
2 minute read
Gurat Pesona Kota, Dokumentasikan Sejarah
Sambungan dari Hal 12
KESAMAAN hobi, membuat mahasiswa jurusan Landskap Arsitektur IPB University tergerak, membentuk sebuah komunitas, 11 tahun silam.
Bogor Sketcher namanya. Dalam komunitas itu, mereka rutin menggambar sketsa bersama, bangunan-bangunan yang mereka lihat. Setidaknya sekali dalam sebulan, mereka keluar men- jajaki berbagai tempat. Menyasar bangunan, atau spot unik dan ikonik di Kota Bogor. Setelah itu, mereka duduk bersama, dan mulai mentransfer kreatifitasnya, lewat tinta dan pena di atas kertas. Garis demi garis dirangkai menyatu, dengan ukiran-ukiran lain. Sehingga merepresentasikan pemandangan yang dilihat. Sketsa itu pun diwarnai, dan dibuat semirip mungkin dengan bangunan aslinya.
Ketua Bogor Sketcher, Agus Ramdani mengatakan, sketsa menjadi cara mereka mengasah otak, perilaku, hingga perasaan seseorang, tentang lingkungan sekitarnya.
“Sketsa mengajarkan kita untuk tidak acuh dengan hal apapun. Lewat seni ini kita bisa berkontribusi kepada masyarakat,” tuturnya. Bogor Sketcher merekam setiap perkembangan pembangunan, yang akan menjadi bukti sejarah kota. Lewat sketsa juga, mereka mengguratkan permasalahan kota yang akan menjadi isu ke depan. Misalnya soal macet, kotor, fasilitas, yang diharapkan dapat sampai pemerintah setempat.
“Kami sering menentukan tema tertentu ketika menggambar sketsa. Misalnya dalam setahun hanya menggambar pasar, persimpangan, atau bangunan bersejarah. Dan hanya itu yang digambar dalam kebersihan di Kota Bogor. Menurutnya, dalam komunitas itu berkumpul semua elemen agama dan strata sosial dari warga Kota Bogor. ”Ada kiyai, romo, pendeta dan lainlain, ada mahasiswa, PNS, tentara, polisi, ada pangkat sersan, jenderal, ada rektor dan intelektual,” kata CEO Radar Bogor Group ini. Ia mencontohkan pula satu ide gerakan yang cukup prestisius, seperti Bogorku Bersih. Lantaran gerakan itu mampu membawa Kota Bogor untuk meraih Adipura, barubaru ini. “Bogorku Bersih satu gerakan besar yang masuk tahun ke-8, melibatkan semua orang dari walikota ke masyarakat terbawah dari RT. Itu setiap tahun puluhan ribu orang terlibat di Bogorku Bersih. (Dan ini) salah satu kontribusi adalah Adipura,” sambung lelaki yang akrab disapa Bang HS ini. Bang HS juga menyebutkan, mereka kerap bertemu di Vihara Dhanagun. Pertemuan semacam itu membuktikan tak ada kelas atau strata sosial maupun agama. Dalam kesempatan itu, Bang HS meminta agar semakin banyak menghadiri forum keragaman. Hal itu dilakukan agar menjaga keragaman dan juga keakraban. “Sering berjumpa, semuanya sama. Jika harus melantai, melantai bersama. Perjumpaan itu menjadi sangat penting. Jangan sampai kita buat barrier untuk kita tidak berjumpa,” imbuh dia. Menurut dia, dalam hal keragaman, Kota Bogor berada di kelas yang cukup tinggi. Hanya saja, persepsi luar melihat satu kecil permasalahan. Lalu disimpulkan bahwa itu adalah Bogor. “Anda bisa lihat, bisa datang Cap Go Meh itu keragaman. Saya melihat Bogor ini dalam satu perspektif yang komprehensif tidak melihat satu perspektif saja. Ini aset besar Indonesia,” pujinya.
Selain mereka, turut hadir CEO Radar Bogor Grup Hazairin Sitepu, tokoh Tionghoa Kota Bogor Guntur Santoso, Budayawan Sunda Gatut Susanta, dan Staf Bappeda Kota Bogor Arif Wicaksono.(ded/c)
KEHILANGAN
B6990JMJ
An, Sutrisno Da,Jl. Alamanda III Blok J4 No.10 Rt 6/7
Perawat ber STR,D3 Asisten ber STR,SMK Berpengalaman
Vaksin Lengkap: Lmrn dibawa sendiri ke Klinik Kulit M3 Jl. Cidangiang
Bgr 16127 Cp 081381414545 (RB2-23000488-11-15/03/23) setahun,” terang dia. Komunitas itu kini berisi sketser, yang datang dari berbagai latar belakang profesi. Di antaranya guru, pegawai swasta, dokter, hingga anak sekolah. Jumlahnya sekira 30 orang. “Setiap selesai membuat sketsa kami akan mempresentasikan karya yang dibuat. Setiap orang bercerita soal objek atau ide yang ada di sketsanya,” ucap Agus menutup. (fat/c)
RUMAH DIJUAL Rumah dijual lok : Jl.Pakuan Ciheuleut Bogor Timur, luas 50M2, sertifikat, 2 lantai, ada kost2an. Harga 350 jt nego. Hub : 081399310827. (RB3-16/03/23)
