2 minute read

resensi media

Next Article
Jendela

Jendela

Dinar: Investasi tak Pernah Mati

NIlaI Dinar emas tetap sama semenjak masa rosululloh SaW. Hingga kini, Dinar tetap mampu membeli seekor kambing. tidak hanya itu, dengan Dinar, biaya haji turun setiap tahun, biaya sekolah semakin murah, biaya hidup semakin rendah.

Advertisement

Istilah Dinar yang dimaksud dalam buku ini adalah koin emas yang memenuhi standar internasional Dinar, bukan Dinar yang dilabelkan pada mata uang Irak dan negara timur tengah lain. Standar internasional Dinar emas ini berupa koin emas 22 karat dengan berat 4,27 gram dan Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2, 975 gram. Dinar dan Dirham dibuat resmi dan ditetapkan standarnya sebagai mata uang yang sah dalam kekhalifahan Islam oleh Khalifah Umar Bin Khatab ra, dan digunakan oleh khalifahkhalifah selanjutnya.

Mengapa nilai Dinar emas tetap sama sejak 14 abad yang lalu? Hal ini tidak terlepas dari nilai instrinsik Dinar

think dinar! mUslim kaYa hari ini, sUper kaYa di masa depan penulis: endy J. kurniawan • penerbit: asma nadia publishing House, 2011 • tebal: xxii + 298 halaman

itu sendiri, yaitu mengandung bahan dasar emas. Jamak diketahui, harga emas tidak pernah turun dan terpengaruh inflasi, bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun. Setiap tahun harga emas naik ratarata 25%.

Berbeda dengan uang kertas yang tidak memiliki nilai intrinsik, ketika terjadi inflasi, maka nilai uang kertas akan semakin menurun. Sebagai contoh, uang rp 10.000 pada agustus 2009 bisa digunakan untuk membeli 1 kg gula pasir, namun dengan uang yang sama, 5 tahun lagi (tahun 2014) kemungkinan Oleh GarNIS HerlINa

besar hanya mampu membeli tak sampai 0,5 kg komoditas yang sama. teori dasar tentang fungsi uang, disebutkan sebagai medium of exchange (alat bayar), store of value (penyimpan nilai/kekayaan), dan unit of account (penakar/satuan harga). Jika dengan jumlah uang yang sama, dalam 10 tahun hanya dapat membeli barang seperti

ga dari mulanya, berarti uang telah gagal menjalankan fungsi sebagai penyimpan nilai kekayaan. akan tetapi, karena sekarang emas (Dinar) dan perak (Dirham) belum bisa digunakan sebagai alat tukar atau mata uang, koin ini tetap bisa digunakan untuk tabungan atau penyelamat nilai kekayaan. Dibandingkan menabung jangka panjang dalam bentuk uang kertas, menabung dalam bentuk Dinar emas akan lebih aman karena nilainya tidak akan pernah jatuh, jika turun sekalipun nilai emas yang terkandung di dalamnya tetap tinggi.

Membaca buku ini, kita diajak mendefinisikan ulang apa itu menabung dan apa itu beruntung. Kita berfikir jika kita menabung di bank maka kita akan mendapatkan keuntungan tetapi cara ini ternyata terbukti mengandung banyak kerugian. Sistem dan aturan main tabungan di bank bisa menggerogoti nilai tabungan kita. tanpa kita sadari, beberapa tahun kemudian uang kita bisa hilang untuk biaya administrasi. Belum lagi setiap tahun terjadi inflasi atau penurunan nilai uang ratarata 10%, sedangkan bunga bank pertahun naik ratarata 50%. Bandingkan dengan cara menabung dalam bentuk Dinar. Jika setiap tahun emas naik ratarata 25%, kalau misalnya uang sebesar 1,5 juta kita belikan Dinar emas senilai 1,5 juta, maka besar kemungkinan tahun berikutnya harga 1 Dinar emas akan bernilai minimal rp 1.800.000,00. Dinar mempunyai daya beli yang sama bahkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Dengan mendefinisikan ulang pemahaman menabung, sebaiknya untuk mempersiapkan tabungan haji, tabungan pernikahan, tabungan pendidikan anak, dan tabungan dana pensiun digunakan investasi berbasis Dinar emas.

Buku ini diharapkan bisa memberi wacana baru bahwa Dinar emas sebagai produk peradaban Islam banyak memberikan kemaslahatan, keuntungan, dan penyelamat perekonomian manusia. Dinar emas juga mampu menjalankan fungsinya sebagai mata uang, yaitu sebagai medium of exchange (alat bayar), store of value (penyimpan nilai/ kekayaan), dan unit of account (penakar/ satuan harga).

garnis Herlina, s.pd laboran laboratorium ppb FIp uny

This article is from: