Khutbah tanggal 6-5-2005 di mesjid Baiturrahman, Mumbasa Kenya َ ُوف َوت َ ْن َه ْو َن ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر َوت ُ ْؤ ِمن َ اس تَأ ْ ُم ُر ِ ون ِبا ْل َم ْع ُر ِاّل ِ َُّك ْنت ُ ْم َخ ْي َر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َجتْ ِللن َّ ون ِب Di dalam ayat yang telah saya tilawatkan ini Allah berfirman: Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan/ diciptakan untuk faedah seluruh ummat manusia. Kamu menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan kamu beriman kepada Allah. ( Ali –Imran111) Yakni, kita yang menamakan diri kita sebagai orang Islam adalah orangorang yang terbaik. Dan kini sementara sesuai dengan nubuatan Rasulullah saw kita juga telah mengimani Masih dan Mahdi yang dijanjikan akan datang, maka setelah menerapkan ajaranajaran Islam kembali di dalam diri kita,dan setelah mengimani Hadhrat Masih Mauud a.s sesungguhnya kita merupakan orang-orang yang terbaik. Sebab setelah mengimani semua nabi mulai dari Hadhrat Adam a.s hingga Hadhrat Masih Mauud a.s kita telah menyatakan iman kita yang sempurna kepada Allah. Nah, setelah pengumuman itu tanggung jawab kita tidak menjadi berakhir sampai disitu namun justru sejalan dengan pengumuman itu, yakni kita sebagai Ahmadi muslim,maka tanggung jawab itu menjadi bertamabah lebih besar. Sebab Allah berfirman : Kalian dikatakan sebagai ummat terbaik karena kalian menyampaikan amanat kebaikan kepada orang lain dan mencegah mereka melakukan keburukan dan berkenaan dengan orang lain pun kalian senantiasa memiliki pandangan yang baik. Allah berfirman bahwa" Kamu adalah orang yang baik karena kalian tidak hanya memikirkan berkaitan dengan diri sendiri dan berkenaan dengan anak istri kalian belaka atau hanya berekaitan dengan keluarga semata atau berkaitan dengan suku sendiri semata atau tidak hanya berkaitan dengan orang – orang senegara kalian semata,tetapi kalian juga memikirkan juga ,baik dia sebagai keluarga siapapun atau baik suku manapun atau negara manapun kalian harus melakukan kebaikan kepada setiap orang dan menaklukkan hati setiap orang. Dan wajib atas kalian bahwa untuk menaklukkan hati itu kalian tidak akan melakukan keburukan kepada
siapapun,bahkan akan mengalir kebaikan dan kecintaan dari setiap amal kalian. Dan semua pekerjaan ini kalian harus lakukan karena ini merupakan perintah Allah dan tampa itu iman kalian tidak akan dapat menjadi sempurna. Jadi perhatikanlah bahwa ummat terbaik Allah tidak hanya jadikan karena kita adalah ummat Islam. Sebagaimana kalian banyak melihat orang-orang Islam ,yang jika kalian menanyakan kepada mereka bahwa ,apakah kalian orang Islam ? Maka mereka akan menjawab, alhamdulillah, kami adalah Islam.Tetapi jika kalian melihat amal mereka maka akan nampak bagi kalian bahwa syaithan pun lari menjauh dari mereka. Nah untuk menjadi individu ummat Islam yang tebaik harus melakukan amal baik/saleh dan meninggalkan keburukan-keburukan. Manakala kalian menjadikan amal kalian seperti itu maka baru kalian dapat mengajurkan orang lain untuk melakukan kebaikankebaikan dan dapat mencegah untuk melakukan keburukankeburukan. Kalau tidak, kapan saja kalian berupaya untuk melakukan perbaikan maka inilah jawaban yang kalian akan dapatkan bahwa pertama luruskanlah diri kalian sendiri dan perbaikilah diri kalian sendiri (baru memperbaiki orang lain.) Jadi, ummat terbaik tidak bisa dibuat /terjadi dengan melakukan penipuan kepada orang-orang dan tidak pula bisa terbentuk dengan melakukan penipuan terhadap Allah. Oleh karena itu untuk mengukukan diri sendiri,untuk meneguhkan jemaat, adopsilah hal-hal yang baik dan selanjutnya sampaikan pada orang lain. Dan sempurnakanlah amal seperti itu seraya berjalan pada kebaikan-kebaikan dan menghindar dari keburukan-keburukan maka akan mudah dalam menyampaikan pertablighan. Dan di dalam jemaatpun akan terlahir tarbiat yang terbaik. Sebab kebaikan –kebaikan tengah diterapkan dan tengah dilakukan pencegahan terhadap keburukan-keburukan. Hal-hal baik dan perkara-perkara baik ini tidak terhitung jumlahnya yang disebutkan di dalam Al-Quran. Misalnya, perlakuan baik kepada kerabat,kejujuran, pengurbanan untuk orang lain,simpati pada kemanusiaan, ajaran memiliki pandangan yang baik pada orang lain ,bertutur kata yang benar ,memaafkan orang lain,bersabar, berlaku adil ,
melakukan kebaikan kepada orang lain,memenuhi janji sendiri,membersihkan diri dari segala macam kekotoran, baik dari segi fiikiran maupun dari segi jasmaniah. Tercetus dalam fikiran menimpakan kerugian pada orang lain dan melakukan gerakan-gerakan tak bermoral yang melanggar nilai-nilai luhur budi pekerti. Kemudian meningkatkan cinta dan kasih sayang diantara sesama dalam hal-hal yang baik dalam masyarakat. Berlaku baik kepada keluarga, kepada tetangga dan berlaku baik kepada orang-orang yang sama dalam pekerjaan/teman sekerja /sekantor adalah budi pekerti luhur. Kemudian mereka yang memiliki status yang baik, yakni kondisinya baik dari segi harta hendaknya mereka sendiri juga memperhatikan orang-orang yang miskin dan hendaknya juga mengembangkan ajaran itu. Seperti itu tidak terhitung keburukan-keburukan yang mana manusia hendaknya menahan diri sendiri dari itu dan orang lainpun hendaknya menarik perhatian ke arah itu juga sebab untuk melakukan kebaikan-kebaikan sangat penting sekali meninggalkan keburukan-keburukan. Dari anatara keburukan-keburukan itu ada beberapa contohnya yang saya akan berikan, contohnya yang berkenaan dengan itu Allah berfirman bahwa keburukan-keburukan ini hendaknya jangan ada pada diri orang-orang yang beriman. Misalnya kebiasaan kikir, yakni setelah melihat keperluankeperluan orang lain kendati adanya taufik tidak memberikan pertolongan padanya atau menahan candah-candah Jemaat. Kemudian berburuk sangka ,menuduh orang lain tampa sebab,menganggap hina pada orang lain,berlaku hasad/dengki, pada hal-hal sia-sia dan tidak berguna yang bukannya berguna bagi diri sendiri dan juga bagi Jemaat justru malah mendatangkan kemudaratan. Melakukan gibat terhadap orang lain. Bertutur kata dusta. Berdusta pun merupakan laknat yang sangat besar yang menjerumuskan manusia dalam dosa-dosa yang lain. Melakukan khianat, di dalamnya termasuk pengkhianatan mata juga di dalamnya, yakni seorang laki-laki melihat perempuan dengan niat yang buruk. Khianat pada amanat orang lain juga. Di dalam itunya banyak lagi hal-hal lainnya termasuk di dalamnya. Misalnya, mengerjakan
tugasnya dengan tidak baik. Jadi, sebagaimana saya telah katakan bahwa untuk memilih atau melakukan kebaikankebaikan harus meninggalkan keburukan-keburukan. Sebab, kebaikan dan keburukan tidak bisa bersatu di satu tempat. Oleh karena itu hendaknya senantiasa berusaha bahwa kapan saja melakukan suatu kebaikan maka sejalan dengan itu harus terpisah beberapa keburukan-keburukan darinya. Dengan demikian hati setiap Ahmadi baru bisa bersih dari keburukan. Dan setiap orang Ahmadi Muslim yang mana kepada mereka terdapat perintah untuk melakukan kebaikan dan mencegah pada keburukan, maka harus pertama tama membersihkan dirinya dari keburukan-keburukan dan melakukan kebaikankebaikan. Maka, baru dia dapat memerintahkan untuk memlakukan kebaikan kepada orang lain. Kalau tidak,manakala jika kita tidak melakukan ini, maka kita merupakan pelaku kemunafikan dan pelaku sesuatu yang hina yang berkenaan dengan orang seperti itu Rasulullah saw memberikan peringatan yang sangat keras. Yang mana beliau bersabda bahwa orangorang yang amal perbuatannya bertentangan dan ucapannya adalah merupakan penghunmi-penghuni neraka. Sebagaimana Hadhrat Abu Wail a.s dengan perantaraaan Hadhrat Usamah bin Said terdapat sebuah riwayat yang panjang. Di dalam itu beliau meriwayatkan bahwa saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa seorang akan dibawa pada hari Qiamat. Kemudian dia akan dilemparkan di dalam neraka. Di dalam neraka ususnya akan keluar di luar perutnya/melingkar di perutnya. Di atasnya sedemikian rupa dia akan berputar sebagaimana keledai berputar di seputar pasak talinya. Kemudian orang-orang neraka akan berkumpul di sekelilingnya dan akan bertanya padanya, apa urusanmu. Apakah kamu tidak memerintahkan kepada kami untuk mengerjakan hal yang baik dan menyuruh meninggalkan perkara-perkara yang tidak disukai ? Maka dia akan menjawab: Saya menyuruh kamu melakukan amal-amal baik ,tetapi sendiri (saya sendiri) tidak melakukan amal yang saleh. Dan saya mencegah kamu menjadi pelaku –pelaku amal –amal yang tidak
disukai tetapi saya sendiri melakukan itu. Jadi perhatikanlah,betapa diperingatkannya akan hal itu. Oleh karena itu setiap orang Ahmadi yang menasehatkan kepada orang lain untuk melakukan kebaikan-kebaikan hendaknya dia sendiri juga mengamalkan keabaikan-kebaikan itu. Khususnya, mereka yang diserahi tugas dalam Jemaat mereka hendaknya harus benar-benar berhati-hati dan sambil memberikan perhatian kepada perbaikan dirinya sendiri, sambil tunduk itaat pada Allah dia hendaknya memohon karunia-Nya. Semoga Allah menganugerahkan taufik kepada kita semuanya. Jika setelah mendengar peringatan ini terfikir oleh seseorang bahwa kalau begitu maka lebih baik saya diam dan saya jangan pernah memberikan pelajaran kebaikan dan tidak mencegah dari keburukan selama saya belum layak untuk itu. Jika terfikir fikiran seperti ini maka manusia akan tidak peduli akan perbaikannya. Oleh karena itu memberikan pendidikan ini adalah perlu sebab ini merupakan perintah Allah. Oleh karena itu penting untuk setiap orang bahwa perintahkanlah juga untuk melakukan kebaikan dan sejalan dengan itu hendaknya terus melakukan introkspeksi terhadap dirinya sendiri dan terus memawas keadaan dirinya sendiri, apakah terdapat perbaikan di dalam diri saya ada atau tidak. Ini merupakan perkara yang sangat penting. Dalam kaitan ini tertera dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw bersabda: "Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya bahwa kalian harus melakukan amar ma'ruf dan harus mencegah dari hal-hal yang tidak disukai. Kalau tidak, mungkin saja Allah akan menurunkan azab-Nya pada kalian. Dan setelah turunya azab kalian akan berdoa namun doa kalian tidak akan dikabulkan. Tirmidzi Abwaabul fitan baab ulamri bil ma'kruufi wannahyi 'anilmungkari Jadi untuk menghindar dari setiap musibah yang akan datang itu penting bahwa seorang mu'min harus menyeru orang-orang kepada kebaikan dan mencegah mereka dari melakukan keburukan-keburukan. Jadi sebagaimana bersabda bahwa akibat tidak melakukan pekerjaan itu kepada kalian azab itu bisa turun dan kemudian doa-doapun
tidak akan dikabulkan. Inilah juga maksudnya bahwa akibat melakukan perbuatan baik ini doa-doa kalianpun akan terkabul dan pada kalian pun akan turun juga karunia Allah. Rasulullah saw berkenaan dengan melakukan perbuatan baik, menyebarkannya, berhenti dari keburukan seperti itu, mencegah orang-orang dari keburukan sedemikian rupa beliau memberikan perhatian sehingga beliau menyatakan ketidak adanya hubungan beliau saw dengan yang tidak maengerjakan pekerjaan yang baik. Pada hal-hal yang sekecil-kecilnya sekalipun beliau saw bersabda bahwa lakukan kebaikan dan beramallah yang baik. Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa beliau saw bersabda: " Orang itu bukanlah dari kami yang tidak mencintai anak-anak kami dan tidak menghormati hak-hak orang-orang tua kami dan tidak menganjurkan untuk melakukan amar ma'ruf dan tidak melarang dari perbuatan yang tidak disukai,yakni halhal yang makruf ini . Sampai disini anak-anakpun diperhatikan. Sebab, memperlakukan mereka dengan sikap yang baik juga merupakan satu amal dari amal-amal yang baik. Demikian pula memperhatikan kehormatan kehormatan orangorang dewasa ,orang-orang yang telah lajut usia dan para sesepuh juga dan demikian pula hal-hal baik lainnya yang diperintahkan untuk melakukannya itu perlu untuk melakukannya. Dan dari keburukan-keburukan mana diperintahkan untuk berhenti dari itu perlu berhenti melakukan itu. Rasulullah saw bersabda: Jika kalian tidak melakukan itu maka tidak ada hubungan saya dengan kalian. Sunan Tirmidzi kitabul birri washilah bab ma jaa a fi rahmatisshibyaan Berkennaan dengan menganjurkan pada kebaikan dan mencegah dari keburukan Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: " Jadi sebagaimana perlu mencegah lidah untuk mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keredhaan Allah, demikian pulalah menzahirkan perkara kebenaran juga َ َويَأ ْ ُم ُر merupakan perkara yang yang penting. Dia berfirman: ون وف َويَ ْن َه ْو َن ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر ِ ِبا ْل َم ْع ُرInilah ciri khas orang-orang mu'min. Yakni, sebelum melakukan amar ma'ruf dan mencegah dari
kemungkaran perlu manusia dengan kondisi/keadaan amalnya sendiri membuktikan bahwa dia memiliki kekuatan itu di dalam dirinya,sebab sebelum telebih dulu dia menanamkkan pengaruhnya pada orang lain dia perlu juga menjadikan kondisinya memiliki pengaruh. Oleh karena itu, janganlah pernah menahan lidah kalian dari melakukan amar bil ma'ruf. Ya, perlu memahmi situasi dan kondisi. Dan cara pemaparan sedemikian rupa hendaknya lemah lembut dan mudah difahami. Dan mengkritisi/berlaku lancang pada ketakwaan seperti itu adalah merupakan dosa yang sangat besar. (Malfuzat jilid awal hal.281-282 Cetakan Baru) Yakni hendaknya senantiasa diingat bahwa jangan hendaknya menunjukkan sikap pengecut dalam prihal menzahirkan kebenaran sebab menyebarkan kebaikan-kebaikan dengan keberanian, memerintahkan untuk melaksanakannya dan mencegah untuk melakukan keburukankeburukan adalah merupakan satu standar yang dari mana seorang dapat diketahui menjadi seorang yang mu'min. Tetapi amal seorang yang mu'min hendaknya sesuai dengan itu. Manakala amalnya juga ada maka baru pengaruhnya juga akan ada.Dan jika ada pengamalan maka tidak perlu adanya kekerasan. Dari nasehat orang-orang seperti itu yang amalnya sendiri juga baik maka akan terdapat pengaruh baik dalam diri orang-orang dari itu. Inilah yang beliau tekankan dan nasehatkan bahwa jika di dalam diri orang yang memberikan pemahaman dan di dalam diri orang yang memberikan nasehat terdapat kebaikan , dan di hati orang yang memberikan pengertian terdapat rasa takut kepada Tuhan maka jika kalian sesuai dengan kesempatan atau situasi dan kondisi kalian melakukan pembicaraan maka pembicaraan yang baik akan berpengaruh. Tetapi perlu memberikan nasehat atau menyampaikan tabligh/nasehat sesuai dengan peritungan situasi dan kondisi. Jika setelah melihat keburukan seseorang lalu memberikan nasehat padanya di hadapan orang lain dan kalian melakukannya dengan bahasa yang kasar /keras maka orang kedua yang kalian tengah berikan pengertian tidak akan mendapat kesan baik pada nasehat kalian. Bahkan sebaliknya bisa jadi dia akan lebih melakukan pembangkangan lagi lebih
dari sebelumnya untuk melakukan keburukan. Jadi untuk memberikan pengertianpun harus mengenal situasi, waktu dan perlu adanya ketakwaan. Jika ada amal seperti itu maka sesuai dengan janji Allah maka dia akan berhak terhadap belas kasihNya. Sebab di tempat lain Allah berfirman: Barangsiapa yang melakukan kebaikan seperti ini maka Saya pasti akan mengasihinya. Semoga Allah menganugerahi taufik kepada kita semua. Sebagaimana saya telah terangkan bahwa Allah telah memerintahkan untuk mencegah dari segenap keburukan dan menganjurkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan sejumlah kebaikan –kebaikan dan keburukan-keburukan saya juga telah memberikan misal-misalnya dan secara singkat saya telah memberitahukan nama-namanya. Kini sejumlah keburukan-keburukan itu sesuai dengan waktu saya akan menerangkannya sedikit. Misalnya, bergunjing. Menyebut seseorang di belakangnya dengan kata-kata yang buruk kendati keburukan itu ada dalam dirinya atau tidak. Jika ada suatu keburukannya disebutkan atau dibicarakan di belakangnnya maka ini adalah gibat. Tatkala Rasulullah saw biasa mengambil baiat maka hal itu sangat beliau tekankan secara khusus bahwa, saya tidak akan bergibat. Maka betapa pentingnya(mencegah dari ) keburukan itu. Sebab, dari itu akan timbul kerusakan atau ketidak serasian dalam masyarakat. Akan timbul rasa dengki diantrara satu dengan yang lain. Dan ini terkadang di dalam Jemaat menjadi factor fitnah. Oleh karena itulah Hadhrat Masih Mauud a.s berkenaan dengan keburukan(gibat) itu sangat sedemikian tegas dalam memberikan pengertian. Beliau bersabda: " Manakala anggota Jemaat kita melihat aib saudaranya maka hendaknya dia mendoakannya. Namun, jika dia tidak mendoakannya dan dengan menerangkannya dia memanjangkan mata raitai (gibat) itu maka dia telah melakukan dosa. Aib yang mana yang tidak bisa jauh. Oleh karena itu hendaknya senantiasa menolong saudaranya dengan doa-doa".
Beliau bersabda: Ada seorang sufi yang mempunyai dua orang murid. Seorang dari keduanya minum minuman keras lalu jatuh ke selokan karena pingsan. Yang kedua mengadukan hal itu pada sang sufi. Sufi itu berkata, engkau sangat tidak berbudi pekerti karena engkau telah mengadukan dan kamu tidak pergi untuk mengangkutnya. Maka pada saat itulah dia pergi kemudian mengangkatnya lalu membawanya ". Sufi itu berkata"Yang satu telah minum banyak minuman keras tetapi yang satu minum sedikit karena dia telah mengangkut lalu membawanya ". Hadhrat Masih Mauud a.s memberikan komentar beliau:" Maksud Sufi itu adalah, kenapa kamu menggibat saudara kamu". Beliau bersabda: Kepada Rasulullah saw ditanyakan prihal gibat, maka beliau menjawab bahwa menerangkan perkara seseorang yang benar sedemikian rupa di belakangnnya (di saat ketidak keberadaannya) yang mana jika dia ada maka dia tidak menyukai hal itu,itulah gibat. Dan jika hal itu tidak ada di dalam dirinya lalu engkau menerangkannya maka itu namanya ُ َو ََل يَ ْغت َ ْب بَ ْع adalah tuduhan/fitnah. Tuhan berfirman: ض ُك ْم بَ ْعضًا أَيُ ِحب (– أ َ َح ُد ُك ْم أ َ ْن يَأ ْ ُك َل لَحْ َم أ َ ِخي ِه َم ْيتًاdan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati) Surat Al-Hujurat 13) Disini gibat itu dita'birkan dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Dan dari ayat itu juga terbukti bahwa di dalam Jemaat orang-orang samawi juga di dalamnya juga pasti ada orang yang melakukan gibat. Dan jika hal ini tidak ada, maka ayat ini akan menjadi sia- sia. Jika orang-orang mu'min suci sedemikian rupa yang karenanya dari mana dia tidak melakukan keburukan maka apa arti ayat ini ?". Sejumlah orang ada yang lemah yang baru bangun dari penyakitnya yang sangat keras. Ada sebagian darinya yang sedikit sudah ada kekuatan. Oleh karena itu barangsiapa yang mendapatkan yang lemah maka hendaknya menasehatinya dengan diam-diam. Jika dia tidak mau mengikuti maka doakanlah untuknya. Dan jika tidak berguna dengan yang dua hal itu maka anggaplah itu merupakan urusan qadha dan qadar
(Allah). Jika Tuhan telah menerimannya maka kamu hendaknya manakala setelah secara sepintas melihat aib seseorang jangan hendaknya menunjukkan sifat emosi yang sedemikian cepat. Mungkin saja dia bisa menjadi benar. Para wali dan abdal pun kadang –kadang melakukan kesalahan juga bahkan tertera juga bahwa para wali juga benar-benar melakukan zina. Banyak sekali pencuri dan pezina pada akhirnaya mereka menjadi wali. Dengan cepat meninggalkan seorang bukanlah merupakan cara kami. Jika ada anak seseorang yang rusak maka(bapaknya) dia berusaha penuh untuk memperbaikinya. Demikian pula jangan hendaknya meninggalkan saudara sendiri tetapi dia hendaknya berusaha untuk memperbaikinya. Sama sekali bukanlah merupakan ajaran Al-Quran bahwa setelah melihat aib lalu menyebarkannya dan membicarakannya kesana kemari kepada orang lain. Bahkan dia berfirman:ص ْوا ِب ْال َم ْر َح َم ِة َّ ص ْوا ِبال َ صب ِْر َوت َ َوا َ َوت َ َواMereka saling menasehati dengan sabar dan kasih sayang. Surat Al-balad 18 . Marhamah adalah setelah melihat aib orang lain lalu menasehatinya dan dipanjatkan doa untuknya. Di dalam doa itu terdapat pengaruh yang sangat besar. Dan orang itu sungguh sangat disesalkan bahwa satu aib seseorang dia terangkan sampai seratus kali tetapi satu kalipun dia tidak memanjatkan doa. Aib seseorang baru hendaknya diterangkan manakala sebelumnya telah memanjatkan doa-doa dengan menangis-nagis selama empat puluh hari". Di dalam ini beliau menerangkan sebuah syair dalam bahasa Farsi yang di dalamnya tertulis." Tuhan itu mengetahui lalu menutupi kelemahan hamba-Nya" Yakni Allah mengetahui namun kendati demikian Dia menutupi kelemahan. " Sementara tetangga tahupun juga tidak namun dia teriak kesana kemari. Nama Tuhan itu adalah Sattar, Hendaknya kamu تخلقوا باخالق هللا –takhallaqu biakhlaqillah –kamu hendaknya mewarnai diri dengan sifat-sifat Allah. Bukanlah maksud kami bahwa kalian menjadi pelindung aib tetapi maksudnya adalah janganlah menyebarkan dan melakukan gibat, sebab sebagaimana dijelaskan di dalam kitab Allah bahwa merupakan dosa meneybarkannya dan dilakukan gibat terhadapnya. Syekh Saidi
memiliki dua orang murid. Seorang biasa menerangkan hakekat ilmu dan makrifat sementara yang kedua bersifat pemarah. Pada akhirnya yang pertama menerangkan kepada Sa'di bahwa manakala saya menerangkan sesuatu maka yang kedua menjadi marah dan membenci saya. Maka Sa'di berkata bahwa seorang telah memilih jalannya ke neraka karena dia telah melakukan dengki dan kamu telah melakukan gibat. Singkatnya bahwa Jemaat ini /atau rangkaian ini tidak akan bisa berjalan selama di antara kalian tidak ada sifat kasih sayang doa dan sifat sattar". Malfuzhat jilid 4 hal 60-61 Edisi baru Dari itu menjadi jelas bahwa betapa buruknya gibat itu dan betapa betapa besarnya keburukan seperti itu. Kemudian ada lagi satu keburukan yaitu dusta, seorang yang sedikit saja menemui kesulitan maka untuk menghindar dari itu dia mencari sandaran dusta. Dan sungguh merupakan hal yang sangat mengherankan bahwa keburukan dusta tidak dianggap sebagai keburukan. Padahal dusta merupakan keburukan yang merupakan akar semua keburukan. Oleh karena itulah Rasulullah saw bersabda kepada seorang yang memohon untuk selamat dari suatu keburukan yaitu jika tidak bisa meninggalkan semua kaeburukan itu maka tinggalkanlah satu keburukan dan itu adalah dusta. Dan berjanjilah bahwa kamu akan senantiasa berkata benar. Kini sejumlah orang menganggap bahwa dusta hanya sedemikian kecil yakni dia telah memberikan keterangan yang salah di depan sidang pengadilan. Jika dia tertangkap dalam keadaan mencuri maka dengan berdusta dia berusaha melindungi dirinya. Jika dia melakukan budi pekerti yang salah maka dia berdusta. Atau dia memberikan kesaksian yang salah terhadap seseorang dan tampa sebab dia menjerumuskan seseorang. Sesungguhnya semua ini adalah merupakan dusta namun memberikan keterangan yang kecil-kecil pun juga adalah salah. Rasulullah saw telah memberikan satu contoh kepada kita,yang darimana menjadi jelas bahwa apa definisi dusta itu. Misalnya, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang mengatakan kepada seorang anak kecil bahwa datanglah, saya akan memberikan sesuatu kepada
kamu lalu dia tidak memberikan apa-apa padanya, maka ini terhitung dalam katagori dusta. Inilah definisi dusta. Kini jika diantara kita setiap orang memeriksa dirinya sendiri atau melakukan introspeksi terhadap diri sendiri maka dia akan meangetahui bahwa kita setiap hari berapa banyak kita dalam hal-hal yang kecil melakukan dusta. Di dalam bersenda gurau berapa banyak kita melontarkan kata-kata yang mana itu merupakan hal yang dusta. Maka sesuai dengan sabda Rasulullah saw , jika dalam kaitan ini kita memberikan perhatian sampai pada ke kedalamannya baru kita akan dapat mengikis habis laknat dusta ini dari diri kita dan dari diri anak-anak kita. Berkaitan dengan itu Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: " Di dalam Al-Qu'ran dusta juga dinyatakan sebagai kekotoran dan kekejian. Sebagaimana Dia berfirman: فَاجْ تَنِبُوا ور َ ْالرج, ِ ان َواجْ تَنِبُوا قَ ْو َل الز ِ (maka jauhilah olehmu berhalaِ َ س ِم َن ْاْل َ ْوث berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. Al-Haj 31) Lihatlah disini dusta itu dinyatakan sama dengan berhala. Dan pada hakekatnya dusta juga merupakan berhala juga,kalau tidak kenapa dengan meninggalkan kebenaran lalu pergi menuju ke tempat lain. Sebagaimana di dalam diri berhala itu tidak ada hakekat apa-apa, demikian pula di dalam dusta juga tidak ada hekekat apa-apa kecuali kepalsuan /sepuhan. Kepercayaan tehadap orang yang berdusta sampai sedemikian rupa menjadi berkurang sehingga seandainya dia berkata benar sekalipun maka akan dianggap di dalamnyapun ada bercampur kebohongan. Jika seorang pendusta atau biasa bersdusta menghendaki supaya kedustaannya menjadi berkurang maka tidak dengan cepat bisa hilang. Manakala sampai dalam jangka waktu yang panjang dia berlatih maka baru akan lahir kebiasaan berkata benar di dalam dirinya" Malfuzhat jilid 2 hlm 266 Edisi Baru Jadi perhatikalah, betapa benar hal yang beliau sabadakan. Kita setiap hari mengalami dalam hidup kita bahwa jika seorang yang pendusta berkata benar sekalipun maka kita tetap akan menganggap bahwa apa yang dia katakana itu adalah dusta.
Dalam kaitan baik dan buruk di dalam sebuah hadis Rasulullah saw dalam menyebut kebaikan dan keburukan bersabda: Ini tidak pernah barsatu dalam satu tempat. Dalam kaitan itu Hadhrat Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Di dalam hati seorang hamba tidak bisa bersatu iman dan kekufuran dan tidak pula bisa bersatu kebenaran dan keterangan yang dusta. Dan tidak pula kejujuran dan pengkhianatan dapat bersatu.Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 2 hlm 349 Edisi Bairut Jadi hal pertama yang beliau sabdakan adalah bahwa seorang yang di dalam hatinya terdapat iman lalu dia juga mengatakan hal kekufuran. Sebagaimana kita di permulaan telah melihat dalam ayat bahwa Allah berfirman bahwa orangorang yang menganjurkan kebaikan-kebaikan dan mencegah dari keburukanlah merupakan orang yang beriman pada Allah. Dan sesuai dengan hadis itu barangsiapa yang tidak melakukan ini maka di dalam hatinya terdapat kekafiran. Sebab tidaklah mungkin bahwa kebenaran yang merupakan amanat Allah dan kedustaan yang merupakan amal orang-orang kafir itu dapat bersatu di satu tempat. Dan demikian pula kejujuran yang merupakan bagian dari iman dan kemudian khianat, memakan harta orang lain, tidak mengerjakan suatu tugas dengan baik sungguh bukanlah merupakan ciri khas seorang mu'min, bagaimana itu dapat bersatu dalam satu tempat?". Jadi kita sebagai orang Muslim Ahmadi yang telah melakukan baiat di tangan Hadhrat Masih Mauud a,s . bahwa kita akan beramal sesuai dengan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya, akan meninggalkan semua keburukan-keburukan dan akan melakukan semua kebaikan-kebaikan. Hendaknya kita berusaha sepenuhnya untuk meninggalkan keburukankeburukan. Jika manusia memiliki suatu keinginan yang mantap dan terus memohon karunia dari Allah maka tidaklah mungkin bahwa keburukan itu tidak akan terpisah sehingga kalian tidak menjadi layak untuk dapat menjadi orang-orang mengajurkan pada kebaikan-kebaikan. Dengan mengimani yang benar bagaimana manusia dapat melakukan dusta dan dengan berjanji untuk menunaikan amanat maka bagaimana
bisa menjadi khianat terhadap amanat. Jadi setiap Ahmadi yang telah baiat masuk ke dalam Ahmadiyah baiatnyapun juga merupakan janji. Dan jangan pernah seorang Ahmadi manapun dengan tidak mengamalkan ajaran ke-Ahmadiyahan , dengan tidak mengamalkan ajaran Allah dan rasul-Nya hendaknya jangan menjadi pelaku pengkhianatan. Jadi setiap orang Ahmadi hendaknya mengamalkan itu dengan teguh bahwa dia tidak melakukan pengkhianatan, baik secara pribadi maupun secara berjemaah. Jika kepada seseorang Ahmadi diserahi tugas jemaat maka dia akan melakukannya dengan penuh keimanan dan kejujuran. Jika kepada seseorang diserahi sebagai pengawas keuangan Jemaat dan dia akan menjaganya dengan penuh kejujuran dan tidak akan berlaku khianat. Rasulullah bersabda : Kamu sedemikian rupa hendaknya meninggikan standar penunaian amanat kalian sehingga jika di dalam urusan dunia kalian sekalipun ada orang yang berlaku khianat pada kalian maka tetap saja jangan kalian berlaku khianat pada mereka. Jika ada amanatnya pada kalian maka kembalikanlah itu kepadanya. Maka di dalam urusan agama, betapa hendaknya kita harus lebih menyadari akan hal itu. Hadhrat Masih mauud .as, " Amanat dan kejujuran ialah tidak redha menyakiti dengan menahan harta orang lain dengan kenakalan dan perasangka buruk. Jadi menjadi jelas bahwa amanat dan kejujuran adalah merupakan satu kondisi dari kondisi-kondisi alami manusia. Oleh karena itulah seorang anak bayi yang sedang disusui yang karena kurang umurnya dan masih lugu dan akibat kurang umurnya belum terbiasa dengan kebiasaankebiasaan buruk sedemikian rupa dia benci terhadap benda milik orang lain sehingga air susu perempuan lainpun dia minum dengan kebencian /ras jijik. Filsafat ajaran Islam ruhani Hazain jilid 10 him 44 Jadi lihatlah, inilah fitrah manusia yang Allah telah ciptakan bahwa seorang anak kecil yang sama sekali tidak mengetahui dunia diapun mengenal haknya. Dan dia memahami bahwa meminum air susu perempuan lain adalah merupakan pengkhianatan. Dan jika perlu maka pada akhirnya
setelah adanya upaya-upaya maka dapat ditanamkan kebiasaankebiasaan untuk meminum air susu perempuan lain. Tetapi setelah besar karena akibat pengaruh lingkungan banyak sekali orang-orang mulai melakukan paengkhianatan. Dan para nabi datang untuk membersihkan pengaruh lingkungan dan meniciptakan perubahan-perubahan suci. Kini kita sebagai orang Ahmadi yang telah baiat di tangan Hadhrat Masih Mauud a.s. Telah mengimani beliau,kita sambil melakukan perubahan suci di dalam diri kita kita hendaknya menghindar dari segenap sifat khianat, menghindar juga dari dusta dan dari keburukan-keburukan lainnya. Dan tidak hanya menghindar bahkan sesuai dengan perintahperintah Allah dan tanda yang Allah telah beritahukan mengenai tanda seorang mu'min sesesuai dengan tanda itu dari keburukan-keburukan itu orang lainpun kita harus lindungi dan kepada mereka pun harus mengajarkan ajaran-ajaran yang baik. Semoga Allah memberikan taufik kepada setiap Ahmadi untuk melakukan pengamalan di tempatnya masing-masing. Semoga Allah menjadikan kalian sebagai Ahmadi yang teguh yang melakukan pengamalan pada ajaran Allah dan RasulNya. Amin. Insyaallah, sampai dua hari berikutnya saya akan melakukan tourni ke dua Negara. Untuk itupun berdoalah semoga Allah memberikan berkatnya pada kita dalam segala seginya. Semoga dalam setiap segi Allah senantiasa menurunkan bantuan dan pertolongan-Nya. Amin. Qamaruddin Syahid. Ceramah Penutupan Jalsah Salanah 2004,di Tilford, London Sesudah membaca tasyahhud,ta'awwuz dan surah Al-Fatihah Hudhur bersabda: Ciri Jemaat-jemaat Ilahi adalah setiap saat senantiaa dalam upaya bagaimana hukum-hukum atau perintah-perintah Allah itu diamalkan dan bagaimana keredhaan-Nya dapat diraih; dan setiap orang yang bergabung di dalam Jemaat Ilahi,setiap orang yang senantiasa berusaha meraih redha-Nya, keinginannya adalah supaya setiap saat berada dalam pencaharian hal-hal yang diridhai Allah supaya kedekatan dan kasih saying Allah dapat diraih. Imam (zaman) yang dianugerahi pemahaman Al-Quran yang benar dan memahami secara benar sabdasabda Rasulullah saw telah menarik perhatian kita ke arah ini dan
memberitahukan kepada kita apa perintah-perintah Allah dan bagaimana itu diamalkan sehingga hasilnya baik. Dan dengan penuh rasa pilu beliau menasehatkan kepada Jemaat bahwa kalian janganlah menganggap bahwa maksud kedatangan di dunia ini hanya untuk melekatkan hati dengan permainan dan senda gurau dunia serta serta maksud kalian hanya untuk meraih benda-benda dunia lahiriah belaka. Tidak, tetapi benda-benda/harta benda ini diciptakan adalah untuk menguji kalian supaya dapat mengetahui bahwa apa perbedaan mu'min dan yang bukan mu'min. Seorang mu'min jika berusaha untuk meraih barang-barang itu hanya sebatas yang berguna untuk kehidupannya. Jika dia berusaha untuk meraih barang-barang itu karena Allah telah memberikan kemampuan-kemampuan yang berbeda kepada setiap orang dalam masyarakat, telah menciptakannya sebagai makhluk-makhluk yang terbaik dan dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya keperluankeperluannya pun Dia telah bedakan, maka akibat kemampuankemampuan itu setiap orang memiliki bidang dan tugas masing-masing. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Kalian yang menguasai harta benda ini maka kalian perhatikanlah bahwa mereka yang memiliki benyak barang-barang harta benda itu,mereka yang kaya hendaknya memperhatikan saudara-saudaranya yang lain supaya sejalan dengan menunaikan hak-hak /tanggung jawab pada Allah, hak-hak tanggung jawab pada makhluk Allahpun mereka dapat emban. Oleh karena itu beliau bersabda bahwa orang-orang mu'min hendaknya memberikan perhatian pada dua hal, yaitu beribadah kepada Allah dan berlaku simpati kepada makhluk-Nya. Jika dua hal ini telah terbentuk maka anggaplah bahwa kalian telah mencapai maksud kalian dan dari segi itu kalian akan terhitung dalam kelompok orang-orang yang melangkah pada akibat / hasil akhir yang baik /husnulkhaatimah dan kemudian Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang seperti itu bahkan Allah akan memberikan tempat pada mereka diantara orang yang dekat dengan Allah dan setelah mati akan dinyatakan sebagai pewaris surga-surga -Nya yang kekal abadi. Terkait dengan ibadat dan simpati kepada makhluk Allah jelas kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tanggung-jawab kita kepadanya. Di dalam waktu yang terpisah kita terus mendengar bahwa lunasilah hak-hak itu atau tanggung jawab itu supaya cara-cara syaithan untuk menjerumuskan manusia dan serangan-serangannya dapat dihindari serta itu dapat kita akhiri. Sebab syaithan sedemikian rupa menampakkan indah keburukan-keburukan itu sehingga berjalan pada kebaikankebaikan dalam masyarakat dewasa ini menjadi sangat sulit. Sambil menghindar dari kesulitan-kesulitan banyak jalan-jalan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang dengan berjalan diatasnya kita dapat meraih taufik untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Sejauh terkai dengan
syaithan menjerumuskan manusia dari beragam jalan , disana para pilihan Allah pun terus memberitahukan jalan kepada kita supaya manusia terus melakukan perjalanan pada hasil akhir yang baik dan dia dinyatakan sebagai pewaris surga-surga_Nya dan lahir kondisi sedemikian rupa dan tiba saat yang sedemikian rupa dimana Allah mengatakan: َوا ْد ُخ ِلي َجنَّتِي.( – فَا ْد ُخ ِلي فِي ِعبَادِيMaka masuklah ke dalam jama'ah hambahamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku..Al-Baqarah 29-31) Hadhrat Masih Mauud a.s memberitahukan cara-cara itu kepada kita yang saya akan terangkan dan kebanyakan dalam kata-kata Hadhrat Masih Mauud a.s dan kebanyakan inilah kutipan yang saya ambil yang Hadhrat Masih Mauud a.s telah sabdakan pada akhir Jalsah salanah tahun 1904. Beliau bersabda: "Dari pihak saya ini merupakan nasehat yang berkali-kali yang sebelumnya telah saya nasehatkan berapa kali kepada jemaatku bahwa oleh karena umur ini sangat singkat dan tugas yang dihadapi sangat luhur dan berat, karena itu hendaknya berusaha supaya dapat meraih hasil akhir yang baik atau husnulkhaatimmah. Memperoleh hasil akhir yang baik merupakan perkara yang di jalannya banyak sekali onak dan duri. Manakala manusia datang ke dunia maka sedikit masa dia lalui dalam keadaan dianya tidak menyadari akan apa yang dilaluinya. Masa tidak sadar ini merupakan masa tatkala dia dalam keadaan masih bayi yang mana dia tidak mengetahui akan dunia dan kondisinya. Sesudah itu manakala dia mulai sadar/mengerti maka tiba suatu saat yang mana dia tidaklah dalam kondisi tidak sadar sebagaimana terjadi dalam keadaan masih kanak-kanak tetapi di dalamnya terdapat kondisi corak mabuk masa remaja yang dalam keadaan hari-hari sadar itu pun dapat menciptakan kondisi tidak sadar atau mabuk dan terdapat juga seperti itu yang dengan sengaja menjadi tidak sadar sebab nafsu amarah meraih keunggulan pada dirinya. " Sesudah itu ada masa ketiga yang mana sesudah adanya ilmu manusia menjadi tidak berilmu dan di dalam panca indera dan potensi lainya menjadi mulai berkurang dan itu merupakan masa seperti orang tua'. Yakni masa lanjut usia. Banyak sekali orang-orang pada zaman ini menjadi hilang kesadaran dan potensinya menjadi sia-sia. Di kebanyakan orang-orang terlahir cikal bakal /embrio untuk menjadi gila. Seperti itu banyak sekali keluarga-keluaga yang mana sesudah 60 atau 70 tahun timbul kekurangan di dalam akal dan pemahaman manusiawinya. Singkatnya andaikata tidak juga seperti itu maka dengan sia-sianya kekuatan dan lemahnya potensi, manusia dalam alam sadar pun menjadi tidak sadar. Dan gejala lemah dan tidak gesit mulai menampakan pengaruhnya. Pembagian umur manusia terbagi pada tiga zaman itu dan ketiga-tiganya ini berada dalam bahaya dan dalam
kesulitan -kesulitan. Jadi bayangkalah untuk meraih hasil akhir yang baik betapa itu merupakan jenjang yang sangat sulit". Di dalam itu beliau telah menyebutkan tiga periode manusia,ada tiga periode umur yang beliau sebutkan. Periode umur manusia yang pertama ialah manakala mulai dari awal kelahiran tetap berada dalam umur masa kanak-kanak yang di dalamnya suatu masalah tidak diketahui sampai pada kedalamannya, sebab tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk dan tidak layak untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Kemudian sesudah itu tiba zaman masa remaja. Di dalam itu begitu para remaja melangkahkan kakinya,maka di dalam diri para remaja mulai timbul perasaan bahwa kami kini adalah bebas dan dapat melakukan apa yang kami inginkan kami lakukan. Disini di Eropa juga khususnya yang kita sebut dengan anak tanggung mereka begitu sampai pada umur itu mereka mulai menganggap dirinya merupakan makhluk yang lebih tinggi. Misalnya akibat dari kesia-siaan itu dewasa ini di dalam surat-surat kabar ada termuat bahwa tengah diperbincangkan untuk pembentukan undang-undang berekenaan dengan mereka. Yakni pertama masyarakat itu sendiri yang memberikan libur /istirhat pada mereka ,masyarakat sendiri telah menjadikan mereka menjadi egois dan karena nafsu ammarahnya mereka telah menjadi bebas kemanamana, yakni rasa di dalam diri mereka sama sekali sudah tidak ada lagi, yang dari mana dapat diketahui dasar –dasar akhlak,yang karenanya keburukan dan akhlak yang memalukan mulai meraih kesuksesan. Manakala rasa dan kesadaran ini telah habis maka tidak dapat diketahui bahwa akhlak itu bagaimana, keburukan itu apa dan kekejian itu apa. Manakala adat kebiasaan ini menjadi matang maka seberapapun kita bekerja keras sekurang-kurangnnya jika tidak menjadi tidak mungkin maka sulit itu pasti, dalam suatu corak keburukan-keburukan ini akan senantiasa ada. Kecuali jika terdapat karunia khusus dari Allah. Sebab, anak-anak kitapun tinggal di dalam masyarakat ini juga dan terkadang merekapun juga menjadi hanyut dalam banjir keburukan-keburukan ini. Kendati yang ada sedikit sekalipun (di dalam Jemaat), tetapi kenapa itu ada ? Dan bukan hanya anak-anak yang baru meningkat remaja bahkan orang-orang yang sudah menikah dan yang mempunyai anak-anak pun terperosok dalam keburukan-keburukan itu. Dan bukannya melunasi hak-hak anak-anaknya, uang-uangnya mereka sia- siakan untuk minum minuman keras, judi dan untuk keburukan-keburukan serta untuk barang-barang memabukkan lainnya. Maka berkenaan dengan orangorang seperti itu bersabda: Orang-orang seperti itu telah menyia-nyiakan akan tujuan hidup mereka". Kemudian ada orang macam ketiga yang telah masuk ke dalam usia lanjut dan sebagian ada yang terfikir juga bahwa mari kini kita telah menginjak pada umur ini marilah kita lakukan kebaikan-kebaikan. Beliau bersabda bahwa paad saat seperti itu
anggota badan sedemikian rupa lemahnya sehingga kini tidak lagi layak untuk dapat menegakkan standar dan mutu kebaikan yang dalam masa remaja dia dapat tegakkan. Jadi dengan demikian seperti itulah kehidupannya berakhir tampa tujuan yang pada akhirnya tiba saat harus meninggalkan dunia ini. Bersabda: Anak -anak jelas biasa meniru orang-orang yang sudah besar, kadang dengan meniuru-niru dia mulai begitu mengetahui dia mulai bagaimana melakukan shalat. Namun, manakala manusia itu menjadi tua maka dari itupun dia menjadi tertinggal. Beliau bersabda bahwa dari itu menjadi terbukti bahwa masa kanak-kanak dan masa lanjut usia,bagian umur ini merupakan umur yang sedemikian rupa yang mana di dalamnya manusia tidak dapat mencapai maksud kelahirannya yang tinggi karena yang tersisa hanya zaman masa remaja. Jika masa itu digunakan dengan cara yang baik maka manusia dalam melakukan ibadat pada standar yang tinggi dan hak-hak hamba-hamba-Nya pun dalam standar yang tinggi dapat dia tegakkan. Jadi jika kalian ingin menghiasi dunia dan hasil akhir yang baik atau husnulkhatimah dan ingin terhitung dalam kelopok-kelompok hambahamba-Nya,maka harus memperoleh jaminan untuk tetapnya generasi kalian dalam kebaikan. Jadi mulai dari umur remaja sebelum sampai pada umur lanjut usia, sebelum sampai pada umur itu mula-mula hendaknya berusahalah untuk mengamalkan hukum-hukum Allah. Kemudian beliau bersabda: Hanya satu zaman yang merupakan zaman tengah diantara keduanya, yakni zaman masa remaja tatkala manusia bisa melakukan pekerjaan/tugas sebab pada saat itu potensi itu sedang dalam pertumbuhan dan sedang tumbuhnya kekuatan-kekuatan juga. Tetapi inilah zaman dimana nafsu amarah sedang menyertai." Yakni nafsu yang membawa kepada keburukan yang menyertai . " Dan itu melakukan penyerangan dengan berbagai cara padanya. Nafsu manusia mendorong manusia untuk melakukan keburukan –keburukan dan nafsu itu ingin senantiasa mempengaruhinya . Inilah zaman yang merupakan zaman pertanggung jawaban dan untuk mereaih hasil akhir yang baik merupakan hari untuk melakukan sesuatu juga. Tetapi dia telah tenggelam dalam malapetaka –malapetaka dan musibah-musibah sehingga jika tidak dilakukan kerja keras maka inilah zaman yang membawa pada neraka jahannam dan menjadikannya bernasib malang ". Akan menjadikannya bernasib malang. Dengan tidak mengamalkan itu dia akan menjadi orang yang bernasib malang ." Ya, jika dengan cara yang baik dan dengan keahlian dengan penuh hati-hati zaman itu dilalui maka dengan karunia dan kasih sayang Allah- diharapkan – itu akan berakhir dengan baik; sebab masa permulaan merupakan masa penuh kelalaian dan ketidak pedulian. Allah tidak akan menuntutnya. Sebagaimana Dia sendiri berfirman :سعَ َها ْ سا إِ ََّل ُو ً َّللاُ نَ ْف َّ ف ُ ََل يُك َِل-Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ". Al-
Baqarah 286 Dan pada zaman usia lanjut kendati akibat tua, akan timbul malas dan timbulnya rasa lemah tetapi malaikat pada saat itu akan menulis di dalam amalnya gejolak dan fikiran-fikiran yang ada dalam masa remaja. Jika di masa remaja manusia menjadi licah ke arah kebaikan dan terdapat rasa takut pada Tuhan dan mengamalkan hukumhukum dan menghindar dari pelarangan-pelaranga-Nya maka di masa tua kendati dalam melaksanakannya ada semacam kemalasan namun Allah dengan memaklumi kelemahannya seperti itulah ganjaran yang dia akan berikan ". Malfuzhat jilid 4 hal 199 Edisi Baru Dari sabda beliau ini menjadi terbukti bahwa untuk melunasi hak-hak Allah dan untuk melunasi hak-hak hamba-hamba-Nya umur yang berfaedah dan berguna adalah yang di dalamnya terdapat organ fisik atau tubuh yang kuat. Terdapat kekuatan di dalam potensi sehingga dapat juga melakukan ibadat kepada Allah dan untuk mengkhidmati hamba-hambanya pun dapat menegakkan mutu atau standar yang tinggi. Layak dan tepat juga untuk memberikan pengorbanan demi untuk agama Allah dan dapat juga menegakkan setandar yang tinggi dan pada umumnya masa itu adalah masa muda yang mulai dari masa umur 15 tahun hingga umur 45 -50 dan sebanyakbanyaknya adalah masa umur 60 tahun. Sebab setiap orang dari segi kekuatan fisiknya memiliki kemampuan-kemampuannya masingmasing dan di dalamnya kemuadian dari mereka dapat diambil faedah dari pengalaman. Di dalam umur-umur itu, dari umur 50 dan diantara umur 60 tahun kekuatan pada umumnya tidak lagi seperti semula, tidak bisa dilakukan kerja keras sebagaimana bisa dilakukan oleh seorang pemuda, tetapi bagaimanapun juga dapat diambil faedah dari pengalaman-pengalaman. Oleh karena itu lihatlah kini pemerintahpemerintah pun pada umumnya membuat peraturan untuk bekerja di pemerintah sampai umur 60 tahun dan sesudahnya baru pemerintah memberikan pensiaun pada pegawai-pegawainya. Jadi zaman itu, yakni zaman masa muda bagaimana dibuat berfaedah yang dari itu dapat menjadi husnukhaatimah yang baik, untuk itupun Hadhrat Masih Mauud a.s telah memberitahukan kiat-kiatnya. Bersabda:" Di dalam itupun tiada keraguan bahwa masa remaja dan masa usia muda merupakan zaman dimana nafsu ammarah telah menjadikannya menjadi sia-sia/layak dimasukkan di tong sampah. Tetapi andaikata ada hari-hari yang produktif dan berfaedah adalah hari-hari ini. Ungkapan Hadhrat Yusuf a.s tertera dalam Al-Quran: َّئ نَ ْفسِي إِن ُ َو َما أُبَ ِر ِ وء إِ ََّل َما َر ِح َم َربِي ِ ارةٌ بِالس َ س َْل َ َّم َ النَّ ْفDan aku tidak dapat menyatakan diriku bebas, karena sesungguhnya nafsu ammarah senantiasa mendorong manusia untuk melakukan kejahatan dan yang dapat bersih dari gerakangerakan itu adalah orang yang dikasihani Tuhan-ku . Yusuf 54. Dari itu dapat dimaklumi bahwa untuk dapat menghindar dari keburukan-
keburukan dan gejolak-gejolak hawa nafsu itu pada zaman ini syaratnya tidak hanya sekedar usaha semata, tetapi doa-doa merupakan hal yang sangat penting ) hanya dengan zuhud /upaya pecaharian lahiriah yang (manusia upayakan dengan upaya dan usahanya ) tidak akan produktif atau bermamfaat selama karunia dan kasih sayang Allah tidak mengiringi. Dan pada hakekatnya inilah hakekat zuhud dan takwa yang datang dari Tuhan. Kesucian hakiki dan ketakwaan hakiki hanya diperolleh dengan cara seperti ini. Kalau tidak apakah ini tidak benar bahwa banyak sekali gelas/botol minuman keras yang warnanya benarbenar putih yang kendati itu putih namun itu bisa kotor jadi inilah perumpamaan takwa lahiriah dan kesucian lahiriah itu". Malfuzhat jilid 4hlm 200 Edisi Baru bahwa kain atau pakaian yang putih pun bisa kotor. Kemudian beliau bersabda : Nah,untuk meraih kesucian hakiki dan ketakwaan sejati hal itu merupakan hal yang penting bahwa pada masa muda remaja inilah manusia berusaha ,yakni pada saat di dalam diri terdapat potensi,terdapat kekuatan dan kemampuan serta di dalam hati tedapat gejolak dan semangat. Berusaha dalam kebaikan di zaman seumur seperti ini adalah merupakan pekerjaan orang yang bijak dan untuk inilah Allah telah memberikan akal". Kemudian untuk tetap tegak dalam kebaikan Hadhrat Aqdas bersabda: Ada tiga cara yang dengan berjalan diatasnya manusia dapat melakukan kebaikan-kebaikan dan yang manakah tiga jalan itu. Bersabda: Cara pertama itu adalah usaha atau upaya. Bersabda: Untuk mencapai maksud itu ( sebagaimana saya berkali-kali sebelumnya telah terangkan) Pertama, hal yang sangat penting adalah manusia jangan memasukan dirinya sendiri dalam lubang atau kancah dosa dengan sengaja, kalau tidak dia pasti akan binasa. Barangsiapa yang dengan sengaja menempuh jalan yang buruk atau jatuh dalam sumur atau memakan racun maka dia pasti akan binasa. Orang yang seperti itu tidak bisa dinyatakan dikasihani, baik dari segi pandangan dunia dan tidak pula dari segi pandangan Allah. Oleh karena itu penting dan sangat penting, khususnya, untuk Jemaat kita ( yang Allah telah pilih sebagai contoh dan Dia menghendaki supaya dia dinyatakan sebagai contoh untuk generasi yang akan datang) bahwa sedapat mungkin hendaknya menghindar dari pergaulan bebas dan adat-istiadat buruk dan mengarahkan dirinya pada kebaikan. Untuk meraih maksud itu sejauh seharusnya harus melakukan upaya hendaknya harus melakukan upaya dan hendaknya jangan lalai dalam melakukan upaya-upaya. Ingatlah bahwa upaya /usaha pun merupakan ibadah yang terselubung, janganlah menganggap itu hina/enteng. Mereka yang tidak melakukan langkah – langkah dan tidak melakukan upaya-upaya untuk menghindar dari keburukan- keburukan seolah- olah mereka menjadi redha /menyetujui
keburukan-keburukan itu dan dengan cara itu Tuhan menjadi terpisah dengan mereka". Bersabda: Saya katakan dengan sesungguhnya bahwa manakala manusia , kendati berada dalam cengkeraman nafsu ammarah,namun dia tetap sibuk dalam upaya-upaya melepaskan diri maka nafsu ammarahnya pada pandangan Allah akan menjadi nafsu lawaamah dan dia mendapatkan perubahan suci yang sedemikian rupa layak dihargai sehingga ataukah itu merupakan nafsu ammarah yang layak untuk dilaknat dan dengan mengupayakan dan melakukan sarana untuk melenyapkannya nafsu ammarah yang layak dilaknat menjadi nafsu lawwamah yang mendapat kemuliaan sehingga Allah pun bersumpah atas namanya " yakni pertama dia bersemangat menuju ke arah keburukan lalu mulai timbul di dalam hatinya penyesalan dan dia mulai mencerca keburukan itu. " Ini bukanlah kemuliaan yang kecil. Jadi untuk meraih kesucian ketakwaan hakiki dan kesucian pertama ini merupakan syarat penting bahwa sejauh adanya kemampuan dan adanya kemungkinan berupayalah dan berusahalah untuk menghidar dari keburukan.Tinggalkanlah pergaulan bebas dan adat-istiadat atau prilaku buruk dan tinggalkanlah tempat-tempat yang menjadi factor pendorong tindakan-tindakan itu. Seberapa banyak di dunia ini terbuka jalan untuk melakukan upaya-upaya, berupayalah sebanyak itu dan janganlah lelah dari itu dan janganlah bergeser dari itu". Sejumlah orang mengatakan bahwa sebagian adalah barangbarang pamer atau dia melakukan shalat hanya untuk sekedar pamer maka katakanlah kepada orang seperti itu. Jika itu pamer juga dan niatnya adalah untuk perbaikan maka akan tiba suatu saat bahwa shalat-shalat inilah yang pada akhirnya akan menjadi shalat-shalat yang tenggelam dalam rasa ketakutan. Ini adalah pekerjaan syaitan yang setiap saat senantiasa menciptakan was-was di dalam hati manusia bahwa, apa yang orang-orang akan katakana, dan oleh karena itu kamu datang atau jika ada seorang yang mengganggunya maka dia lalu berhenti (melakukannya). Pada umumnya inilah kebiasaan yang ada pada kalangan anak-anak muda. Perantara kedua perbaikan atau perantara (kedua) penunaian hak-hak itu (bisa dapat menjalankan tanggung jawab itu) adalah doa. Beliau bersabda: Cara kedua untuk meraih kesucian hakiki yang Tuhan telah ajarkan dan untuk meraih hasil akhir yang baik atau untuk mencapai husnulkhaatimah adalah doa. Oleh karena itu seberapa bisa panjatkanlah doa. Kiat inipun merupakan kiat yang sudah teruji dengan sangat baik dan sangat berfaedah sebab Allah sendiri berjanji عونِي ُ ا ْد ُ أ َ ْست َِجبْ لَك ْمAl-Mu'mi 61 Berdoalah kamu kepadaku maka saya akan mengabulkan doa-doamu. Doalah yang merupakan suatu barang yang orang –orang Islam hendaknya harus bangga. Bangsa-bangsa lain sama
sekali tidak menghargai doa dan tidak pula mereka bisa merasa ada kebanggaan terhadap cara yang suci ini tetapi yang merasa bangga pada doa hanya Islam. Agama lain sama sekali benar-benar tuli atau tuna rungu akan hal itu. Kemudian beliau menambahkan : Yang memanjatkan doa adalah orang yang memahami akan tanggung jawab dan pertanggung jawaban. Tetapi orang yang menganggap dirinya bebas dari tanggung jawab maka kenapa dia akan memanjatkan doa ". Jadi beliau bersabda: Lihatlah,karena orang Islam mengetahui bahwa seorang Muslim yang akan mengambil/memperoleh ganjaran dan hukuman itu dia akan ambil atau peroleh akibat amalnya karena itu dia juga melakukan amal baik dan sejalan dengan itu dengan memanjatkan doa dia berusaha untuk meraih dukungan dari-Nya dan seorang yang tidak yakin bahwa ganjaran dan hukumannya adalah karena amalnya maka kenapa dia mesti tertarik pada doa. Kemudian beliau bersabda bahwa bagaimana cara untuk berdoa?" Tetapi ingatlah bahwa doa ini bukanlah nama hanya sekedar diucapkan dan dilafalkan dengan lidah semata tetapi adalah hati yang penuh dengan rasa takut pada Allah dan ruh orang yang berdoa mengalir seperti air lalu jatuh di atas singgasana Ilahi dan untuk pengampunan kekurangan dan ketersandungan-ketersandungannya dia memohon ampunan,kekuatan dan kemampuan kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan inilah kondisi yang dalam bahasa lainnya kita sebut dengan nama kematian. Manakala kondisi ini telah tersedia maka anggaplah bahwa pintu pengabulan doa telah dibukakan baginya. Dan dia dianugerahi kekuatan /potensi khusus, karunia dan keistiqamahan untuk terhindar dari keburukan-keburukan dan untuk tetap teguh dalam kebaikan-kebaikan . Dan perantara ini merupakan perantara yang paling besar ". Yakni, dalam kondisi seperti ini akan terbuka pintu pengabulan yakni tatkala manusia menjadi orang yang sangat tunduk, sangat setia dan penuh rasa rendah hati di hadapan Tuhan serta benar-benar khusyuk menangis di hadapan Tuhan. Karena itulah bersabda bahwa ciptakanlah diatas diri kalian kondisi sedemikian rupa sehingga benar – benar menjadi fana pada Tuhan. Dan manakala kalian tenggelam seperti itu sambil memanjatkan doa-doa pada Tuhan maka di dalam hati hanya Allah dan Allah yang tertinggal dan kesadaran dan keinginan terhadap dunia dalam kondisi seperti itu akan menjadi hilang sirna. Dan setiap langkah yang diayunkan hanya akan melangkah ke arah kebaikan. Bersabda tetapi ingatlah: Tetapi hal yang sangat sulit adalah bahwa orang-orang tidak mengetahui hakekat doa dan tidak memahmi kondisi doa. Oleh karena itulah pada zaman ini banyak sekali orangorang yang menjadi orang yang mengingkari doa. Sebab, mereka tidak mendapatkan dampak-dampak dan pengaruh-pengaruh itu dan satu lagi penyebab keingkaran mereka juga adalah bahwa apapun yang terjadi itu
pasti akan terjadi maka apa perlunya pada doa. Tetapi saya mengetahui betul bahwa ini hanya merupakan hanya alasan semata. Oleh sebab itu mereka tidak ada pengalaman pada doa, tidak mendapat pengetahuan tentang pengaruh-pengaruhnya, karena itu mereka mengatakan seperti itu. Kalau tidak, andaikata mereka memang menjadi orang yang bertakwa seperti itu maka kenapa setelah menderita sakit dia lalu berobat ? Manakala mereka terperangkap dalam suatu penyakit yang berbahaya maka mereka berlari –lari kepada tabib. Bahkan saya katakan sebenarbenarnya bahwa orang yang paling banyak mengeluh ,yakni paling banyak berusaha (untuk sembuh) adalah orang-orang ini. Dalam urusan-urusan dunia manakala sesuatu yang akan terjadi itu pasti terjadi maka janganlah berusaha mengobati penyakit – penyakit. Oleh karena itu beliau bersabda bahwa orang yang mengikari doa mengatakan bahwa Allah telah memutuskan ini bahwa akan seperti ini yang akan terjadi karena itu tidak perlu doa. Maka beliau bersabda,kalau begitu maka cobalah jangan menobati penyakit-penyakit itu. Pembicaraan seperti itu selain merupakan indicator kurangnya ilmu tidak ada lagi. Bersabda, memang benar bahwa takdir Allah yang akan bekerja, tetapi siapa yang mengetahui bahwa dalam suatu perkara apa takdir Allah itu. Manakala sama sekali tidak mengetahui maka untuk tadbir-tadbir atau upaya-upaya Allah telah perintahkan tadbir atau upaya itupun harus sepenuhnya hendaknya dilakukan dan bersabda bahwa satu yang paling luar biasa dari upaya itu adalah doa. Tetapi permasalahannya adalah bahwa bagaimana seharusnya harus melakukannya itu lakukanlah seperti itu. Apa hak memanjatkan doa itu dan apa tata tertib berdoa itu yang sesuai dengan itu hendaknya harus memanjatkan doa. Berkaitan dengan itu beliau bersabda: Sesungguhnya saya mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa banyak sekali orang-orang di dunia yang jauh dari point bahwa doa itu memberi pengaruh dan manakala letih maka mereka lalu meninggalkan doa dan mereka sendiri yang menyimpulkan bahwa doa tidak memberikan pengaruh apa-apa. Saya katakan bahwa ini merupakan kesalahan dan kelemahan mereka sendiri. Apabila ukuran atau takarannya belum cukup, baik itu racun atau obat maka pengaruhnya tidak akan ada. Seorang yang lapar lalu ingin memenuhi perutnya dengan sebiji gandum atau memakan satu tolah/suap makanan maka apa yang bisa dilakukan dengan itu sehingga dia bisa kenyang ? Sama sekali tidak bisa. Demikian pula seorang yang haus dengan setetes air kapan hausnya akan bisa menjadi hilang . Tetapi untuk bisa menjadi kenyang dia hendaknya harus memakan makanan yang cukup dan untuk menghilangkan haus maka harus meminum minuman yang secukupnya maka baru dia bisa menjadi puas.
Bersabda: Demikian pula saat memanjatkan doa, janganlah hendaknya dilakukan tampa perduli dan rasa cemas dan jangan hendaknya begitu cepat menjadi lelah, tetapi jangalah hendaknya bergeser dari itu selama doa belum menampakkan pengaruh sepenuhnya. Barangsiapa yang lesu dan mulai menjadi cemas maka mereka telah melakukan kesalahan, sebab itu merupakan suatu tanda seorang menjadi mahrum. Menurut saya doa merupakan barang yang sangat baik dan saya katakan dengan pengalaman saya bahwa ini bukanlah merupakan perkara khayal belaka. Sesuatu yang sulit tidak terpecahkan dengan usaha, Allah menjadikannya menjadi mudah dengan perantaraan doa. Saya katakan dengan sebenarnya bahwa doa merupakan barang yang sangat berpengaruh luar biasa. Kesembuhan dari penyakit bisa terjadi dengan perantaraan itu. Kesusahan-kesusaahan dunia dan kesulitan-kesulitannya jauh dari itu. Ini dapat menyelamatkan dari makar para musuh. Dan apakah barang yang tidak bisa diperoleh dengan perantaraan doa. Yang paling besar adalah bahwa ini dapat membersihkan manusia dan menganugerahkan iman pada Tuhan yang hidup; memberikan keselamatan dari dosa dan keteguhan pada kebaikankebaikan akan datang dengan perantaraan itu. Sangat beruntung sekali orang yang beriman pada doa, sebab dia melihat kekuasaan Tuhan yang aneh dan unik; dia melihat Tuhan lalu beriman pada-Nya bahwa Dia adalah Tuhan Yang maha Kuasa. Allah mengajarkan doa ini di awal Al-Quran itu sendiri yang dari mana dapat diketahui bahwa ini merupakan hal yang sangat agung dan sangat penting yang tampa itu manusia tidak dapat menjadi apa-apa. Allah berfirman ِين َّ )الرحْ َم ِن َّ 2( َب ا ْلعَالَ ِمين ِ ( ا ْل َح ْم ُد ِ َّّلِ َرSegala ِ ) َما ِل ِك يَ ْو ِم الد3(الر ِح ِيم puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Al-Fatehah 2-4) Di dalamnya Dia telah menerangkan 4 sifat yang merupakan induk sifat. َب ا ْلعَالَ ِمين ِ َر- menzahirkan bahwa Dia memelihara secara bertahap. عالم-Alam adalah disebut untuk hal yang diperoleh beritanya /diketahui akan beritanya. Dari itu diketahui bahwa di dunia ini tidak ada benda yang tidak dipelihara oleh-Nya.Ruh-ruh , jiwa-jiwa manusia dll semuanya Dia yang memeliharanya. Dialah yang memelihara segala sesuatu sesuai dengan kondisinya. Sejauh berkaitan dengan bahwa Dia memeliha tubuh manuasia disana untuk ketenangan dan kenyangnya ruh Dialah yang menganugerahkan ilmu-ilmu makrifat dan hakekathakekatnya. Kemudian Dia berfirman bahwa Dia adalah الرحْ َم ِن yakni َّ sebelum amal juga rahmat-rahmatnya sudah ada. Sebelum kelahiran manusia bumi ,bulan ,matahari air dan lain-lain seberapa banyak bendabenda yang perlu untuk ummat manusia itu sebelumnya sudah ada.
Dan kemudian Allah itu adalaah الر ِح ِيم َّ yakni Dia tidak menyianyiakan amal siapapun bahkan Dia memberikan ganjaran amal yang telah diperbuat " Yakni Dia menganugerahkan ganjaran amal perbuatan. Kemudian ِين ِ َما ِل ِك يَ ْو ِم الدYakni Dialah yang memberikan ganjaran dan Dialah yang memiliki hari hari pembalasan. Setelah menerangkan akan sifat-sifat Allah yang sedemikian rupa Dia telah menghimbau untuk memanjatkasn doa. Manakala manusia beriman pada wujud Allah dan sifat-sifat Allah maka serta merta di dalam ruh manusia akan timbul gejolak dan dia akan cederung untuk berdoa pada Tuhan. Sesudahnya Dia memberikan petunjuk untuk memanjatkan doa ا ْه ِدنَا َ الص َرا يم ِ Dari itu dapat dimaklumi bahwa penampakan dan untuk َ ط ْال ُم ْست َ ِق zahirnya rahmat-rahmat Ilahi doa merupakan sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu hendaknya senantiasa siap dan sigap dan jangan pernah menjadi lelah. Singkatnya, untuk perbaikan jiwa dan untuk mencapai hasil akhir yang baik/khusnulkhatimah, untuk meraih taufik untuk melakukan kebaikan sisi kedua adalah doa. Di dalam itu seberapa banyak seorang yakin pada Allah dan bertawakkal dan di jalan ini dia tidak melangkahkan kaki yang mudah lelah maka sebanyak itulah hasil dan buah yang baik akan dia dapatkan. Semua kesulitan-kesulitan akan menjadi jauh dan orang yang berdoa akan sampai pada kedudukan yang paling tinggi. Sungguh ini tidak dapat disangkal bahwa selama Allah tidak memberisihkan seseorang tidak ada seorang yang dapat menjadi bersih. Gejolak hawa nafsu hanya dapat mati dengan karunia Allah dan gejolak-Nya dan gejolak dan semangat ini hanya dapat lahir dengan perantaraan doa dan ini hanya dapat diraih dengan perantaraan doa. Beliau bersabda: Khususnya jemaat kita jangan hendadaknya mereka tidak menghargai doa. Beliau bersabda: Kemudian doa merupakan bukti wujud Tuhan yang luar biasa. Sebagaimana Allah di suatu tempat berfirman َسأَلَك َ َو ِإذَا َان ٌ ِعبَادِي ع َِني فَ ِإ ِني قَ ِر-Dan apabila hamba-hamba-Ku ُ يب أ ُ ِج ِ يب َدع َْوةَ الدَّاعِ ِإذَا َدع bertanya kepadamu tentang Aku, tuhan itu dimana dan bertahukanlah tentang buktinya maka katakanlah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku. Jawaban ini kadang dengan ru'ya yang benar dan terkadang dengan kasyaf dan ilham dan selain itu adalah dengan doa-doa diungkapkan kekuasaan dan kekuatan Tuhan dan dapat diketahui bahwa Dia sedemikian Kuasa sehingga Dia menjauhkan kesulitan-kesulitan. Singkatnya, doa merupakan harta benda atau kekayaan yang sangat bernilai dan merupakan sebuah kekuatan yang dimana-mana di dalam Al-Quran ditekankan mengenai hal itu dan dibertahukan juga mengenai keadaan orang-orang yang telah maemperoleh keselamatan
dari kesulitan mereka dengan perantaraan doa. Akar kehidupan para nabi dan rahasia kesuksesan mereka dan perantara yang sejati adalah doa. Beliau bersabda: Oleh karena itu saya menasehatkan bahwa untuk meningkatkan kondisi iman dan potensi amaliah kalian senantiasa sibuklah dalam memanjatkan doa. Dengan perantaan doa akan terjadi perubahan yang sedemikian rupa yang dengan karunia Allah akan terjadi hasil akhir atau husnulkhatimah yang baik ". Kemudian bersabda: Perantara ketiga, untuk meraih kebaikan itu adalah pergaulan dengan orang-orang yang saleh. Sebagaimana Allah berfirman yakni كونوا مع الصادقينbergaullah dengan orang-oerang yang saleh. Di dalam pergaulan dengan orang-orang yang saleh terdapat pengaruh yang istimewa. Cahaya kejujuran dan keteguhannya memberikan pengaruh pada orang lain dan memberikan bantuan dalam menjauhkan kelemahan-kelemahannya". Berkenaan dengan ini saya telah memberikan khutbah yang terinci dan pertemuan /Jalsah ini pun merupakan satu bagian dari itu (yakni merupakan bagian pergaulan dengan orang-orang yang saleh). Semoga Allah menganugerahkan taufik kepada setiap orang untuk mengambil faedah dari itu dan menjadikannya menjadi orang yang benar dan memperoleh taufik untuk menyebarkan kebenaran. Kemudian, beliau bersabda: Inilah tiga perantara/sarana yang melindungi iman dari serangan-serangan syaithan dan memberikan kekuatan-kekuatan padanya. Dan selama manusia tidak mengambil faedah dari sarana-sarana itu maka sampai saat itu dia senantiasa berada dalam keadaan bahaya bahwa syaithan menyerang padanya lalu merampas kekayaan imannya. Oleh karena itu sangat penting sekali meneguhkan langkah dan senantiasa dilakukan penuh kehati-hatian untuk bisa terhindar dari serangan-serangan syaithan. Barangsiapa yang tidak mempersenjatai dirinya dengan tiga senjata itu maka Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: Maka saya sangat khawatir bahwa dia akan mendapat kemudaratan dari suatu serangan yang tiba-tiba atau dadakan (yang entah dari mana )" Maka beliau bersabda: Yakni tiga perantara ini ,yakni nomer pertama adalah berusaha untuk menghindar dari keburukan-keburukan. Dalam lingkungan dewasa ini juga ribuan macam keburukan yang berdiri dengan mulut menganga /siap menerkam. Di setiap lorong dan jalan, di sekolah-sekolah di collage-collage dan di tempat-tempat kerja, singkatnya di tempat manapun tidak ada yang tersisa dimana kita bisa terhindar dari keburukan-keburukan. Terkadang terjadi di dalam fikiran manusia tidak ada terdapat keburukan atau sekurang-kurangnya tidak dengan sengaja berusaha untuk terperosok dalam keburukan tetapi tiba kondisi yang dimana dia ditarik dalam keburukan-keburukan. Misalnya laki dan perempuan (yang
tidak ada muhrimnya ) duduk bangun, bergaul bertemu dengannya terkadang akan menimbulkan suatu kasus yang sangat sulit diselesaikan. Disini di negeri ini lingkungan sedemikian rupa yang mana terkadang perempuan melontarkan fitnah bahwa di dalam diri si fulan terdapat keburukan, dia telah melecehkan saya atau sebaliknya laki-laki menuding perempuan yang melakukan plecehan. Oleh karena itu Islam menganjurkan bahwa laki dan perempuan tidak baik berjumpa dalam keadaan seperti itu. Diantara mereka hendaknya ada suatu hijab yang akan melindungi kalian dari keburukan-keburukan dan juga akan terhidar dari tuduhan atau fitnah keburukan-keburukan. Kemudian hal yang kedua yang melindungi dari keburukankeburukan dan sejalan dengan mendapat taufik untuk melakukan kebaikan-kenbaikan juga membewa kepada hasil akhir yang dan husnulkhatimah adalah doa. Dan tabeat manusia baru cenderung pada doa manakala ada rasa takut pada Allah dan penuh dengan ketakwaan padaNya. Keburukan apapun dilihat maka hendaknya dengan rasa takut kepada Allah sambil tunduk dihadapan-Nya, sambil memanjatkan doa padan-Nya berusahalah untuk menghindar dari itu. Dan sebagaimana bersabda bahwa doa hendaknya sedemikian rupa dipanjatkan sebagaimana ruh itu menjadi larut lalu mengalir di hadapan Tuhan. Dan sarana terbaik untuk memanjatkan doa yang Hadhrat Masih Mauud a.s telah nyatakan adalah shalat. Di satu tempat beliau bersabda bahwa shalat itulah doa dan shalat adalah merupakan sumsusm ibadah. Tidak hanya sekedar doa-doa secara lisan semata bahkan doa-doa itu pun sedemikian rupa hendaknya sebagaimana perintah Allah dan itu adalah bahwa lima waktu hendaknya hadir di hadapan-Nya dan shalat –shalat dilakukan, dan untuk menjadikan diri sendiri senantiasa bersih senantiasa berdoalah pada-Nya. Dan hal ketiga yang membawa pada kebaikan-kebaikan adalah pergaulan dengan orang –orang saleh. Caranya dewasa ini sebagaimana saya telah beritahukan adalah dengan menyampaikan dares, pertemuanpertemuan ,ijtimak-ijtimak dimanapun ada pertemuan-pertemuan dimana para sepuh memperbincangkan kebaikan-kebaikan, jalsah-jalsah dan membaca Al-Quran, memahminya, membaca hadis dan membaca buku-buku Hadhrat Masih Mauud a.s. Untuk memahami itu terkadang perlu bekerja keras. Pergi ke majlis-majlis dari mana dapat memahami hal –hal ini hendaknya hal-hal itu diupayakan. Dan kemudian dengan melakukan itu kalian akan dapat terhindar dari keburukan-keburukan dan maksudnya bukanlah hanya untuk terhindar dari keburukan-keburukan tetapi maksud utama adalah untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Dan hanya melakukan kebaikan-kebaikan besar dan meninggalkan keburukan-keburukan besar bukanlah tujuan orang yang beriman. Tetapi, manusia dan manusia yang mengakui dirinya beriman,mengakui
dirinya mu'min setiap waktu senantiasa dalam upaya bahwa keburukan yang sekecil-kecilnya pun dia tinggalkan dan kebaikankebaikan yang sekecil-kecilnya pun dia lakukan dan melangkahkan kaki pada jalan ketakwaan yang sehalus-halusnya kalau tidak tidak ada faedahnya. Beliau di satu tempat bersabda: Menghindar dari keburukankeburukan yang msyhur seperti mencuri,zina,bergunjing ,tidak jujur dan memandang perempuan yang bukan muhrim dll bukanlah kebaikan dan janganlah hanya bangga dalam hal itu, sebab banyak sekali orang-orang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama dan mereka tidak melakukan keburukan-keburukan itu . Al-Quran yang kita imani sebagai kitab terakhir itu ingin untuk menjadikan kita memiliki sifatsfat yang mulia. Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s bersabda: Tetapi jemaat yang Allah telah sebutkan dalam Al-Quran bahwa mereka melakukan amal saleh yang sedemikian rupa sehingga Tuhan menjadi redha kepada mereka dan mereka juga akan redha pada Tuhan) hanya dengan meningglakan keburukan semata tidak akan cukup. Mereka telah menganggap kehidupan –kehidupan mereka menjadi tidak ada nilainya demi untuk mencari keredhaan Allah. Mereka telah meninggalkan kebahagian dan kerenteraman mereka demi untuk mendatangkan faedah bagi ummat manusia baru setelah pergi mereka sampai pada kedudukan َّ ي dan derajat-derajat itu sehingga datang suara ُع ْنه ُ ع ْن ُه ْم َو َر َ ضوا َ َُّللا ِ َر َ ض Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Albayyinah 8 " Oleh karena itu kalian janganlah menganggap hanya satu hal itu cukup bagi kalian. Ya pertama hindarilah keburukan-keburukan kemudian selain itu sebagai gantinya untuk meraih kebaikan-kebaikan lakukan itu dengan usaha dan kerja keras serta mujahadah. Dan kemudian untuk memperoleh taufik dari Allah dan karunia-Nya panjatkanlah doa untuk itu. Selama manusia tidak bersifat dengan dua sifat itu, yakni sejalan dengan meninggalkan keburukan-keburukan lalu tidak melakukan kebaikan-kebaikan sampai pada saat itu dia tidak dikatakan sebagai orang yang yang mu'min. Di dalam mendefinisikan mu'min yang sempurnan itulah difirmankan علَ ْي ِه ْم Kini َ أ َ ْنعَ ْم َ ت renungkalah apakah hadiah itu hanya sedemikian rupa sedikitnya bahwa dia tidak melakukan zina dan tidak merampok atau ada maksudnya yang sedikit lebih besar dari itu. Tidak, di dalam علَ ْي ِه ْم itu terdapat َ أ َ ْنعَ ْم َ ت hadiah-hadiah yang disebut mukhathabah dan mukalamah " yakni sedemikian rupa hubungan dengan Allah dimana Allah berbicara juga dengan manusia dan juga mendengar-Nya.