah

127,15

2

Tamalanrea Jaya

231,98

3

Tamalanrea

83,14

4

Kapasa

40,43

5

Bira

6

Parangloe

6,05

Kec. Manggala

161,06

1

Antang

119,01

2

Bangkala

202,26

3

Batua

4

Tamangapa

5

Manggala

153,37

Kec. Rappocini

81,01 573,78

1

Kassi-Kassi

51,37

2

Gunung Sari

59,64

3

Karunrung

55,33

Kec. Panakkukang 1

Panaikang

2

Paropo

148,80 16,25


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

3

TelloBaru

43,25

4

Pampang

151,80 2.761,84

Tabel di atas merupakan rincian luasan wilayah terdampak banjir di Kota Makassar dengan total luasan sebesar 2.761,84 Ha. wilayah terdampak paling luas adalah Kelurahan Tamangapa di Kecamatan Manggala sebesar 573,78 Ha. Sebagian besar penggunaan lahan yang terdampak di Kelurahan Tamangapa adalah sawah (419,26 Ha) dan sisanya adalah permukiman (50,95 Ha).Luasnya terdampak banjir di Kelurahan Tamangapa disebabkan limpasan air hujan yang berasal dari Kabupaten Maros.

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Total

47

Gambar 17. Peta Wilayah Terdampak banjir Kota Makassar


Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Peta di atas merupakan peta wilayah terdampak banjir di Kota Makassar dengan menjelaskan ketinggian genangannya.Ketinggian banjir tertinggi berada di Kelurahan Antang yang termasuk dalam Kecamatan Manggala sekitar 300 cm, dimana sebagian besar wilayah terdampaknya hanya di bantaran sungai Tallo dengan penggunaan lahan berupa sawah.

48

Gambar 18. Penggunaan Lahan terdampak banjir dan sekitarnya


Pada peta di atas merupakan visualisasi penggunaan lahan terdampak banjir menggunakan diagram pie disebelah kanan dan peta sebelah kiri menunjukkan peta penggunaan lahan di Kota Makassar.Data penggunaan lahan ini didapat dari Bappeda Kota Makassar.Berdasarkan hasil surey dan hasil pengolahan data spatial menggunakan Qgis, OMP, Inasafe bahwa sawah merupakan penggunaan lahan terdampak banjir paling besar sebesar 972,12 Ha, sedangkan untuk permukiman sebesar 478,96 Ha. Di bawah ini adalah tabel rincian penggunaan lahan terdampak banjir. Tabel 19. Penggunaan Lahan Terdampak Kota Makassar No

Penggunaan Lahan

Luas (Ha)

1 Industri

12,61

2 Kebun

102,29

3 Komersial 4 Lahan kosong

1,33 262,15

5 Lapangan

11,46

6 Mangrove

205,04

7 Militer

46,40

8 Pemakaman

2,75

9 Pendidikan

0,22

10 Permukiman

478,96

11 Rawa

110,37

12 Sawah

972,12

13 Semak

1,40

14 Tambak 15 TPA Total

260,66 0,52 2.468,27

(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)

Gambar 19. Penggunaan Lahan wilayah terdampak banjir. (sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

49


3). Infrastruktur Dampak banjir terhadap Infrastruktur:

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

• Transportasi :

50

Peta jaringan jalan terdampak banjir di Kota Makassar berdasarkan panjang jalandapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini. Jaringan jalan yang terdampak dibedakan dengan gradasi warna merah.Semakin merah warna pada peta semakin panjang pula jalan yang terdampak dilihat dengan satuan Kilometer (km). Tabel 20. Jaringan Jalan Terdampak No

Kecamatan

Kelurahan

Panjang Jalan (km) Nasional Kota

Lingkungan

Total

1

Biringkanaya

Paccerakkang

0,56

17,13

5,93

23,61

2

Biringkanaya

Sudiang

2,66

5,16

0,73

8,55

3

Biringkanaya

Sudiang Raya

0,00

4,46

10,14

14,60

4

Tallo

Tallo

0,00

1,41

0,07

1,49

5

Tallo

Buloa

0,00

0,75

0,46

1,21

6

Tallo

Lakkang

0,00

0,00

0,00

0,00

7

Tamalanrea

Tamalanrea Indah

2,58

7,98

0,24

10,80

8

Tamalanrea

Tamalanrea Jaya

3,03

8,71

1,72

13,46

9

Tamalanrea

Tamalanrea

0,00

10,00

3,58

13,58

10 Tamalanrea

Kapasa

0,56

3,37

2,77

6,70

11 Tamalanrea

Bira

0,00

0,00

0,00

0,00

12 Tamalanrea

Parangloe

0,00

1,53

0,04

1,57

13 Manggala

Antang

0,00

16,29

2,99

19,28

14 Manggala

Bangkala

0,00

5,98

11,39

17,37

15 Manggala

Batua

0,00

12,97

1,16

14,14

16 Manggala

Tamangapa

0,00

9,00

1,15

10,16

17 Manggala

Manggala

0,00

16,29

1,49

17,79

18 Rappocini

Kassi-Kassi

0,00

7,50

5,51

13,00

19 Rappocini

Gunung Sari

0,00

5,11

7,86

12,97

20 Rappocini

Karunrung

0,00

5,71

7,77

13,47

21 Panakkukang

Panaikang

0,00

7,43

2,14

9,57

22 Panakkukang

Paropo

0,00

5,36

0,97

6,33

23 Panakkukang

Tello Baru

0,00

3,77

4,31

8,08

24 Panakkukang

Pampang

0,00

0,00

0,00

0,00

9,38

155,92

72,42

237,72

Total

(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

o Jl. Perintis Kemerdekaan (jalur utama dari Pusat Kota Makassar ke bagian Utara Kota; Bandara; kabupaten-kabupaten lain seperti Maros, Barru, Pangkep, Parepare; dan jalur antar provinsi) “lumpuh”. o Terminal Regional Daya terendam dan tidak berfungsi normal o Jl. Tol (Akses Ke Bandar Udara, antar kabupaten lain dan antar provinsi) masih berfungsi, namun terhambat karena kemacetan. o Jl. Urip Soemohardjo & Jl. Perintis Kemerdekaan akses ke Kawasan Industri Makassar (KIMA) terganggu o Akses ke TPA sampah di Antang terganggu Pada tabel di atas jumlah panjang jalan terdampak banjir sebesar 237,72 km, sedangkan berdasarkan kelas jalannya, jalan nasional sebesar 9,38 Ha, jalan kota sebesar 155,92 Ha, dan jalan lingkungan sebesar 72,42 Ha. Jaringan jalan terdampak paling besar terdapat di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya. •

Pasokan Air Bersih:

Dari 3 titik instalasi tidak ada kerusakan fisik, namun distribusi terganggu sehingga kebutuhan air bersih di 24 Kelurahan terdampak banjir tidak terpenuhi.

Penerangan/PLN:

Penerangan di 21 kelurahan dipadamkan karena dikhawatiran menyebabkan korsleting.

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Data jaringan jalan Kota Makassar berasal dari BPBD Kota Makassar yang dibagi menjadi tiga jenis kelas jalan yaitu jalan nasional, jalan kota, dan jalan lingkungan. Berikut jalan utama yang terdampak banjir.

51


Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario 52

Gambar 20. Peta Infrastruktur Jalan terdampak banjir di Kota Makassar


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

4). Ekonomi

Rumah Pemotongan Hewan tidak berfungsi

Pasar Tradisional (4 pasar strategis dengan kapasitas sekitar 1000 pedagang) tidak berfungsi

Layanan per-Bank-an terganggu

SPBU (sekitar 5 SPBU) tidak dapat dioperasikan, antrian panjang di SPBU yang masih beroperasi

Kawasan Industri Makassar tidak dapat beroperasi secara normal

Pergudangan Parangloe dan Latebo terendam

Luas kawasan Industri terdampak 12,61 Ha, perkebunan 102,29 Ha, komersial 1,33 Ha, sawah 972,12, tambak 260,66, permukiman 478,96 Tabel 21. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Manggala

No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala

Sektor Ekonomi

1

Pasar Tradisional

0

0

0

0

0

2

Supermarket

0

0

0

0

0

3

Industri

0

0

0

0

0

4

Pergudangan

0

0

0

0

0

5

Hotel

0

0

0

0

0

6

Perkantoran Swasta 0

0

0

0

0

7

Pelabuhan

0

0

0

0

0

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Dampak banjir terhadap Sektor Ekonomi:

53


Tabel 22. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Tamalanrea Kelurahan Terdampak (unit)

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

No

54

Jenis Fasilitas

Bira Kapasa

Tamala nrea

T. Jaya

T. Indah

Parang loe

Sektor Ekonomi

1

Pasar Tradisional

0

0

0

0

0

0

2

Supermarket

0

0

0

0

0

0

3

Industri

0

0

0

0

0

0

4

Pergudangan

0

0

0

0

0

0

5

Hotel

0

0

0

0

0

0

6

Perkantoran Swasta

0

0

0

0

0

0

7

Pelabuhan

0

0

0

0

0

0

Tabel 23. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Rappocini No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Karunrung Kassi-kassi Gunung Sari

Sektor Ekonomi

1

Pasar Tradisional

1

0

0

2

Supermarket

0

0

0

3

Industri

0

0

0

4

Pergudangan

0

0

0

5

Hotel

0

0

0

6

Perkantoran Swasta

0

0

0

7

Pelabuhan

0

0

0

Sektor Sosial Budaya

8

Tempat Ibadah

1

1

0

9

Pendidikan

2

0

3

10

Kesehatan

0

0

0

11

Pemerintahan

0

0

0

12

Rumah Panti

0

0

0

13

TPA/TPS

0

0

0


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Tabel 24. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kec. Panakkukang Kelurahan Terdampak (unit) Jenis Fasilitas

Tello Baru

Pampang

Panaikang Paropo

Sektor Ekonomi

1

Pasar Tradisional

0

0

0

0

2

Supermarket

0

0

0

0

3

Industri

0

0

0

0

4

Pergudangan

0

0

0

0

5

Hotel

0

0

0

0

6

Perkantoran Swasta

0

0

0

0

7

Pelabuhan

0

0

0

0

Tabel 25. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Tallo No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Tallo Lakkang Buloa

Sektor Ekonomi

1

Pasar Tradisional

0

0

0

2

Supermarket

0

0

0

3

Industri

0

0

0

4

Pergudangan

0

0

0

5

Hotel

0

0

0

6

Perkantoran Swasta

0

0

0

7

Pelabuhan

0

0

0

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

No

55


Tabel 26. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kec. Biringkanaya

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

No

56

Kelurahan Terdampak (unit) Sudiang Sudiang Raya Paccerakkang

Jenis Fasilitas

Sektor Ekonomi

1

Pasar Tradisional

0

0

0

2

Supermarket

0

0

0

3

Industri

0

0

0

4

Pergudangan

0

0

0

5

Hotel

0

0

0

6

Perkantoran Swasta

0

0

0

7

Pelabuhan

0

0

0

5) Sosial Budaya Dampak terhadap aspek sosial-budaya berupa terganggunya atau terendamnya Rumah Ibadah sebanyak 10 unit. Tidak ditemukan Adanya sarana olah raga dan asrama haji di lokasi terdampak. Tabel 27. Aset Sosial Budaya Yang Terdampakdi Kecamatan Manggala No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala

Sektor Sosial Budaya 8

Tempat Ibadah

0

1

0

2

2

9

Pendidikan

1

0

1

1

0

10 Kesehatan

0

0

1

0

0

11 Pemerintahan

0

0

0

0

0

12 Rumah Panti

0

0

0

0

0

13 TPA/TPS

0

0

0

0

0


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Tabel 28. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Tamalanrea

Jenis Fasilitas

Sektor Sosial Budaya

8

Tempat Ibadah

0

1

1

2

2

1

9

Pendidikan

0

1

0

0

0

0

10

Kesehatan

0

1

1

0

1

0

11

Pemerintahan

0

0

0

0

0

0

12

Rumah Panti

0

0

0

0

0

0

13

TPA/TPS

0

0

0

0

0

0

Tabel 29. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Rappocini

No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Karunrung

Kassi-kassi

Gunung Sari

Sektor Sosial Budaya

8

Tempat Ibadah

1

1

0

9

Pendidikan

2

0

3

10

Kesehatan

0

0

0

11

Pemerintahan

0

0

0

12

Rumah Panti

0

0

0

13

TPA/TPS

0

0

0

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

No

Kelurahan Terdampak (unit) Tamala Parang Bira Kapasa T. Jaya T. Indah nrea loe

57


Tabel 30. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Panakkukang

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

No

58

Kelurahan Terdampak (unit) Tello Pampang Panaikang Paropo Baru

Jenis Fasilitas

Sektor Sosial Budaya

8

Tempat Ibadah

0

0

3

1

9

Pendidikan

0

0

0

0

10

Kesehatan

0

0

0

0

11

Pemerintahan

0

0

0

0

12

Rumah Panti

0

0

0

0

13

TPA/TPS

0

0

0

0

Tabel 31. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Tallo No

Kelurahan Terdampak (unit) Tallo Lakkang Buloa

Jenis Fasilitas

Sektor Sosial Budaya

8

Tempat Ibadah

0

0

0

9

Pendidikan

0

0

0

10

Kesehatan

0

0

0

11

Pemerintahan

0

0

0

12

Rumah Panti

0

0

0

13

TPA/TPS

0

0

0

Tabel 32. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Biringkanaya No

Kelurahan Terdampak (unit) Sudiang Sudiang Raya Paccerakkang

Jenis Fasilitas 8 Tempat Ibadah

1

2

4

9 Pendidikan

0

0

0

10 Kesehatan

1

11 Pemerintahan

0

0

0

12 Rumah Panti

0

0

0

13 TPA/TPS

0

0

0


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

6) Pendidikan

Tabel 33. Sarana Pendidikan Yang Terdampak No 1

Kecamatan Manggala

Kelurahan

PT

SMU

Batua

SMP

SD TK

Ket. 1

Antang Bangkala

1

Manggala Tamangapa 2

Tamalanrea

1

Bira Kapasa

1

Tamalanrea Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya

59

Parangloe 3

Rappocini

Karunrung

2

Kassi-kassi 4

5

6

Panakukang

Tallo

Biringkanaya

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Dampak terhadap sektor pendidikan yaitu terganggunganya atau terdamnya bangunan sekolah hingga murid diliburkan selama masa tanggap darurat sebanyak 11 unit, berikut sarana pendidikan yang terdampak pada wilayah terdampak banjir.

Gunung Sari

3

Tello Baru

1

Pampang

Paropo

Panaikang

Tallo

Lakkang

Buloa

Sudiang Raya

Sudiang

Paccerakkang


7) Kesehatan

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Dampak terhadap sektor Kesehatan terganggunganya atau terendamnya bangunan pusekmas hingga pelayanan kesehatan terganggu, hasil survey terdapat sebanyak 2 unit puskesmas yang berada di wilayah terdampak banjir. Berikut tabel sarana kesehatan yang berada di wilayah terdampak banjir. Tabel 34. Sarana KesehatanYang Terdampak No Kecamatan 1 Manggala

Kelurahan

RS

Pus Klinik Dokter Perawat kesmas

Batua Antang Bangkala

1

?

?

1

?

?

Manggala Tamangapa 2 Tamalanrea

Bira Kapasa Tamalanrea Tamalanrea Indah

60

Tamalanrea Jaya Parangloe 3 Rappocini

Karunrung Kassi-kassi Gunung Sari

4 Panakukang Tello Baru Pampang Paropo Panaikang 5 Tallo

Tallo Lakkang Buloa

6 Biringkanaya Sudiang Raya Sudiang Paccerakkang


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

8) Kamtib (Keamanan dan Ketertiban)

Tabel 35. AspekKeamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Manggala No

Kelurahan Terdampak (unit)

Jenis Fasilitas

Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala

14 Kantor Polisi

0

0

0

0

0

15 Pos Keamanan

0

0

0

0

0

Tabel 36. Aspek Keamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Tamalanrea Kelurahan Terdampak (unit) No Jenis Fasilitas

Bira Kapasa Tamala nrea T. Jaya T. Indah

Parang loe

14 Kantor Polisi

0

0

0

0

0

0

15 Pos Keamanan

0

0

0

0

0

0

61

Tabel 37. Aspek Keamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Rappocini No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Karunrung

Kassi-kassi

Gunung Sari

14

Kantor Polisi

0

0

1

15

Pos Keamanan

0

0

0

Tabel 38. Aspek Keamanan dan Ketertibandi Kecamatan Panakkukang No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Tello Baru

Pampang

Panaikang

Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Dampak terhadap Keamanan dan Ketertiban seperti Meningkatnya kerawanan sosial dan Angka kriminalitas meningkat (pencurian, Perampokan) karena rumah-rumah warga yang kosong dan penerangan/listrik dipadamkan.

Paropo

14

Kantor Polisi

0

0

0

0

15

Pos Keamanan

0

0

0

0


Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

Tabel 39. AspekKeamanandan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Tallo

62

No

Jenis Fasilitas

14 15

Kelurahan Terdampak (unit) Tallo

Lakkang

Buloa

Kantor Polisi

0

0

0

Pos Keamanan

0

0

0

Tabel 40. Aspek Keamanan dan Ketertibanyang Terdampak di Kecamatan Biringkanaya

No

Jenis Fasilitas

Kelurahan Terdampak (unit) Sudiang

Sudiang Raya

Paccerakkang

14

Kantor Polisi

0

0

0

15

Pos Keamanan

0

0

0


Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

63


64

Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


National Strategy and Action Plan 2015-2019

Action Plan

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar HIV and AIDS Response in Indonesia

65

BAB IV

Kebijakan dan Strategi


BAB IV

Kebijakan dan Strategi

kebijakan dan strategi

Dalam rencana kontijensi banjir, Pemerintah Kota Makassar mengambil beberapa kebijakan dan strategi yang akan menjadi landasan operasional untuk kegiatan tanggap darurat jika terjadi banjir. Kebijakan, strategi dan detail operasional ini diharapkan mampu mewujudkan penyelenggaraan tanggap darurat bencana banjir yang efektif dan efisien serta terkoordinasi dengan baik.

66

4.1. Kebijakan 1. Menetapkan status dan masa tanggap darurat bencana banjir selama 6 (enam) hari dengan Surat Keputusan Walikota Makassar; 2. Masa tanggap darurat bencana banjir dapat diperpanjang sesuai kebutuhan; 3. Melaksanakan tanggap darurat banjir secara terkoordinasi, terpadu dengan melibatkan seluruh potensi pemerintah, swasta, dan masyarakat; 4. Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terkena bencana (terutama pengungsi) berdasarkan standar minimal bantuan sesuai peraturan yang berlaku dan prinsip-prinsip bantuan kemanusiaan; 5. Memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi para korban bencana; 6. Masyarakat korban bencana yang termasuk kelompok rentan mendapatkan prioritas pelayanan; 7. Penyelenggaraan tanggap darurat bencana banjir dikelola secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. 4.2. Strategi Untuk mewujudkan tercapainya kebijakan-kebijakan di atas maka ditetapkan strategistrategi dibawah ini:


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

1. Mendirikan Posko Utama Penanggulangan Bencana banjir di Kantor BPBD Makassar, dan mendirikan 6 (enam)Posko Bantuan di tingkat Kecamatan sesuai kebutuhan; 2. Mendirkan 28 (dua puluh delapan) tenda pengunsian sesuai kebutuhan 3. Melaksanakan tanggap darurat banjir secara terpadu dalam satu Komando

5. Melakukan pencarian, pertolongan dan evakuasi (SAR) secara cepat bagi penduduk yang membutuhkan 6. Mengelola penampungan sementara atau pengungsian, dan menyelenggarakan dapur umum, penyediaan air bersih dan sanitasi umum. 7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis bagi pengungsi secara optimal, pelayanan psikososial dasar, dan pendidikan anak pada masa darurat. 8. Menyediakan kebutuhan dasar pengungsi sesuai standar minimal bantuan 9. Memerintahkan kepada seluruh Instansi pelayanan publik untuk memberikan pelayanan secara maksimal dan jika dibutuhkan selama 24 jam setiap hari selama masa tanggap darurat; 10. Mengamankan aset masyarakat yang terkena dampak (aset yang dibawa maupun yang ditinggal mengungsi) 11. Memperioritaskan perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat yang rentan seperti Lansia, anak-anak, ibu hamil, orang sakit dan difable (orang-orang dengan kemampuan berbeda); 12. Menyediakan data informasi pengelolaan bantuan secara transparan 13. Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan tanggap darurat yang sudah dilaksanakan dan menyusun laporan pertanggung jawaban.

kebijakan dan strategi

4. Mengerahkan semua sumberdaya yang ada di setiap SKPD dan organisasi/ lembaga terkait yang dapat dipergunakan dalam penanggulangan bencana banjir;

67


Tabel 41. Lokasi Evakuasi

No

68

2

3

4

5

6

Kelurahan

Jumlah Tempat Kapasitas Pengungsian (jiwa) (unit)

Lokasi

Batua

4

± 500

Mesjid At Thoyyibah, SMPN 8 Makassar, Kantor Kelurahan Batua, dan SD,SMP,SMA Mandiri

Antang

2

± 700

Mesjid Raya Bukit Baruga dan Kantor Kelurahan Antang

Bangkala

2

± 900

Kantor Kelurahan Bangkala dan Gedung Serbaguna Al Mubarakah

Manggala

2

± 300

SMPN 20 Makassar dan SD INP Manggala

Tamangapa

2

± 300

SD Kassi dan Kantor Kelurahan Tamangapa

Bira

1

± 50

Pos polisi

Kapasa

1

± 500

UKI Paulus

Tamalanrea

2

± 200

Polsek Tamalanrea dan Mesjid Baitul Majdis

Tamalanrea Indah

0

0

Tamalanrea Jaya

1

± 500

Parangloe

0

0

1

± 500

Politeknik Kesehatan Makassar

1

± 100

Kantor Kelurahan Kassi-kassi

1

± 500

Sekolah Islam Al Azhar

Tello Baru

1

± 500

Lapangan Komplek IDI

Pampang Panakukang Paropo

0

0

1

± 100

Mesjid Paropo Indah

Panaikang

1

± 100

Gereja Toraja Kodam

Tallo

1

± 500

Pergudangan

Lakkang

0

0

Manggala

kebijakan dan strategi

1

Kecamatan

Tamalanrea

Karunrung RappoKassi-kassi cini Gunung Sari

Tallo

Biringkanaya

SMPN 12 Makassar

Buloa

0

0

Sudiang Raya

1

± 500

SMAN 22 Makassar

Sudiang

1

± 500

Ruko Perintis

Paccerakkang

2

± 200

Mesjid Babul Jannah dan Kantor Kelurahan Paccerakkang

Total

28


kebijakan dan strategi

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

69

Gambar 21. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi


kebijakan dan strategi 70

Gambar 22. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Biringkanaya


kebijakan dan strategi

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

71

Gambar 23. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Panakukang


kebijakan dan strategi 72

Gambar 24. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Rappocini


kebijakan dan strategi

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

73

Gambar 25. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Tamalanrea


kebijakan dan strategi 74

Gambar 26. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Manggala


kebijakan dan strategi

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

75

Gambar 27. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Tallo


Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


Perencanaan Sektoral

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

77

BAB V

Perencanaan Sektoral


BAB 5

Perencanaan Sektoral

Perencanaan Sektoral

78

Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar merupakan acuan bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam melindungi segenap masyarakat dari bencana banjir dan menata kembali kehidupan setelah bencana. Untuk mengimplementasikan kebijakan dan strategi tersebut maka perlu ditetapkan perencanaan sektoral. Perencanaan sektoral ini merupakan wujud operasionalisasi fungsi-fungsi manajerial dalam pencapaian kebijakan dan strategi. Berdasarkan skenario kejadian dan skenario dampak banjir, pengalaman dalam merespon bencana banjir di Kota Makassar selama ini, serta mengacu pada Sistem Komando Tanggap Darurat (SKTD) sesuai Perka BNPB No. 10 Tahun 2010, maka bidang/sektor yang diperlukan ditetapkan sebagai berikut: 1. Bidang Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalops) 2. Bidang Perencanaan 3. Bidang Logistik dan Peralatan 4. Bidang Operasi - Sektor SARdan Keamanan 5. Bidang Operasi - Sektor Kesehatan 6. Bidang Operasi - Sektor Sarana dan Prasarana 5.1. Sektor Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalops) Bidang atau sektor Pusdalops berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor-sektor yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat di lapangan.Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar sebagai pimpinan tertinggi. Komandan pengendali operasi akan dibantu oleh beberapa unit dalam melaksanakan tugasnya, antara lain unit personalia, unit perencanaan, unit logistik, unit keuangan, unit datainformasi dan Humas. Sektor ini bertugas untuk memastikan bahwa semua kebutuhan sektor-sektor terpenuhi untuk memperlancar kegiatan tanggap darurat di lapangan.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

5.1.1. Pelibat Sektor

1

Lembaga / Instansi Sekretariat

Nama Kontak SEKDA

Kepala BPBD

Kontak

Peran

0411-316006 atau 334947

Mengkoordinasikan seluruh SKPD dan parapihak terkait dan Mengkoordinasikan pengerahan sumberdaya dari parapihak

04113633797/ 08164380077

Mengkoordinasikan dan menghimpun rencana masing-masing bidang

0411-456493, 449243, 0411449286 ; 0411455019

Melakukan pemantauan dan analisis kecenderungan perubahan kondisi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika Analisa, evaluasi dan distribusi informasi peringatan dini

Perencanaan Sektoral

No.

79

2

BPBD Makassar

3

BMKG

4

Dinas kominfo, Kepala Dinas Kominfo

0411-452377

Penyebarluasan informasi (berbagai media)

5

Sekretariat Kepala Bagan bagian humas Humas

0411-329814

Penyebarluasan informasi (berbagai media)

6

Telkom,

DIR PT.Telkom

0411-5076262

Merencanakan “call center” di salah satu posko yang cukup aman, representatif, dengan fasilitas dan sarana yang cukup

7

Diskominfo

Kepala Dinas Kominfo

0411-452377

Merencanakan “call center” di salah satu posko yang cukup aman, representatif, dengan fasilitas dan sarana yang cukup

8

TNI

Kodim

411-442351

Menyediakan rencana kamtib bagi petugas dan masyarakat, korban, dan pengungsi serta menyiapkan rencana koordinasi antar satuan di POLRI

Kepala BMKG


Perencanaan Sektoral

No. 9

Lembaga / Instansi POLRI – Polresta Makassar

10

Satpol PP

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja

0411-872844

11

ORARI/RAPI

Ketua ORARI/RAPI

(0411) 854-560 Merencanakan atau mendesain informasi dari lokasi bencana ke POSKO Bencana

80

Nama Kontak

Kontak

Peran

Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate

Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496

Menyediakan rencana kamtib bagi petugas dan masyarakat, korban, dan pengungsi serta menyiapkan rencana koordinasi antar satuan di satuan di POLRI

Merencanakan jaminan keamanan dan ketertiban bagi infrastruktur penting seperti kantor pemerintah, fasilitas sosial, dan fasilitas umum

5.1.2. Situasi Bencana Banjir memugkinkan menimbulkan gangguan atau bahkan melumpuhkan aktivitas masyarakat dan bisa menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Untuk itu perlu upaya untuk menghadapi bencana Banjir di Kota Makassar secara efektif, efisien dan terpadu.Untuk mewujudkan penanggulangan bencana khususnya kegiatan tanggap darurat secara efektif, efisien dan terpadu diperlukan langkah-langkah untuk mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan para pihak yang terlibat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai institusi/lembaga yang diberikan mandat untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah bertugas untuk melaksanakan / memfasilitasi kegiatan manajemen dan koordinasi para pihak tersebut mulai dari pemerintah Daerah Kota Makassar sampai pada tingkat kelurahan.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

5.1.3. Sasaran 1. Terselenggaranya koordinasi tanggap darurat bencana banjir dengan melibatkan seluruh pihak 2. Terlaksananya pengerahan sumberdaya secara terkoordinir dari semua pihak untuk mendukung kegiatan tanggap darurat banjir 3. Terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk terkena dampak banjir sesuai standar pemberian bantuan

Kegiatan yang akan dilakukan sektor Posko untuk mencapai sasaran tersebut di atas adalah sebagai berikut: No.

Kegiatan

Pelaku

Waktu

1

Melaksanakan kegiatan koordinasi untuk penyiapan sumberdaya dengan melibatkan semua pelaku bidang Posko

2

Melakukan evaluasi, analisis data potensi banjir berdasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta 4) fakor lainya yang dianggap dominan

3

Sebarluaskan informasi (berbagai media)

dinas kominfo, 15 menit humas, ORARI/RAPI

4

Menghimpun rencana masing-masing lembaga / instansi

Sekretariat Daerah 15 menit dan BPBD

5

Mengaktifkan Posko Tanggap Darurat BPBD dan mendirikan 6 Posko dan 28 tempat pengungsian jika dibutuhkan,

BPBD Makassar, Dinas Sosial,

30 menit

6

Buat call center

telkom, kominfo

15 menit

7

Menginvetaris data korban dan wilayah terdampak

8

Melaksanakan fungsi administrasi dan keuangan

BPBD Makassar dan 15-30 menit semua pihak terkait

Perencanaan Sektoral

5.1.4. Kegiatan

81

BMKG, BPBD, dan BAPPEDA

30 menit

BPBD, PMI, PSC, dan 15 menit SAR BPBD

15 menit


Perencanaan Sektoral

5.1.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya NO

KEBUTUHAN

1 2

Personel: Admn dan Keuangan Database Infokom Logistik Pendirian posko tanggap darurat bencana 1. Lapangan lokasi bencana 2. Meja lapangan 3. Kursi 4. Velbet 5. Papan data 6. Dispenser Menghimpun perencanaan masing-masing bidang analisa, evakuasi, penetapan rencana, distribusi perencanaan 1. Laptop 2. Printer 3. Genset 2500 Watt 4. Kertas 5. Pulpen 6. Buku laporan 7. Pendukung ATK Mengumpulkan data informasi 1. Camera 2. Handycam 3. Flashdisk 4. TV 5. Inst pengiriman data 6. HT 7. Pesawat telpon/HP

3

82

4

2 2 2 10

Org Org Org Org

VOL KBTHN 2 2 2 10

6 6 6 6 6 6

unit pos pos pos pos pos

3 bh/pos 6 bh/pos 6 set/pos 3 bh/pos 1 bh/pos 2 bh/pos

2 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

unit unit unit pos pos pos pos pos pos pos pos pos pos pos

1 pos 1 pos 1 unit 1 rim 1 dos 4 bh 2 paket 2 bh/pos 2 bh/pos 1 bh/pos 1 bh/pos 1 set 3 unit 2 unit

STANDAR

JANGKA JML WAKTU KBTHN 6 hari 12 12 12 120 6 hari

6 hari

6 hari

18 36 36 18 6 12

12 12 6 36 36 144 72 12 12 6 6 12 18 12


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

5

KEBUTUHAN Pam Swakarsa 1. Senter 2. Perahu karet 3. Pelampung 4. Megaphone 5. Mantel 6. P3K 7. BBM (Perahu karet) 8. BBM (Genset)

STANDAR

VOL KBTHN

6 6 6 6 6 6 6 6

4 bh 4 bh 6 bh 2 bh 6 bh 1 bh 15 liter 10 liter

pos pos pos pos pos pos pos pos

JANGKA JML WAKTU KBTHN 6 hari

24 24 36 12 36 6 90 60

5.2. Sektor Perencanaan Dalam menghadapi bencana banjir, perlu disiapkan “Rencana Operasi” dengan mengadaptasi/penyesuaian Rencana Kontijensi dengan kejadian sebenarnya setelah dilakukan kajian cepat dampak bencana. Sektor perencanaan bertugas untuk mengkoordinir proses penyesuaian Rencana Kontijensi menjadi Rencana Operasi. 5.2.1. Pelibat Sektor No Lembaga / Instansi 1 SETKOT MAKASSAR

Nama Kontak SETKOT MAKASSAR

2 BPBD KOTA MAKASSAR BPBD Kota Makassar

3

BAPPEDA

Nomor Kontak 0411-316006 atau 334947

83

Peran

Mempersiapkan penunjukan insiden komando dan Mempersiapkan surat pernyataan tanggap darurat bencana banjir di Kota Makassar oleh Walikota Makassar 04113633797/ Merencanakan dan 08164380077 mengk oordinasik an tindak lanjut penganggaran kondisi tanggap darurat

K E P A L A 0411-316940 BAPPEDA

Perencanaan Sektoral

NO

Mengkoordinir penyusunan biaya perencanaan operasi dan tanggap darurat


Perencanaan Sektoral

4

BMKG

Kepala BMKG 0411-456493, 449243, 0411449286 ;0411455019 Kepala Dinas 0411-881549 Kesehatan

5

Dinas Kesehatan

6

Dinas Sosial

Kepala Dinas 0411-448313 Sosial

7

Dinas Pekerjaan Umum

Kepala Dinas 0411-449340 PU

8

Dinas Perhubungan

Kepala Dinas 0411-866547 Perhubungan

9

KOMINFO

Kepala Dinas 0411-452377 kominfo

84

Laporan perkembangan prakiraan cuaca dan potensi bencana banjir setiap hari Mempersiapkan penyediaan petugas kesehatan, alkes dan obat-obatan Mempersiapkan penyediaan bahan makanan (dapur umum) dan Mempersiapkan fasilitas sarana tempat pengungsian Mempersiapkan sarana sanitasi (MCK) dan perbaikan drainase Mendukung jaminan kelancaran aksebilitas dari dan menuju lokasi bencana banjir Mendukung kelancaran informasi dan kehumasan dan menyediakan analisis dan update informasi Mempersiapkan penanganan dan solusi masalah gangguan kegiatan proses belajar mengajar Mendukung/ Mempersiapkan fasilitas penerangan listrik (genset)

10 Dinas P & K

Kepala Dinas 0411-868073 P&K

11 PT PLN KOTA MAKASSAR

Direktur PLN PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733 D i r e k t u r +62411876777 Mempersiapkan PDAM penyediaan air bersih/ air minum

12 PDAM


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

K e p a l a Puskesmas PUSKESMAS Tamalate Alamat : Jl. Dg. Tata I (Komp.Tabaria Blok G8) Telp. : 0411-867406

Mempersiapkan penyediaan petugas kesehatan, alkes dan obat-obatan

Puskesmas BatuaAlamat : Jl. Abd Dg. Sirua No. 338Telp. : 0411-49380 14 Balai Besar Wilayah S e k r e t a r i s 082 346 Melaporkan potensi Sungai Pompengan BBWS-PJ 558105 bencana banjir, hasil Jeneberang laporan peningkatan debit air, perkiraan luasan dampak 5.2.2. Situasi Kejadian dan dampak bencana banjir mungkin tidak persis sama antara skenario kejadian dan skenario dampak yang dibuat dalam Rencana Kontijensi, sehingga jumlah kebutuhan-kebutuhan akan berbeda dengan yang direncanakan dalam Rencana Kontijensi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian agar pengerahan sumberdaya dapat dilakukan secara tepat untuk memenuhi kebutuhan. Rencana Kontijensi yang telah disesuaikan/berubah menjadi Rencana Operasi sebagai dasar parapihak melaksanakan tanggap darurat banjir. 5.2.3. Sasaran a. Tersedianya Rencana Operasi sebagai landasan operasional pelaksanaan tanggap darurat banjir b. Menyediakan analisis dan update informasi c. Menyediakan bahan evaluasi kegiatan Operasi Tanggap Darurat secara berkala

Perencanaan Sektoral

13 Puskesmas

85


Perencanaan Sektoral

5.2.4. Kegiatan

86

No. Kegiatan 1 Mengkoordinasikan pengumpulan data asessment kebutuhan (hasil kajian cepat) 2 Mengkoordinasikan penyesuaian rencana sektoral sesuai hasil kajian cepat 3 Mengumpulkan, kompilasi dan sinkronisasi perencanaan semua sektor menjadi “Rencana Operasi Tanggap Darurat� 4 Mensosialisasikan Rencana Operasi kepada semua sektor 5 Memantau pelaksanaan Rencana Operasi 6 Melakukan evaluasi kegiatan Operasi Tanggap Darurat dan menyediakan laporan hasil evaluasi

Pelaku BPBD, DPU, Dinsos, Kelurahan, Kecamatan, Kesehatan, dan Diknas Sekkot Makassar, BPBD Makassar Sekkot Makassar, BPBD Makassar

Sekkot Makassar, BPBD Makassar BPBD Makassar dan BAPPEDA Makassar BPBD Makassar

Waktu 15 menit

15 menit 15 menit

15 menit 15 menit 15 menit

5.2.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya NO

KEBUTUHAN

1

2

1

Perahu Karet

2

Alat Selam

STANDAR

VOL KBTHN

JANGKA WAKTU

JML KBTHN

3a

3b

5

6

6=3aX4X5

2/Kel

Unit

12

6

12

2 set/kel

Set

48

6

48

3

Pelampung/Life jacket

20/Kel

Buah

480

6

480

4

Ring Boy

2/Kel

Buah

48

6

48

5

Webing

6/Kel

Buah

144

6

144

6

HT (Handy Talky)

2/Kel

Buah

48

6

48

7

Megaphone

2/kel

Buah

48

6

48

8

Senter besar/Lampu sorot

1/kel

Buah

24

6

24

9

Tali tambang

150 / kel

meter

3600

6

3600

10

Tandu

4 /kel

unit

96

6

96

11

Kantong mayat

10 /kel

lemb

240

6

240

12

Personil

30 /kel

orang

720

6

720

13

Mobil operasional

3 /kel

unit

72

6

72


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

NO

KEBUTUHAN

1

2

STANDAR 3a

VOL KBTHN

JANGKA WAKTU

JML KBTHN

5

6

6=3aX4X5

3b

14

MCK Mobil

4 /kel

unit

96

6

96

15

Tandom air kap. 2 m3

4 /kel

unit

96

6

96

16

Tenda pengungsi

2 /kel

unit

48

6

48

17

Tenda posko

1 /kel

unit

24

6

24

5.3. Sektor Penanganan Logistik

5.3.1. Pelibat Sektor No 1 2

Lembaga/ Instansi BPBD

Nama Kontak

BPBD Kota Makassar DINAS SOSIAL Kepala Dinas Sosial

No Kontak 04113633797/ 08164380077 0411-448313

3

PDAM

4

Dinas PU

Kepala Dinas PU

0411-449340

5

SATPOL PP

0411-872844

6 7

TNI PLN

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kodim Direktur PLN

411-442351 PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733

Peran Koordinator Penyediaan logistik dan Pemberdayaan pengungsi Penyediaan air bersih Penanganan Drainase dan Infrastruktur terkait banjir Keamanan

Keamanan Listrik

Perencanaan Sektoral

Mempersiapkan dan menyediakan logistik yang memadai bagi korban bencana (pengungsi baik pangan maupun sandang sesuai dengan kebutuhan).

87


No 8

Lembaga/ Instansi Polri

Nama Kontak

Kepala Dinas Kesehatan Kepala Dinas Ketua PMI

+62411854221

Perencanaan Sektoral

Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate

9

Dinas Kesehatan 10 Dinas Pendidikan 11 PMI 12 LSM/LPM dan lembaga sosial

Peran

Keamanan Polres Makassar Timur +62411423183 Polres Makassar Barat +62411335935 Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496 0411-881549 Menyediakan layanan kesehatan 868073 Pendidikan

Polres Makassar Timur Polres Makassar Barat

88

No Kontak

Dapur umum Kegiatan pemberdayaan

5.3.2. Situasi Masyarakat telah dievakuasi oleh tim evakuasi menuju tempat aman untuk pengungsian. Di lokasi pengungsian perlu dilakukan distribusi tempat tinggal, sehingga pengungsi tidak terkonsentrasi di satu lokasi. Masyarakat yang berada dilokasi pengungsian perlu mendapakatkan fasilitas kebutuhan dasar seperati pelayanan pangan, sandang, kesehatan (fisik maupun psikis), air dan sanitasi serta pendidikan. 5.3.3. Sasaran 1. Pengungsi mendapatkan tempat pengungsian yang layak


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

2. Pengungsi mendapatkan layanan pangan, sandang yang dibutuhkan dan dibedakan antara laki-laki dan perempuan 3. Pengungsi mendapatkan layanan kesehatan baik fisik maupun psikis 4. Lokasi pengungsian tersedia air dan sanitasi 5. Tersedianya fasilitas bagi orang yang berkemampuan khusus 6. Tersedianya tempat pendidikan sementara.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Kegiatan Menyediakan tempat penampungan pengungsian yang layak Menyediakan air bersih Menyediakan fasilitas sanitasi yang memadai (kamar mandi, WC, pengolahan limbah padat/cair) Menyediakan layanan kesehatan (fisik dan psikis) Menyediakan tempat ibadah Menyediakan pangan bagi pengungsi dan petugas/ relawan Menyediakan alat-alat kebersihan pribadi (sabun, sikat gigi, dll) Menyediakan pakaian dan selimut layak pakai Menyediakan alat makan/minum dan bantuan non pangan lainnya Menyediakan kebutuhan khusus wanita dan bayi/ balita Menyediakan perlengkapan dapur umum Menyediakan “bilik cinta� Menyediaan fasilitas pendukung bagi “diffable� Menyediakan hiburan Menyelenggarakan kegiatan produktif bagi pengungsi Menyediakan sarana pendidikan anak Menyusun aturan main/etika di pengungsian

Pelaku

Waktu

Dinsos

30 menit

PDAM

30 menit

PU

30 menit

Dinkes

30 menit 30 menit

Dinsos

30 menit

Dinsos

30 menit 30 menit

Dinsos

30 menit

BPBD,

30 menit

Dinsos Dinsos Dinsos Dinsos BPM Diknas Kesbang

30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit

Perencanaan Sektoral

5.3.4. Kegiatan

89


18 Mengorganisir pemberdayaan pengungsi (dalam mengelola penampungan pengungsi) 19 Melaksanakan kegiatan assesment kebutuhan logistik

Dinsos

30 menit

Dinsos

30 menit

5.3.5. Kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya

Perencanaan Sektoral

No Kebutuhan

90

Jmlh Satuan

Ketersediaan

Lokasi

Rasio Kecukupan

Ket

1,1

1 Personel

700

org

752

BPBD, SAR, Dinas Sosial. Kesbanglinmas, Polres, Kodim, ORARI/RAPI, Relawan

2 Sarpras

Tenda Posko (Posko Bantuan)

6

Buah

2

BPBD, Dinsos, Kodim, Polres

0,33

1 buah / Posko/Kec

Tenda pengungsi (TP)

28

Buah

3

BPBD, Dinsos, Kodim, Polres

0,11

1 tenda/TP

Tenda Keluarga

28

Buah

12

BPBD, Dinsos, Kodim, Polres

0,43

2 tenda/TP

Alas tikar

280

Buah

50

BPBD dan DINSOS

0,18

10 Buah /TP

Terpal

280

Buah

50

BPBD dan DINSOS

0,18

10 Buah /TP

Velbed

112

Buah

BPBD dan DINSOS

4 Buah/TP

MCK

51

Buah

50

BPBD dan DINSOS

0,99

2 Buah/TP

Pompa air

28

Buah

1

Dinsos

0,04

1 Buah /TP

Selang air

5.600

Buah

2

Dinsos

0,00

200 m /TP

Tandon air

28

Buah

1

Dinsos

0,04

1 Buah /TP

Ember air

56

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

2 Buah /TP

Jerigen 20 liter

56

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

2 Buah /TP

Gayung mandi

56

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

2 Buah /TP

Tempat sampah

56

Buah

1

BPBD dan DINSOS

0,02

2 Buah /TP

Tali plastik

56

Buah

0

Dinsos

0,00

2 Buah /TP

Tali tambang

56

Buah

0

Dinas PU

0,00

2 Buah /TP

Parang

56

Buah

0

Dinas PU

0,00

2 Buah /TP

Sabit

56

Buah

0

Dinas PU

0,00

2 Buah /TP

Cangkul

56

Buah

0

Dinas PU

0,00

2 Buah /TP

Sekop

56

Buah

10

Dinas PU

0,18

2 Buah /TP


No

Kebutuhan

Senter besar

Jmlh Satuan

Ketersediaan

Lokasi

Rasio Kecukupan

Ket

56

Buah

2

BPBD & Dinas PU

0,04

2 Buah /TP

Masker

2.800

Buah

2

BPBD dan PMI

0,00

100 Buah / TP

Jas hujan

2.800

Buah

0

-

0,00

100 Buah / TP

Sepatu boat

2.800

Buah

0

-

0,00

100 Buah / TP

Tempat tidur lapangan

56

Buah

50

-

0,89

10 Buah /TP

Megaphone

56

Buah

1

BPBD

0,02

2 Buah /TP

Handy Talky

56

Buah

20

ORARI/RAPI

0,36

2 Buah /TP

Lampu darurat

56

Buah

0

-

0,00

2 Buah /TP

Genset

56

Buah

3

Dinsos

0,05

1Buah /TP

Truk

56

Buah

10

PU

0,18

2 Buah /TP

Mobil tangki air

28

unit

2

PDAM

0,07

1 unit / posko

Mobil operasional

6

unit

4

BPBD, Dinsos, Kodim, Polres

0,67

1 unit / posko

Kendaraan roda 2

6

unit

6

BPBD, Dinsos, Kodim, Polres

1,00

1 unit / posko

Obat-obatan

2.800

set

0

Dinkes

0,00

100 set /TP

Paket dapur umum

28

set

2

BPBD dan DINSOS

0,07

1Buah /TP

Water Tretment Portable

28

set

1

BPBD

0,04

1Buah /TP

3 Pangan

Beras

2.429

kg

0

DINSOS

0,00

kg

Mie instan

8.400

dus

0

BPBD dan DINSOS

0,00

200 dus /TP/ hari

Telur

1.072

kg

0

BPBD dan DINSOS

0,00

kg

Air minum kemasan

15.180

liter

0

BPBD dan DINSOS

0,00

liter

air bersih

7.084

liter

0

BPBD dan DINSOS

0,00

liter

Makanan 3.360 tambahan bayi

dos

0

BPBD dan DINSOS

0,00

20 DOS/ TP/ hari

Perencanaan Sektoral

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

91


No

Perencanaan Sektoral

Jmlh Satuan

Makanan 3.360 dos tambahan manula

92

Kebutuhan

Ketersediaan 0

Lokasi

Rasio Kecukupan

Ket

BPBD dan DINSOS 0,00

100 DOS/ TP/hari

Susu ibu hamil

3.360

dos

0

BPBD dan DINSOS

0,00

20 DOS/ TP/ hari

Gula

607

Kg

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Kg

Kopi

840

dos

0

BPBD dan DINSOS

0,00

50 Dus/ posko/hari

Teh

840

dos

0

BPBD dan DINSOS

0,00

50 Dus/ posko/hari

Kantong plastik

840

dos

0

BPBD dan DINSOS

0,00

5 Pak/TP/ hari

Tempat makan plastik

84

lusin

0

BPBD dan DINSOS

0,00

lusin

Sendok plastik

84

lusin

0

BPBD dan DINSOS

0,00

lusin

Gelas plastik

84

lusin

0

BPBD dan DINSOS

0,00

lusin

560

set

0

BPBD dan DINSOS

0,00

20 set perlengkapan bayi/TP

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /KK

4 Non Pangan

Sabun bayi

Minyak bayi

Bedak bayi

Selimut bayi

Sabun mandi bayi

Sabun mandi

253

Sikat gigi

1.012

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /org

Pasta gigi

253

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /KK

Sabun cuci

253

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /KK

Shampo

253

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /KK

Pembalut perempuan

337

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /KK

Sarung

1.012

Buah

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Buah /org

Tali jemuran

5.600 meter

0

BPBD dan DINSOS

0,00

200 meter/TP

gas elpiji + kompor

2.520

0

BPBD dan DINSOS

0,00

Liter/hari/ posko

selimut dewasa 1.012 Lembar

0

BPBD dan DINSOS

0,00

lembar /org

pakaian

1.012 Lembar

0

BPBD dan DINSOS

0,00

lembar /org

lauk pauk

6.072

0

BPBD dan DINSOS

0,00

1 kg/org/hari

Liter

kg


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Sektor SARdan Keamanan bertugas untuk memastikan bahwa penduduk di kawasan yang rawan banjir mendapatkan perlindungan baik dari ancaman bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi darurat.Pada saat terjadi bencana, sektor ini bertugas untuk memfasilitasi penduduk di wilayah rawan banjir untuk mengungsi ke tempat yang aman. Bersama-sama dengan penduduk setempat serta tim siaga kelurahan (jika ada), sektor ini melakukan tugas untuk menjaga keamanan lingkungan. Pada saat terjadi banjir, sektor ini bertugas melakukan penanganan pertama jika muncul korban, baik yang mengalami cidera maupun korban meninggal dan melakukan koordinasi dengan Sektor Kesehatan untuk penanganan lanjutan bagi penduduk yang mengalami cidera serius.Jika muncul laporan kehilangan dari anggota masyarakat yang ditengarai menjadi korban banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan pencarian dan evakuasi. 5.4.1. Pelibat sektor No. Instansi/Lembaga

Nama Kontak

No. Kontak

Peran

1

BPBD Makassar

BPBD Kota Makassar

0 4 1 1 3 6 3 3 7 9 7 / Mengkoordinasikan 08164380077 semua pihak yang ada di Sektor SAR

2

BASARNAS

KEpala Basarnas

62-411-55515

Oprasi SAR

3

TNI - KODIM

Kodim

411-442351

Oprasi SAR dan pengamanan

4

POLRI – POLRESTA

Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate

Polsekta Wajo jaminan + 6 2 4 1 1 3 1 9 2 6 7 keamanandan Polsekta Mariso bantuan Oprasi SAR +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 P o l s e k t a Panakukang +62411442302 P o l s e k t a Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496

Perencanaan Sektoral

5.4. Sektor SAR dan Keamanan

93


Perencanaan Sektoral

No. Instansi/Lembaga

94

Nama Kontak

No. Kontak

Peran

5

POLAIRUD

KEPALA POLAIRUT

6

LANTAMAL

DANYON / PASOPS

DANYON : 085 215 jaminan 279 707 keamanandan bantuan Oprasi SAR PASOPS : 082 230 326 578

7

PMI

Ketua PMI

0411-854221

Kepala Dinas SATUAN BRIMOB POLDA SULSEL

0411-854444 0411-873986

9 DAMKAR 10 SAR BRIMOB

Satuan Brimob Polda Sulsel 11 SAR POLAIR KOMPOL ANDI AMIR BA, KASI SAR D i r e k t o r a t BINMAS AIR Kepolisian Perairan Polda Sulsel

12 B a n k o m p o l KETUA Merpati 0411 874942 B a n k o m p o l /081241005947 / k a m t i b m a s 0816275184 “Merpati” Kota Makassar 13 SAR SULAWESI KETUA UMUM

jaminan keamanandan bantuan Oprasi SAR

Bantuan Darurat dan Medis Oprasi SAR MENYIAPKAN TIM SAR

085399086252

melaksanakan kerja sama penanganan sar serta merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan sar perairan 081241005947 / perbantuan 0816275184 komunikasi dari lokasi terjadinya bencana dan bantuan relawan 0411-5043007 / sar, pencarian 082189641456 dan pertolongan korban musibah pelayaran & penerbangan, bencana lama serta bencana lainnya


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

14 SAR UNHAS

19

20

21

22

23

24

Nama Kontak

No. Kontak

Peran

KETUA (DIMAS)

0411-582111 / melaksanakan 085241585255 siaga dan operasi 082335377378 sar ht : 146,860 mhz UKM SAR UNM KETUA UMUM ( 082346457991 pencarian, ADI MUAMMAR M) pertolongan, penyelamatan dan evakuasi SAR Wahdah USTADZ HATTA 0411-493162 / pembinaan Islamiyah 0411-495856 ummat, 085341974187 pendidikan sosial dan lingkungan hidup SAR MARTEAM ASHARI 0411 - 579404 pertolongan (081355157715) dan sosial kemanusiaan SAR pramuka Ketua SAR 081 355 275 255 pencarian, pertolongan, Satuan gugus penyelamatan darma pramuka dan evakuasi brigade pramuka penolong (BPP) SAR UNIV. 45 MUH AHYAR 082192732682 siaga posko dan (085396509994) rescuer Search And R e s c u e Universitas 45 Sar Hidayatullah KETUA, ABDUL 085 255 992 595 sosial dan HADI, S.PD dakwah

5.4.2. Situasi Pada saat bencana banjir, sektor ini melakukan koordinasi dengan tim siaga kelurahan untuk melakukan langkah-langkah preventif dengan menghimbau penduduk yang rumahnya berada di kawasan rawan banjir untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hal ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan harta benda penduduk dari ancaman banjir. Jika ada laporan bahwa banjir telah terjadi, sektor ini bersama dengan sektor kesehatan dan pemulihan darurat segera menuju lokasi bencana banjir untuk melakukan penanganan.

Perencanaan Sektoral

No. Instansi/Lembaga

95


5.4.3. Sasaran a. Terlaksananya operasi SAR secara terkoordinir untuk melakukan pertolongan bagi masyarakat korban bencana b. Terevakuasinya masyarakat yang terkena dampak sebanyak 1012 jiwa ke tempat aman yang telah disiapkan. 5.4.4. Kegiatan

Perencanaan Sektoral

No Kegiatan 1 Koordinasi/komunikasi

96

1) Koordinasi dengan pihak terkait dengan pelaksanaan operasi SAR

Pelaku

Waktu

BPBD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, Damkar, Potensi SAR

30 menit

2) Identifikasi musibah 2 Penyiapan unsur sarana dan prasarana

BPBD

1) Pesonil/ SPU 2) Brefing

Basarnas Unsur terkait

30 menit

3) Perencanaan OPS 4) Pembentukan unsur OPS SAR 3 Pelaksanaan OPS SAR 1) Pembagian SRU ke titik lokasi musibah 2) Koordinasi posko yang ada di lokasi musibah/bencana

BPBD Basarnas, PMI, TNI, Polri Potensi SAR Polairud Masyarakat

3) Pencariaan, pertolongan, penyelamatan ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal 4 Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan Basarnas OPS SAR

6 hari

30 menit


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

5.4.5. Kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya KEBUTUHAN

1 1 2

2 Perahu Karet Alat Selam Pelampung/Life 3 jacket 4 Ring Boy 5 Webing 6 HT (Handy Talky) 7 Megaphone Senter besar/ 8 Lampu sorot 9 Tali tambang 10 Tandu 11 Kantong mayat 12 Personil Mobil 13 operasional 14 MCK Mobil Tandom air kap. 15 2 m3 16 Tenda pengungsi 17 Tenda posko 18 Dayung 19

Tali (30x12)

20

Engine + PK

21

Bahan Bakar

22

Oli

3a 2/posko 2 set/posko

3b Unit Set

VOL KBTHN 5 12 48

20/posko

Buah

480

6

480

2/posko 6/posko 2/posko 2/posko

Buah Buah Buah Buah

48 144 48 48

6 6 6 6

48 144 48 48

1/posko

Buah

24

6

24

150 / posko 4 /posko 10 /posko 30 /posko

meter unit lemb orang

3600 96 240 720

6 6 6 6

3600 96 240 720

3 /posko

unit

72

6

72

4 /posko

unit

96

6

96

4 /posko

unit

96

6

96

2 /posko 1 /kec 4 / perahu 200 meter / perahu 1 / perahu 80ltr/hari/ engine ltr/ hari/engine 2 ltr/hari/ engine

unit unit unit

48 24 48

6 6 6

48 24 48

unit

40000

6

360

unit

12

6

12

unit

6400

6

38400

unit

24

6

144

STANDAR

JANGKA JML WAKTU KBTHN 6 6=3aX4X5 6 12 6 48

Perencanaan Sektoral

NO

97


5.5. Sektor Kesehatan Sektor kesehatan bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan baik pada saat terjadi banjir maupun pada saat berlangsungnya situasi darurat sampai situasi darurat berakhir kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir. 5.5.1. Pelibat Sektor

Perencanaan Sektoral

No.

Lembaga/ Instansi

Nama Kontak

No. Kontak

1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar

Kepala BPBD

04113633797/ 08164380077

2

Dinas Kesehatan Kota Makassar

Kepala Dinas Kesehatan

0411-881549

3

Rumah Sakit Umum daerah, Rumah Sakit

Kepala Rumah sakit

RSU Wahidin S +0411584677 RSU Pelamonia +62411319381 RSU Labuang Baji +62411873482 RS Bhayangkara +62411836344 RS Awalbros +62411454567 RS Unhas +62411591244 RS Haji +62411856090 RS Daya +62411513127

98

Peran Mengkoordinasi SKPD dan Relawan untuk Mobilisasi dan Mengkerahkan pada saat tanggap darurat. Sektor kesehatan bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan kesehatan baik pada saat terjadi banjir maupun pada saat berlangsungnya situasi darurat sampai situasi darurat berakhir kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir

Menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan dalam penanganan pasien rujukan akibat bencana banjir.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

4

5

6

7

8

9

Lembaga/ Instansi Puskesmas

TIM BANTUAN MEDIS 110 FKUMI Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS Public Safety Centre (PSC) SIAGA NERS (Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners) PMI Kota Makassar, TBM se universitas

Nama Kontak Kepala PUSKESMAS

SURYADI

KETUA

DIREKTUR UTAMA

No. Kontak

Puskesmas Tamalate Alamat : Jl. Dg. 1. Memberikan Pertolongan Pertama Tata I (Komp. pada korban Tabaria Blok bencana dibidang G8) Telp. : kesehatan 0411-867406 2. Mengerahkan Puskesmas personel, peralatan BatuaAlamat dan perlengkapan : Jl. Abd Dg. medis, obatSirua No. obatan dan sarana 338Telp. : transportasi yang 0411-49380 dimiliki 081354583231 3. Mengerahkan personel, peralatan 082195031300 dan perlengkapan medis, obatobatan dan sarana transportasi yang 0811-418564 dimiliki

KOORDINATOR 085 397 801 OPSLAP 821 /085 299 (OPERASI 373 623 LAPANGAN) Ketua PMI, Ketua TBM

Peran

PMI 411854221 TBM

4. Mengerahkan personel, peralatan dan perlengkapan medis, obatobatan dan sarana transportasi yang dimiliki, 5. Melakukan pertolongan pertama dan mengarahkan tindak lanjut perawatan dalam hal pertolongan medis

Perencanaan Sektoral

No.

99


5.5.2. Situasi Banjir dapat menyebabkan sejumlah penduduk menderita cidera/luka, terpapar penyakit, bahkan mungkin akan menimbulkan korban jiwa dan sebagian besar penduduk harus mengungsi ke tempat yang aman. Kondisi pengungsian yang minim sarana dan prasarana menyebabkan ancaman menurunnya kualitas kesehatan bagi para penduduk yang mengungsi. 5.5.3. Sasaran

Perencanaan Sektoral

a. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi para penduduk korban banjir baik yang terpapar dan terdampak b. Terlaksananya tindak lanjut rujukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi korban banjir 5.5.4. Kegiatan No 1

100

2

3

4

Kegiatan Pertemuan koordinasi sektor kesehatan

Pelaku

BPBD Kota Makassar, Dinkes Kota Makassar, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan BPBD Kota Makassar, Dinkes penyusunan rencana petugas yang akan ditempatkan Kota Makassar,Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit pada saat menjelang musim Swasta, Puskesmas,Instansi hujan (pembangunan posko terkait PMI, dan LSM kesiapsiagaan pada lokasi rencana evakuasi sesuai skenario) Kesehatan inventarisasi dan penyiapan BPBD Kota Makassar, Dinkes sumber daya yang tersedia Kota Makassar,Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan Penyiapan Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Makassar, Dinkes (TRC) Medis dan Tim Kajian Cepat Kota Makassar,dan Puskesmas Kesehatan

Waktu 15 menit

15 menit

15 menit

15 menit


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

No 5

Kegiatan Memberikan Pertolongan Pertama pada korban bencana

Pelaku 1. PMI Kota Makassar,

Waktu 24 jam

2. Public Safety Centre (PSC) 3. TBM se universitas/TRC, PRC/Ners, Hibgabi 4. TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI

6. Public Safety Centre (PSC)

6 7

penyiapan puskesmas & rumah sakit rujukan pelayanan 24 jam Pengerahan sumber daya

7. SIAGA NERS(Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners) Dinkes Kota Makassar, dan Puskesmas 1. BPBD Makassar, 2.

Dinkes Kota Makassar,

3.

Rumah Sakit Umum Daerah,

4.

Rumah Sakit Swasta,

5.

Puskesmas,

6.

Instansi terkait

7.

PMI,

8.

BSMI,

9.

LSM Kesehatan,

15 menit 15 menit

10. TBM se universitas/TRC, 11. PRC/Ners, 8

Penyusunan laporan kegiatan tanggap darurat

12. Hibgabi BPBD Kota Makassar

15 menit

Perencanaan Sektoral

5. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS

101


5.5.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya Perhitungan Kebutuhan Satuan Freq

Jmlh Kebut

A. Tenaga Teknis § Dokter Umum § Dokter Bedah § Dokter Anastesi § Perawat § Konselor jiwa § Fisioterapi § Apoteker § Asisten Apoteker § Bidan § Sopir ambulance § Surveylance epidemologi § Petugas komunikasi § Enthomolog § Sanitarian § Ahli Gizi § Petugas Rontgen § Tenaga administrasi

1 1 1 10 1 1 2 1 2 2

1 1 1 10 1 1 2 1 2 2

A. Prasarana § Ambulance § Kendaraan Roda 2 § Rumah Sakit rujukan § Puskesmas § Pustu/pusling § Pos Kesehatan Desa § Papan data § ATK

Perencanaan Sektoral

Kebutuhan

102

Ketersediaan

Kesen

Jml

Asal

Jangan

4 2 5 10 1 1 2 1 2 2

DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU

4 2 5 1 1 1 1 1 1 1

2

DINKES & RSU

1

Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org

6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari

2 Org

6

hari 2

2 2 4 4 1 2

Org Org Org Org Org Org

6 6 6 6 6 6

hari hari hari hari hari hari

2 2 4 4 1 2

2 2 4 4 1 2

DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU

1 1 1 1 1 1

2 2

unit unit

6 6

hari 2 hari 2

2 2

DINKES DINKES

1 1

5

unit

6

hari 5

5

DINKES

1

6 12 24 24 24

unit unit unit unit paket

6 6 6 6 6

hari hari hari hari hari

6 12 24 24 24

DINKES DINKES DINKES DINKES DINKES

1 1 1 1 1

6 12 24 24 24


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

Perhitungan Kebutuhan Satuan Freq

Jmlh Kebut

§ Komputer/laptop § Printer § Lampu penerangan § Generator set

1 6 24 10

unit unit unit unit

6 6 6 6

hari hari hari hari

1 6 24 10

1 6 24 10

DINKES DINKES DINKES DINKES

B.Sarana § Diagnostic set § Heacting set § Partus set § Perawatan luka set § Timbangan § Bed periksa § Lampu periksa § Waskom cuci tangan

6 6 6 6 6 6 6

unit unit unit bh bh bh bh

6 6 6 6 6 6 6

hari hari hari hari hari hari hari

6 6 6 6 6 6 6

1 0 0 0 0 0 0

RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI

0,17 0 0 0 0 0 0

6 6

bh bh

6 6

hari 6 hari 6

0 0

RSU & PMI RSU & PMI

0 0

6

bh

6

hari 6

0

RSU & PMI

0

6 6 60 60 60 6

bh bh bh bh bh bh

6 6 6 6 6 6

hari hari hari hari hari hari

0 0 60 60 60 6

RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI BPBD PMI

0 0 1 1 1 1

6

bh

6

hari 6

6

RSU & PMI

1

hari 60

60

RSU & PMI

1

§ Bengkok § Dragbar / tandu lipat § Tempat tidur pasien § Sarung tangan § Kantong mayat § Kantong darah § Sanitarian kit § Tabung oksigen besar § Tabung oksigen kecil § Obat-obatan

60 paket 6

6 6 60 60 60 6

Ketersediaan Jml

Asal

Kesen Jangan 1 1 1 1

5.6. Sektor Sarana dan Prasarana Kejadian banjir seringkali menyebabkan infrastruktur rusak atau tidak berfungsi. Padahal dalam situasi darurat, fungsi-fungsi infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, penerangan, pasokan air bersih dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan tanggap darurat.

Perencanaan Sektoral

Kebutuhan

103


5.6.1. Pelibat Sektor No Lembaga / Instansi

Perencanaan Sektoral

1

2

3

Dinas PU

Dishub

Nama Kontak

Kepala Dinas PU

Kepala Dinas

Kepala Dinas Diskominfo Kominfo

Nomor Kontak

0411-449340

0411-866547

0411-452377

104

4

5

Telkom

DIR PT.Telkom

PT PLN KOTA Direktur PLN MAKASSAR

Peran Memastikan fungsifungsi infrastruktur perhubungan berfungsi Memastikan infrastruktur perhubungan berfungsi Memastikan jalurjalur transportasi alternatif baik darat maupun laut berfungsi Memastikan jalurjalur transportasi alternatif baik darat maupun laut berfungsi

0411-5076262

Memastikan fungsi telekomunikasi berfungsi

PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733

Memastikan fungsi penerangan berfungsi

6

PDAM

Direktur PDAM

+62411876777

Memastikan tersedianya pasokan air bersih bagi penduduk di lokasi pengungsian

7

TNI

Kodim

411-442351

Memberikan dukungan personel dan peralatan


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

6

Polri

Nama Kontak Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate

Nomor Kontak

Peran

Polsekta Wajo Memberikan +62411319267 dukungan personel Polsekta Mariso dan peralatan +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496

5.6.2. Situasi Genangan baniir diperkirakan akan menggenangi sejumlah infrastruktur dan badan jalan-jalan utama sehingga mengganggu akses transportasi dan berfungsinya infrastruktur vital. Untuk itu dibutuhkan upaya segera dalam situasi darurat untuk memulihkan fungsi infrastruktur vital seperti pengaturan transportasi, listrik dan pasokan air bersih. 5.6.3. Sasaran a. Berfungsinya akses transportasi menuju ke wilayah yang terdampak b. Berfungsinya penerangan di wilayah yang terdampak c. Berfungsinya pasokan air bersih di wilayah yang terdampak. Tersedianya pasokan air bersih. 5.6.4. Kegiatan No

Kegiatan

Pelaku

Waktu

1

Melakukan pertemuan koordinasi antar pihak

Sebelum musim hujan

2

Pendataan sumberdaya yang tersedia

Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri. Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.

Sebelum musim hujan

Perencanaan Sektoral

No Lembaga / Instansi

105


No

Pelaku

Waktu

3

Penyusunan rencana tanggap darurat sektor pemulihan darurat

4

MobilisasiMenyiapkansumberdaya Dinas PU, yang dibutuhkan Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri. Mengaktifkan posko lapangan Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.

5

Perencanaan Sektoral

Kegiatan

6

Pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan

7

Menyusun laporan kegiatan tanggap darurat

106

Dinas PU, Sebelum Dishubkominfo, Telkom, musim hujan PLN, PDAM, TNI, Polri. Sebelum musim hujan

Pada saat informasi peringatan dini dikeluarkan Dinas PU, Pada saat Dishubkominfo, Telkom, terjadi banjir PLN, PDAM, TNI, Polri Dinas PU, Pada saat Dishubkominfo, Telkom, kegiatan PLN, PDAM, TNI, Polri tanggap darurat berlangsung dan di akhir kegiatan

5.6.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya No

Kebutuhan

1 1

2 Personel Operator Pembantu operator Sopir Pengawas lapangan Tenaga adm Petugas jaga Operator komunikasi

Jml Satuan

3 1 1 2 2 1 2 1

4 Org Org Org Org Org Org Org

Ketersediaan

Lokasi

5 10 2 4 4 4 4 4

6 Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU ORARI/RAPI

Rasio Ke- Keteracukupan ngan

7 10 2 2 2 4 2 4

8


2

Peralatan Dump Truck Genset 13 KVA Genset 5.000 watt Genset 250 KVA Pompa air Selang air Chain Saw Gergaji Sekop Cangkul Linggis Parang Palu / martil Kereta sorong Senter besar Masker Terpal Jas hujan Helm proyek Sepatu boat BBM Handy talky

6 1 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 28

Unit Unit Unit Unit Unit Set Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah liter Unit

1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 4 100 100 6 0 0 20

Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU BPBD Dinas PU BPBD BPBD BPBD BPBD Dinas PU BPBD PMI BPBD BPBD BPBD Dinas PU BPBD ORARI/RAPI

0,2 2,0 1,0 1,0 0,2 0,2 0,0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,7 16,7 16,7 1,0 0,0 0,0 0,7

Mobil operasional PU Mobil operasional PLN Mobil operasional Telkom Mobil operasional PDAM Peta lokasi GPS Papan Bicara Penunjuk Jalan Rambu Jalan Kacamata Pelindung

1 1

Unit Unit

1 2

Dinas PU PLN

1,0 2,0

1

Unit

2

Telkom

2,0

1 28 28 28 28 280 280

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

2 0 2 0 0 0 0

PDAM BPBD BPBD BPBD BPBD BPBD BPBD

2,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0

Perencanaan Sektoral

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

107


Perencanaan Sektoral 108

Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


Perencanaan Sektoral

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

109

BAB VI

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut


BAB VI

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

110

Setelah proses penyusunan rencana kontinjensi dan dihimpun dalam suatudokumen resmi, tahap selanjutnya adalah perlu ditindak-lanjuti dengan berbagaikegiatan/ langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi kejadian bencana.Pelaksanaan tindak lanjut tersebut menuntut peran aktif masing-masing sektor yang juga memerlukan koordinasi dan kerja sama yang baik. 6.1. Rencana Tindak Lanjut 1. Dokumen Rencana Kontinjensi ini disusun bersama oleh para pemangku kepentingan dari Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah yang terkait dengan penanganan bencana di Kota Makassar, pada situasi dan kondisi bulan Desember 2013. 2. Dokumen Rencana Kontijensi ini akan ditandatangani oleh setiap Pimpinan Instansi yang terlibat dan dikukuhkan oleh Walikota selaku Kepala Daerah Kota Makassar 3. Aktivasi dari Rencana Kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada saat terjadi bencana yang akan dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar 4. Pemantauan situasi dan perubahan kondisi dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk pemutakhiran data dan informasi, guna penyesuaian isi dokumen Rencana Kontijensi. 5. Apabila hingga batas waktu yang direncanakan/diperkirakan tidak terjadi bencana, maka Rencana Kontinjensi ini akan diperpanjang masa berlakunya hingga tahun berikutnya. 6. Evaluasi atas isi dokumen Rencana Kontijensi ini akan dilakukan setiap 3 tahun untuk penyesuaian isi dokumen Rencana Kontijensi.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

7. Koordinasi untuk penyusunan, pemantauan dan pemutakhiran Rencana Kontinjensi ini dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar.

Untuk menguji ketepatan Rencana Kontinjensi yang dibuat, maka perlu dilakukanuji coba dalam bentuk simulasi atau gladi. Dalam gladi ini diusahakan supaya besaran dan skalanya mendekati peristiwa/kejadian yang si skenariokan. Apabila tidak memungkinkan, maka dapat diambil sebagian dari luas yang sesungguhnya. 6.3. Pemutakhiran Data a. Kegiatan-kegiatan dalam rangka rencana tindak lanjut ini disusun dalam tabel yang memuat tahapan-tahapan dan para pelaku/sektor-sektor serta waktu pelaksanaan kegiatan. b. Inventarisasi dan pemeliharaan ketersediaan dan kesiapan sumber daya, sarana dan prasarana yang ada di tiap daerah dilakukan secara berkala. c. Pertemuan-pertemuan berkala untuk kaji ulang dalam rangka pemutakhiran data dan asumsi-asumsi dampak bencana atau proyeksi kebutuhan sumberdaya. d. Menyusun prosedur-prosedur tetap yang sifatnya dapat mendukung pelaksanaan/aktivasi rencana kontinjensi yang telah disusun. e. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap ancaman dan peringatan dini beserta diseminasinya. 6.4. Rencana aksi SIMULASI RENCANA KONTIJENSI BANJIR KOTA MAKASSAR 2014 MODEL SIMULASI ADALAH TABLE TOP EXERCISE (TTX) Kerangka pikir/ alur proses TTX berdasarkan dari Hasil Finalisasi Draff I. Situasi Siaga 1. Memasuki musim penghujan di Kota Makassar ada informasi Early Worning System (EWS) dari BMKG, Orari, Ormas dan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan ke Posko Siaga BPBDKota Makassar yang berisi tentang tingginya intensitas curah hujan yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

6.2. Simulasi/Gladi

111


Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

2. Menindaklanjuti informasi tersebut, maka BPBD Kota Makassar membentuk Pusdalops dan meneruskan informasi yang dimaksudkan di atas ke wilayah yang rawan banjir melalui unsur Tripikadan masyarakat setempat agar siaga banjir di wilayah masing-masing (waktu bersamaan dengan diterimanya informasi EWS).

112

3. Setelah Pusdalops BPBD Kota Makassar menyebarkan/ meneruskan informasi tersebut, maka BPBD Kota Makassar melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana banjir tersebut (Waktu paling lambat sehari setelah EWS dan dilaksanakan selama 1 hari) 4. Dari hasil rapat koordinasi itu, maka disusunlah sektor dengan tupoksi dan struktur organisasi masing-masing sektor sebagai serta penanggung jawab (Koordinator) sektornya untuk memudahkan koordinasi dalam rencana operasi penaganan banjir tersebut, serta oleh Kepala BPBD menunjuk Komandan OperasiSiagaDaraurat untuk memudahkan koordinasi antar sektor tersebut. Adapun sektor yang disepakati dalam rapat koordinasi itu sesuai dengan kebutuhan untuk menangani banjir tersebut ( sesuai finalisasi draff rencana kontijensi banjir Kota Makassar tahun 2014) adalah sebagai berikut (waktu bersamaan dengan rapat koordinasi); a. Sektor Posko (Pusdalops dan Posko Operasi Lapangan) Sektor Posko berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor-sektor yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat di lapangan. Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar sebagai pimpinan tertinggi. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD Makassar, Sekretariat, BMKG, Dinas Kominfo, TELKOM, TNI-KODIM, POLRI- Polresta Makassar, SATPOL PP, ORARI/RAPI, Perwakilan Lembaga Terkait. b. Sektor Perencanaan Dalam menghadapi bencana banjir, perlu disiapkan “Rencana Operasi� dengan mengadaptasi / penyesuaian Rencana Kontijensi dengan kejadian sebenarnya setelah dilakukan kajian cepat dampak bencana. Sektor perencanaan bertugas untuk mengkoordinir proses penyesuaian Rencana Kontijensi menjadi Rencana Operasi. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : SETKOT Makassar, BPBD Kota Makassar, BAPPEDA, BMKG, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Perhubungan, PT PLN Kota Makassar, PDAM, Puskesmas, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jenebrang, LANTAMAL. c. Sektor Logistik Sektor Logistik bertugas untuk mempersiapkan dan menyediakan logistik yang memadai bagi korban bencana (pengungsi baik pangan maupun sandang sesuai


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

d. Sektor Keamanan dan SAR Sektor Keamanan dan SAR bertugas untuk memastikan bahwa penduduk di kawasan yang rawan banjir mendapatkan perlindungan baik dari ancaman bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi darurat.pada saat terjadi bencana, sektor ini bertugas untuk memfasilitasi penduduk di wilayah rawan banjir untyuk mengungsi ketempat yang aman. Pada saat terjadi banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan penanganan pertama jika muncul korban baik yang mengalami cidera maupun korban meninggal dan melakukan koordinasi dengan Sektor kesehatan untuk penanganan lanjutan bagi penduduk yang mengalami cidera serius. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD, BASARNAS, TNI-KODIM, POLRIPOLRES, POLAIRUD, LANTAMAL, PMI, SAR Sulawesi, DAMKAR, Potensi SAR, SAR BROMOB, SAR POLAIR, BANKOMPOL, SAR SULAWESI, SAR UNHAS, TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI, TIM BANTUAN MEDIS CALCANEUS FK UNHAS, PUBLIC SAFETY CENTER (PSC), SIAGA NERS, UKM SAR UNM, SAR WAHDAH ISLAMIYAH, SAR MARTEAM, SAR PRAMUKA, SAR UNIV, SAR HIDAYATULLAH. e. Sektor Kesehatan Sektor Kesehatan bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir mulai pada saat terjadinya banjir (situasi darurat) sampai dengan berakhirnyamasa tanggap darurat banjir. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi: BPBD, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, PMI dan Organisasi Kesehatan lain serta Relawan Kesehatan Kota Makassar f. Sektor Prasarana dan Sarana Sektor Prasarana dan Sarana bertugas untuk memulihkan kembali berfungsinya infrastruktur dasar yang rusak akibat terjadinya bencana banjir. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam situasi darurat, karena fungsi-fungsi infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, penerangan, pasokan air bersih, dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan tanggap darurat. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : Dinas PU, Dishub, Telkom, PLN, PDAM, TNI, POLRI 5. Setelah semua sektor telah dibentuk, maka Sektor Perencanaan melaksanakan penyusunan metode rencana operasi dan analisa kebutuhan beserta jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi darurat bencana banjir sesuai dengan data survey dari daerah yang akan terpapar dan terdampak contoh

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

dengan kebutuhan). Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD, DINSOS, Dinas PU, Satpol PP, TNI, POLRI, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, PLN, Rohaniawan, PKK, LSM, PMI.

113


Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

jumlah korban, jumlah dan luas wilayah, jumlah kelompok rentang, jenis kelamin, dll.(waktu untuk kegiatan ini 1 hari)

114

6. Selanjutnya oleh Komandan Operasi Siaga-Darurat melakukan koordinasi antar sektor mengenai ketersediaan sumber daya yang tersedia baik manusia maupun peralatan untuk dijadikan dasar dalam menghitung tingkat rasio kesenjangan antara sumber daya dan kebutuhan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan ril dalam melaksnakan operasi darurat bencana banjir yang dihadapi (waktu untuk kegiatan ini 1-2 hari) II. Situasi Darurat 1. Pusdalops menerima laporan tindak lanjut dari EWS dari tripika setempat bahwa telah terjadi banjir dibeberapa wilayah yang terindikasi rawan banjir antara lain Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanayya dan beberapa Kecamatan lainnya sesuai data dalam dokumen Rencana kontigensi, maka komandan siagadarurat melaporkan ke Walikota Kota Makassar untuk meminta Persetujuan Surat Pernyataan Waktu Darurat Bencana Banjir. 2. Setelah mendapat surat pernyataan darurat bencana banjir, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat langsung memerintahkan Tim Kaji Cepat turun ke lokasi bencana banjir untuk melaksanakan pengecekan awal untuk mengetahui jumlah korban terpapar, terdampak, kerusakan rumah penduduk, kerusakan infrastruktur, korban luka, korban hilang/ meninggal dan kerugian lain yg diakibatkan banjir ini serta kebutuhan pertolongan awal yg dibutuhkan. 3. Tim Kaji Cepat melaporkan atau kembali ke Pusdalops untuk menyampaikan hasil kajian cepat yang diperoleh dari lokasi banjir tersebut. 4. Setelah menerima dan mengkaji laporan dari Tim Kaji Cepat, Komandan Operasi Siaga-Darurat melaksanakan koordianasi antar sektor dan segera mendirikan/ membentuk Posko Operasi Lapangan serta memerintahkan semua sektor untuk segera melaksanakan tindak lanjut aksi penanganan korban banjir tersebut sesuai dengan tupoksi dan tanggung jawabnya masing-masing, seperti melakukan evakuasi tanggung jawab oleh sektor apa, penyediaan tempat pengunsianoleh sektor apa, logistik oleh sektor apa, pertolongan korban yang sakit dan luka oleh sektor apa, dan hal lain yang dibutuhkan pada saat darurat. 5. Semua hasil kegiatan beserta biayanya selama masa darurat yang dilaksanakan oleh sektor masing-masing, harus dibuatkan Laporan untuk disampaikan ke Komandan Operasi Siaga-Darurat untuk dijadikan bahan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban akhir dari pelaksanaan operasi Siaga-Darurat berlangsung.


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

7. Selanjutnya apabila Masa Tanggap Darurat Banjir dinyatakan berakhir oleh Walikota Makassar yang dibuat dalam bentuk surat pernyataan tertulis dan tidak diperpanjang, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat rapat bersama semua sektor terkait dan sekaligus menyatakan operasi tanggap darurat telah ditutup atau diberhentikan. 8. Menindaklanjuti berakhirnya operasi siaga-darurat ini, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat bersama semua sektor terkait menyusun laporan final pertanggungjawaban hasil dari selama operasi siaga-darurat ini berlangsung untuk diserahkan ke Walikota Makassar selaku penaggungjawab melalui Kepala BPBD secara keseluruhan dari penanganan bencana di Kota Makassar, dimana laporan tersebut harus diserahkan paling lambat 3 hari setelah masa darurat berakhir. 9. Laporan ini harus dipublikasikan pertanggungjawabannya sebagai wujud transparansi dalam penaganan bencana kepada masyarakat secara umum. Demikian skenario proses dan alur singkat simulasi Table Top Exercise (TTX) Rencana Kontigensi Banjir di Kota Makassar dan apabila ada kekurangan, maka kami mengharapkan masukan dari semua pihak terkait untuk menjadi bahan perbaikan agar ke depan dapat lebih baik sesuai yang kita harapkan bersama.

Makassar,

Tim Penyusun

Juli 2014

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

6. Setelah Masa Darurat bencana banjir akan berakhir, maka komandan Operasi Siaga-Darurat melakukan rapat evaluasi bersama semua sektor yang terkait untuk mengetahui semua masalah baik yang mendukung maupun yang menghambat jalannya Operasi Siaga-Darurat yang telah dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi untuk penanganan Darurat Bencana Banjir ke depan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana secara efektif dan efisien

115


BAGAN ALUR SIMULASI TTX RENCANA KONTIJENSI BANJIR KOTA MAKASSAR TAHUN 2014

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

116


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

LEMBAR PERNYATAAN Kami institusi/unit kerja di bawah ini, menyatakan akan melaksanakan langkahlangkah sebagai tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kontinjensi Kota Makassar, dengan kegiatan sebagaimana dimaksud pada tabel di bawah ini :

1

Sektor POSKO

Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator Kepala BPBD

1. BPBD Kota 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Uraian Kegiatan

1. Melakukan evaluasi,

Makassar BMKG Dinas kominfo, Sekretariat bagian humas Telkom, Diskominfo TNI ORARI/RAPI 2.

3. 4. 5.

6. 7. 8.

analisis data potensi banjir berdasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta 4) fakor lainya yang dianggap dominan Melaksanakan kegiatan koordinasi untuk penyiapan sumberdaya dengan melibatkan semua pelaku bidang Posko Sebarluaskan informasi (berbagai media) Menghimpun rencana masing-masing lembaga / instansi Mengaktifkan Posko Tanggap Darurat BPBD dan mendirikan 6 Posko dan 28 tempat pengungsian jika dibutuhkan, Buat call center Menginvetaris data korban dan wilayah terdampak Melaksanakan fungsi administrasi dan keuangan.

waktu 6 HARI

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

No Sektor

117


No Sektor

Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

2 Sektor Kepala Perenca- BAPPEDA naan

118

Uraian Kegiatan

waktu

6 HARI Uraian Kegiatan : 1. Bapppeda Kota Makassar a. Mengkoordinasikan pengumpulan data 2. BPBD Kota asessment kebutuhan MAKASSAR (hasil kajian cepat) 3. BMKG b. Mengkoordinasikan penyesuaian rencana 4. Dinas sektoral sesuai hasil Kesehatan kajian cepat, c. Mengumpulkan, 5. Dinas Sosial kompilasi dan sinkronisasi perencanaan 6. Dinas semua sektor menjadi Pekerjaan “Rencana Operasi Umum Tanggap Darurat�, 7. Dinas d. Mensosialisasikan Perhubungan Rencana Operasi kepada semua sector, 8. Dinas e. Memantau pelaksanaan KOMINFO Rencana Operasi f. Melakukan evaluasi 9. Dinas P & K kegiatan Operasi Tanggap Darurat dan 10. PT PLN KOTA menyediakan laporan MAKASSAR hasil evaluasi. 11. PDAM 12. RSU 13. Puskesmas 14. Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

3 Sektor Penanganan Logistik

Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator

Kepala Dinas Sosial

Uraian Kegiatan

waktu

Uraian Kegiatan : 6 HARI 1. Menyediakan pangan bagi pengungsi dan 2. Dinas Sosial petugas/relawan 2. Menyediakan alat-alat 3. PDAM kebersihan pribadi (sabun, sikat gigi, dll) 4. Dinas PU 3. Menyediakan pakaian dan selimut layak pakai 5. SATPOL PP 4. Menyediakan alat 6. TNI makan/minum dan 7. Polri bantuan non pangan lainnya 8. Dinas 5. Menyediakan Kesehatan kebutuhan khusus wanita dan bayi/balita 9. PLN 6. Menyediakan perlengkapan dapur 10. Dinas umum Pendidikan 7. Menyediakan “bilik 11. PMI cinta” 8. Menyediaan fasilitas 12. LSM/LPM pendukung bagi dan lembaga “diffable” sosial lainnya 9. Menyediakan hiburan 10. Menyelenggarakan kegiatan produktif bagi pengungsi 11. Menyediakan sarana pendidikan anak 12. Menyusun aturan main/ etika di pengungsian 13. Mengorganisir pemberdayaan pengungsi (dalam mengelola 14. penampungan pengungsi) 15. Melaksanakan kegiatan assesment kebutuhan logistik 1. BPBD Kota Makassar

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

No Sektor

119


No Sektor

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

4

120

Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator

Sektor Kodim 1408 SAR dan BS Makassar Keamanan

Uraian Kegiatan

1. BPBD Makassar Uraian Kegiatan : 2. BASARNAS 1) Koordinasi/komunikasi 3. POLRI – • Koordinasi dengan

POLRESTA pihak terkait dengan POLAIRUD pelaksanaan operasi LANTAMAL SAR PMI • Identifikasi musibah DAMKAR 2) Penyiapan unsur sarana SAR BRIMOB dan prasarana Satuan Brimob • Pesonil/ SPU Polda Sulsel • Brefing 10. SAR POLAIR • Perencanaan OPS 11. Direktorat • Pembentukan unsur Kepolisian OPS SAR Perairan Polda 3) Pelaksanaan OPS SAR Sulsel • Pembagian SRU ke titik 12. Bankompol lokasi musibah Merpati • Koordinasi posko yang 13. Bankompol ada di lokasi musibah/ kamtibmas bencana “Merpati” Kota • Pencariaan, Makassar pertolongan, 14. SAR SULAWESI penyelamatan ke 15. SAR UNHAS posko yang telah ada/ 16. UKM SAR UNM disediakan baik korban 17. SAR Wahdah selamat, memerlukan Islamiyah perawatan medis atau 18. SAR MARTEAM meninggal 19. SAR pramuka 4) Pelaporan dan evaluasi 20. Satuan pelaksanaan OPS SAR gugus darma pramuka brigade pramuka penolong (BPP) 21. SAR UNIV. 45 22. Search And Rescue Universitas 45 23. Sar Hidayatullah 24. Dan Potensi SAR Lainnya

4. 5. 6. 7. 8. 9.

waktu 6 HARI


rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

5

Sektor Kesehatan

Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator

Uraian Kegiatan

Kepala Dinas 1. Badan Uraian Kegiatan : Kesehatan Penanggulangan 1) Koordinasi/komunikasi Bencana Daerah 2) Koordinasi dengan Kota Makassar pihak terkait dengan 2. Dinas Kesehatan pelaksanaan operasi SAR Kota Makassar 3) Identifikasi musibah 3. Rumah Sakit 4) Penyiapan unsur sarana Umum daerah, dan prasarana Rumah Sakit

4. Puskesmas

5) Pesonil/ SPU

5. PMI Kota

6) Brefing

Makassar,

6. Public Safety Centre (PSC)

7. TBM se

universitas/ TRC, PRC/Ners, Hibgabi

7) Perencanaan OPS 8) Pembentukan unsur OPS SAR

9) Pelaksanaan OPS SAR 10) Pembagian SRU ke titik 11) Koordinasi posko yang

9. Tim Bantuan

12) Pencariaan, pertolongan,

Medis Calcaneus FK UNHAS

10. Public Safety Centre (PSC)

11. SIAGA

NERS(Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners)

6 HARI

lokasi musibah

8. TIM BANTUAN

MEDIS 110 FKUMI

waktu

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

No Sektor

ada di lokasi musibah/ bencana

penyelamatan ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal

13) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan OPS SAR

121


No Sektor

Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

6

122

Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator

Sektor Kepala DiSanas PU rana dan Prasarana

Uraian Kegiatan

1. Dinas PU

Uraian Kegiatan :

2. Dishub

a. Melakukan pertemuan koordinasi antar pihak

3. Diskominfo 4. Telkom

b. Pendataan sumberdaya yang tersedia

5. PT PLN KOTA MAKASSAR c. Penyusunan rencana tanggap darurat sektor 6. PDAM pemulihan darurat 7. TNI 8. Polri

d. Mobilisasi Menyiapkan sumberdaya yang dibutuhkan e. Pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan f. Menyusun laporan kegiatan tanggap darurat

waktu

6 HARI


Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

123


penutup 124

Rencana Kontinjensi

Bencana Banjir Kota Makassar


penutup

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

125

BAB VII

Penutup


BAB VII

Penutup

Demikian dokumen Rencana ini dibuat sebagai acuan kebijakan dan strategi serta landasan operasional bagi semua pelaku penanggulangan bencana banjir di Kota Makassar dalam penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana, khususnya tanggap darurat bencana banjir secara efektif, efisien dan terpadu.

penutup

Proyeksi kebutuhan yang masih belum bisa tersedia kiranya dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota tetangga, instansi-instansi vertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain-lain.

126

Kami menyadari bahwa dokumen Rencana Kontinjensi Banjir ini masih perlu penyempurnaan dan peninjauan secara berkala untuk pemutahiran data yang ada.


penutup

rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar

127


RENCANA KONTIJENSI BENCANA BANJIR KOTA MAKASSAR

Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Kota Makassar Diterbitkan atas dukungan

Cover Renkon.indd 1

22/06/2015 18:38:05


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.