4 minute read

Keutamaan Berorganisasi bagi Mahasiswa dan Dampak Positifnya

Next Article

Di sudut kampus yang ramai, di antara langkah-langkah tergesa mahasiswa yang berpacu dengan waktu, tersembunyi sebuah dunia yang lebih luas dari sekadar ruang kelas dan tugas-tugas akademik. Dunia itu bernama Ormawa—Organisasi Kemahasiswaan—sebuah panggung kecil yang menawarkan lakon besar bagi mereka yang berani melangkah.

Bayangkan seorang mahasiswa baru, datang ke Telkom University dengan mata berbinar, membawa setumpuk impian yang ingin diraih. Ia tahu, kampus ini lebih dari sekadar tempat menuntut ilmu. Ada ruang-ruang tak kasatmata yang menyimpan pelajaran lebih dalam, lebih kompleks, lebih berharga. Ormawa, dengan segala warna dan dinamikanya, menjadi salah satu ruang itu.

Ormawa: Gerbang Menuju Dunia yang Lebih Besar

Ormawa bukan sekadar organisasi. Ia adalah ekosistem yang merangsang pertumbuhan. Ada Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang memegang kendali di tingkat universitas dan fakultas. Di bawahnya, Himpunan Mahasiswa (Hima) menjadi rumah bagi setiap program studi, tempat ide-ide bermekaran. Lebih jauh lagi, ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yang menjadi wadah bagi mereka yang ingin menari, berkarya, bertanding, atau sekadar menemukan tempat untuk menyalurkan gairah yang tak bisa dibendung.

Namun, dunia ini tidak selalu tampak menggiurkan bagi semua mahasiswa. Ada yang bertanya, seberapa relevan Ormawa di zaman sekarang? Bukankah ada begitu banyak alternatif lain untuk mengembangkan diri? Bukankah sertifikat online, kursus daring, dan berbagai program eksternal telah mengambil peran yang dulu dipegang erat oleh Ormawa?

Mungkin benar, dunia telah berubah. Tetapi, ada sesuatu yang tetap: pengalaman yang datang dari keterlibatan langsung.

Langkah Awal Menuju Peluang

Suatu hari, seorang mahasiswa melihat pengumuman tentang beasiswa bergengsi. Ia ingin mendaftar, tapi saat membaca persyaratan, hatinya ciut. "Pengalaman kepemimpinan dan organisasi diutamakan." Syarat itu terdengar seperti pintu yang tertutup rapat baginya.

Di sisi lain, ada mahasiswa yang sudah bertahun-tahun aktif di Ormawa. Ia terbiasa memimpin rapat, mengatur acara, menangani konflik, dan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Ketika kesempatan datang, ia tak gentar. Baginya, beasiswa bukan soal keberuntungan, melainkan hasil dari jejak langkah yang telah ia ukir selama ini.

Di sinilah letak kekuatan Ormawa. Ia bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan tempat menempa diri. Ia adalah ruang di mana mahasiswa dapat mengasah keterampilan yang akan menjadi bekal ketika dunia nyata mengetuk pintu.

Relevansi yang Ditentukan oleh Pilihan

Tapi, bagaimana jika Ormawa terasa tak sejalan dengan program studi? Apakah seorang mahasiswa Teknik Informatika harus menjadi ketua Ormawa agar mendapat manfaat? Tidak juga.

Ormawa adalah ladang yang luas, dan setiap mahasiswa dapat memilih peran yang sesuai dengan dirinya. Mahasiswa Desain Komunikasi Visual dapat berkontribusi dalam Divisi Publikasi dan Dokumentasi. Mahasiswa Informatika dapat membangun website organisasi. Mahasiswa Manajemen dapat mengasah keterampilan dalam pengelolaan keuangan Ormawa.

Pada akhirnya, relevansi bukanlah sesuatu yang diberikan. Relevansi adalah sesuatu yang diciptakan.

Belajar dengan Melakukan

Di dalam kelas, mahasiswa belajar tentang teori kepemimpinan. Mereka membaca tentang strategi komunikasi. Mereka mendiskusikan bagaimana mengelola tim yang efektif. Tapi di Ormawa, semua itu bukan sekadar konsep. Ia menjadi nyata.

Seorang mahasiswa yang pernah menjadi ketua panitia sebuah acara besar tahu bagaimana rasanya menghadapi tekanan. Ia tahu bagaimana mengatur logistik, bagaimana menyusun strategi ketika rencana awal berantakan, bagaimana menenangkan tim yang mulai kelelahan. Ini adalah pembelajaran yang tidak bisa ditemukan dalam buku teks.

Begitu pula dengan mahasiswa yang memilih UKM sebagai jalannya. Entah itu UKM seni, olahraga, atau debat, mereka akan mengalami bagaimana rasanya berlatih hingga larut malam, bertanding di bawah tekanan, dan merasakan kemenangan yang manis setelah perjuangan panjang.

Membangun Jaringan, Merangkai Masa Depan

Di balik semua itu, ada satu hal yang tidak dapat diabaikan: relasi. Orang-orang yang ditemui dalam Ormawa bisa jadi adalah rekan kerja di masa depan. Mentor yang ditemukan di sana bisa menjadi penuntun ketika jalan karier terasa buntu. Bahkan, sekadar mengenal alumni yang telah sukses bisa membuka pintu-pintu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Seorang mahasiswa yang dulu hanya mengenal dunia akademik kini memiliki jaringan luas. Ia tahu siapa yang harus dihubungi ketika ingin mencari peluang magang. Ia tahu bagaimana berbicara dengan orang-orang yang lebih berpengalaman. Ia tahu bahwa dunia ini bukan hanya tentang nilai di transkrip akademik, melainkan juga tentang siapa yang dikenal dan bagaimana ia dikenal.

Kesimpulan: Ormawa, Sebuah Pilihan yang Berharga

Pada akhirnya, setiap mahasiswa memiliki kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Tapi bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman yang lebih dari sekadar kuliah, Ormawa adalah gerbang yang terbuka lebar. Ia adalah tempat di mana teori bertemu dengan praktik, di mana persahabatan tumbuh, di mana karakter ditempa.

Jadi, ketika kesempatan untuk bergabung datang, jangan ragu. Masuklah. Rasakan. Dan biarkan diri berkembang dalam dunia yang lebih luas dari sekadar ruang kelas.

This article is from: