
1 minute read
Sejarah Hari Bakti Indonesia
from Swara Dokter Edisi 4
by PB IDI 22-25
EDITORIAL
Bangkitlah Dokter Indonesia!
Advertisement
oleh : dr. Muhammad Shoifi., SpOT (K)
Hari Bakti Dokter Indonesia kini diperingati setiap tahun oleh seluruh Dokter Indonesia sejak tahun 2008. Atas keputusan Pak SBY, Presiden kita saat itu. Tentu bukan keputusan sesaat. Tapi keputusan pemerintah yang memberi dampak jangka panjang. Ada pertanyaan menarik sebenarnya, kenapa harus ada hari bakti? bukankah hampir setiap hari sepanjang hidupnya seorang insan yang telah memilih dan menasbihkan dirinya sebagai seorang dokter maka dia harus berbakti dan mengabdi? Teringat hampir 30 tahun lalu ketika menginjakkan kaki untuk yang pertama kalinya sebagai mahasiswa kedokteran. Seorang Guru saat itu berpesan bahwa semua orang bisa menjadi dokter tetapi tidak semua orang "boleh" menjadi Dokter. Kata "boleh" ini yang kemudian seiring waktu menjadi saya lebih mengerti. Ketika harus berpeluh, berlelah dan kadang berurai juga titik air mata entah sedih atau bahagia saat menjalani pendidikan kedokteran yang seperti tidak ada habisnya atau saat bekerja mengunjungi dan merawat pasien hingga ke pelosok jauh sesaat setelah lulus. Menjadi Dokter seakan menjadi "Wakil Tuhan". Karena kesembuhan pasien adalah sepenuhnya Hak Tuhan. Dan para dokter lah yang menjadi perantara bagi kesembuhan para insan yang sedang menjalani masa sakitnya. Bukan hal yang mudah. Dan tidak selamanya menyenangkan. Karena Dokter tetap juga manusia. Kadang ada yang lupa bahkan mungkin juga salah. Tetapi menjadi "jahat" tidak ada tempat bagi profesi ini. Kata "boleh" atau "tidak boleh" ini seiring perkembangan zaman dan semakin majunya ilmu kedokteran kemudian distandarkan. Dibuat aturannya. Tegas. Bahkan sangat ketat dan harus dipatuhi. Karena Dokter juga manusia. Manusia punya potensi untuk lupa, salah bahkan "jahat". Dan bagi Dokter sebagai hamba yang menjadi "Wakil Tuhan" untuk merawat manusia lainnya hal-hal itu tidak boleh terjadi. Setidaknya harus seminimal mungkin terjadi. Dokter diikat oleh Sumpah Dokter. Dibatasi oleh Code of Conduct. Dan bahkan aturan disiplin dan hukum yang sangat ketat. Kenapa? Bukankah Dokter seorang yang bertugas mengabdi dan berbakti? Hal inilah yang sebenarnya menarik pada profesi ini. Pekerjaan mulia pun harus ada koridornya. Agar Dokter "tidak boleh salah". "Tidak boleh lupa". Dan yang pasti tidak ada tempat bagi yang jahat.