Tabloid Tapak Edisi 4

Page 9

Mendorong Kemajuan Wilayah

Budaya

Edukatif & Inspiratif

09

CAP GO MEH di Citeureup ap go meh, tradisi yang dilaksanakan 15 hari setelah imlek itu hari ini, selasa 26 Februari 2013 dirayakan warga keturunan di citeureup. Kemeriahannya jangan ditanya. Semburat warna merah-kuning berpadu dengan tetabuhan genderang. Rombongan pemain barongsai berbaur dengan warga yang berbaris sepanjang jalan.

C

Semua tumpah ruah ke jalan, warga citeureup seolah tak ingin meninggalkan momen tahunan ini. Semenjak sore warga

sudah berdesakan di depan hok tek bio. Bangunan milik warga tionghoa yang terletak di Kr. Asem barat itu sore itu terlihat ramai, penampilan barongsai bergantian dipelataran ho tek bio. Ping yang, salah satu pengurus hok tek bio sekaligus pimpinan gambang kromong itu menyebutkan bahwa pemain barongsai kebanyakan datang dari bogor. Pada acara seperti ini biasanya klenteng lain yang ada di wilayah bogor akan datang untuk ikut memeriahkan tradisi turun temurun ini.

Seolah tak ingin ketinggalan melengkapi perayaan cap go meh, ahmad, pedagang kerak telor dari mampang juga ikut menjajakan kuliner khas betawi itu. Beberapa Pedagang mainan naga kecil juga terlihat meramaikan, seperti salah seorang pedagang mainan yang sengaja datang dari cirebon hanya untuk berjualan boneka barongsai kecil itu. Rute arak-arakan dimulai dari hok tek bio ke arah karang asem , menyusuri sepanjang jalan utama hingga ke jagorawi,

selanjutnya berbalik kembali ke arah klenteng. Banyak atraksi yang ditampilkan, ada rombongan yang menggotong chimsin atau patung kecil, ada juga atraksi yang cukup berbahaya, yakni atraksi tusuk lidah serta memukulkan sejenis bola berduri ke badan.

yang meliuk-liuk kesana kemari. Ibu-ibu tak mau ketinggalan, sambil menggotong chimsin mereka bersemangat mengikuti prosesi cap go meh yang hanya berlangsung setahun sekali.

Warga terlihat antusias menyaksikan atraksi barongsai, ratusan anak-anak berarakan mengikuti pawai sampbil meneriakkan yel-yel, bersorakan mengiringi barongsai

ping yang

melestarikan gambang kromong

G

ambang kromong (atau ditulis gambang keromong) adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alatalat musik Tionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sebutan gambang kromong diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740). Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau

besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nada yang digunakan dalam gambang kromong adalah tangga nada pentatonik Cina, yang sering disebut salendro Cina atau salendro mandalungan. Instrumen pada gambang kromong terdiri atas gambang, kromong, gong, gendang, suling, kecrek, dan sukong, tehyan, atau kongahyan sebagai pembawa melodi. (Wikipedia) Di Citeureup, Gambang kromong telah ada sejak lama, biasanya alunan musik ini dapat dinikmati saat dilangsungkan pernikahan warga keturunan, demikian menurut Ping Yang, Pimpinan gambang kromong Sinar Alam Jaya saat ditemui di Klenteng Hok Tek Bio. Ping Yang sejak kecil memang suka dengan kesenian khas etnis tionghoa

Karajaan Gede Di Nusantara (I) dokumen Salakanagara

D

ina taun 348 Masehi, aya saurang maharesi hindu ti kulawarga Calankayana ngungsi ka pulo-pulo kiduleun India. Inditna diiring ku muridmuridna, tentara, rahayat awewelalaki, sabab nagarana diburak-barik ku raja Samudragupta. Jenengan eta maharesi teh Jayasingawarman, anjog ka pulo Jawa tuluy matuh di Jawadwipa bang kulwan (Jawa Barat), sanggeus samemehna meunang pangbagea tur diidinan ku Sang Prabu Dewawarman VIII (Raja Salakanagara), nu jenengan aslina Darmawirya, teureuh kulawarga Palawa, sarua aki-buyutna papada pangungsi ti India.

Sang Maharesi Jayasingawarman nyieun babakan pamatuhan di sisi walungan Citarum. Kulantaran beuki lila jadi kajojo tur loba jalma nu marilu matuh, antukna nepi ka jadi desa, disebut desa Taruma. Sapuluh taun ti harita eta desa teh ngalegaan, nepika jadi kota = nagara, atuh katelahna Ta r u m a n a g a r a . S a n g M a h a r e s i dipulung minantu ku Sang Prabu dewawarman VIII, dijodokeun ka Dewi Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi, disebut oge Dewi Minati. Beuki lila w e w e n g k o n Ta r u m a n a g a r a t e h beuki lega, nepi ka ngadeg karajaan Tarumanagara, dipingpin ku Maharesi, nu disebut Rajadirajaguru marentah

tersebut, dahulu bahkan kesenian ini cukup digemari sebelum masuknya musik-musik modern semacam pop atau dangdut. Pria yang juga melatih kesenian ini di daerah depok ini memadukan gambang kromong dengan musik kekinian sehingga lahir gambang kromong modern, Gambang Kromong modern memainkan lagu-lagu yang populer saat ini, kadang juga memainkan lagu sesuai permintaan penonton, meski begitu kekhasan irama gambang kromongnya tetap dijaga sehingga pendengar masih dapat menikmati gambang kromongnya. (Abu Rifki/ Tabloid Tapak)

ngabahudenda jadi raja munggaran di Tarumanagara, kalawan dileler abhiseka (dilantik) jenengan Jayasingawarman Gurudarmapurusa. Wa k t o s m e r t u a n a t i l a r d u n y a (Dewawarman VIII) taun 368 M. korsi gading gilang kancana karaton Salakanagara diwariskeun ka adibeuteungna nu bungsu, dileler gelar Dwawarman IX. Tapi kulantaran pamor Salakanagara geus mimiti surem, Dewawarman IX jeung Salakanagara kapaksa ngaub ka Tarumanagara dumasar kasaluyuan dua pihakanana. Jayasingawarman marentah ti taun 358 M nepi ka 382 M, inyana wafat dina umur 60 taun, lebu na dipusarakeun di sisi walungan Gomati. (bersambung) Ade Gunawan/Tabloid Tapak)

Ko Engki,

Seniman reog tempo dulu

K

o Engki, begitu ia biasa disapa, sesepuh Kampung pulo itu memulai kisahnya saat ia pertama kali ke citeureup. pria bernama lengkap Ciong Eng Ki ini masuk ke daerah ini sekitar tahun 1962. berasal dari bogor. mulai menetap baru sekitar tahun 1964. saat itu memang zaman susah, jangankan tak punya uang, “punya duit aja susah jajan,� ujarnya dengan dialek kampung pulonya. Ditemui di rumahnya di kampung pulo, Desa Puspanegara, Citeureup ia bercerita banyak tentang keadaan wilayah ini jaman dulu, hingga tradisi berkesenian masyarakat citeureup saat itu. Lewat sepak bola ia banyak ketemu pemuda-pemuda citeureup. saat itu klub bola yang cukup dikenal yakni remaja dan pusaka. kesenian pun tak kalah populer, setiap agustusan jagoannya adalah reog, group kancalalana merupakan group Engky muda saat itu. semua itu tak luput dari dukungan camat edeng. “jangan sampai WNI keturunan dengan pribumi itu seperti air dengan minyak�. begitu prinsipnya. itu yang membuat ia aktif dalam kumpulan kepemudaan saat itu. ia bersikukuh meyakinkan camat pada saat itu untuk membuat group reog dengan para pemain campuran antara warga pribumi dengan etnis tionghoa sepertinya.

yang dimaksud reog diatas bukan reog ponorogo yang biasa kita lihat, namun reog yang dimainkan engki dan groupnya adalah semacam bodoran dengan personil 4 orang. masingmasing membawakan joke-joke yang berisi kritik sosial atau penerangan kepada masyarakat. dibawakan secara lepas dan lucu sehingga bisa menghibur penonton. lewat reog itulah, laki-laki yang punya nama lain Endang kurniadi itu cukup dikenal, hingga bisa keliling pulau jawa. bahkan sampai bupati cilacap pernah datang secara khusus kepadanya untuk manggung di tempatnya. sayangnya ia baru satu bulan berjualan sehingga tawaran menarik itu ditolaknya. Mengamati perkembangan seni budaya di citeureup khususnya, ia merasa prihatin dengan kurangnya keharmonisan budaya di wilayah ini. berbagai pengaruh dari berbagai media rupanya yang membuat seni tradisional tergilas budaya kekinian yang cenderung adopsi dari budaya luar. harapan hidupnya kembali kesenian reog tetap ada terutama pada pundak generasi muda citeureup sehingga budaya dan kearifan lokal tetap terjaga, semoga.(Abu Rifki/tabloid Tapak)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.