
1 minute read
Alat Peraga Parpol Bakal Diturunkan
Jika Colong
Start Kampanye
CIBINONG–Jelang tahun politik 2024, wajah para bakal calon peserta pemilu mulai terpampang di sejumlah fasilitas publik. Meski belum masanya, namun alat peraga kampanye (APK) tampaknya mulai dipasang untuk menarik suara masyarakat.
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bag ja saat hadir meresmikan
Kan tor Bawaslu Kabupaten Bogor, (15/2/) menegaskan akan melakukan penindakan terhadap para peserta pemilu jika keda patan me masang APK sebelum masa kampanye. “Kami sedang berkordinasi dengan KPU untuk menurunkan alat peraga tersebut, tapi kalau pengenalan, misalnya ada Ketua DPC, Wakil DPC Partai, itu tidak ada masalah,” ucapnya.
Menurutnya, selama APK digunakan untuk mengenalkan peserta calon, itu belum masuk dalam pelanggaran pemilu.
Namun hal itu bisa ditindak jika memang terbukti melanggar aturan pemerintah daerah.
“Kalau melanggar aturan pemkot dan pemda ya diturunkan, yang penting jangan mengajak(memilih).
Jelas kalau pelanggaran yang melanggar PKPU, itu ada sanksi administratif,” jelas Rahmat Bagja.
Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengaku akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menindak APK yang kedapatan melanggar aturan tata kota.
Dia juga menegaskan, siapapun partainya, seharusnya membuat permohonan izin pemasangan APK ke pemda. Itu pun ada aturan waktu yang membatasi.
“Dan memang sudah ada aturannya, tidak boleh memasang(APK) dan mengganggu estetika, saya orang politik, saya ingin tidak ada subjektifitas, tapi nanti kita akan rapatkan,” tukasnya.(cok)
Pindah ke Partai Amanat Nasional
JAKARTA–Politikus Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir membenarkan kabar yang beredar bahwa mantan Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN).


“Ya (kabar Wiranto pindah ke PAN) dari orang-orang terdekat beliau yang mengatakan demikian,” kata Inas kepada Antara di Jakarta, Kamis, (16/2) kemarin. Inas mengatakan, Wiranto sebagai pendiri Partai Hanura tidak perlu mengkomunikasikan keputusan yang bersangkutan untuk pindah partai. Terlebih, Inas menyampaikan bahwa selama ini keberadaan Wiranto di Hanura tidak aktif dalam jajaran kepengurusan.
“Selama ini memang Pak Wiranto tidak berkenan menjadi pengurus Partai Hanura karena kesibukannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan
Presiden (Wantimpres),” ujarnya. Inas juga menilai, kepindahan Wiranto ke PAN akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Hanura. Dia mencontohkan ketika Wiranto tidak aktif terlibat dalam kegiatan partai, elektabilitas Hanura menurun.(jpc)