
45 minute read
Bersama Teman - teman Pensiunan Pertamina
338 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta
Bersama Teman-teman Pensiunan Pertamina
Advertisement
Setelah pensiun dari Pertamina, hubungan silaturahmi Gung Mas dengan teman-teman Pertamina tidak terputus begitu saja, walaupun Gung Mas kini telah menetap di Bali, Gung Mas dan Gung Rai Pur terhimpun dalam grup arisan ex Sungai Gerong. Setiap beberapa bulan sekali, mereka bertemu dengan peserta arisan di rumah salah satu teman sambil bermain gable, canasta dan bernyanyi bersama. Gung Mas beserta teman-teman arisan ex Sungai Gerong juga bersilaturahmi dengan bertamasya bersama ke berbagai daerah seperti Padang, Bukit Tinggi, Yogyakarta, Solo serta ke Bali dan Lombok. Mereka juga menjalani kebersamaan dengan melakukan perjalanan dengan Cruise serta bernostalgia ke negara yang pernah dikunjungi saat masih bertugas aktif di Pertamina. Silaturahmi melalui kegiatan olahraga juga tak jarang dilakukan mereka dengan ikut dalam kegiatan bulanan bermain golf bersama dalam wadah Persatuan Pemain Golf Pensiunan Pertamina Pengolahan (P-5). Menjalin silaturahmi yang sudah terbina selama puluhan tahun sangatlah penting agar terhindar dari penyakit post power syndrome serta dapat mempertahankan kesehatan untuk dapat mengemong cucu lebih lama. Kebersamaan bersama dengan Kapal Costa Romantika di tahun 2007 dengan keberangkatan dari Savona Italia menuju Napoli dilanjutkan ke Alexandria Mesir, Portsaid Mesir, Limassol Cyprus, Rodi Cyprus, Pireo Yunani, Katakolon Yunani dan berlabuh kembali ke Savona. Setelah berlabuh, Gung Mas dan sebagian rombongan meneruskan wisata ke Milan dan Venetia Italia. Kebersamaan Kapal Costa Luminosa tahun 2010 yang berlayar dari Italia menuju Barcelona, Casablanca Maroko, Arrecife (Lanzarote), Santa Cruz (Tenerife) dan Funchal (Madeira). Tiga pulau tersebut dinamakan Canary Island, terletak di laut Atlantik antara benua Afrika dan Eropa. Setelah itu rombongan menuju Malaga (Spanyol) sebelum mengakhiri cruise tersebut di Savona. Gung Mas dan sebagian rombongan kemudian melanjutkan perjalanan melalui jalan darat, berkunjung ke Florence sebuah kota di Italia yang terkenal dengan mode dan menara Pisanya, Setelah puas berkeliling Gung Mas dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan kereta cepat TGV ke Venetia. Gung Mas dan istri serta teman-temannya memutuskan untuk menginap di sebuah hotel di Venetia agar dapat menikmati suasana damai Venetia.
Kebersamaan dalam Kapal Costa Fortuna tahun 2013 North Europe, berangkat dari kota Copenhagen Denmark, kemudian menuju Stockholm Sweden, Tallin Estonia, ST. Petersburg Russia, Warnemunde, Berlin Germany dan berlayar
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 339 kembali ke Copenhagen. Sesampainya di Copenhagen, perjalanan dilanjutkan dengan kapal yang sama menuju Geiranger Fjord Norway selanjutnya melalui jalan darat ke puncak gunung bersalju dan singgah di Jostedals Breen National Park Center dengan danaunya yang indah serta sungai yang jernih dan penuh dengan ikan salmon lalu menuju suatu kota kecil Grodas dengan danau dan sungai yang juga banyak ikan salmonnya, lalu ke kapal yang telah menunggu untuk meneruskan berlayar di Fjord menuju Bergen, Stavanger Norway kemudian menepi di Oslo dan berakhir di Copenhagen. Tidak hanya berjalan-jalan dengan cruise, Gung Mas dan Gung Rai Pur bersama dengan teman-temannya bernostalgia ke Jepang, sambil melihat sebuah festival yang sangat populer di Takayama Nigata Prefecture Jepang.
Gung Mas dalam suasana akrab bersama teman-teman arisan ex Sungai Gerong di Ngarai Sianok Bukit Tinggi

Bersama teman-teman Sungai Gerong Gang Pertamina
340 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta

Bersama teman-teman ex. Sungai Gerong di rumah Raya Puputan Renon

Teman-teman arisan ex Sungai Gerong berkunjung ke rumah adat Gung Mas di Jero Kawanan Tainsiat
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 341

Bersama teman-teman Sungai Gerong Gang Pertamina

Melintas di depan pulau Sicilia dari Napoli menuju Mesir - Afrika

Di Napoli Italia Kota yang hancur karena gempa

Di depan Pyramid Mesir
342 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta

Di Meredian Hotel Kairo Mesir
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 343

Acropolis Yunani
CRUISE II COSTA LUMINOSA

Costa Luminosa

Di Savona Italia sebelum naik cruise Costa Luminosa ke Canary Island Laut Atlantik
344 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta
Barcelona City
Church of the Holy Family Barcelona Istana Maroko

Masjid kedua terbesar setelah Mekah di Maroko Pantai Casablanca Maroko
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 345

Arrecife Lanzarote
346 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta


Pulau gunung merapi aktif dilindungi PBB

Punchal Portugal
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 347

Di puncak Punchal Portugal

Kendaraan James Bond ketika shooting di Funchal
Benteng Malaga Spanyol
Pisa Tower Italy Florence Italy

Venice Italy
348 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta
CRUISE III COSTA FORTUNA


Copenhagen Denmark


Stockholm
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 349
Tallinn, Estonia Istana musin dingin St. Petersburg Rusia
350 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta

Istana Berlin

Tembok Berlin baru

Bersama US Army Berlin
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 351

Turun dari kapal di Geiranger Fjord, Norway



Di atas bukit Geiranger
352 I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta



Jostedalsbreen, Norway
I GUSTI GDE MASPUTRA & A. A AYU PURNIATHI 50 Tahun Merajut Cinta 353



Kembali ke Cruise di Grodas

Anak Agung Ayu Trisna Dewi
Putri pertama Ir. I.G.G Masputra & A.A Ayu Purniathi
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas waranugraha dan anugrah-NYA kepada orang tua kami, sehingga diberikan kesempatan untuk merayakan ulang tahun perkawinan yang ke 50 tahun bersama.
Saya sebagai putri pertama dari lima bersaudara, sangat bersyukur mempunyai orang tua seperti Ajik ( Ir.I.G.G.Masputra) dan Ibu ( A.A.Ayu Purniathi ) saya tercinta, yang sudah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang.
Beliau yang selalu perhatian kepada anak-anak, cucu-cucu, mantu-mantu dan juga keluarga besar dari kami. Dari kecil kami selalu diajarkan dan dicontohkan untuk selalu disiplin, bertanggung jawab, taat berdoa dan beragama, memberi perhatian dengan orang lain, menjadikan pegangan hidup yang kelak akan dibawa hingga kini dewasa.
Ayah dan Ibu yang selalu menjadi panutan di dalam hidup saya. Semoga beliau diberikan umur panjang serta kesehatan yang baik, Astungkara.
Rasa terima kasihku yang tak terhingga dan tak bisa aku balas budi baik dari kedua orang tuaku, hanya doa yang tak pernah putus kupanjatkan untuk mereka, agar selalu diberikan perlindungan, kesehatan, kebahagiaan lahir dan batin, dan umur panjang, Astungkara.
Semoga kelak saya pun dapat menjadi seperti mereka, my role of life, my inspiration, my truly love of my life.
Terima kasih Ajik dan Ibuku tercinta yang telah memberikan kehidupan yang terbaik untuk kami.
Semoga Tuhan membalas semua jasa-jasa dan budi baik dari Ajik dan Ibuku tercinta.
Happy Anniversary yang ke 50 tahun Ajikku dan Ibuku tercinta. We Love you so much.
Your first daughter ❤
Anak Agung Ayu Trisna Dewi
(WMM marathoner )
Anak Agung Ayu Laksmi Angayasti
Putri kedua Ir. I.G.G Masputra & A.A Ayu Purniathi

Dear my beloved Father (yang di mana biasa saya menyebutnya dengan panggilan Ajik dalam keluarga Bali) juga Mother, Ibu yang luar biasa hebat.
Tidak tahu harus dari mana saya memulai untuk menulis kata-kata, di mana susah untuk digambarkan, betapa sangatlah berarti kehidupan pernikahan Ajik dan Ibu dalam kehidupan saya.
Saya tahu dan saya sangat bangga sekali bahwa untaian kata demi kata saya ini bisa turut mengisi lembaran halaman buku terbarunya mengenai perjalanan pernikahan kedua orang tuaku ini.
Saya sebagai putri ke-2 dari pasangan suami istri ini yang akan menginjak usia pernikahannya yang ke 50th pada tanggal 15 Mei 2020, saya dan keluarga kecilku turut mendoakan agar pernikahannya ini menjadi teladan bagi anakanak dan cucu-cucu dan keluarga besarnya kelak.
I am very supported and so blessed to have you both as my lovely and caring parents:
Ir. I. G. G. Masputra (ayahanda tersayang)
Anak Agung Ayu Purniathi (Ibunda tercinta)
Saya, Anak Agung Ayu Laksmi Angayasti, BSBA atau yang biasa dipanggil dengan Ami, akan mencoba untuk mengungkapkan rasa kagum yang amatlah sangat akan kekompakan Ajik dan Ibu selama menjalani bahtera rumah tangganya baik dalam suka maupun duka. Kekompakan itulah yang membuat mereka menjadi sosok pasangan suami istri/ orang tua yang bisa saya ambil hikmatnya dalam pernikahan saya dengan seorang pria Bali asal Jero Tegeh Titih, bernama, IGP Ngurah Agung Arditia, ST
Hari demi hari, Ajik dan Ibu selalu melaluinya dengan sangat suka cita. Sebagai salah satu contoh yang selalu saya ingat ketika Ibu dan Ajik menceritakan awal pernikahan mereka pada saat itu, Ajik dan Ibu tidak mempunyai korden untuk menutup jendela rumahnya. Dengan hanya menggunakan kain batik
saja mereka gunakan sebagai alat penutup jendela rumah pada malam hari saat Ajik ditugaskan bekerja di Pertamina, Sungai Gerong. Dari cerita itulah mereka selalu berpesan bahwa janganlah pernah menyerah akan keadaanmu kelak nanti. Dengan usaha sekecil apa pun, tidak selalu meminta belas kasihan ataupun mengandalkannya dari orang lain, mereka berpesan bahwa yakin kehidupan anak-anak Ajik Ibu seperti itulah yang akan membawa ke jalan yang baik, sejahtera lahir dan batin dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, Om Svaha, Astungkara.
Semasa pernikahannya, Ajik dan Ibu tidak pernah lepas dari tugas negara untuk berpindah tempat dari satu kota bahkan negara semasa bekerja dan menjabat di perusahaan minyak terbesar di Indonesia, Pertamina dan LNG, PT. Badak. Dari situlah saya juga turut bagian mendapatkan pengalaman suka cita dengan berpindah- pindah sekolah dari saya mulai masuk di Taman Kanak-kanak hingga masuk ke tingkat SMP. Untungnya pada saat saya masuk ke SMA , saya diperkenankan oleh Ajik dan Ibu untuk tidak ikut pindah bersamanya sehingga saya bisa menikmati masa indah SMA saya di satu sekolah di Jakarta hanya dengan kakak pertama saya, Anak Agung Ayu Trisna Dewi dan adik perempuan saya, Drg. Anak Agung Ayu Satyawati, SP Orto. Kedua adik saya yang laki-laki, Anak Agung Gde Prastista, BSME dan Anak Agung Bagus Adhiwirya, BSBA masih ikut mendampingi Ajik Ibu ke mana mereka bertugas. Sempat juga Ajik dan Ibu ditugaskan untuk memegang tugas perwakilan di Jepang pada saat saya duduk di perguruan tinggi di Amerika. Sungguh mulianya tekad dan tanggung jawab orang tuaku dalam mengemban tugas demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia Jaya ini.
Selain sibuk dalam bekerja, Ajik dan Ibu tidak pernah luput untuk meluangkan waktu untuk bersantai. Mereka sangat menyukai sekali travelling bersama keluarga besar untuk mengunjungi beberapa kota di Indonesia dan bahkan mancanegara sebagai pengalaman indah dalam perkembangan anak-anak juga cucu-cucunya.
Terima kasih Ajik dan Ibu untuk kebesaran hati dan kasihmu kepada keluarga selama ini. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari apa yang telah diberikan untuk saya untuk selalu hormat dan mengasihi Ajik Ibu sampai kapan pun dengan semampuku. Saya akan selalu berusaha untuk tangguh dalam hidup, rendah hati, selalu waspada, saling menghargai, berani bertindak laku jujur juga selalu ingat bersyukur kepada Sang Pencipta. I love you Ajik & Ibu
Anak Agung Ayu Satyawati
Putri ketiga Ir. I.G.G Masputra & A.A Ayu Purniathi
Saya drg. Anak Agung Ayu Satyawati, Sp.Ort adalah putri ke tiga dari pasangan Ir. I Gusti Gde Masputra dan Anak Agung Ayu Purniathi. Terlahir pada tanggal 20 Mei 1975 di Sungai Gerong Palembang. Merupakan suatu anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa saya terlahir di suatu keluarga yang sangat mendidik anak anaknya untuk selalu menjadi anak yang suputra dan suputri berbudi luhur, berperilaku baik, taat beragama dan selalu mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Perjalanan perkawinan dari sejak kita kecil hingga kita dilepas oleh ajik dan ibu menuju jenjang perkawinan pun banyak sekali hal yang bisa kita teladani dari beliau. Sosok Ajik sebagai bapak dan kepala keluarga yang sangat bertanggung jawab kepada keluarganya dan sangat menyayangi keluarganya dengan sangat penuh perhatian dan cinta. Diimbangi sosok Ibu yang penuh keibuan dan halus lembut serta cara mendampingi suami dengan cinta kasih dan hormat serta melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang ia lakukan dengan hati yang ikhlas. Di mana hal tersebut selalu kita rasakan sampai sekarang kita juga mempunyai putra dan putri saat ini. Banyak sekali hal yang tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata untuk ajik dan ibu. Kesan yang mendalam dari kita sebagai anaknya adalah suatu keluarga yang harmonis dari kecil hingga sekarang. Kedua orangtua banyak memberikan contoh baik dalam kehidupan, banyak memberikan nasihat dan semangat dalam hidup. Hidup banyak memberikan pertolongan, selalu ingat akan leluhur serta segala sesuatu masalah pun dibicarakan dengan hati yang tenang. Hal-hal demikianlah banyak yang kita pelajari dan kita turuti dalam kehidupan perkawinan kita sekarang. Saling cinta, asah, asuh dalam kehidupan. Selalu sayang di mana pun berada, selalu saling mendukung dan mendoakan, serta mau maju bersama dalam kehidupan berumah tangga menciptakan keluarga yang harmonis serta anak anak yang berbudi luhur serta kepintaran ilmu dan kecakapan dalam bertindak dan melakukan setiap perbuatan serta selalu berpikiran positif terhadap sesama merupakan pondasi kuat dalam kehidupan berumah tangga yang saya bisa lihat dari ajik dan ibu sampai sekarang. Terima kasih banyak Ajik dan Ibu yang sangat kita cintai, semoga semua teladan yang engkau berikan kepada kami semua dapat kita teruskan sampai kita punya anak cucu nanti. I love You always and forever and always proud of You as Our Best Parent.

Anak Agung Gde Prastista
Putra keempat Ir. I.G.G Masputra & A.A Ayu Purniathi
Om Swastiastu,
Nama saya Anak Agung Gde Prastista, saya anak ke-empat dari Ajik Ibu tercinta. Saat ini saya memiliki keluarga kecil dengan beristrikan I Gusti Ayu Agung Andini Wiswarani, dan 3 buah hati Anak Agung Ravanda Wistara Putra ( Gung Rava), Anak Agung Rasendria Wisala Putra ( Gung Andra) dan si cantik Anak Agung Ayu Rania Kalyani ( Gung Rania).
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun perkawinan Emas ke-50 untuk Ajik dan Ibu yang sangat kami sayangi. Semoga Ajik dan Ibu panjang umur, sehat sehat selalu dan selalu dalam lindungan Ida Shang Hyang Widhi Wasa.
Anugerah terindah, itu adalah suatu kalimat yang sangat tepat untuk mencerminkan bagaimana beruntungnya saya dalam 42 tahun ini mengamati indahnya sebuah arti cinta yang sangat luar biasa dari Ajik dan Ibu yang saya cintai. Beliau berdua adalah panutan kami dalam menjalankan bahtera rumah tangga kami. Ajik dan Ibu selalu mesra bersama, melengkapi satu dengan lainnya, dan terlihat bertambah kecintaan satu dan lainnya di dalam percakapan, perilaku dan juga kebiasaan keseharian yang mereka lakukan.
Ajik adalah seorang yang perfectsionis, namun penuh dengan kejutan dan romantis dalam banyak hal yang diperlihatkan kepada Ibu. Begitu sayangnya kepada Ibu, jarang sekali mereka tidak berdua dalam kehidupan sehari-hari. Makan pagi selalu berdua, jalan-jalan selalu berdua, mengisi hari-hari mereka yang selalu membuat kami lebih mengerti arti sebuah keharmonisan.
Ibu adalah seseorang yang spontan, penuh dengan kasih sayang, yang membuat Ajik selalu terpikat dengan keberadaannya. Ibu selalu setia menemani kemana pun Ajik pergi, dan sigap dalam hal-hal yang Ajik perlukan setiap saat. Cinta Ibu kepada Ajik sangatlah murni, terlihat sekali bagaimana Ibu sangat menghormati Ajik dalam kesehariannya, dan menyayangi Ajik dalam kesehariannya.
Anugerah Terindah
Tidak terlepas Ajik dan Ibu sering jahil satu sama lainnya, yang membuat cinta itu berlangsung sampai sekarang. Ajik yang sangat serius dalam kesehariannya diseimbangkan dengan Ibu yang selalu membuat tindakantindakan ceroboh yang menambah warna dalam percintaan beliau berdua.
Selama perjalanan hidup saya, Ajik selalu memberikan banyak makna hidup yang sangat baik yang menjadi pegangan hidup kami sampai saat ini. Ketegasan dan pola pikir Ajik yang sangat maju, dan selalu mengutamakan kebenaran di atas segalanya membuat Ibu lebih menyayanginya setiap hari.
Ibu adalah sosok yang tidak ada duanya di mata saya. Ibu tidak pernah mengenal lelah, dan selalu mencurahkan yang terbaik untuk kami semua, di setiap saat dan di setiap kesempatan. Cintanya terhadap anak-anaknya tidak dapat dibandingkan dengan betapa luasnya galaksi yang ada di dunia ini.
Saya sangat bahagia dan sangat beruntung dapat melihat perjalanan cinta beliau yang sampai saat ini selalu memberikan pandangan bahwa cinta abadi itu ada.
Harapan saya dan keluarga semua, semoga Ajik dan Ibu selalu sehat, selalu bersama, selalu cinta, dan terus memberikan pandangan hidup penuh makna, bagaimana dua insan yang sangat setia bisa membuat energi positif yang sangat luar biasa kepada orang-orang yang berada di sekitarnya.
Ajik dan Ibu yang kami sangat sayang sekali, Panjang umur, sehat-sehat dan senantiasa berbahagia selalu. Kalianlah alasan terbesar kami bisa memiliki cinta yang sangat besar seperti saat ini.
Om Santi Santi Santi Om. Love, Agus

Anak Agung Bagus Adhiwirya
Putra kelima Ir. I.G.G Masputra & A.A Ayu Purniathi
Selamat UlangTahun Pernikahan ke -50 Ajik dan Ibu Sayang
Sebagai anak, kita bisa mengungkapkan rasa sayang dengan mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan kepada orang tua. Hubungan orang tua yang baik ternyata memang punya pengaruh terhadap hidup kita. Kita pasti mempelajari kasih sayang dengan mencontoh sikap orang tua kita.
Menjalani pernikahan selama 50 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk di tempuh oleh seorang pasangan. Saya sebagai anak bungsu dari Ajik dan Ibu, mengikuti jenjang karier mereka sampai dengan saya berumur 15 tahun, di mana setelah itu saya melanjutkan studi saya dan berpisah untuk sementara dengan mereka. Selama 15 tahun tersebut, saya merasakan sekali dan salut dengan dedikasi yang mereka lakukan guna untuk memberikan kesehatan jasmani-rohani, pendidikan yang terbaik dan materi untuk kelima anak-anak beliau.
Mendengar cerita dan melihat sendiri dari awal perjalanan pernikahan Ajik dan Ibu, kesan yang saya terima bahwa sebuah kehidupan atau perkawinan tidaklah selalu disertai dengan kemudahan. Melihat perjuangan dari awal menitis karier dan perkawinan mereka, yang selalu terlintas di ingatan saya adalah kebahagiaan yang diberikan kepada anak-anak. Walaupun dengan padat kegiatan dan keterbatasan, mereka selalu menyempatkan untuk mengajak anak-anak berlibur atau memberikan hiburan.
Ajik sebagai seseorang yang sangat detail selalu mengabadikan perjalananperjalanan kami dengan memorabilia, di mana sampai saat ini kami masih bisa melihat foto-foto tersebut dan terlihat bagaimana setiap ulang tahun anakanak selalu dirayakan, kegiatan liburan selalu di lakukan dan juga hiburanhiburan bersama keluarga selalu disempatkan oleh beliau.
Ibu adalah seseorangyang mempunyai fisik dan mental yang sangat luar biasa. Membesarkan lima anak, selalu memberikan yang terbaik untuk kami
semua dan jiwa usaha beliau juga dijalankan guna menambahkan kebutuhankebutuhan kami semua.
Sampai dengan saat ini, segala suatu hal yang mereka lakukan adalah hanya untuk anak-anak dan cucu-cucu mereka. Kamilah motivasi dari kehidupan dan perkawinan mereka. Ajik dan Ibu adalah mentor pernikahan kami semua. Dari Ajik dan Ibu, kami belajar bagaimana seharusnya menjadi orang tua.
Selamat ulang tahun pernikahan Ajik dan Ibu.
Terima kasih atas kasih sayang kalian sejak saya kecil.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan rahmatnya di setiap jalan hidup Ajik dan Ibu, sehingga kita bisa merayakan ulang tahun pernikahan Ajik dan Ibu di tahun-tahun berikutnya.
Salam Sayang, Gung Adhi, Gung Dana, Gung Daven & Gung Ayu Trisha

Anak Agung Bagus Ketut Gunadi
Adik Kandung Gung Mas
Happy Golden Wedding Anniversary
Kanda I.G.G Mas Putra/Yunda Agung Purniathi, yang saya hromati dan saya banggakan. Sungguh sebuah perjalanan manis pernikahan nan Agung yang sangat indah dan panjang, hanya SATU KATA, yakni PANUTAN bagi kami adik-adik semua. Semoga diberikan kesehatan, kebahagiaan serta dalam lindungan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Tali ikatan persaudaraan selama ini terjalin sangat baik, semoga tidak terputus sampai pada Bli Mas, namun berlanjut kepada anak cucu, saling asah, asih, asuh.
Burung Nuri terbang melayang tinggi, Hinggap di pohon kembang Kenari, Kasih sayangku amatlah murni, Seperti embun sejuk di pagi hari.....
Happy wedding annisversary, may God bless your marriage …
Gunadi dan Keluarga
I Gusti Agung Sumanantha, SH, MH
Ketua Muda Perdata Mahkamah Agung

Waktu 50 Tahun bukanlah waktu yang pendek, yang kalau dihitung dengan abad maka sama dengan setengah abad, lebih 50 tahun usia perkawinan adalah waktu yang sangat lama, makanya jika usia perkawinan mencapai 50 tahun disebut dengan usia emas. Di dalam usia perkawinan emas, telah banyak melewati dinamika, tantangan, cobaan dan suka duka yang tidak mudah untuk mencapainya. Ir. Gusti Gde Mas Putra dengan Anak Agung Ayu Purniathi, saya sebagai keponakannya memanggil dengan sapaan akrab saya “Aji Mas” dan “Bu Ai”, telah mencapai usia perkawinan emas, kita sebagai generasi muda dan penerus beliau dalam keluarga besar harus menyampaikan penghargaan yang tinggi atas capaian beliau, beliau telah memberi kita suri teladan, menjaga keharmonisan dan kerukunan keluarga. Keluarga yang kokoh adalah moral dasar bagi bangsa dan negara untuk maju. Keseharian kita sering melihat keserasian dan keharmonisan beliau-beliau di depan mata kita, tidak pernah kita saksikan beliau terlihat bersitegang di depan umum, apalagi bertengkar.
Pasti dalam fase 50 tahun banyak suka duka, tetapi telah beliau beliau atasi dan lalui dengan baik. Beliau sudah berhasil sebagai suami istri, sebagai orang tua dan kakek nenek bagi cucunya. Aji Mas dan Bu Ai, tidak hanya berhasil membina keluarga inti, tetapi juga berhasil menjaga kebersamaan keutuhan keluarga besar Jero Jayeng Rana Tainsiat Pemecutan, sebagai penglingsir, sesepuh, senior dan mentor bagi kita semua, keluarga besar Jero Jayeng Rana Tainsiat Pemecutan dalam mengarungi bahtera kehidupan. Dalam kesempatan ini, saya dan istri Suhartini Karno mengucapkan selamat atas pencapaian kawin emas Aji Mas dan Bu Ai, mudah-mudahan saya dan istri bisa mengikuti jejaknya yang berhasil menjaga keseimbangan sukses dalam membina keluarga dan karier.
Ida Sang Hyang Widi Wasa selalu memberkati Aji Mas dan Bu Ai
Jakarta, 16 Januari 2020
I Gusti Agung Sumanantha, SH, MH


Anak Agung Gede Yuniartha Putra, S.H., M.H
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali 2014-2019
Pribadi yang Membimbing dan Mengayomi
Saya adalah keponakan dari Ir. IGG. Masputra yang sehari-hari saya panggil Ajimas. Ajimas Putra adalah kelahiran dari Jero Kawanan Taensiat keturunan dari Anglurah Lanang Taensiat, beliau merupakan penglingsir di Jero Kawanan Taensiat. Ajimas merupakan pribadi yang tekun yang selalu ngayah. Saya sebagai keponakannya selalu mengikuti informasi tentang perjalanan karier Ajimas Putra dengan penuh rasa bangga, kebanggaan saya beralasan, karena perjalanan karier beliau sangat luar biasa. Beliau menunjukkan leadershipnya sebagai pimpinan di Pertamina dengan berbagai jabatan yang pernah disandangnya. Karena beliau orangnya sangat tekun, pintar dan cerdas, Ajimas banyak ditugaskan sebagai pimpinan di Balikpapan, di Cilacap, sebagai pimpinan Pertamina Asia Timur di Tokyo dan terakhir sebagai pimpinan di PT. Badak NGL sampai dengan purnatugasnya ini merupakan perjalanan karier yang sangat mengesankan. Saya teringat, ayah saya Prof. dr. I.G.AG. Puthra (Alm) selalu bercerita tentang karier dan kecerdasan Ajimas baik pada waktu menempuh pendidikan sampai bekerja. Ayah saya selalu diundang oleh Ajimas di mana pun beliau bertugas, sehingga ayah saya bersama-sama dengan adik-adik beliau berkunjung ke tempat Ajimas bertugas termasuk pada saat beliau bertugas di Tokyo. Beliau sangat perhatian terhadap kakak dan adik-adiknya. Selanjutnya, setelah Ajimas pensiun dari Pertamina, dengan pengalaman sebagai pimpinan yang lama berada di rantauan, beliau menjadi seorang pengusaha. Ajimas orang yang sangat rendah hati yang senantiasa akan mengulurkan tangannya kepada saudara-saudara dan kerabat yang membutuhkan. Kebanggaan saya selanjutnya, setelah beliau pensiun dari Pertamina, beliau kembali ke Bali. Semangat beliau luar biasa dengan umur beliau yang bisa dikatakan tidak muda lagi, beliau masih bersemangat bekerja dan terus mengembangkan usahanya. Kita ketahui karena Bali sebagai daerah pariwisata yang kunjungan wisatawannya dari seluruh dunia terus meningkat, Ajimas terus bergerak
mengembangkan usaha di bidang pariwisata yang telah memberikan banyak naungan lapangan pekerjaan bagi keluarga dan masyarakat, di mana sekarang beliau telah memiliki beberapa hotel dan restaurant yang tersebar di Bali. Ajimas sering membimbing serta memberikan petunjuk dan nasehat-nasehat yang tidak saja kepada anak-anak dan istrinya, tapi juga kepada keluarga besar tentang arti kehidupan, juga tentang adat istiadat dan lain-lain. Saya ingat Ajimas mengatakan “Apa yang harus kita lakukan dengan hidup kita yang singkat ini” tujuannya agar generasi penerus nantinya mempunyai pegangan hidup di kemudian hari. Ajimas banyak mendedikasikan waktunya bagi kepentingan masyarakat dan kegiatan sosial, kita bisa ketahui semasih Ajimas aktif banyak tempat persembahyangan/pura yang dibangun bersama masyarakat Hindu yang berada di luar daerah. Saya sebagai keponakan beliau, beliau adalah panutan bagi saya dan keluarga besar. Selamat ulang tahun perkawinan yang ke 50 tahun, semoga Ajimas dan Bu Ai selalu sukses, sehat dan panjang umur serta Ida Sang Hyang Widhi Wasa Asung Kerta Wara Nugraha kepada Ajimas dan keluarga. Dalam momentum peluncuran buku 50 tahun perkawinan ini, semoga dapat membawa inspirasi kepada seluruh keluarga besar dan masyarakat Bali, bahwa Ajimas adalah contoh pribadi yang tidak kenal lelah, tekun dan selalu bersemangat sepanjang hidupnya.

Mantan Direktur Medis RSUP Sanglah
Teladan Generasi Penerus Warih Anglurah Lanang Taensiat Pemecutan
Perkawinan bagi umat Hindu merupakan peristiwa yang suci dan sakral, oleh karenanya peristiwa itu sangat dimuliakan karena dipandang sebagai sebuah jalan untuk melepaskan karma buruk orang tua yang telah meninggal, melalui dilahirkannya anak yang Suputra. Bagi saya pasangan Ir I Gusti Gde Masputra dengan Anak Agung Ayu Purniathi yang sudah menjalani bahtera perkawinan selama 50 tahun, merupakan pasangan teladan bagi generasi penerus. Beliau berdua yang biasa saya panggil Aji Masputra dan Ibu Purniathi merupakan penglingsir Jero Tainsiat Pemecutan, yang dalam kesibukannya selalu tampil berdua dalam setiap acara, tampak saling menyayangi, saling membantu, saling memahami dan menunjukkan bahwa beliau adalah pasangan yang setia, penuh tanggung jawab, pekerja keras, tekun dan saling mengisi. Sepanjang perjalanan karier beliau dan usia perkawinan yang sudah mencapai 50 tahun, tentu bukan sebuah kebetulan tetapi sebuah perjalanan yang tidak mudah serta merupakan bukti Cinta dan Kesetiaan yang dapat diteladani oleh kami generasi penerus.
Di tengah kesibukan yang luar biasa, beliau berdua selalu ada dalam setiap kegiatan adat dan sosial kemasyarakatan baik di lingkungan keluarga besar maupun di desa adat. Kini, beliau merupakan salah satu penglingsir di keluarga besar kami, Warih Anglurah Taensiat (WASIAT) yang selalu dimintakan pendapatnya dan petunjuknya dalam acara-acara besar atau adat di lingkungan keluarga besar. Selain itu Ir. I Gusti Gde Masputra yang didampingi oleh istri tercinta merupakan seorang putra Bali pebisnis dan pelaku pariwisata yang sukses dan telah berhasil mengembangkan berbagai usaha untuk memajukan sektor pariwisata Bali.
Bagi saya pribadi, beliau yang merupakan adik dari ayah saya dr. I Gusti Ketut Gde Kaler Sp.PD (Alm), sudah seperti ayah kandung saya sekaligus teman berdiskusi tentang berbagai hal. Satu hal yang mencolok dan saya kagumi dari beliau adalah beliau berdua selalu berpenampilan menarik, rapi, modis dan serasi di usia mereka yang sudah di atas 70 tahun, serta selalu menyediakan waktunya untuk hadir dan memberikan sumbangan pikiran dalam menyelesaikan berbagai masalah bagi saya, dalam memimpin pesemetonan Ageng Wasiat. Walaupun beliau lama tinggal di luar tanah leluhurnya di Bali tapi beliau berdua tidak pernah kehilangan jati dirinya sebagai orang Bali, penganut agama Hindu yang taat dan seorang pembelajar yang luar biasa.
Akhir kata, saya merasa mendapat kehormatan untuk memberikan kesan dalam rangka peringatan 50 tahun usia perkawinan beliau. Sungguh sebuah karunia yang sangat besar dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa untuk beliau berdua dan keluarga.
Kami berdua dengan istri dr. Anak Agung Ayu Yuli Gayatri Sp.PD FINASIM dan keluarga mengucapkan Selamat berbahagia, semoga selalu diberikan umur yang panjang, sehat, kesetiaan dan cinta untuk melanjutkan bakti pada Nusa dan Bangsa.
Selamat atas peluncuran buku dalam rangka 50 tahun usia perkawinan Aji I Gusti Gde Masputra dan Ibu Anak Agung Ayu Purniathi
Nanda : Dr. dr. Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma SpOG (KFM) M.A.R.S dan dr. Anak Agung Ayu Yuli Gayatri Sp.PD FINASIM

A.A Ayu ER Masningsih
Ipar Gung Mas
Bapak I Gusti Gede Masputra adalah suami dari kakak perempuan saya yaitu A.A. Ayu Purniathi. Tetapi bukan hanya sebagai kakak ipar saja, melainkan adalah juga sebagai saudara sepupu kami. Karena ibu kami bersaudara lain ibu, dengan ayahnya. Dan kami memanggilnya Bli Mas, itu adalah panggilan kesayangan dari adik-adiknya termasuk kami semua.
Di mata saya Bli Mas adalah laki-laki tangguh sebagai suami dan ayah, karna begitu bertanggung jawab mengayomi keluarganya. Kerja keras, tekun, dan ulet saat menjadi abdi negara/pejabat Pertamina dan juga sebagai pengusaha setelah pensiun. Itulah yang sangat menonjol dari pribadi Bli Mas yang selalu dijalankan dengan disiplin tinggi yang patut untuk dicontoh oleh anak-anak semua.
Tentunya saya dan keluarga ikut bangga mempunyai seorang saudara yang sukses dalam menjalani karir dan usahanya. Serta di usia yang sekarang ini, Bli Mas sebagai yang dituakan oleh keluarga besar kami. Kesuksesan Bli Mas dalam karier dan usahanya tentunya tidak terlepas dari sang istri, seperti pepatah mengatakan “Suksesnya seorang laki-laki tentunya ada wanita kuat di belakangnya”. Kata-kata itu amat tepat untuk istrinya yaitu kakak saya Agung Purniathi yang kami panggil dengan sebutan Mbok Ai. Menurut saya Bli Mas sangat beruntung mendapatkan kakak saya sebagai pendamping hidupnya, karena kakak saya Mbok Ai memiliki sifat yang amat menonjol, baik hati dan selalu mengalah. Amat setia dan sabar sebagai istri, saat mereka mulai menikah dan merantau di Sumatera dengan kondisinya yang pas-pasan. Karena itu Mbok Ai ikut meringankan beban suami dengan membuka salon dan sering mencari barang-barang dari Bali untuk bisa dijual di rantauan. Dengan kondisi seperti itu, Mbok Ai amat ketat dan disiplin dalam menggunakan keuangan yang akhirnya sampai saat sekarang tetap dipercaya oleh suami memegang keuangan perusahaan.
Saat sudah sedikit maju di dalam karier, saya menyarankan membeli tanah di pantai Kuta agar bisa dijadikan bekal dan kegiatan/hotel di saat pensiun. Saat itu kakak berdua belum berani karena belum mempunyai cukup uang untuk itu. Dan saya sarankan untuk meminjam di bank yang akhirnya disetujui dan membeli tanah tersebut yang akhirnya menjadi hotel Niksoma dan The Banda saat ini.
Seperti itulah perjuangan dan kerja keras kakak kami berdua serta selalu rukun dan harmonis, yang perlu di contoh oleh saudara-saudara dan anak mantunya. Karena kerukunan dan kekompakan di dalam keluarga adalah ajaran dari orang tua kami dan dilanjutkan serta di komandokan oleh kakak laki-laki kami satu-satunya yaitu A.A Alit Ngurah (Alm). Beliau selalu menyayangi semua adik-adiknya dan memberi contoh untuk suatu kekompakan dalam berkeluarga dan akhirnya kami semua menerapkan ajaran itu. Semoga kami semua dapat memegang amanah itu.
Melalui kesempatan ini saya beserta keluarga mengucapkan puji syukur ke hadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, kalau kedua kakak kami suami istri diberi kesehatan, sehingga mereka bisa merayakan hari pernikahan emasnya yang ke 50 tahun. Semoga Tuhan memberikan umur panjang, bahagia langgeng, serta sukses dalam mengembangkan semua usaha yang dijalankan bersama anak-anaknya.
Denpasar, 11 Januari 2020
(A.A Ayu ER Masningsih)

Mayjen Pol (Purn) I Gusti Made Putera Astaman
Om Swastyastu
Ir. I Gusti Gede Masputra atau lebih dikenal dengan IGG Masputra yang sekarang menjalani usia tahun ke-75 adalah seorang figur kebanggaan keluarga besar kami Anglurah Tainsiat yang merupakan salah satu Pemoncolan dari keluarga besar Puri Pemecutan. Betapa tidak bangga karena tokoh Masputra ini tiada duanya dalam kiprah dan prestasi karyanya di dunia pertambangan di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dengan memegang berbagai posisi penting di lembaga tersebut baik di level regional, nasional, maupun internasional. Masputra pernah bertugas dan menjabat di Sungai Gerong Sumatera Selatan, General Manager Refinery di Cilacap Jawa Tengah, Direktur Pertamina Balikpapan di Kalimantan, Chief Representative of Pertamina East Asia di Tokyo Japan, dan sejumlah Jabatan strategis lainnya di Japan, President Director of PT. Badak NGL Company di Jakarta. Di masa purna baktinya Masputra disibukkan dengan mengelola Hotel Magani, Kuta Condotel di Melasti sebagai owner dan Recovation of Bali Niksoma, Legian Bali Boutique Beach Resort sebagai owner dan sejumlah restoran sebagai owner. Tetap sibuk! keep moving and thinking!
Selama masa baktinya, Masputra yang sukses di bidang profesinya, tetap menunjukkan kepeduliannya kepada masalah keumatan yang antara lain peranannya sangat menonjol dalam pembangunan “masterpiece” Pura Giri Jagat Natha Balikpapan. Dengan memperjuangkan pendanaan melalui BANPRES, Pura Giri Jagat Natha terbangun dengan megah dan menjadi buah bibir umat Hindu di seluruh tanah air. Masputra juga menunjukan kepedulian terhadap permasalahan umat Hindu di tempat dimanapun ia bertugas. Di usia yang menjelang “telung benang” ini Masputra akan memperingati Ulang Tahun Emas 50 tahun perkawinannya dengan Anak Agung Ayu Purniathi, dalam sikap sosial yang masih kental dalam pembinaan keluarga besar karena Masputra sampai sekarang masih menjabat Ketua Paguyuban Keluarga Besar Anglurah Tainsiat. Sebagai kakak yang sekarang berusia 82 tahun saya bangga dan mengajak para semeton mempanuti jejak perjalanan kehidupan figur Masputra ini.
Bicara tentang Masputra, saya selalu tergelitik mengingat “sesuatu” yang menimpa diri saya sewaktu masih menempuh karier di Kepolisian. Pada suatu masa di sekitar penggalan kedua tahun 80-an beredar sebuah isu tentang Putera Astaman yang pada
waktu itu adalah Kapolda Sulawesi Selatan Tenggara (1986-1988). Isu ini membuat karier saya tersendat. Pengaruhnya pada Jabatan dan Kepangkatan saya yang waktu itu bintang satu. Mestinya saya sudah terpromosikan ke Jabatan dan Pangkat bintang dua. Tetapi tersendat! Waktu itu saya bingung dengan tanda tanya besar di hati yang tidak terjawab. Apa dosaku? Sampai akhirnya pada suatu hari atas budi baik dua pejabat tinggi di Mabes ABRI yaitu Bapak Nana Narundana dan Bapak Gede Awetsara saya dipanggil menghadap dan diinterogasi secara pribadi. Pertanyaannya berkisar sekitar isu bahwa Putera Astaman punya 100 buah taksi di Jakarta dan punya hotel di Bali. Waduh..!! isu semacam ini memang fatal bagi seorang perwira tinggi Polri yang sedang berkarier seperti saya. Saya jelaskan isu tersebut sangat tidak benar dan bernilai fitnah terhadap diri saya. Soal taksi, memang sewaktu menjabat Dirlantas Polda Metro saya mendapat konsesi dari Kepala DLLAJR DKI Bapak Partomuan Harahap membeli 5 buah taksi. Konsesi tersebut saya serahkan sepenuhnya realisasinya kepada adik saya, IGK Suena yang waktu itu sebagai pejabat di DKI Jakarta. Selanjutnya saya tidak pernah tahu apakah taksi itu bertambah atau berkurang. Soal hotel di Bali saya jelaskan bahwa sama sekali tidak ada! Tidak Betul!. Saya punya adik yang namanya Masputra yang menjabat di Pertamina yang saya dengar-dengar punya hotel di Bali. Tetapi saya tidak pernah hirau. Namun mungkin dengan isu yang tersebar di sementara orang bahwa Masputra punya hotel di Bali, lalu nama Masputra langsung diasosiasikannya dengan Masputera Astaman karena di banyak kalangan saya cukup dikenal dan banyak disorot pula. “Oooo kalau begitu ini salah paham. Masputra lain dengan Putera Astaman. Bukan Mas Putera Astaman tetapi Masputra tok! Akan kita clearkan di kalangan Mabes ABRI”, kata Bapak Gede Awetsara. Nah, begitulah ceritanya. Sudah berlalu lebih dari 30 tahun. Perjalanan hidup saya, saya lalui dengan penuh dinamika namun penuh rasa syukur, sampai dengan sekarang mencapai usia 82 tahun.
Tahun 2014, 6 tahun yang lalu saya memperingati Ulang Tahun Emas Perkawinan saya dan tahun ini adik saya Masputra memperingati 50 Tahun Emas Perkawinannya. Saya ucapkan selamat dan sukses. Saya doakan selalu sehat, sejahtera dan bahagia.



Ida Dalem Semara Putra
Penglingsir Puri Agung Klungkung
Kesukesan yang Lahir dari Keluarga Harmonis
“Pernikahan adalah suatu peristiwa yang merupakan awal dari suatu tekad dari dua insan yang saling mengasihi untuk memulai suatu kehidupan bersama. Dalam perjalanan kehidupan tentunya, tekad itu tidak selalu dapat terlaksana dengan mulus dan mudah. Terkadang diperlukan upaya yang ulet dan kerja sama, serta saling pengertian yang baik, antara yang bersangkutan. Dan perjalanan hidup itu sudah dapat dilaksanakan dengan baik oleh keluarga yang lain, sehingga dapat pula mempertahankan kehidupan keluarga yang rukun dan harmonis”.
“Sebuah buku yang akan membuka hati dan pikiran pembaca, bahwa pernikahan bukan sebuah happy ending, tapi awal dari perjalanan sepasang sejoli yang akan menghadapi lika-liku kehidupan yang sebenarnya. Semoga dapat menginspirasi kita semua, khususnya generasi muda agar memiliki pemikiran yang dewasa dan matang sebelum memasuki jenjang kehidupan rumah tangga.
Ida Bagus Ngurah Wijaya
Pengusaha Pariwisata

Sukes dalam Karier dan Rumah Tangga
“Keharmonisan keluarga merupakan kondisi keluarga yang tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya, sehingga sangat memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara seimbang”.
“Sebuah buku yang mengingatkan saya kembali, bagaimana perjalanan Mas Putra menemukan cinta sejatinya. Saya bangga dapat menyaksikan secara langsung, yang akhirnya membawa pasangan sejoli ini dalam usia 50 tahun perkawinan”.
“Saya mengenal baik Mas Putra dan keluarga sejak kecil, kebetulan rumah saya pun berdekatan dengan beliau. Melihat beliau sukses dalam berkarir di Pertamina dan menjadi pengusaha, tentu saya ikut bangga, terlebih putraputrinya pun turut menyusul kesuksesan ayah mereka. Kisah cintanya pun saya ketahui, di mana Mas Putra beruntung mendapatkan istri yang merupakan “Bunganya Banjar Tainsiat” saat itu. Semoga kerukunan akan selalu menyertai pasangan Mas Putra dan Gung Rai, beserta keluarga”

Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra
Walikota Denpasar
Mas Putra selain sebagai keluarga, tapi juga merupakan tokoh masyarakat Bali, yang tidak hanya sukses dalam karier, namun beliau juga sukses, dalam membangun rumah tangga. Beliau sudah hampir menghadapi segala tantangan, setelah beliau pensiun pun masih aktif, sebagai penglingsir yang masih menjalankan komunikasinya secara hubungan sosial di lingkungan masyarakat. Hal ini yang seharusnya membutuhkan perhatian dari masyarakat untuk mengambil makna positifnya di zaman generasi milenial, yang semakin terbuka dengan teknologi.
Secara pribadi mengenal beliau, baik membicarakan politik, maupun keluarga, beliau memiliki pengalaman dan mau berbagi pengalamannya. Diawali dalam karier di tingkat nasional maupun internasional. Banyak sekali hal-hal yang bisa diambil untuk pola pikir saya pribadi, sebagai Walikota Denpasar yang menjalan tugas-tugas politik. Satu hal yang tepat sekali, karena sudah mengenal pribadi beliau, sudah pantas untuk dimintakan pendapat dan dukungan, yang mampu memberi manfaat, dalam politik maupun karier.
Untuk kontribusi sejak saya menjabat sebagai Walikota, beliau memberikan pandangan dan pemikirannya, seperti soal kebersihan dan penataan smart city, sudah sejak lima tahun yang lalu. Bila melihat ketulusan beliau dalam memberikan kontribusi, Mas Putra merupakan sosok panutan, yang mampu memberikan energi baru, khususnya kepada generasi muda.
Baik di karier sektor migas, maupun di pariwisata, bagi saya Mas Putra selalu stabil, dalam setiap proses yang telah dilalui secara alami. Seolah kesuksesan tersebut selalu ada di sekitar Mas Putra, padahal ada sebuah sinergitas dan dukungan powerfull dari istri. Mas Putra pun bertindak hal yang sama atas kesadaran akan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan istri.
Di setiap jalan yang dilalui Mas Putra, seolah tidak mengenal penyesalan, yang ada hanya perbaikan dan perbaikan yang terus dilakukan. Harapan saya, di ulang tahun pernikahan yang ke 50 tahun, semoga beliau rahayu dan memberikan spirit kebahagiaan kepada keluarga. Karena apa lagi yang dicari manusia itu sendiri, kalau bukan hidup dalam kebahagiaan dengan orang-orang tercinta.
Samto Utomo

Setelah berteman selama 50 tahun, kesan kami dan keluarga mengenai pertemanan kami dengan Ir. IGG Masputra sekeluarga, adalah Bangga, Bahagia dan Bersyukur mempunyai teman seperti beliau sekeluarga.
Saya mengetahui dan mulai mengenal tokoh Ir. IGG Masputra sejak tahun 1970, ketika beliau masuk dan mulai bekerja di PERTAMINA UP II, dan ditempatkan di Sungei Gerong. Saya sendiri beke a mulai tahun 1967 di Kilang Sungei Gerong pada waktu itu masih milik PT. Stanvac Indonesia, dan pada tgl l Januari 1970, Kilang tersebut dijual ke PT PERTAMINA, sehingga kita berdua bertemu dalam lingkungan perusahaan yang sama, yaitu PT. PERTAMINA.
Dalam karier kami berdua dapat dikatakan hampir selalu beriringan dan bersamaan, sampai kita berhenti dari PERTAMINA karena pensiun. Dan walaupun sudah dalam status pensiun, dengan domisili tempat tinggal yang berbeda, kami berdomisili di Jakarta dan Pak Masputra berdomisili utamanya di Denpasar Bali, namun pertemanan kami tetap terjalin dengan sangat baik, dan silaturahmi tenaga dengan sangat erat.
Membahas pertemanan kami berdua, tidak bisa dilepaskan dari pertemanan keluarga. Pak Masputra yang mulai beke a di Sungei Gerong bulan November 1970, telah menikah pada tahun 1970, dan memboyong isterinya, yi. Bu. A. A Ayu Purniathi (dengan panggilan akrab bu Pung) pada bulan Februari 1971. Saya sendiri baru menikah pada bulan Februari 1971, sehingga mulai tahun itulah pertemanan/ persaudaraan keluarga terjalin.
Kesan-kesan yang dapat kami sampaikan tentang pak Masputra dan bu Pung dalam lingkungan bermasyarakat dan membina keluarga, antara lain adalah:
1. Mereka berdua adalah pribadi2 yang sangat cerdas, peke;ja keras, disiplin, teliti, senang berbagi dan komunikatif, Sehingga dilingkungan manapun mereka berdua berada akan selalu disayangi, dihormati, disegani dan menjadi teladan yang baik.
1.
2. Dari pengamatan dalam pertemanan dan pergaulan kita, sejak awal kami melihat bahwa bu Pung sudah memiliki jiwa bisnis sejak muda, dan selalu dapat melihat peluang untuk mencoba mewujudkannya, dan dilakukan sambil tetap mendahulukan kepentingan keluarga. Semula hanya terlihat untuk
untuk mengisi waktu, namun temyata bu Pung sangat serius dan menjiwai seluk beluk berbisnis ini. Dari kedekatan kami dalam berteman, kami mendapati bahwa masukan mengenai pengelolaan bisnis, teristimewa di Bali yang merupakan tanah kelahiran beliau, sudah lama ditanamkan baik oleh lingkungan semasa kecil sampai remaja, maupun oleh teman bekerja sebelum nenikah. Dengan kemampuan manajemen yang sangat handal dari Pak Masputra yang telah terbukti dalam kiprah beliau di PERTAMINA, ditunjang dengan pondamen berbisnis yang dimiliki baik oleh pak Masputra maupun bu Pung, dorongan untuk punya peran serta dalam memajukan daerah Bali, serta dipunyainya peluang dari adanya warisan yang telah dirintis dengan membangun Boutique Hotel Niksoma maka pilihan keluarga pak Masputra untuk terjun dalam berbisnis secara total setelah pensiun dari PERTAMINA, adalah suatu pilihan yang sangat tepat dan bijaksana.
3. Dalam membina keluarga dan terutama dalam mendidik 3 putri dan 2 putra terkecilnya, mereka sangat gigih memotivasi putra putri serta memberikan
Pendidikan yang terbaik bagi masa depan mereka. Dan pada kenyataannya seluruh putra putri mereka sangat berhasil dalam membina keluarga masing- masing, karier dan bisnis yang mereka geluti.

Demikian sekelumit kesan kami dan keluarga terhadap tokoh Bp. IGG Masputra dan Ibu A.A Ayu Purniathi, dan melihat semangat mereka berdua, tidaklah berlebihan kalau saya kutip salah satu ungkapan dalam buku yang pernah saya baca, yang dapat menggambarkan figure mereka derdua: Usia semakin bertambah dan kondisi fisikpun mulai menurun, namun demikian semangat, pemikiran, harapan dan cita-cita mereka tidak pernah menjadi uzur dan mengkerut”. Dan pada kesempatan yang berbahagia ini, kami sekeluarga mengucapkan “Selamat Merayakan dan Memperingati Ulang Tahun Perkawinan yang ke 50. Semoga selalu dan semakin Rukun dan Berbahagia “. AAmiin.
Samto Utomo.dan Eva Samto
Hadi Daryono

Menyatu dalam Kesantunan
Sungguh, merupakan suatu kehormatan bagi kami turut diminta menuliskan sedikit kesan dalam buku memperingati 50-tahun perkawinan sahabat kami Bp/lbu I.G.G. Masputra.
Hakekat perkawinan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal-1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 (UU-Perkawinan) menyebutkan : “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian jelas perkawinan adalah suatu ikatan yang kuat, bersifat sakral berlandaskan agama, antara dua insan yang dipertemukan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan dasar kasih sayang. Seiring dengan perjalanan waktu, untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut tentu diperlukan komitmen, kebersamaan dan perjuangan penuh kesungguhan tanpa henti. Saat perkawinan berhasil mencapai usia yang ke-50 tahun sebagaimana dialami oleh Bp/ lbu I.G.G.Masputra, sungguh nikmat tadi merupakan anugerah-Nya yang kita terima dengan penuh rasa syukur.
Kami mengenal Bp/lbu I.G.G. Masputra sejak lebih dari 50-tahun yang lalu. Diawali kebersamaan meniti karier di kilang minyak PT. Stanvac Indonesia di Sungai Gerong, Palembang, berlanjut setelah kilang diambil alih Pertamina. Perbedaan jalur penugasan di antara kami dan beliau berdua tidak menghalangi hubungan persahabatan kami. Pertemuan dalam kedinasan dan non kedinasan terus terjalin, bahkan sampai saat ini setelah purna tugas dari Perta- mina. Begitu banyak kenangan indah dalam persahabatan kami bersama beliau berdua. Sejak masih menjadi pasangan muda, menjalani tugas di Pertamina, ikut ambil bagian dalam memajukan bisnis LNG (Liquefied Natural Gas) Indonesia, saat Bapak Masputra ditugaskan sebagai Kepala Perwakilan Pertamina di Tokyo, dan berbagai kontak pertemuan -2 lainnya. Meskipun 50 tahun lebih merupakan ukuran waktu duniawi yang cukup lama, tetapi ada satu kesan kami atas beliau berdua, “MENYATU DALAM KESANTUNAN”. Menyatu kami artikan ke dalam
dan keluar. Ke dalam, beliau berdua selalu terkesan kompak, menyatu, dua tapi satu. Keluar juga menyatu, kami artikan saat kehadirannya di setiap perjumpaan di antara kami maupun bersama teman/sahabat lainnya, selalu cepat menyesuaikan menyatu dengan lingkungannya disertai sikap ramah, santun penuh semangat. Karena itu kami menyebut kesan singkat kami sebagai “MENYATU DALAM KESANTUNAN”. Adalah sangat mungkin substansi atas kesan tersebut ikut mengambil bagian dalam pencapaian keharmonisan 50-tahun perkawinan beliau berdua.
Untuk menutup kesan kami, pada kesempatan yang membahagiakan ini, izinkan kami secara tulus menyampaikan rasa syukur dan Selamat Berbahagia kepada Bp/lbu I.G.G.Masputra dalam memperingati 50-tahun perkawinannya. Semoga Bapak/lbu sekeluarga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga buku peringatan yang berharga ini juga akan memberikan sinar keteladanan dan inspirasi bagi putra-putri-cucu Bp/lbu I.G.G. Masputra khususnya, dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Januari 2020 Teriring salam hangat kami Hadi Daryono — Oetari.
Ariffi Nawawi
Mantan Dirut Pertamina
Selamat Pernikahan Emas yang ke 50 Bapak/Ibu Masputra
Sebelumnya perkenalkanlah diri saya, nama saya Ariffi Nawawi dan istri saya Netty Ariffi, adalah sahabat dekat dari Bapak/Ibu Masputra selama bertahun-tahun. Di samping itu saya , sebagai mana juga Bapak Masputra adalah mantan pegawai Pertamina, lahir ditahun yang sama yaitu tahun 1945, masuk ditahun yang hampir sama di Pertamina sekitar tahun 1970, dan terakhir ketemu dalam karier yang sama dibidang LNG (Liquid Natural Gas ). Saya sebagai VPD (Vice PresDir) PT. Arun NGL dan beliau sebagai VPD Bontang LNG. Setelah itu saya masih berkarier sebagai Direksi Pertamina dan Pak Masputra ditempatkan sebagai kepala perwakilan Pertamina di Tokyo. Namun setelah menjalani masa pensiun dari Pertamina, Pak Masputra mengambil loncatan karier yang luar biasa yaitu di bidang perhotelan di pulau Bali. Sebagai orang yang terbiasa hidup dalam birokrasi perusahaan selama lebih dari 30 tahun, kemudian menjadi orang swasta yang harus bersaing ketat dibidang perhotelan dengan orang swasta lain yang sudah established, suatu adalah pekerjaan yang sangat tidak mudah. Istri saya masih ingat bagaimana ibu Masputra selama mendampingi karir pak Masputra di Pertamina, sudah belajar membekali dirinya dengan bussines barang apa saja yang bisa mendatangkan tambahan belanja bagi keluarga. Kedua pasangan suami istri ini sudah terbiasa berpikir bisnis, suatu fondasi attitude yang sangat penting dalam memasuki pensiun dari Pertamina. Tidak banyak teman-teman kami di Pertamina yang melakukan pengalaman hidup luar biasa seperti yang dilakukan oleh Bapak/Ibu Masputra. Oleh karena itu kami tidak heran kalau dalam perjalanan hidup Bapak/Ibu Masputra dalam mengelola bisnis perhotelan di Bali , telah menghasilkan kesuksesan yang luar biasa. Sekarang sudah berdiri dengan megah, Hotel Niksoma Boutique Beach dan Hotel Bandha & Suites disebelahnya di pantai Kuta, dan Hotel Magani dikawasan Legian. Sentuhan arsitektur modern yang tidak meninggalkan budaya lokal, diiringi dengan sentuhan seni Bali yang indah, tentu saja akan meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi siapa pun yang pernah tinggal di hotel tersebut. Pasangan Bapak/Ibu Masputra ini memang mempunyai jiwa kepemimpinan, jiwa bisnis dan jiwa sosial yang luar biasa. Di samping itu hal lain yang sangat kami kagumi adalah bagaimana beliau
berdua dapat mendidik putra putrinya untuk tidak saja membantu pekerjaan kedua orang tuanya, akan tetapi melahirkan karya-karya bisnis lainnya yang terkait dengan dunia bisnis perhotelan. Bahkan kadang-kadang lebih exposed di kalangan publik.
Di sini saya merasakan kekaguman saya, bagaimana Bapak/Ibu Masputra dapat membina suatu keluarga harmony yang semuanya sangat profesional dalam mengelola suatu bisnis swasta perhotelan dan bisnis lainnya yang terkait, dan mencapai kesuksesan seperti sekarang, sehingga mencapai ulang tahun Perkawinan yang ke-50. Pada kesempatan yang sangat baik ini kami mengucapkan Selamat atas Pencapaian Ulang Tahun Perkawinan Bapak/Ibu Masputra yang ke-50. Kami ikut bangga dan bersyukur bahwa Bapak/Ibu Masputra masih diberikan kesehatan yang baik, kesuksesan dan kebahagiaan keluarga yang tidak ternilai besarnya. Semoga Bapak/ibu Masputra selalu sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan melahirkan banyak karya yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan negara pada umumnya. Aamiin...YRA.
Ariffi Nawawi & Keluarga
Let Jend (Purn) Johny Lumintang
Letnan Jenderal TNI Purnawirawan

Mas Putra Sosok yang Hampir Tidak Memiliki Kekurangan
“Bila dipertanyakan bagaimana saya mengenal sosok Mas Putra, saya bingung hal apa lagi yang mungkin belum diucapkan oleh keluarga dan rekannya soal beliau. Hampir dengan penilaian yang tidak jauh berbeda, seperti yang lainnya”.
“Yang pasti, sebagai rekannya, Mas Putra merupakan sosok suri tauladan, dalam hal apa pun, apalagi membicarakan soal kehidupan pernikahannya. Terlepas dari kesuksesan berkarir, sosok yang hampir sempurna di mata saya ini, memiliki rasa cinta kasih kepada keluarga dan rendah hati. Setelah melewati satu percakapan panjang, yang dapat mengalami masa krisis dalam suatu waktu. Cepat atau lambat, setiap pasangan pasti mengalami krisis. Hal tersebut tak terelakkan. Dan mereka kini dapat melewati usia perkawinan yang mampu berjalan hingga 50 tahun.
Selamat untuk Mas Putra dan Istri.

Let Jend (Purn) MS. Syahrir
Letnan Jenderal TNI Purnawirawan
Dua Jempol untuk Masputra
“Saya Let Jend (Purn) MS. Syahrir, tak mampu berkomentar banyak untuk Mas Putra, begitu banyak pujian telah beliau terima, karena kerja cerdasnya. Bahkan lagi-lagi, melalui buku ini, saya memperoleh fakta baru yang telah terungkap, bagaimana ia menjaga keharmonisan keluarga, di sela-sela kesibukannya bersama istri, yang selalu setia mendampingi dalam perjalanan karirnya. Mereka merupakan pasangan yang kompak, baik dari tampilan luar dengan pakaian yang serasi, maupun sisi positif yang ada di dalam diri mereka. Mereka curahkan dan berbagi terhadap orang-orang sekitar, terlebih keluarga. Terbukti kini, putra-putri mereka pun turut mengikuti kesuksesan mereka”.
“Begitulah Mas Putra yang saya kenal, beliau tidak hanya sukses dalam karir maupun membangun rumah tangga bersama istri. Karena memang tidak mudah menjalani dua hal tersebut secara bersamaan, pandai membagi waktu antara bekerja dan mengurus rumah tangga. Kepandaian dalam mengelola waktu adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar, dua jempol untuk beliau!
Drs. Wayan Karya
Mayor Jenderal Polisi Purnawirawan

Sebagai Suri Teladan
“Banyak orang menjadikan pernikahan sebagai tujuan, padahal merupakan awal keputusan besar yang akan mempengaruhi sisa hidup kita”. Terlebih mendampingi sosok Mas Putra, tentu tidak mudah bagi Gung Rai, mengimbangi kecerdasan beliau, ketekunannya dan tentu saja kesetiaannya”
“Meski dalam berumah tangga tentu akan menemukan hambatan tantangan dan lika-liku. Namun, Mas Putra dan istri mampu membina kerukunan tersebut. Saya mengapresiasi betul apa yang telah mereka lalui, dan menjadi suri tauladan bagi saya dengan memiliki usia perkawinan yang panjang, dapat bisa bertahan hingga saat ini.
“Saya sebagai rekan dari Mas Putra, pun berharap generasi muda dapat menjadikan kisah dalam buku ini sebagai panutan mereka, bahkan kita semua. Sekali lagi selamat untuk Mas Putra dan Gung Rai.”

Wisber Loeis
Mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Jepang
Saya dan istri mengenal Pak Mas Putra dan Ibu Ayu Purniathi, sejak kami sama-sama bekerja di KBRI Tokyo. Secara pribadi saya mengenal baik Pak Mas Putra maupun Ibu Ayu Purniathi, keduanya merupakan sosok yang sangat mengesankan karena mereka sangat bersahabat dan sangat perhatian terhadap sesama, baik dalam lingkungan keluarga, maupun pekerjaan mereka.
Sebagai duta besar Jepang sat itu dan beliau memimpin kantor Pertamina di Tokyo, sangat terbantu atas kerjasama yang diberikan oleh Mas Putra dan Ibu Ayu Purniathi melalui Pertamina secara keseluruhan. Kami bekerja sama sangat erat, karena mewakili kepentingan pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Jepang, dalam memberikan dukungan kepada masyarakat Indonesia.
Kerja sama ini tetap kami lanjutkan, ketika masing-masing sudah pulang ke Indonesia. Pak Mas Putra tinggal di Jakarta dan kami sama-sama ikut dalam membina dan meramaikan yang namanya Paguyuban Alumni Tokyo. Adalah paguyuban yang didirikan pada tahun 1998 oleh pejabat Indonesia dan warga Indonesia lain yang tinggal di Jepang, bahkan hingga saat ini peguyuban tersebut masih berjalan. Meski setelah tinggal di Bali, Pak Mas Putra tidak bisa aktif lagi dalam peguyuban tersebut.
Selama tiga tahun saya bertugas di Bali, pada tahun 2005-2008, sebagai anggota komisi bersama Indonesia Timor Leste, hubungan saya semakin erat dengan Pak Mas Putra dengan berkunjung ke hotel beliau.
Saya Wisber Louis, dan istri ingin mempergunakan kesempatan yang telah diberikan dan dipercaya untuk mengucapkan, selamat atas peringatan 50 tahun emas untuk Pak Mas Putra dan Ibu Ayu Purniathi, semoga bapak ibu dan keluarga tetap memiliki hubungan yang erat dan terus berkarya.
