5 minute read

Akreditasi Internasional Cerminan Kualitas Outcome Pendidikan

Topik Utama-Warta PTM Edisi Juli-Agustus 2022

Definisi akreditasi internasional makin ke sini, makin disadari urgensinya. Tak heran, banyak perguruan tinggi yang saat ini berupaya untuk meningkatkan kualitas dosen serta mutu pendidikan guna meraih gelar akreditasi internasional. Selain meraih reputasi yang baik di mata publik dalam negeri, akreditasi internasional secara langsung juga berfungsi sebagai recognition (pengenalan) sebuah perguruan tinggi untuk diketahui dan dikenal hingga ke mancanegara. Hal ini pula yang mendasari jawaban Prof Dr Sofyan Anif M Si, saat diberikan pertanyaan mengenai urgensi akreditasi internasional pada perguruan tinggi. Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini dengan tegas menyebutkan akreditasi internasional bukan sekedar branding, tapi mengenalkan bahwa kampus telah mampu meningkatkan layanan mutu dan fasilitas pendidikan, bahkan kemampuan lulusan yang bertaraf internasional.

Advertisement

Urgensi Akreditasi Internasional untuk PTMA

Akreditasi internasional itu erat kaitannya dengan reputasi. Prof Dr Sofyan Anif M Si, memaparkan branding yang dihasilkan akreditasi internasional dapat meningkatkan animo mahasiswa yang mendaftar. Tidak hanya itu, akreditasi internasional juga membuktikan bahwa kemampuan kampus dan kompetensi lulusan PTMA setara pada skala internasional. “Sehingga kita patut berbangga karena kualitas dari PTS khususnya PTMA dapat lebih banyak dan diatas dari PTN,” paparnya. Menanggapi hal yang sama, Drs Suparto MPd juga menambahkan bahwa adanya akreditasi internasional bukan sekedar meningkatkan daya “tepuk tangan” bagi perguruan tinggi. Baginya, akreditasi internasional juga menjadi indikasi adanya “general check up” terhadap kesehatan yang dimiliki kelembagaan kampus. Di balik pemerolehan status akreditasi tertentu, ada kerja keras dan cerdas serta langkah-langkah strategis sebagai kebijakan yang harus melintas. Itu pun masih kurang karena setiap kebijakan yang diputuskan harus diimplementasi di semua lapisan manajemen mulai dari dosen sampai dengan rektor. Berangkat dari tuntutan tersebut, bagi Drs Suparto, kampus perlu untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan yang dibuat dan pelaksanaannya dalam praktik. “Semua itu tercakup dalam komponen atau pun kriteria semua akreditasi, apalagi akreditasi internasional. Jadi perguruan tinggi yang telah meraih akreditasi internasional dijamin sehat badan dan kokoh jiwanya dengan tataran standar internasional,” paparnya.

Tunjang Kerja Sama dan Aktivitas Internasional

Untuk meraih akreditasi internasional dibutuhkan beberapa persyaratan yang perlu dipersiapkan. Bagi Roswan Latuconsina ST MT (RLC) selaku Manager Penjaminan Mutu Universitas Telkom (TELU) menyatakan akreditasi internasional dapat didorong dengan memaksimalkan peran KUI. “Melalui KUI, akreditasi internasional dapat diwujudkan dengan dua hal diantaranya dalam meningkatkan jumlah mahasiswa internasional dan peningkatan jumlah mobilisasi internasional dosen dan mahasiswa (inbound dan outbound),” paparnya. Selaras dengan paparan tersebut, Yordan Gunawan menyebutkan KUI berperan sebagai garda terdepan dari kerja sama dan internasionalisasi di perguruan tinggi, peran KUI cukup sentral dalam mendorong akreditasi internasional. Karena walau bagaimanapun salah satu unsur yang terpenting dari standar akreditasi internasional itu adalah bahwa secara substansi dan kelembagaan, program studi dan kampus tersebut sudah memenuhi syarat untuk disejajarkan dengan kampus dunia,” paparnya. KUI harus bisa menunjang kerja sama dan aktivitas internasional berupa mobilitas mahasiswa, dosen, maupun staf ke luar negeri. Selain itu riset dan publikasi bersama juga jadi bagian penting dari tugas KUI sebagai fasilitator kampus dengan institusi lainnya di luar negeri.

Kualitas Outcome Pendidikan

Secara manajerial, bagi Drs Suparto, program akreditasi internasional dapat dipakai sebagai momentum untuk perbaikan beberapa aspek yang dianggap kurang. Sebagai contoh, kekurangan fasilitas pembelajaran yang sebelumnya tidak jadi fokus perhatian tetapi dengan adanya program akreditasi internasional, akreditasi internasional bisa dipakai sebagai narasi pengajuan fasilitasnya. Dengan demikian akan terjadi peningkatan kualitas akademik dan non-akademik yang berstandar internasional sehingga kualitas lulusan siap bersaing di kompetisi lintas negara. “Jadi sekali lagi program akreditasi internasional merupakan momentum perbaikan dan pengambangan kampus,” tambahnya. Di UMS misalnya, terdapat enam prodi yang berhasil meraih akreditasi internasional yakni prodi Keperawatan, Farmasi, Teknik Arsitek, Teknik Mesin, Teknik Kimia, dan Teknik Elektro. Prof Sofyan Anif menargetkan agar nantinya 25 persen prodi di UMS dapat meraih akreditasi internasional pada tahun 2025. “Jika saat ini ada 61 prodi, maka akan ada 16 prodi ke depannya yang berhasil meraih akreditasi internasional. Maka UMS dengan serius mempersiapkan persyaratan dan strateginya,” paparnya optimis. Upaya yang dilakukan oleh Prof Sofyan tentu akan berdampak bagi kualitas lulusan di UMS nantinya. Bagi Yordan, upaya tersebut dapat menjadi ikhtiar bagi PTMA untuk mendorong akreditasi internasional dengan paradigma Outcomes Based Education (OBE). OBE merupakan proses pendidikan yang menitikberatkan pada pencapaian hasil (outcome) konkret tertentu yang ditentukan oleh pengetahuan, kemampuan, dan perilaku yang berorientasi pada hasil. Maka, kurikulum ini dapat membawa PTMA pada kualitas lulusan yang direncanakan dengan baik melalui strategi pengajaran dan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered). Tidak hanya PTMA, kurikulum berbasis OBE juga menjadi perhatian penting bagi Universitas Telkom. Roswan dengan tegas menyebutkan agar persiapan universitas menuju akreditasi internasional dapat dilakukan dengan menyiapkan kurikulum berbasis OBE.

“Dengan begitu, kita harus memastikan bahwa proses akreditasi internasional telah mengimplementasikan kurikulum OBE seutuhnya,” tambahnya. Menimpali statement tersebut, Paulina sepakat bahwa pada dasarnya PTMA memang membutuhkan adanya plan atau langkah yang serius dalam mempersiapkan akreditasi internasional. “Karena nantinya akreditasi internasional menjadi media strategis dalam menunjukkan kualitas outcome pendidikan kampus kita yaitu generasi lulusan dari PTMA,” tutupnya. []APR

This article is from: