1 minute read

Hentikan Tawuran Pelajar

SEBANYAK 13 pelajar diamankan polisi di kawasan Cibuluh, Kota Bogor, karena diduga hendak melakukan aksi tawuran. Dari hasil pemeriksaan lanjutan, didapati para pelajar yang diperkirakan masih duduk dibangku SMP tersebut membawa senjata tajam (Sajam) seperti samurai dan celurit. Alasan mereka membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga karena diduga ada kelompok lain yang akan menyerang kelompok mereka.

Fakta miris seperti diatas bukanlah hal asing bagi kita. Hal tersebut menjadi bukti bahwa sistem pendidikan kita yang berorientasi pada nilai saja, tidak mampu menjadikan generasi penerus harapan bangsa ini menjadi generasi yang berkualitas. Tak hanya menjadi PR bagi sekolah terutama guru yang memiliki andil besar dalam mendidik, namun hal tersebut juga menjadi PR besar bagi orang tua, aparat hingga pemerintah.

Kita sangat membutuhkan sistem pendidikan yang juga menjadikan aqidah sebagai pelajaran dan tujuan utamanya sehingga pelajar yang lahir pun bukan pelajar yang ahli soal pengetahuan umum saja.

Namun juga pelajar yang menjadikan halal dan haram sebagai pondasi ketika berprilaku. Salah satu penyebab mengapa masih banyak pelajar yang berani tawuran padahal sudah banyak memakan korban mulai dari pelajar yang cacat karna terbacok.

Hingga pelajar yang meregang nyawa untuk dendam yang tak jelas asal usulnya, dikarenakan tidak terbentuknya ketaatan dalam diri pelajar tersebut. Bisa dibilang mereka berilmu, namun tak mengenal agama dan Tuhannya secara kaffah.

Di mana hal tersebut terjadi karena ada pemisahan antara agama dalam kehidupan kita termasuk di dalam dunia pendidikan.

Selain itu hukuman yang diberikan oleh aparat juga harus berbentuk hukuman yang menimbulkan efek jera. Bukan hukuman yang diringankan hanya karena mereka masih dibawah umur. Ketegasan dalam penentuan hukuman juga sangat diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang dan terus memakan banyak korban.

This article is from: