
5 minute read
Tak Punya Mobil Pribadi
Berdasarkan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang tercantum di elhkpn.kpk.go.id, harta kekayaan Bima saat awal menjabat sebagai Wali Kota Bogor pada Juli 2014, berjumlah Rp3.226.962.920. Selama masa kepemimpinannya, harta kekayaan Bima mengalami kenaikan. Tepatnya pada 31 Desember 2022, Bima kembali melaporkan harta kekayaannya yang mencapai
Rp6.567.987.500. Harta kekayaan Bima sendiri paling besar berada dari tanah, dan bangunan yang mencapai angka Rp5.998.487.500. Kemudian, kas dan setara kas mencapai Rp275.000.000.
Kemudian, harta begerak lainnya mencapai Rp179.500.000. Setelah itu, ada alat transportasi dan mesin senilai Rp95.000.000.
Terakhir, surat berharga mencapai Rp20.000.000 Namun demikian, Bima diketahui memiliki hutang sebesar Rp200.000.000. Sehing- ga, jika di total, harta kekayaan Bima Arya saat ini berjumlah senilai Rp6.367.987.500.
Dari harta kekayaan yang dilaporkan, Bima diketahui tidak memiliki kendaraan roda empat. Hal itu pun diakuinya, sudah terjadi sejak beberapa tahun kebelakang.
“Sebetulnya udah lama, saya tuh udah gak punya mobil dari tahun berapa ya, sudah bertahun-tahun lah, karena memang dijual, terakhir punya Captiva dijual, dan pake mobil dinas,” ucap Bima Arya.
“Tapi karena sebentar lagi selesai rasa-rasanya saya harus mulai mencari beli mobil atau sewa mobil,” sambung dia. Saat ditanya apakah harta kekayaannya pada tahun ini naik atau turun, Bima mengaku bahwa dirinya tidak bertambah kaya.
“Kalau cash pasti turun, ya kalau nilai aset ya otomatis kan setiap tahunnya bertambah, tapi kalau yang tunai ya pasti turun lah saya kira, tidak bertambah kaya lah,” tukas dia.(ded/c)
Pengrajin RuBo Harus Warga Lokal
Hal itu dia disampaikan di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, pada Sabtu (12/8).
Yane menjelaskan, pengrajin merchandise RuBo mesti mendaftarkan diri terlebih dahulu ke Dekranasda Kota Bogor, dan menunjukkan KTP.
Ini bertujuan untuk membuktikan, bahwa pelaku UMKM tersebut benar berdomisili di Kota Bogor.
“Syarat ini diberlakukan supaya peluang meningkatkan perekonomian ini justru diambil alih pelaku usaha dari Kota atau Kabupaten lain,” jelas Yane.
Dirinya berkomitmen akan mempermudah para pelaku UMKM di Kota Bogor, yang ingin memproduksi merchandise RuBo. Pihaknya tidak memungut biaya sepeserpun, saat pengrajin ingin men daftarkan diri, dan mempro duksi produk di Dekranasda.
Yane juga berjanjinakan membantu memasarkan produk-produk tersebut, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hingga saat ini, kata dia, terdapat sekira 60 pengrajin yang sudah terdaftar di Dekranasda. Yane menyebut, pihaknya sudah menginventarisir 30 produk merchan- dise RuBo.

“Ada payung, gantungan kunci, tumbler, tote bag, jaket, kemeja, kerudung, dan masih banyak lagi,” bebernya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kehadiran maskot RuBo merupakan strategi untuk mendongkrak kesejahteraan warganya.
Maskot ini dibuka secara umum, dan dapat dimanfaatkan para pelaku UMKM untuk diproduksi merchandisenya.
Berbagai upaya sosialisasi pun tengah gencar dilakukan pemkot agar maskot RuBo dikenal luas, oleh masyarakat.
Salah satunya melalui event Local Pride Festival (LOPE) di berbagai kelurahan.
“Kami kenalkan RuBo selama satu minggu sekali kr kelurahan-kelurahan sampai selesai masa jabatan supaya bisa mendorong potensi lokal. Selain itu ini juga dilakukan agat warga bisa menge nal konsep RuBo meliputi karakternya, arti warna-warnanya dan tumbuh rasa cinta dan memiliki,” terangnya.
Bima menyebut saat ini, Pemkot Bogor berupaya agar maskot Bogor terus bertahan, meski ia tidak lagi menjabat sebagai Wali Kota Bogor. “Makanya harus ada payung hukumnya, didukung dewan supaya bisa masuk ke Peraturan Wali Kota (Perwali),” ucap Bima. (fat/c)
Kawasan Pasar Kebon Kembang Dipoles
Menurutnya, pembangunan jalur pedestrian itu, nantinya akan membuat Pasar Kebon Kembang jadi jauh lebih representatif. Tak hanya memanjakan para pengunjung pasar, namun juga para pelancong yang datang dari Alunalun Kota Bogor. “Kami ingin kesan kumuh itu hilang dan membuat lingkungan di sekitar pasar lebih memanusiakan manusia. Jadi lebih tertata rapi,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor, Ju- mat (11/8).
Jalur pedestrian ini terbentang sepanjang 500 meter, masing-masing di sisi kiri, dan kanan jalan. Pedestrian juga dibangun di sepanjang Jalan
Dewi Sartika, menyambung hingga Masjid Agung dan Alunalun Kota Bogor. Selain jalur pedestrian, kata Rena, penataan juga dilakukan pada drainasenya. Selain melancarkan aliran air, penataan juga bertujuan untuk mengatasi banjir, yang sempat melandaperon Stasiun Bogor. “Drainase airnya kami bagi. Air limpahan dari Jalan Pengadilan kami arahkan juga ke Pasar Kebon Kembang supaya tidak banjir di Stasiun Bogor,” terang dia.
Penataan juga dilakukan pada bagian depan pasar, tepatnya Blok C dan D. Ia menargetkan, proyek tersebut rampung pada akhir tahun, atau pada Desember mendatang, dengan anggaran Rp8,6 miliar.
Upaya penataan ini juga ke depan, lanjut dia, akan dibarengi dengan skenario relokasi pedagang kaki lima.
Wali Kota Bogor Bima Arya sudah meninjau langsung, dan melakukan sosialiasai mengenai rencana ini kepada para pedagang pada Rabu (2/8) lalu.
Bima ingin menata kawasan tersebut, sehingga lebih reprsentatif. Karena menurutnya, sudah sepuluh tahun, kawasan tersebut kondisinya tidak ada perubahan.
“Jadi sekarang kami matangkan skenario, skenario satu, skenario relokasi pedagang kemana, sedang dihitung.
Kedua, tahapan pengerjaannya seperti apa, karena ada beberapa kegiatan penataan pedestrian,” ujarnya. (fat/c) tokoh pemuda di Kampung Tegal Gundil. Menurut dia, kegiatan menyambut atau merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-78 tahun ini memang sangat berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. “Kami bersama warga, mengajak para remaja, di bantu relawan, lebih memilih untuk membersihkan Sungai Ciparigi, yang melitasi perkampungan kami,” beber dia. Meskipun dengan alat, dan fasilitas seadanya, kegiatan membersihkan sungai ini diharapkan dapat menjadi penyemangat baru warga yang mau ikut berpartisipasi, peduli terhadap Lingkungan hidup, khususnya masalah sungai yang melintasi perkampungan. (*/mer)
KPPAS Bantu 46 Pasangan Bersatu
Program tersebut diwujudkannya lewat kerja sama dengan Pengadilan Agama, Kementrian Agama, dan Pemerintah Kota Bogor. “Berbeda dari tahun sebelumnya, pelaksanaan resepsi di tahun 2023 ini lebih spesial.
Pengantin bisa merasakan gelaran acara resepsi di gedung pernikahan sambil menikmati hidangan dan acara bersama anggota keluarganya masingmasing,” tutur dia. Ketua Pelaksana, Dwina Yusuf menuturkan pada Nikah Massal yang kedua ini, diikuti 46 pasangan pengantin asal Kota
Bogor. Sebelum resepsi, para pengantin menjalani Ijab qabul terlebih dahulu, pada Kamis (20/7) di lima Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Sementara itu sidang isbat berlangsung di Pengadilan Agama Kota Bogor, sehari setelahnya. Dilanjutkan dengan acara resepsi pernikahan yang berlangsung di Gedung Braja Mustika, Rabu (25/7).
“Semua acara berjalan sesuai harapan dan keinginan dalam kesempatan baik ini, mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, kepada para sponsor yakni L’OREAL, Galery 24, Satu Wira Decoration (dekorasi utama), Destarata (backdrop lobby), dan Catering yang terdiri dari Naumi, Vanila, Acita, Tiska, Sakha, Blessing, Shakira, Indah, Ros, Daily, Crystallin Water,” ucapnya. Pihaknya juga berterima kasih kepada Team tata rias dan busana dari annggota DPC HARPI Melati Kota Bogor, upacara adat Sunda dari Sanggar Citra Budaya & Dapur Mak Vera, hiburan musik dari Donny Chamberline Orchestra, Dendi Dharmawan & Bontot Entertainment. Serta Bogorvideobooth360spin, Iyya Studio, Layar Kaca dan I Photography, Grenada Sound Pro, Golden Wedding Expert, dan Eddie Bingky. (fat/c)
Waspada Kebakaran di Musim Kemarau
Beberapa di antaranya kebakaran terjadi akibat pembakaran sampah yang tidak diawasi, ditambah suhu udara yang panas di tengah musim kemarau. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor Samson Purba mengatakan, kebakaran yang melanda sejumlah wilayah di Kota Bogor pada Juli, mengalami kenaikan. Menurut dia, tingginya suhu udara di Kota Bogor, berkorelasi dengan banyaknya kejadian kebakaran yang terjadi. “Pada Juli, tingkat kebakaran di Kota Bogor sangat signifikan. Boleh dikatakan terjadi peningkatan 100 persen,” kata Samson, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Samson mengatakan, beberapa lokasi kejadian kebakaran terjadi karena pembakaran sampah yang tidak diawasi. Misalnya, warga membakar sampah pada sore hari, ternyata pada malam hari api dari sisa pembakaran sampah yang tidak diawasi, malah membakar bangunan di sekitarnya. Salah satu kebakaran yang disebabkan oleh pembakaran sampah, kata Samson, terjadi di Jalan Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, dan di Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan.
Oleh karena itu, dia berharap masyarakat bisa mengantisipasi dan waspada akan lingkungannya masing-masing.
“Ada beberapa lokasi kebakaran penyebabnya itu sangat isenglah. Bakar sampah, sore matiin (api) ternyata tidak padam, malam merambat. Ada beberapa kejadian seperti itu,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemadam dan Penyelamatan pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor Mohamad Ade Nugraha menyebutkan pada Juni 2023, ada lima kejadian kebakaran di Kota Bogor. Sedangkan, pada Juli 2023, kebakaran meningkat dua kali lipat menjadi 14 kali kejadian. Ade mengatakan, penyeba b kebakaran masih didomi nasi oleh korsleting listrik. Na mun, ia tidak menampik bahwa aktivi tas pembakaran sam pah juga memicu terjadi kebakaran.
“Memang ada beberapa kejadian yang diakibatkan oleh aktivitas pembakaran sampah ataupun semak belukar, yang didukung oleh cuaca panas dan angin,” kata Ade.
Ditempat terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas menambahkan, di tengah musim kemarau ini, Kota Bogor memang jarang diguyur hujan.
Tidak hanya waspada akan kekurangan air, ia pun mengimbau masyarakat juga waspada dengan potensi terjadinya kebakaran.
“Kami berharap agar masyarakat lebih waspada terkait kebiasaan buang puntung rokok, bahkan membakar sampah. Kalau ada kelalaian sedikit saja, itu bisa memicu api,” tukas dia.(ded/c)