
9 minute read
OPINI
DAMPAK MENJAMURNYA TEKNOLOGI HANDPHONE TERHADAP PELAJAR
Oleh NUR MOHAMMAD QODRI
Advertisement
Di zaman yang serba modern, terutama era 2011 ini, berbagai proses kegiatan manusia dalam kehidupan keseharian sudah menggunakan berbagai alat teknologi serba modern. Pada tahun 2050, diperkirakan teknologi di Indonesia sudah sangat canggih. Sistem informasi manajemen telah mengatur kehidupan manusia dan semuanya terpusat pada satu database yang sangat canggih pula. Telepon genggam yang lebih sering disebut dengan handphone atau ponsel adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar sama dengan telepon fixed line yang konvesional namun dapat dibawa keman-mana (portable) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless). Handphone (HP) seperti telepon rumah tetapi lebih praktis dibandingkan telepon rumah sehingga menjadi pilihan bagi kalangan elit politik, birokrasi, bisnisman, swastawan, dan kalangan masyarakat lainnya. Menurut Sarwoto Atmosutarno, (Ketua Umum ATSI di sela pembukaan FKI & ICS 2010 di Jakarta Convention Center, 14 Juli 2010) jumlah pemakai handphone di Indonesia menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) kini mencapai sekitar 180 juta. Itu berarti, sekitar 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat telekomunikasi dan bahkan akan semakin meningkat. Tidak jarang ketergantungan terhadap teknologi HP mulai dapat dirasakan untuk era sekarang.
HP biasanya dipergunakan untuk hal-hal terkait pelayanan, transaksi bisnis, dan promosi. Perkembangan teknologi semakin meningkat. Fungsi HP semakin meluas bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga dipergunakan dalam urusan lain seperti: SMS, MP3, video, kamera, recorder, hingga multimedia. Handphone sepertinya telah menjadi kebutuhan nyaris primer bagi masyarakat Indonesia. Penggunaan HP ini tidak hanya oleh orang dewasa saja. Anak-anak usia sekolah dasar, taman kanak-kanak, bahkan balita pun saat ini telah akrab dengan teknologi ini. Tidak hanya sekedar meminjam HP orang tua untuk nge-game, tetapi mereka juga telah memiliki HP sendiri.
Ironisnya, hal ini akan sangat berbeda manfaatnya jika handphone digunakan oleh anakanak yang notabene masih di bawah umur dan pelajar karena usia siswa pelajar di jenjang pendidikan misalnya siswa SMP/SMA merupakan masa kritis yang mampu membawa anak dan pelajar kepada sikap negatif terhadap diri dan lingkungannya (juga terhadap produk teknologi).
Kini HP adalah sakunya anak didik. Hampir semua pelajar mengantongi HP. Seolah-olah dengan memegang HP dianggap manusia modern. Firman Nugraha (seorang founder, writer, dan editor in chief TeknoJurnal, 3 Maret 2011) juga menerangkan bahwa golongan anak muda menempati urutan teratas. Bahkan jumlah pengguna dari umur tersebut meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2010 sejak tahun 2005. Yang cukup mencengangkan, pengguna handphone golongan umur 10—14 tahun juga semakin banyak pada tahun 2010 lalu. Sedangkan untuk golongan umur di atas 50 tahun tidak ada perkembangan signifikan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh golongan orang tua yang kurang terbuka terhadap teknologi dan lebih menyukai cara-cara lama.
Melihat fenomena semakin maraknya penggunaan HP di kalangan pelajar semakin membuat kita bertanya-tanya bagaimana dampak dari penggunaan HP itu sendiri karena banyak orang percaya bahwa banyak sekali pengaruh
handphone terhadap prestasi belajar pelajar. Kalau berorientasi pada teori belajar, hakikat belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Pengalaman anak didik bagian dari proses pembelajaran sehingga kemampuan menggunakan HP juga bagian dari pembelajaran. Akan tetapi, perubahan tingkah laku atau perilaku yang bagaimana yang diinginkan dalam pendidikan? Untuk itulah diperlukan sebuah etika, etika moral seorang pelajar, terutama dalam berkomunikasi.
Jadi, tujuan pendidikan atau pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku yang beretika. Kapan HP harus off dan kapan harus on; dalam ruang kelas, rapat resmi, atau dalam suasana nonformal? Etika semacam ini seringkali tidak dikenal siswa ataupun mahasiswa, bahkan kadang tanpa rasa bersalah guru ataupun dosen sekalipun menerima telepon atau SMS ketika tengah mengajar di dalam kelas. Jika seperti ini, bagaimana kita bisa memperkenalkan kegunaan teknologi secara benar terhadap anak didik? Kita sebagai pelajar kehilangan teladan. Meski bukan larangan, setiap instansi pendidikan butuh kebijakan terhadap hal tersebut.
Tak bisa dipungkiri bahwa handphone memang punya beragam manfaat. Tak hanya bagi orang kantoran atau orang dewasa, tteapi juga bagi para pelajar ataupun mahasiswa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak pula dampak-dampak negative handphone yang merugikan para penggunanya di antaranya ialah sebagai berikut.
Dampak positif handphone antara lain: (1) mempermudah komunikasi, (2) menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi, (3) memperluas jaringan persahabatan.
Di pihak lain, dampak negatifnya antara lain, pertama, mengganggu perkembangan anak. Dengan kecanggihan fitur-fitur yang tersedia di handphone seperti: kamera dan permainan (games) akan mengganggu remaja dalam menerima pelajaran di sekolah atau di kampus. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, SMS, miscall dari teman mereka, bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ujian, bermain game saat guru/dosen menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
Kedua, efek radiasi. Selain berbagai kontroversi pada seputar dampak negatif penggunaannya, penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, misalnya bahaya gelombang elektromagnetik yang bisa meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah (BeritaNET.com, 01 Agustus, 2008). Ada baiknya remaja lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
Ketiga, rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, remaja dan pelajar merupakan salah satu target utama penjahat. Keempat, sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku remaja. Jika tidak ada kontrol dari orang tua, HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi dan hal-hal lain yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar. Kelima, pemborosan. Dengan mempunyai HP, pengeluaran akan bertambah, apalagi kalau HP digunakan hanya untuk halhal yang tidak bermanfaat.
opini
ISTIMEWA
NUR MOHAMMAD QODRI mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro UNY
opini
NUKLIR: SAMPAI MANA AKAN BERLABUH?
Oleh ADITYA PRIHANTORO
Gempa 8,9 skala richter disertai tsunami di Jepang memang sudah berlalu cukup lama dan mengakibatkan kerugian materi serta banyak sekali korban yang berajatuhan. Diperkirakan lebih dari puluhan ribu jiwa melayang disebabkan bencana gempa dan tsunami tersebut.
Selain korban jiwa yang begitu banyak dan kerugian materi yang sangat banyak, ada dampak lain yang tengah mengancam keselamatan masyarakat Jepang pada khususnya dan masyarakat seluruh dunia pada umumnya, yakni bocornya PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima.
Kini setelah hampir beberapa waktu berlalu, pemerintah Jepang sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan kebocoran dan mengurangi dampak pencemaran makanan, air, dan udara dari radiasi nuklir dengan cara memperbaiki PLTN dan mengungsikan penduduk yang ada di sekitar sumber kebocoran nuklir dengan radius 30 kilometer.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bah wa dampak dari bocornya nuklir dapat mengancam keselamatan masyarakat seluruh dunia jika tidak ditangani secara tepat. Hirosima dan Nagasaki pernah merasakannya pada tahun 1945 kala Jepang diserang oleh tentara Sekutu. Kondisi kedua kota tersebut sangatlah memprihatinkan setelah peristiwa pengeboman itu.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sampai mana dampak radiasi nuklir tersebut akan berhenti menyebar?
Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa negara tetangga Jepang, yakni Korea dan China sudah dihimbau oleh pemerintah masing-masing agar tidak mengkonsumsi ikan, sayuran, dan air yang berasal dari Jepang. Bahkan kini, dari berita yang dihimpun mengatakan bahwa Amerika Serikat sudah ikut terkontaminasi zat radioaktif melalui hujan, padahal seperti kita ketahui bersama bahwa Amerika dan Jepang terpaut jarak yang sangat jauh.
Setelah tahu akan penyebarannya yang sudah mencapai AS, timbul pertanyaan dalam pikiran kita, apakah dampak bocornya nuklir di Jepang akan berpengaruh juga di Indonesia?
Segala kemungkinan bisa saja terjadi, namun jika pemerintah sigap dalam mengantisipasi dengan mencegah masuknya produk dari jepang dan memeriksa setiap wisatawan di bandara dengan alat pendeteksi zat yang terkandung dalam nuklir, tentu saja hal tersebut (ancaman radiasi terhadap Indonesia) akan dapat terhindari.
Dampak yang dapat diakibatkan oleh radiasi nuklir antara lain, pertama, pada rambut. Rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi pada 200 rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif. Kedua, pada otak. Sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah serta dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
Ketiga, pada kelenjar gondok. Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid. Keempat, pada sistim peredaran darah. Ketika terkena radiasi sekitar 100 rems, jumlah limfosit darah akan berkurang sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu.
Kelima, pada jantung. Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 rems mengakibatkan kerusakan langsung pembuluh darah dan menyebabkan gagal jantung serta kematian mendadak. Keenam, pada saluran pencernaan. Radiasi dengan kekuatan 200 rems akan
menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare berdarah. Ketujuh, pada saluran reproduksi. Radiasi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan.
Sebenarnya mekanisme pertahan tubuh manusia dapat melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun radiasi pada jumlah tertentu tidak bisa ditoleransi oleh mekanisme pertahanan tubuh itu. Proses ionisasi pada selsel tubuh karena proses radiasi dapat merusak sel-sel dan organ tubuh yang menimbulkan berbagai manifestasi.
Berat ringannya dampak radiasi nuklir bagi kesehatan tergantung beberapa faktor. Faktor tersebut meliputi jumlah kumulatif radiasi yang terpapar, jarak dengan sumber radiasi, dan lama paparan radiasi.
Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui. Sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.
Dampak sesaat atau segera setelah terkena paparan radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain mual muntah, diare, sakit kepala, dan demam. Sedangkan dampak jangka menengah atau beberapa hari setelah paparan adalah pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, letih, dan tampak lesu. Dampak lainnya bisa muntah darah atau berak darah, kerontokan rambut dan kebotakan, tekanan darah rendah, gangguan pembuluh darah, dan luka susah sembuh.
Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak kesehatan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain kanker terutama kanker kelenjar gondok, mutasi genetik, penuaan dini, dan gangguan sistem saraf dan reproduksi. Dampak jangka panjang terutama terjadi pada gangguan kesehatan khususnya kanker.
Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan telontar 1500 meter ke udara yang membuat radiasi paparan sampai jauh ke Eropa. Selain memicu evakuasi ribuan warga dari sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian. Sampai saat ini daerah tersebut dibiarkan tanpa penghuni.
Sekitar 60% anak Ukrania mengalami kanker gondok, 10% anak mengalami gangguan mental, banyak anak mengalami kelainan genetik. Sebagia besar anak Ukrania diduga telah mengalami kelainan pertahanan tubuh setelah terjadinya peristiwa itu. Bahkan beberapa hewan mengalami kelainan genetik.
Pada tahun 1990–1998, terjadi peningkatan kasus kanker kelenjar gondok sebanyak 1.791 kasus pada anak-anak Ukraina yang hidup di wilayah di sekitar Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl. Para ahli telah menghubungkan semua penyakit kanker kelenjar gondok ini dengan kecelakaan nuklir Chernobyl.
Laporan Kemeny Commission menyebutkan pada kecelakaan Three Mile Island didapatkan tidak ada potensi mengakibatkan kanker atau kasus yang mungkin muncul akan kecil sekali sehingga sangat tidak mungkin untuk mendeteksinya. Kesimpulan yang sama juga terhadap potensi gangguan kesehatan lainnya”.

ADITYA PRIHANTORO mahasiswa Mekatronika Fakultas Teknik UNY